Anda di halaman 1dari 28

Kultur Jaringan dan Totipotensi

Umar Bin Abdul Aziz


Pengertian

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara


mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik. yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif.
Keunggulan

Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan,


antara lain:
Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas,
Mempunyai sifat yang identik dengan induknya,
Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,
Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional.
Tahapan
Pembuatan
Media

Aklimitasi Inisiasi

Tahapa
n

Pengakaran Sterilisasi

Multiplikasi
Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu
terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi
barang dan jasa.
Prinsip Dasar Pengembangan

Di bidang medis, penerapan bioteknologi


di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin
walaupun masih dalam jumlah yang Input
terbatas akibat proses fermentasi yang
tidak sempurna. Perubahan signifikan
terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh
Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi Makhluk
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan Produk
Prinsi Hidup
secara massal.
p
Dasar

Prinsip
Output
Ilmu
BIOTEKNOLOGI DALAM PERBANYAKAN
TANAMAN/KULTUR JARINGAN
Sifat Totipotensial tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur
jaringan (sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk
memperoleh individu baru.
Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar wortel.
Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward
terhadap tanaman wortel (Daucus carota)
Contoh Bioteknologi

Bayi Tabung
Kloning
Inseminasi Buatan
Rekayasa Genetika
Hidroponik
Persilangan Tanaman
Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation)


adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar
tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah
kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari
ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
Kloning

Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang


sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya.
Sekitar satu abad lalu, Gregor Mandel merumuskan aturan-aturan
menerangkan pewarisan sifat-sifat biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat
diwariskan diatur oleh suatu faktor yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang
berada di suatu di dalam sel, tepatnya di dalam kromosom.
Gen menjadi dasar dalam pengembangan penelitian genetika meliputi
pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada kromosom.
Hasil penelitian telah berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material
genetik beserta strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan
translasi dapat dijabarkan.
Suatu penelitian yang merupakan revolusi dalam biologi medern adalah
setelah munculnya metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa genetika
yang inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu suatu prosedur untuk
memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.
Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian


(intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube
fallopian (intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan
dengan kopulasi alami.
Teknik modern untuk inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk
industri ternak untuk membuat banyak sapi dihamili oleh seekor sapi jantan
untuk meningkatkan produksi susu.
Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) adalah penerapan genetika dalam


kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dianggap terlalu luas karena berarti kegiatan
penyilangan hewan atau tanaman untuk mendapatkan bentuk-bentuk baru yang
lebih bernilai dapat dengan mudah dimasukkan, meskipun rekayasa yang
dilakukan adalah rekayasa populasi (melalui seleksi). Batasan yang lebih sempit
adalah penerapan genetika molekular (atau paling tidak melibatkan teknik
genetika molekular) dalam kehidupan manusia.

Rekayasa genetika mendapatkan titik berat dalam dunia kedokteran dan farmasi
modern. Namun demikian, bidang gizi, peternakan, serta agronomi juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Hidroponik

Hidroponik adalah teknik bercocok tanam dengan meletakkan akar pohon ke


dalam air (nutrien) tanpa mengunakan tanah sebagai media menanam.
Sebaliknya, bahan-bahan seperti zat mineral, sabut kelapa, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu dan lain-lain digunakan untuk mengganti tanah.
Penanaman secara hidroponik dilakukan oleh individu-individu sebagai hobi
dan juga secara besar-besaran untuk tujuan komersil. Di negara Singapura
misalnya, oleh karena kekurangan tanah, lantai atas bangunan dijadikan
tempat untuk menanam sayur-sayuran seperti lobak, sawi, dan bayam.
Semuanya menggunakan teknik hidroponik. Begitu juga, untuk perjalanan
ruang angkasa, para astronot boleh bercocok tanam sayur-sayuran di dalam
kapal angkasa. Teknik yang sama di gunakan oleh para tentara di atas kapal
perang, maupun kapal selam. Dengan cara ini mereka tidak perlu membawa
bekal makanan yang banyak, hanya sekadar membawa benih-benih sayur-
sayuran dan boleh ditanam semasa dalam perjalanan.
Kelebihan
Tidak memerlukan tanah sebagai media tanaman.
Akar pokok boleh dipantau dengan cara mengangkat pasu dan melihat
akarnya.
Pembaziran baja tidak berlaku; kerana air baja sentiasa dikitar semula.
Tidak perlu menyiram baja setiap hari.
Hasil tanaman boleh di makan keseluruhanya, sebab akarnya bebas dari
kotoran dan penyakit.
Penyakit pokok tanaman dapat dikurangkan kerana banyak penyakit
akar/pokok berpunca dari kandungan tanah.
Pengusaha secara komersial tidak memerlukan tenaga pekerja utk tugasan
menyiram.
Penyelidik NASA memeriksa bawang
hidroponik dengan salad Bibb di kirinya
dan lobak di kanan.
Pembiakan Tanaman

Pembiakan tanaman merupakan kegiatan untuk mengubah susunan genetik


(rekayasa genetika) tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat atau
penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya. Pembiakan
tanaman umumnya mencakup tindakan penangkaran, penyilangan dan
seleksi. Dasar pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan
pengalaman dalam budidaya diperlukan dalam kegiatan ini sehingga sering
kali dikatakan sebagai gabungan dari ilmu dan seni.
Produk pembiakan tanaman adalah kultivar dengan ciri-ciri yang khusus dan
bermanfaat bagi penanamnya. Dalam kerangka usaha pertanian (agribisnis),
pemuliaan tanaman merupakan bagian awal/hulu dari mata rantai usaha tani
dan memastikan tersedianya benih atau bahan tanam yang baik dan bermutu
tinggi.
Tujuan
Tujuan dalam pembiakan tanaman secara umum diarahkan pada dua hal:
peningkatan terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk
yang dihasilkan.
Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada
peningkatan daya hasil,
Ketahanan terhadap gangguan dari organisme lain atau lingkungan yang
kurang mendukung,
Daya tumbuh tanaman yang kuat, serta
Kesesuaian terhadap teknologi pertanian yang lain.
Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran,
warna, kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak
disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.
Tiga varietas mawar (bunga berwarna
merah hati, kuning, dan merah terang,
berturut-turut dari depan ke belakang)
merupakan hasil perakitan terhadap
variasi genetik yang tersedia dalam satu
spesies mawar.
Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ
yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol
kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian- bagian
tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang
lengkap.

Sitokinin dan auksin merupakan zat


pengatur tumbuh yang ditambahkan dalam
medium. Sitokinin dimaksudkan untuk
merangsang pembentukkan
pucuk, sedangkan auksin untuk
merangsang pembentukkan akar
(Narayanaswamy, 1973).
Gambar (SkemaKulturjaringan)

X
Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada
Teknologi Kultur Jaringan

• Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan


sifat totipotensi yang terdapat pada jaringan
tanaman.Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang
dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi
jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C. Steward (1958).

X
Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
Keunggulan dari bibit yang diperoleh melalui kultur jaringan adalah sebagai berikut:
• Bibit yang didapat berjumlah banyak dan dihasilkan dalam waktu yang singkat.
• Sifat identik dengan induk.
• Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
• Bibit aman dari serangan penyakit. Misalnya, bebas virus jika diambil dari meristem apikal.
• Kultur jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan Wijayani (1994:
95-109) mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di antaranya sebagai
berikut.
• Meristem culture, yaitu kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda
atau meristem.
• Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian tanaman
berupa serbuk sari atau benang sari.
• Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk keperluan
memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru.
• Somatic cross atau persilangan protplasma, yaitu penyilangan dua macam prortoplasma
menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat
baru.
X
Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah :
• Pembuatan Media
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat
pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
• Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah
tunas.
• Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
X
Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan

• Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media.
• Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik
• Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap,
yaitu dengan memberikan sungkup.

X
GLOSARIUM
Epidermis : lapisan pelindung terluar batang, akar, dan daun
Kambium : jaringan meristem yang melahirkan pertumbuhan
sekunder pada batang dan akar, merupakan
kumpulan sel yang sedang membelah yang terdapat
diantara xilem dan floem
Klorenkim : Jaringan parenkim yang mengandung klorofil
Kloroplas : Plastida hijau yang biasanya berbentuk cakram dan
tersusun atas sistem selaput yang mengandung
klorofil dan pigmen lain yang sangat penting untuk
fotosintesis
Korteks : Bagian kulit luar pada tumbuhan

X
GLOSARIUM
Meristem : jaringan tumbuhan yang terdiri atas
sel-sel yang terus membelah, tidak
berdiferensiasi, terdapat pada titik-titik
Parenkim tumbuh
Plastida : jaringan yang tidak terspesialisasi
tumbuhan : organel yang terdapat pada sitoplasma sel-
Sklerenkim sel
: jaringan tumbuhan yang terdiri atas serat sel
pembuluh yang keras dan sklereid
Stomata : lubang kecil dengan dua sel pengiring
Totipotens : kemampuan setiap sel tumbuhan untuk
i mengadakan pembelahan dan membentuk
individu baru.

Anda mungkin juga menyukai