PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya adalah mampu bereproduksi
sehingga menghasilkan keturunan yang akan melestarikan jenisnya di masa
depan. Setiap makhluk hidup melakukan reproduksi dengan berbagai cara.
Dapat dengan cara seksual dan cara reproduksi aseksual. Reproduksi aseksual
atau vegetatif ini kebanyakan dilakukan oleh tanaman dan oleh beberapa
hewan primitif (masih sederhana) tapi tidak termasuk manusia. Reproduksi
aseksual pada tumbuhan merupakan proses perbanyakan vegetatif dengan
meggunakan organ vegetatif. Pada bidang pertanian, perbanyakan tumbuhan
atau perbanyakan bibit tumbuhan secara besar-besaran kadang–kadang sangat
diperlukan. Namun perbanyakan tumbuhan dengan teknik konvensional
seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai
contoh perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji memerlukan waktu
yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kultur jaringan.
2. Mengetahui penyebab penanaman kultur jaringan tidak berhasil.
3. Mengetahui penyegahan agar penanaman kultur jaringan berhasil.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kultur jaringan ?
2. Apa yang menyebabkan penanaman kultur jaringan tidak berhasil ?
3. Bagaimana pencegahan agar penanaman berhasil ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya (Astuti dan
Soeryowinoto, 1981).
3
jaringan atau tissue. Kultur adalah budidaya, sedangkan jaringan adalah
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama (Nugroho dan
1. Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan
sesuai.Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel. Walaupun
secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang mengekspresikan
keberhasilan terbaik adalah sel yang meristematik.
4
penuh. Sebaliknya adalah non-kompeten atau morfogenetikali tidak mempunyai
kemampuan.
5
1. Upaya mencegah terjadinya kontaminasi :
· Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diperlukan dalam kultur
jaringan.
· Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar.
· Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda yang nyaman dan
cari waktu yang longgar.
2. Upaya mencegah terjadinya vitrifikasi :
· Menambahkan pectin kedalam media.
· Memindahkan kultur pada suhu 4 derajat Celsius selama 15 hari.
· Menurunkan pH.
· Penggunaan senyawa anhydrous berupa CaSO4 pada desicator,
penggunaan media semi padat dll.
3. Upaya mencegah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang tidak baik.
Dapat dilakukan dengan preventif menghindari bahan tanam yang tidak
meristematik.
6
· Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
1. Kultur Jaringan adalah suatu tekhnik untuk memperbanyak tanaman
dengan cara mengambil explan dari tumbuhan yang ingin di perbanyak.
2. Media dan alat-alat dalam kultur Jaringan harus benar-benar steril.
3. Kegagalan pada penanaman kultur jaringan dapat terjadi karena faktor :
kontaminasi , vitrifikasi, praperlakuan, lingkungan mikro.
4. Agar penanaman kultur jaringan berhasil , tanaman harus dirawat dengan
baik (pemberian makanan dan suhu lingkungan yang sesuai).
C. Saran
1. Sebaiknya kita diberi waktu yang cukup agar lebih banyak orang yang
dapat mencoba langsung penanaman Kultur Jaringan tersebut.
2. Sebaiknya media pembelajaran Kultur Jaringan lebih diperdalam.
3. Sebaiknya cara penanaman kultur jaringan harus lebih dibudidayakan dan
dikembangkan.