Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Kultur jaringan

Kultur jaringan dikenal juga dengan sebutan tissue culture.


- Kultur = budidaya
- Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan fungsi yang sama

Jadi, Kultur Jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang
mempunyai sifat sama dengan induknya. Kultur Jaringan diartikan pula dengan memelihara &
menumbuhkan organ tanaman (embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus, protoplast)
pada kondisi aseptik.

Tujuan Kultur Jaringan


Tujuan dilakukannya kultur jaringan adalah:
1. Memeroleh bibit tanaman baru yang lebih baik
2. Lebih cepat dabn lebih banyak, dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan anakan yang
seragam
3. Memperbanyak tanaman dengan sfat seperti induknya
4. Perbanyakan tanaman denngan teknik ini membuat tanaman bebas dari penyakit karena
dilakukan secara aseptik
5. Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial

Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem
adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya
penuh dan vakuolanya kecil-kecil.

Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu
membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.

Kultur Jaringan

Teknik Kultur Jaringan


Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Teknik kultur
jaringan suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptic( in vitro)
diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril.

Dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk
kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan
terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet.
Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus
yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.

Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden,
yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi
adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yang sesuai
akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.

Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi.

Syarat-syarat :
- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, syarat –syarat tumbuhan eksplan:

1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhanya,diharapkan masih terdapat zat tumbuh yang
masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya
2. Eksplan yang diambil beerasal dari bagian daun, akar, mata tunas, kuncup, ujung batang, dan
umbi yang dijaga kelestatranya.
3. Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak
sekali.

- Penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur
cair.
- Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung
akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai
eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

Keuntungan dan Kerugian Kultur Jaringan


Keuntungan kultur jaringan adalah sebagai berikut:

1. mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang
mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya.
2. memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul
3. jumlah yang dihasilkan banyak, tidak terbatas
4. bibit terhindar dari hama penyakit
5. perbanyakan tumbuhan/kultur jaringan dapat dilakukan secara cepat dan hemat waktu
6. Pengadaan bibit tidak tergantung musim
7. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
8. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah

Kuntungan Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah:


1. Ukuran buah yang di hasilkan ukuranya seragam
2. Rasanya seragam
3. warnanya menarik dan memiliki sifat menguntungkan lainya

Kerugian Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah


1. Tidak dapat merubah tanaman atau buah yang dihasilkan
2. Dalam kultur sel hewan, tidak dapat menghasilkan individu baru kecuali kultur embrio

Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian
tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringanjaringan hidup.
Oleh karena itu , organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan
induknya.

Media Kultur Jaringan


Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair.

 Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.
 Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi
selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan
komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang
ditumbuhkan secara in vitro.

Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan
vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin
pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi.

Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media
(eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi
dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara
endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.

Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan
jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas,
akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi.
Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

Di usia 52 terlihat seperti 31! Berkeringat? Ini semua adalah Saya berusaha menurunkan
Sangat mudah! Saya akibat parasit! berat badan, untuk turun 23 kg,
mengoleskan kulit dengan... sebelum makan, saya

RAHASIA KUNO nenek saya Saya 45 tahun! Saya Saya turun 26 kg dalam 7 HARI!
untuk tubuh lebih langsing! sepenuhnya mencegah Sangat mudah! Lihat
Sangat mudah, teman-teman.. kehadiran keriput dengan panduannya DI SINI >>>
bantuan....
1. Melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal,
2. Melalui pembentukan tunas adventif,
3. Embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.

Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.

1. Jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik)
sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada
tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang.
2. Jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami
diferensiasi dan menjalankan fungsinya.

Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batangatau akar yang
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

Cara Kultur Jaringan


Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara:

1. Isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi
khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga
terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid
somatic
2. Dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer
khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino,
hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah
keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya
memuaskan .

Cara pengolahan:

1. Kultur jaringan hanya memerlukan sedikit bagian pucuk tumbuhan yang mengandung
jaringan muda yang bersifat meristematik. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut eksplan
2. Mula-mula eksplan dicuci dengan alcohol 70%,agar steril kemudian dimasukkan dalam
medium (kultur ) dan dihindarkan dari kontaminasi mikroorganisme
3. Eksplan tadi sel-selnya akan berkembang menjadi kalus(gumpalan sel yang belum
berdiferesiensi)
4. Sel kalus diambil, kemudian dikultur selanjutnya sel kalus akan membelah diri dan
menghasilkan jutaan sel kalus baru
5. Sel kalus itu kemudian ditumbuhkan membentuk akar, batang, dan daun hingga jadi tanaman
baru yang sifatnya identik dengan induknya

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:

1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang
digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya
terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.

Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang
digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering
digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di
laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan
kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa
proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk
melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk
melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya
maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemeliharaan bibit generatif.

Proses Produksi
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri atas seleksi pohon induk (sumber eksplan), sterilisasi
eksplan, inisiasi tunas, multiplikasi, perakaran, dan aklimatisasi. Eksplan berupa mata tunas, diambil dari pohon
induk yang fisiknya sehat. Tunas tersebut selanjutnya disterilkan dengan alkohol 70%, HgCl2 0,2%, dan Clorox
30%. Inisiasi tunas. Eksplan yang telah disterilkan di-kulturkan dalam media kultur (MS + BAP). Setelah
terbentuk tunas, tunas tersebut disubkultur dalam media multiplikasi (MS + BAP) dan beberapa komponen
organik lainnya.

(Multiplikasi) Multiplikasi dilakukan secara berulang sampai diperoleh jumlah tanaman yang dikehendaki,
sesuai dengan kapasitas laborato-rium. Setiap siklus multiplikasi berlangsung selama 2–3 bulan. Untuk biakan
(tunas) yang telah responsif stater cultur, dalam periode tersebut dari 1 tunas dapat dihasilkan 10-20 tunas baru.
Setelah tunas mencapai jumlah yang diinginkan, biakan dipindahkan (dikulturkan) pada media perakaran.

(Perakaran)perakaran digunakan media MS + NAA. Proses perakaran pada umumnya berlangsung


selama 1 bulan. Planlet (tunas yang telah berakar) diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat untuk ditanam
dilapang.

Aklimatisasi dapat dilakukan di rumah kaca, rumah kasa atau pesemaian, yang kondisinya (terutama
kelembaban) dapat dikendalikan. Planlet dapat ditanam dalam dua cara. Pertama, planlet ditanam dalam
polibag diameter 10 cm yang berisi media (tanah + pupuk kandang) yang telah disterilkan.
Planlet (dalam polibag) dipelihara di rumah kaca atau rumah kasa. Kedua, bibit ditaruh di atas bedengan yang
dinaungi dengan plastik. Lebar pesemaian 1-1,2 m, panjangnya tergantung keadaan tempat. Dua sampai tiga
minggu sebelum tanam, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (4 kg/m2) dan disterilkan dengan formalin
4%. Planlet ditanam dengan jarak 20 cm x 20 cm.

Aklimatisasi
Aklamatisasi berlangsung selama 2-3 bulan. Aklimatisasi cara pertama dapat dilakukan bila lokasi pertanaman
letaknya jauh dari pesemaian dan cara kedua dilakukan bila pesemaian berada di sekitar areal pertanaman.

Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :
 Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada
tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
 Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil
jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan
tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada
kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan.
 Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar.
Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
 Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam,
khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
 Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan
memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang
mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
 Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman
anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka
Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan
anggrek.
 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari
satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000
planlet/bibit)
 Bibit yang dihasilkan seragam
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya
 Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
 Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa

KEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

 Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
 Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus),
peralatan dan perlengkapan.
 Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan
agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
 Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh

Kelebihan dan Kelemahan Teknik Kultur Jaringan- Ketika kita melakukan teknik kultur jaringan
ada beberapa kendala yang mungkin kita hadapi. Usaha untuk memperoleh individu baru dari satu
sel atau jaringan disebut kultur jaringan. Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Bagian kecil
dari tanaman (sel, jaringan, atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur jaringan disebut
eksplan. Eksplan yang digunakan di dalam kultur jaringan harus yang masih muda (primordia), sel-
selnya masih bersifat meristematis, dan sudah mengalami proses deferensiasi. Tanaman yang dapat
dikembangbiakkan dengan kultur jaringan adalah anggrek, sereal, tanaman palem, karet, dan buah-
buahan. Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Sekarang, kultur jaringan tidak digunakan untuk
memperbanyak tanaman tetapi digunakan sebagai bioteknologi untuk mendapatkan tanaman bebas
virus, untuk produksi obat, produksi tanaman unggul dan sebagainya. Teknik kultur jaringan secara
terperinci akan dibahas pada bab bioteknologi. Dari masalah yang kita hadapi nampak jelas bahwa
teknik kultur jaringan tidak hanya memiliki keunggulan atau kelebihan. Berikut ini penjelasan masalah
atau kenda menganai teknik kultur jaringan.
Masalah (Gangguan) pada Kultur Jaringan
Gangguan kultur jaringan dapat menyebabkan kematian eksplan. Gangguan kultur jaringan secara
umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, lingkungan kultur maupun manusia yang
melakukannya. Masalah yang muncul, antara lain :
a. Kontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Agar terhindar dari kontaminasi maka langkah-
langkah pelaksanaan-nya harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam keadaan steril.
b. Browning (pencoklatan), untuk mengatasinya dengan cara mengabsorbsi fenol penyebab
pencoklatan dengan arang aktif.
Kelebihan dan Kelemahan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan mempunyai kelebihan antara lain seperti berikut.
a. Kultur jaringan merupakan suatu cara menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam
waktu singkat.
b. Kultur jaringan Tidak memerlukan tempat yang luas.
c. Kultur jaringan Tidak tergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun.
d. Bibit yang dihasilkan Kultur jaringan lebih sehat.
e. Kultur jaringan Memungkinkan dilakukannya manipulasi genetik.
Selain mempunyai kelebihan, kultur jaringan ternyata juga mempunyai kekurangan, seperti berikut.
a. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan
menggunakan bahan kimia.
b. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
c. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur
biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai
kelembapan udara tinggi. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan tersebut, coba Anda simpulkan
tentang manfaat dari kultur jaringan!
Dengan metode kultur jaringan dapat dihasilkan jumlah bibit tanaman dalam skala besar dan dalam
waktu relatif singkat sehingga lebih memiliki nilai ekonomis. Dari kelebihan ini Anda dapat belajar
cara mengkultur tanaman yang bernilai jual dengan benar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pendapatan.

Teknik kultur jaringan merupakan suatu metode mengisolasi bagian tertentu dari tanaman
seperti protoplas, sel, sekelompok sel, jaringan dan atau organ yang kemudian
menumbuhkannya pada kondisi aseptik yang terkontrol sehingga bagian-bagian tersebut dapat
tumbuh dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Teknik kultur jaringan adalah salah
satu contoh bioteknologi modern yang kian berkembang dewasa ini.

Tujuan dari teknik kultur jaringan ini diantaranya memperbanyak tanaman dalam jumlah yang
banyak dalam waktu singkat; menghasilkan varietas-varietas baru; memodifikasi genotipe
tanaman pada kegiatan pemuliaan tanaman; mengeliminasi penyakit tanaman agar diperoleh
bibit yang bebas penyakit; memproduksi senyawa metabolit sekunder yang diperlukan untuk
keperluan industri atau biofarmasi.
Keunggulan dan Kelemahan Teknik Kultur Jaringan
Keunggulan dari teknik kultur jaringan ini diantaranya bibit yang dihasilkan memunyai sifat yang
identik dengan induknya; dapat memperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu
lebih singkat sehingga tidak memerlukan tempat yang luas; kualitas bibit yang lebih terjamin;
kecepatan tumbuh bibit yang dihasilkan iasanya lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
secara konvensional; dan pengadaan bibit tidak tergantung dengan musim.

Selain memiliki keunggulan, teknik kultur jaringan juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya yaitu :
 Penggunaan teknik kultur jaringan dapat mengurangi atau menutup kesempatan kerja karena
untuk menghasilkan bibit dengan teknik kultur jaringan dapat dihasilkan 200.000 bibit per tahun
per orang.
 Kesulitan dalam penanganan plantlet kecil yang dihasilkan.
 Kestabilan genetik yang tidak selalu dapat dipertahankan.
 Tingkat keberhasilan teknik kultur jaringan ini sangat tergantung pada optimalisasi dari genotipe,
penyakit (patogen eksternal dan internal), juvenilitas, seleksi bahan tanam serta pengaruh media
dan hormon.

Tahap-Tahap Teknik Kultur Jaringan


Secara umum teknik kultur jaringan terdiri dari lima tahapan, yaitu: tahap persiapan; tahap
inisiasi kultur; tahap multiplikasi tunas; tahap pemanjangan tunas, induksi akar dan
perkembangan akar; dan tahap aklimatisasi.

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi persiapan ruangan, alat-alat yang akan digunakan, bahan tanaman
serta media tanam.

 Persiapan ruangan dan alat-alat yang akan digunakan merupakan tahap awal dan sangat penting.
Faktor yang menentukan keberhasilan teknik kultur jaringan ini adalah tingkat sterilisasi yang
tinggi. Ruangan dan alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu. Demikian
pula dengan bahan tanaman dan media tanam yang akan digunakan.
 Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan dapat diperoleh dari daun, tunas, cabang,
batang, akar, embrio, kotiledon ataupun bagian-bagian tanaman lainnya. Sterilisasi eksplan
dilakukan dengan merendam eksplan dalam larutan kimia tertentu, diantaranya alkohol, NaOCl
(biasanya pada pemutih pakaian), CaOCl (kaporit), HgCl2 (sublimat), serta H2O2.
 Persiapan media tanaman penting diperhatikan. Media tanam yang sangat mendukung
pertumbuhan eksplan haruslah mengandung sukrosa dan hara dalam konsentrasi yang cukup.
Biasanya media tanam ditaruh di dalam botol-botol kaca transparan.

2. Tahap Inisiasi Kultur


Tahapan ini merupakan tahap penanaman awal. Eksplan yang telah disterilisasi kemudian
ditanam pada media yang telah dipersiapkan. Media yang sesuai merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pada tahap selanjutnya. Setelah penanaman
selesai, botol-botol berisi eksplan disimpan di dalam ruangan tersendiri di mana suhu,
kelembaban dan cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan eksplan.

Tingkat sterilisasi yang tinggi harus tetap dijaga selama proses penanaman dilakukan. Selama
pertumbuhan awal, tingkat kontaminasi cukup tinggi. Semakin rendahnya tingkat sterilisasi maka
tingkat kontaminasi terhadap eksplan akan semakin tinggi. Kontaminasi ditandai dengan
perubahan warna pada eksplan. Indikasi pertama yaitu timbulnya warna kuning pada eksplan,
kemudian coklat dan selanjutnya menghitam. Awal pertumbuhan eksplan ditandai dengan
terbentuknya kalus kompak pada bagian dasar eksplan. Diperlukan beberapa minggu untuk
melihat perkembangan eksplan sebelum dapat dilakukan tahap selanjutnya.

3. Tahap Multiplikasi Tunas


Umumnya eksplan akan membentuk akar pada minggu awal pertumbuhan, kemudian dilanjutkan
dengan pertumbuhan tunas-tunas. Tunas-tunas tersebut selanjutnya dipisahkan untuk
mendapatkan tanaman baru lagi. Multiplikasi tunas dapat dilakukan dengan memisahkan ujung
tunas yang sudah ada yang telah menghasilkan ruas dan buku baru; tunas-tunas lateral; tunas
adventif; serta dengan cara embrio somatik.

4. Tahap Pemanjangan Tunas, Induksi Akar dan Perkembangan Akar


Tunas-tunas yang telah dipisahkan kemudian membentuk bagian-bagian tanaman lengkap,
termasuk bagian perakaran. Tahapan ini tidak berlaku terhadap tanaman yang mudah berakar.
Induksi akar merupakan proses memicu pertumbuhan akar yang biasanya dilakukan dengan
penambahan zat pengatur tumbuh terutama dari golongan auxin. Planlet akan dipindahkan ke
media yang mengandung zat pengatur tumbuh.

5. Aklimatisasi
Tahap akhir dari teknik kultur jaringan ini adalah aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan tahap
pemindahan plantlet dari ruang tumbuh awal ke lingkungan. Atau dengan kata lain pemindahan
plantlet dari kondisi terkontrol di dalam botol ke lingkungan luar.

Kondisi luar yang tidak stabil sangat rentan bagi plantlet-plantlet. Oleh karena itu, plantlet tidak
langsung dipindahkan ke lapangan melainkan ke tempat-tempat persemaian atau di rumah kaca.
Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sedikit demi sedikit diubah hingga menyamai
dengan kondisi di lapangan. Hal ini perlu dilakukan agar plantlet-plantlet dapat menyesuaikan
kondisi lingkungannya sampai nanti dipindahkan ke lingkungan tumbuhnya seperti semula.

 Ø Dampak positif kultur jaringan


 Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan
waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat
dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
 Bibit yang dihasilkan seragam
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
 Dapat dilakukan dengan dalam ruangan yang relatif sempit
 Sifat identik dengan induk
 Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
 Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
o Dampak negatif Kultur Jaringan :
 Bibit yang dihasilkan mempunyai perakaran yang tidak kuat
 Mempersempit lapangan kerja pembibitan secara konvensional
 Dapat berakibat hilangnya plasma nutfah dari tanaman tertentu

Anda mungkin juga menyukai