PENDAHULUAN
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian kultur jaringan ?
2. Bagaimana prinsip Dasar Kultur jaringan ?
3. Bagaimana teknik kultur jaringan ?
1
4. Apa saja Peralatan dalam Sistem Kultur Jaringan ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan kultur jaringan ?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril,
ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi suatu tanaman yang lengkap (Indrianto, 2002).
Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat
bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman
utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas). Jadi Kultur in vitro dapat
diartikan sebagai bagian jaringan yang dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau
cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Secara teoritis teknik
kultur jaringan dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan, hewan,
bahkan juga manusia, karena berdasarkan teori Totipotensi Sel (Total Genetic
Potential), bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu
memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel dari suatu
organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut, setiap sel berasal dari satu sel (Harianto, 2009).
Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti
membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai
sifat seperti induknya (Pramono, 2007)
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara
lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam
jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan
mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional (Widianti, 2003
3
BAB III
PEMBAHASAN
Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat
bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman
utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Kultur jaringan merupakan suatu
metode dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan
kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh
menjadi tanaman lengkap kembali.
Kultur jaringan adalah salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut
dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam
wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari
teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian
vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Berbeda dari teknik perbanyakkan tumbuhan secara konvensional, teknik
kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan
medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro.
Dikatakan in vitro ( bahasa latin), berarti ”didalam kaca” karena jaringan tersebut di
biakkan di dalam botol kultur dengan medium dan konsidi tertentu.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan
di tempat steril. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan
secara generatif.
Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila
menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya
4
penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini
untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah,
sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti
yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai
kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi
adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan
dilingkungan yang sesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.
Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang
diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai
bahan dasar untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang cocok, keadaan
yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun
pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian
tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun
muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan
embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah
kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.
Kultur jaringan tanaman bermula dari pembuktian teori totipotensi sel yang
dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1838). Menurut teori ini, setiap sel
tanaman hidup mempunyai informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
5
3. Kultur meristem adalah proses kultur jaringan yang menggunakan bagian
tumbuhan yang masih muda baik uitu akar, batang daun maupun batang.
4. Kultur kloroplas adalah perbanyakan tanaman menggunakan klorofil agar
didapatkan individu baru.
5. kultur polen adalah perbanyak tanaman dengan memanfaatkan serbuk sari.
6. Kultur protoplas adalah perbanyakan tanaman menggunakan jaringan hayati
dari tanaman.
1. Teknik
Teknik kultur jaringan menggunakan cara vegetatif dalam memperbanyak
suatu jenis tanaman. Proses mengkkultur seuatu sel maupun jaringan tanaman disebut
aseptic (in vitro) dimana sel yang telah diambil untuk di pelihara pada seuatu
medium padat atau cair dalam kondisi streril. Setelah sel berada pada kondisi yang
cocok untuk pertumbuhannya maka sel itu akan mengalami poliferasi sampai
terbentuk kalus. Kalus yang telah terbentuk selanjutnya dipindahkan ke medium
6
diferensiasi yang cocok agar terbentuk tanaman kecil yang sudah lengkap, tanaman
ini disebut planlet.
7
Media kultur jaringan
Media kultur jaringan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu media padat dan media
cair. Media padat biasanya terbuat dari padatan gel agar namun sebelumnya telah
dicampurkan nutrisi dengan agar. Adapun media cair dibuat dengan melarutkan
nutrisi pada air. Komposisi media dapat berbeda – beda yang berdampak tidak sama
pada hasil pertumbuhan maupun perkembangan jaringan.
Pada media MS, tidak ada zat pengatur tumbuh (ZPT) sehingga ZPT
dimasukkan pada media eksogen. ZPT ini sangat berperan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pemberian hormon tumbuh atau ZPT pada jaringan parenkim dapat membuat
jaringan ini kembali menjadi merismatik dan berkembang menjadi jaringan adventif
tempat pucuk, akar dan tunas atau daun pada tempat yang tidak seharusnya. Pada
proses ini disebut diferensiasi.
Adapun cara memperbanyak tanaman invitro dilakukan dengan 3 langlah yairu :
1. Dengan cara memperbanyak tunas dari mata tunas apikal.
2. Dengan cara embriogenesis somatik yang terjadi secara langsung ataupun
melalui tahap pembentukan tunas.
3. Dengan melalui pembentukan tunas adventif.
Berikut ini 2 Tipe jaringan yang bisa digunakan untuk mengerjakan kultur jaringan
adalah sebagai berikut :
1. Jaringan muda yang belum pernah mengalami diferensiasi dan masih aktif
membelah sehingga jaringan ini dapat melakukan regenerasi yang tinggi. Letak
jaringan tipe ini ada di tunas apikal, tunas aksiler, ujung akar, kambium, dan tepi
daun.
8
2. Jaringan parenkima adalah jaringan yang menyusun tanaman muda dan sudah
berdiferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan ini bisa kita
temukan pada daun yang sudah berfotosintesis maupun akar dan batang yang
berperan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Contoh kultur jaringan mungkin sudah banyak di lakukan pada tanaman
namun tidak mudah membedakan tanaman hasil kultur jaringan dengan yang bukan.
Berikut ini daftar tanaman yang sudah pernah berhasil dilakukan kultur jaringan.
Jati mas, Kelapa sawit, Anggrek cattleya, Pisang abaka, Pisang lampung
Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak. Media yang di gunakan biasanya terdiri dari garam
mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan juga bahan tambahan
seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas. Ada beberapa tipe jaringan yang di gunakan sebagai
eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang
belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik)
sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini
bisa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar,
maupun kambium batang. Tipe jaringan kedua adalah jaringan parenkima, yaitu
9
jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan
menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang
sudah berfotosistesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai
tempat cadangan makanan.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu dilaminar flow dan menggunakan alat-alat
yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan
mulai berjalan dengan baik.
Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu
dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari
udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat
rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup
dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemeliharaan bibit generatif.
10
F. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian ari tanaman
seerti protoplasma, sel, kelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya
dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali. Terdapat macam-macam tipe kultur
jaringan yang sering dipakai – kultur kalus, kultur suspensi sel, kultur organ, kultur
meristem ujung dan kultur protoplas.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur
jaringan adalah : Pembuatan media, Intisiasi, Sterilisasi, Multipikasi, Pengakaran,
dan Aklimatisasi
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman
baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat
fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya.
Masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu :
1. Kontaminasi, kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam
kegiatan kultur jaringan.
2. Vitrifikasi, vitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur.
3. Praperlakuan Masalah pada kegiatan in vitro bukan hanya dari penanaman
eksplan saja atau pertumbuhan dan perkembangannya dalam botol saja, tetapi
juga sangat bisa dipengaruhi oleh persyaratan kegiatan prapelakuan.
4. Lingkungan Mikro
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://rifki-nurwahyu.blogspot.co.id/2012/05/prinsip-dasar-dalam-kultur-
jaringan.html
http://saktiofti.blogspot.co.id/2013/12/kultur-jaringan-sakti.html
http://noberanagbio.blogspot.co.id/2012/12/kultur-jaringan.html
http://kultujaringan.blogspot.co.id/2012/12/multiplikasi-planlet-tanaman-
kentang.html
13
MAKALAH PERTANIAN
( TEKNIK KURTUR JARINGAN )
DISUSUN OLEH :
Nama : RAHYUNI
Kelas : XI. APKJ 3
. DINA
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Pertanian ini dengan baik.
Makalah Pertanian ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi
Pendidikan Pertanian, dan untuk mempresentasikan mengenai “ TEKNIK
KULTUR JARINGAN ”.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru bidang studi Pendidikan
Pertanian yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini.
Kami sadari dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan karena kami masih dalam tahap belajar. Maka dari itu kami ucapkan
minta maaf. Bila ada kesalahan dan kekurangan kami mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak.
Penyusun,
RAHYUNI
ii
15
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 4
A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13
iii
16