Minyak Bumi
Umar Bin Abdul Aziz
Peta Konsep Hidrokarbon
Pengertian Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna hidrokarbon menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida
(CO2). Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon menghasilkan uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Senyawa hidrokarbon dapat mempunyai
ikatan tunggal, rangkap, dan rangkap tiga. Ditinjau dari rantainya, senyawa hidrokarbon
dapat berupa senyawa alifatik dengan ujung rantai karbon terbuka atau tertutup, serta
senyawa aromatik yaitu benzena dan turunannya.
Penggolongan Hidrokarbon
Keterangan:
p : atom C primer
s : atom C sekunder
t : atom C tersier
k : atom C kuartener
2. Berdasarkan Kejenuhan Ikatannya
Hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang antar
atom C-nya mempunyai ikatan tunggal. Contohnya golongan
alkana.
Hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang antar
atom C-nya mempunyai ikatan rangkap (baik ikatan rangkap 2
atau 3). Contohnya golongan alkena dan alkuna
Alkana (CnH2n+n)
C5H10 : pentena C10H20 : dekena • Antara angka dengan angka dipisahkan tanda koma (,)
dan antara angka dengan huruf dipisahkan dengan
C6H12 : heksena tanda strip (-)
Alkena (CnH2n)
2. Isomer
Alkena mempunyai beberapa isomer sebagai
berikut.
• Isomer rantai atau kerangka, yaitu isomer yang
disebabkan adanya perbedaan kerangka atom
karbonnya.
• Isomer posisi, yaitu isomer yang disebabkan karena
adanya perbedaan posisi rangkap.
• Isomer geometri (cis-trans), yaitu isomer yang
terjadi karena perbedaan letak bidang yang
terdapat pada gugus yang sama. Cis jika gugus
yang sama terletak pada posisi yang sama (lurus)
dan trans jika posisi gugus yang sama letaknya
berseberangan.
Alkena (CnH2n)
4. Kegunaan Alkuna
Alkuna banyak digunakan untuk
pembuatan bahan-bahan sintetis seperti
plastik. Senyawa alkuna yang sering
digunakan adalah etuna atau asetilena
(C2H2) untuk mengelas besi dan baja.
Untuk menunjukkan adanya ikatan
rangkap pada alkena dan alkuna
digunakan pereaksi air bromin atau Br2. Air
bromin yang berwarna coklat menjadi
tidak berwarna, disebabkan terjadi reaksi
sebagai berikut:
Minyak Bumi
Proses pengolahan minyak bumi secara umum ada dua, yaitu tahap pertama distilasi bertingkat,
dan tahap kedua merupakan proses lanjutan dari hasil tahap pertama.
1.Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan nama elpiji atau LPG
(Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut
menjadi baha kimia lainnya.
2.Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah lebih lanjut pada
tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin
berat.
3.Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan bakar
pesawat jet).
4.Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
5.Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada
tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.
2. PENGOLAHAN MINYAK BUMI TAHAP
KEDUA
Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan pada
tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1.Perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa
hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon),
reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).
2.Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan hasil lebih banyak dengan
mutu lebih baik.
3.Proses kristalasasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar
melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4.Pembersihan dari kontaminasi (treating): Pada proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua sering terjadi
kontaminasi (pengotoran). Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH),
tanah liat atau hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokan berdasarkan titik didih dan jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.