Anda di halaman 1dari 3

HIDROKARBON B.

Jenis Atom Karbon Tata nama:


Jenis atom karbon dalam rantai karbon:  Akhiran –ana
A. Kekhasan Atom Karbon  C primer (1o) adalah karbon yang mengikat 1 atom Rumus Nama Rumus Nama
B. Jenis Atom Karbon karbon lain CH4 Metana C6H14 Heksana
C. Struktur dan Tata Nama  C sekunder (2o) adalah karbon yang mengikat 2 C 2H 6 Etana C7H16 Heptana
D. Sifat Fisik atom karbon lain C 3H 8 Propana C8H18 Oktana
E. Isomer  C tersier (3o) adalah karbon yang mengikat 3 atom C4H10 Butana C9H20 Nonana
F. Reaksi karbon lain C5H12 Pentana C10H22 Dekana
 C kuarterner (4o) adalah karbon yang mengikat 4  Mulai C4H10, rantai lurus diberi awalan n–
 Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung atom karbon lain  Jika rantai bercabang, maka:
atom C dan H Contoh: - Tentukan rantai utama, yaitu rantai C terpanjang.
1o 1o
 Hidrokarbon jika dibakar sempurna akan Jika ternyata jumlah C-nya ada yang sama, ambil
menghasilkan CO2 dan H2O 1o 4o 3o 2o 2o 1o C terpanjang dengan jumlah cabang terbanyak
- CO2 dapat mengeruhkan air kapur/Ca(OH)2 atau 1o - Beri nomor dari ujung yang paling dekat dengan
air barit/Ba(OH)2 cabang. Jika posisi cabang ekivalen, prioritas
- H2O dapat mengubah warna kertas kobalt dari Penggolongan hidrokarbon: penomoran sesuai dengan urutan abjad nama
biru menjadi merah jambu Hidrokarbon cabang
- Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad
A. Kekhasan Atom Karbon - Jika ada cabang yang sama lebih dari satu, nama
Alifatik Siklik
 Memiliki 4 elektron valensi, sehingga dapat cabangnya diberi awalan (di, tri, tetra, dst)
rantai terbuka rantai tertutup
membentuk 4 ikatan kovalen yang cukup stabil Nomor Nama Nama
H
– –
Cabang Cabang Alkana
H C H Jenuh Tidak Alisiklik Aromatik  Nama cabang/alkil (alkana yang kehilangan satu H,
Jenuh
H rumus CnH2n+1, akhiran –il):
 Dapat berikatan dengan sesama rantai karbon Alkana Alkena Alkuna Sikloheksana Sikloheksana /
metil
membentuk rantai karbon Sikloheksuna etil
CH3 CH3 propil
C. Struktur dan Tata Nama
H3C C CH CH3
1. Alkana
isopropil
CH3  Alifatik (rantai terbuka)
 Dapat berikatan rangkap 2 dan 3  Jenuh (ikatan antar karbon tunggal semua)
 Rumus umum CnH2n+2 butil
 Memiliki deret homolog CH2. Deret homolog adalah
deret senyawa yang memiliki selisih gugus yang
sama antar suku terdekatnya
Tata nama:
sek-butil  Ahiran –ena Contoh: 1 2 3 4
Rumus Nama Rumus Nama
C 2H 4 Etena C7H14 Heptena
C 3H 6 Propena C8H16 Oktena
isobutil
C 4H 8 Butena C9H18 Nonena 3-metil-1-butuna
C5H10 Pentena C10H20 Dekena
C6H12 Heksena D. Sifat Fisik
 Rantai utama harus melewati ikatan rangkap dua  Bersifat nonpolar
ters-butil  Prioritas penomoran dari yang terdekat dengan  Susah larut dalam air, namun mudah larut dalam
ikatan rangkap dua pelarut organik
 Lainnya sama dengan alkana  Titik didih bervariasi, tergantung Mr senyawanya.
Nomor Nama Nomor Nama Semakin banyak jumlah atom C, maka Mr nya
– – –
Cabang Cabang Rangkap Alkena semakin meningkat sehingga titik didihnya juga
neoamil Contoh: 4 3 2 1 meningkat
 Untuk jumlah atom C sama, semakin banyak
cabangnya, maka semakin rendah titik didihnya
*A = rantai utama karena luas permukaannya berkurang
Contoh: 2-metil-2-butena
3. Alkuna
E. Isomer
 Alifatik
7 6 5 3 2 1 Isomer adalah senyawa dengan rumus molekul sama
 Tidak jenuh (ada ikatan rangkap tiga)
tetapi rumus strukturnya berbeda
4  Rumus umum CnH2n-2
 Deret homolog CH2 Rangka
Tata nama:
Struktur Posisi
 Akhiran –una
Rumus Nama Rumus Nama Fungsi
Isomer
3-etil-4,5-dimetilheptana C 2H 2 Etuna C7H12 Heptuna
Geometri
2. Alkena C 3H 4 Propuna C8H14 Oktuna
Ruang
 Alifatik C 4H 6 Butuna C9H16 Nonuna Optik
 Tidak jenuh (ada ikatan rangkap dua) C 5H 8 Pentuna C10H18 Dekuna
 Rumus umum CnH2n C6H10 Heksuna
 Deret homolog CH2  Lainnya sama dengan alkena
Nomor Nama Nomor Nama
– – –
Cabang Cabang Rangkap Alkuna
1. Isomer Rangka + Cl2 → +
Isomer dengan kerangka karbon berbeda. 1-butena, bisa dijabarkan menjadi:
Contoh: 3. Adisi
n-butana  Penambahan gugus atom pada ikatan rangkap
 Rangkap berkurang atau bahkan hilang
2-metilpropana Tidak memiliki isomer cis-trans, karena letak  Umumnya bereaksi dengan:
geometrinya sama - H2
2. Isomer Posisi - Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
Isomer dengan kerangka karbon sama, namun letak F. Reaksi - Asam halida (HF, HCl, HBr, dan HI)
gugus fungsi/ikatan rangkapnya berbeda. 1. Oksidasi/Pembakaran - Air (H2O)
Contoh:  Reaksi dengan O2  Mengikuti aturan Markovnikov:
 Pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O - Atom H masuk ke karbon yang memiliki lebih
1-butena
 Dapat terjadi pada alkana, alkena, dan alkuna banyak H (kaya makin kaya)
2-butena
Contoh: Contoh:
3. Isomer Geometri
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O H H H H
Isomer dengan perbedaan letak geometri dari gugus
2. Substitusi C C + H2 → H C C H
yang terikat pada atom C. Umumnya terjadi pada
 Pergantian 1 atom H dengan gugus lain H H H H
alkena dan sikloalkana.
 Umumnya bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, dan H H H H H
 Cis- jika posisi gugus yang sama sejajar
I2)
 Trans- jika posisi gugus yang sama berseberangan C C C H + HCl → H C C C H
 Terjadi pada alkana
 Mempengaruhi titik didih senyawa. Umumnya H H H Cl H H
Contoh: Substitusi CH4 dengan Cl2
senyawa cis- memiliki titik didih yang lebih tinggi 4. Eliminasi
dari trans-  Pelepasan beberapa gugus atom menghasilkan
Contoh: + Cl2 → +
ikatan rangkap (kebalikan adisi)
Contoh:
2-butena, bisa dijabarkan menjadi: H H H H H
+ Cl2 → + H C C C H → C C C H + HCl
Cl H H H H H

cis-2-butena trans-2-butena
+ Cl2 → +

Anda mungkin juga menyukai