Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH IPA

Tekonologi Reproduksi Hewan dan Tumbuhan

ANGGOTA

1. Kadek Novarisna – 21

2. Ni Putu Diandra Paramitha Dirgantara – 33

3. Putu Prianka Putri Widiastari – 36

4. Muhammad Rafi Zhafran – 43

5. i. G. A. A indira Manik Sasikirana – 44

TEKNOLOGI DALAM PERKEMBANGBIAKAN HEWAN DAN


TUMBUHAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN

Seiring majunya perkembangan jaman, teknologi-teknologi canggih kian marak


bermunculan. Berbagai masalah dalam kehidupan dapat diatasi dengan munculnya teknologi-
teknologi tersebut. Perlahan-lahan, teknologi semakin dikembangkan dan aplikasinya pun
semakin meluas. Salah satu penggunaan teknologi adalah dalam bidang pengembangan dan
budidaya hewan serta tumbuhan. Dengan berkembangnya teknologi yang membantu
perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, pelestarian dan pengembangan spesies-spesies
menjadi sekmakin mudah untuk dilakukan. Dalam makalah ini, kami akan membahas
mengenai teknologi-teknologi yang membantu usaha pelestarian dan perkembangbiakan
hewan serta tumbuhan.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal mengenai teknologi
yang membantu perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, serta mengetahui contoh-contoh
teknologi yang berkembang. Teknologi-teknologi ini harus diketahui oleh masyarakat, agar
semakin luas pengetahuan masyarakat dalam membantu pelestarian dan pengembangan
hewan serta tumbuhan yang berguna untuk kegiatan dan kehidupan manusia.

BAB II
RUMUSAN MASALAH

Adapun, rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud Teknologi Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan?


2. Apa tujuan diciptakannya Teknologi Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan?
3. Apa saja contoh Teknologi Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan serta
manfaatnya bagi kehidupan manusia?

BAB III

PEMBAHASAN

2
Semakin majunya teknologi, perkembangbiakan tidak hanya dapat dilakukan dengan
cara alami saja. Kemajuan teknologi telah mempengaruhi ilmu biologi dalam hal ini, yakni
teknologi perkembangbiakan. Teknologi perkembangbiakan hewan dan tumbuhan ini adalah
salah satu bentuk teknologi yang mengupayakan pelestarian dan pengembangan spesies
hewan dan tumbuhan. Setidaknya, dengan adanya teknologi ini, perkembangbiakan hewan
dan tumbuhan mampu menghasilkan individu unggul yang memiliki sifat lebih baik daripada
induknya dalam waktu yang relatif singkat.

Teknologi ini diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti
bahan makanan yang lebih baik. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah teknologi ini
bertujuan untuk menjaga keseimbangan populasi dengan cara menghindari kepunahan suatu
spesies. Teknologi-teknologi ini memanfaatkan keadaan lingkungan, keadaan genetik
makhluk hidup, menggabungkan dua sifat unggul dari dua individu parental, dan lain-lain.

Dalam pelestarian dan budidaya tanaman, teknologi yang bisa dikembangkan adalah:
vertikultur, hidroponik, dan kultur jaringan. Sementara, untuk budidaya dan pelestarian
hewan, teknologi yang bisa dikembangkan adalah inseminasi buatan dan kloning.

1. Vertikultur
Teknik budidaya vertikultur adalah teknik budidaya tumbuhan dengan cara
membuat instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan meningkatkan jumlah
tanaman. Tujuan utama teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan yang sempit
dengan semaksimal mungkin. Teknik ini dibagi menjadi dua, yaitu vertikultur
konvensional dan vertikultur hidroponik.
Teknik vertikultur konvensional adalah teknik vertikultur dengan
memanfaatkan tanah sebagai media tanamnya. Sama dengan ketika menanam dengan
pot atau polybag, hanya saja disusun secara vertikal. Kreasi pot gantung dari bahan
bekas sangat cocok dengan teknik vertikultur ini.
Teknik vertikultur yang kedua, adalah teknik vertikultur hidroponik. Teknik
ini merupakan gabungan antara teknik vertikultur dan teknik hidroponik. Tentu saja,
yang membedakan teknik ini dengan teknik vertikultur konvensional adalah media
tanamnya. Teknik ini tidak menggunakan media tanam berupa tanah, melainkan
media tanam non-tanah yang lazim digunakan dalam penanaman hidroponik, seperti
arang sekam, rockwoll, perlite, dan lain sebagainya.

3
Kelebihan dari teknik ini adalah tidak memerlukan lahan yang banyak untuk
melakukannya. Teknik vertikultur juga bisa dijadikan hiasan untuk memperhijau
rumah yang sempit. Akan tetapi, jika ditujukan untuk komersial dan produksi besar-
besaran, teknik ini tidak terlalu dianjurkan. Sebab, biaya untuk tanaman vertikultur
cukup tinggi. Apabila hasil tidak memenuhi biaya produksi, maka akan menimbulkan
kerugian.
Jenis tanaman yang bisa divertikultur adalah jenis tanaman yang kuat dan
berumur pendek, seperti bayam, kangkung sawi, bawang merah, dan lain-lain.
2. Hidroponik
Hidroponik adalah cara penanaman tumbuhan menggunakan larutan nustrisi
dan mineral dalam air tanpa menggunakan media tanam tanah. Saat ini dimkota-kota
besar, telah banyak dikembangkan metode hidroponik. Tanaman bisa tumbuh di
dalam wadah yang dibero nutrisi dan mineral dalam air atau bisa juga ditambahkan
media tanam lain seperti arang sekam, rockwoll, perlite, dan lain sebagainya.
Kata hidroponik berasal dari bahasa Yunani hydro yang artinya air, dan
phonos yang artinya daya. Sehingga, jika disatukan maka membentuk pengertian
hidroponik yaitu: teknik budidaya tanaman dengan menggunakan media air.
Keunggulan dari media tanam hidroponik ini adalah, dapat memanfaatkan
lahan yang minim tanah. Selain itu, penanaman hidroponik lebih mementingkan
nutrisi dan vitamin untuk tumbuhan. Air yang digunakan lebih sedikit dari
penggunaan air pada metode penanaman biasa. Akan tetapi, penanaman hidroponik
tidak bisa menghasilkan tanaman yang cukup besar. Nilai ekonomis dari hasil
penanaman hidroponik cenderung rendah, padahal membutuhkan biaya yang cukup
besar.
3. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman dengan
mengambil bagian dari suatu tumbuhan seperti sel atau jaringan sel. bagian yang
biasanya diambil adalah daun, mata tunas, dan lain-lain. Bagian yang sudah diambil
tersebut kemudian ditaruh di tempat yang sudah mengandung nutrisi dan zat pengatur
hormon, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan berkembang
menjadi tanaman utuh yang memiliki akar, batang, daun, dan sebagainya.
Teori yang mendasari teknik kultur jaringan ini adalah teori sel oleh Schwann
dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi sel, yaitu bahwa setiap sel
tanaman yang hidup dilengkapi informasi genetik dan perangkat fisiologis yang
4
lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
Hal inilah yang mendasari jika kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman dengan
menggunakan satu saja sel tumbuhnya.
Manfaat kultur jaringan adalah: melestarikan sifat tanaman induk,
menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan relatif cepat, dan dapat
menciptakan tanaman baru hasil rekayasa genetika. Sel yang dikultur dapat disisipi
gen organisme lain yang dapat meningkatkan mutu tanaman yang dihasilkan. Selain
itu, kultur jaringan juga dapat dilaksanakan kapan saja karena tidak tergantung
musim.
Akan tetapi, teknik kultur jaringan ini memerlukan biaya produksi yang relatif
tinggi. Hal tersebut juga masih dihantui oleh resiko kerugian karena kegagalan proses.
Teknik ini juga hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya, tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang. Selain itu, hasil tanaman kultur jaringan
bersifat rentan terhadap virus penyakit, karena terbiasa dalam kondisi steril lembap
dan aseptik.
4. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau yang biasa disebut kawin suntik adalah proses
memasukkan sperma hewan jantan pada hewan betina dengan menggunakan alat
tertentu. Alat yang digunakan disebut insemination gun. Hal ini bertujuan untuk
mengatasi masalah bertemunya sel sperma dan sel telur karena faktor geografis
ataupun perbedaan masa kawin. Pada manusia, teknologi ini telah membantu banyak
pasangan yang sulit hamil untuk mendapatkan keturunan.
Tujuan inseminasi buatan ini adalah: memperbaiki mutu genetika ternak, tidak
mengharuskan pejantan unggul untuk mendapatkan bibit unggul, meningkatkan angka
kelahiran, dan mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin. Selain itu,
inseminasi buatan juga memiliki keuntungan, yang paling penting adalah proses yang
tidak rumit dan memiliki potensi keberhasilan yang tinggi.
Kerugian dari inseminasi buatan ini adalah, apabila bibit pejantan yang
dimasukkan ke dalam tubuh betina memiliki sifat-sifat genetis yang jelek atau resesif
karena tersimpan terlalu lama, maka anak atau keturunan yang dihasilkan akan
menurunkan sifat-sifat tersebut.
5. Kloning
Kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau menggandakan
sejumlah individu yang hasilnya secara genetis sama persis dengan induknya,
5
kemudian ditambahkan sengatan listrik agar mau berkembang. Kloning ini pertama
kali muncul dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903.
Konsep kloning ini didasarkan pada teori yang sama dengan toeri kultur
jaringan, yaitu teori Schwann yang mengatakan bahwa setiap sel hidup memiliki
totipotensi yang dapat berkembang menjadi sel hidup dan dilengkapi dengan materi
genetik. Ada beberapa jenis kloning, yaitu kloning DNA rekombinan, kloning
reproduktif, dan kloning tarapeutik.
Kloning DNA Rekombinan merupakan pemindahan sebagian rantai DNA
yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya
penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon suatu gen. Kloning
Reproduktif adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama.
Kloning Terapeutik merupakan teknologi untuk menciptakan sel batang baru yang
dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia.
6. Hibridisasi
Untuk menghasilkan individu baru yang mempunyai sifat berbeda dari induknya,
dapat digunakan teknologi ini. Teknologi ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan
spesies baru yang merupakan gabungan keturunan antara dua spesies. Contohnya
adalah liger, yang merupakan turunan dari singa dan harimau.

BAB IV
KESIMPULAN

Teknologi yang ada sekarang ini sangat mampu membantu pelestarian dan budidaya
tanaman. Teknologi ini berhasil menciptakan spesies-spesies yang baru dan lebih baik dari
induknya untuk membantu kegiatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai