BIOTEKNOLOGI
KD: 3.10 Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi dan penerapannya sebagai sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan manusia.
INDIKATOR:
I. KONSEPSI BIOTEKNOLOGI
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos(teknologi = penerapan),
dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologis. Secara umum
bioteknologi di artikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan
terhadap organisme, sistem, atau proses biologis untuk untuk menghasilkan atau meningkatkan
potensi organism maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
3. Genetika
Genetika merupakan bagian biologi yang mempelajari penurunan (pewarisan) sifat-sifat
genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan mengenai
bentuk dan karakteristik DNA (gen) membantu percepatan kemajuan bioteknologi.
Penemuan tomat yang tidak mudah rusak atau busuk, insulin manusia yang disintesis dari
bakteri Escherichia coli merupakan penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
4. Biokimia
Biokimia merupakan bagian ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek
kimianya. Biokimia menganggap hidup adalah suatu proses kimia, proses-proses hidup
diselenggarakan atas dasar reaksi dan peristiwa kimia. Dengan biokimia, ahli bioteknologi
memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan direkayasa.
C. Prinsip Bioteknologi
Prinsip-prinsip dalam proses bioteknologi, yaitu:
1. Adanya pemanfaatan prinsip dan kerekayasaan terhadap organimsme.
2. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
II.enis-Jenis Bioteknologi
Bioteknologi dalam artian pemanfaatan mikroorganisme untuk mengolah makanan dan
minuman, telah dikenal sejak jaman dahulu sebelum masehi. Orang Mesir kuno telah mengenal
pemanfaatan mikroorgansime untuk membuat bir, anggur, vinegar, keju, tuak, yoghurt dsb,
dimana bioteknologi ini dapat dikatagorikan bioteknologi konvensional. Bioteknologi
tradisional yang dilakukan berdasarkan pengalaman, sebenarnya sudah mengandung prinsip-
prinsip ilmiah. Produk tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman, tanpa memahami
organisme yang berproses dan bagaimana reaksinya. Bioteknologi tradisional ini biasanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan umumnya belum dapat diproduksi
secara massal.
Pada masa sekarang, pengetahuan manusia sudah lebih maju. Dengan menggunakan
bioteknologi modern dapat diketahui organisme yang akan digunakan dan hasil yang diperoleh.
Pelaksanaan bioteknologi secara modern biasanya lebih rumit. Bioteknologi modern didasarkan
pada manipulasi atau rekayasa DNA dilakukan dengan memodifikasi gen-gen spesifik dan
memindahkannya pada organisme yang berbeda seperti bakteri, hewan, dan tumbuhan.
III.Prinsip Bioteknologi
1) Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu teknik atau metode untuk meng isolasi bagian-bagian tanaman
(sel, jaringan, atau organ seperti akar, batang, daun, dan pucuk) kemudian menumbuhkan bagian
tersebut secara aseptis (teknik untuk mendapatkan kondisi suci hama) di dalam atau di atas
medium budidaya (in vitro). Dengan demikian, bagian-bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri dan dapat menjadi tanaman lengkap kembali.
2) Rekaya Genetika
Keberhasilan Watson dan Crick menemukan model DNA,dan pemecahan masalah sandi genetik
oleh Nirenberg dan Mather membuka jalan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang
rekayasa genetika. Sandi-sandi genetik pada gen(DNA) ini digunakan untuk penentuan urutan
asam-asam amino pembentuk protein (enzim). Pengetahuan ini memungkinkan manipulasi sifat
makhluk hidup atau manipulasi genetik untuk menghasilkan makhluk hidup dengan sifat yang
diinginkan. Manipulasi atau perakitan materi genetik dengan menggabungkan dua DNA dari
sumber yang berbeda akan menghasilkan DNA rekombinan. Ada beberapa cara untuk
mendapatkan DNA rekombinan melalui rekayasa genetika, di antaranya adalah teknologi
plasmid, fusi sel (teknologi hibridoma), dan transplantansi inti, yaitu:
a) Teknologi Plasmid
Teknologi DNA rekombinan atau disebut juga Rekayasa Genetika adalah suatu metode
biokimiawi atau manipulasi gen, dengan cara menyisipkan (insert) atau menggabungkan gen
yang dikehendaki ke dalam suatu organisme. Hasil penggabungan DNA dari individu yang tidak
sama ini disebut DNA rekombinan. Sementara itu, gen dari satu individu yang disisipkan atau
digabungkan pada gen individu yang lain disebut transgen, individunya disebut transgenik
(misalnya: tanaman transgenik).
Teknologi DNA rekombinan memerlukan suatu perantara atau vektor berupa plasmid bakteri
(DNA berbentuk lingkaran yang terdapat di luar kromosom), sehingga merupakan bentuk
teknologi plasmid. Adapun syarat-syarat vektor yang baik antara lain: mempunyai kemampuan
untuk bereplikasi sendiri dan melakukan transkripsi; mampu memasuki sel; mampu menjadi
bagian genom sel; serta mempunyai ciri khusus, sehingga sel yang ditransformasi dapat dikenali
oleh sel yang tidak ditransformasi. Segmen DNA atau gen yang disisipkan akan berkembang di
dalam sel individu penerima (inang atau host) dan tidak akan mengalami perubahan fungsi atau
tetap berfungsi, sebagaimana pada sel yang diambil gennya. Salah satu contoh rekayasa genetika
yang sudah berhasil adalah penyisipan atau pemindahan gen manusia sebagai penghasil insulin,
ke dalam plasmid bakteri Escherichia coli. Tahapan teknik plasmid dalam proses menghasilkan
insulin dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada proses pembuatan insulin ini, langkah pertama adalah mengisolasi plasmid dari bakteri
Esschericia coli. Plasmid adalah salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA
berbentuk lingkaran kecil. Selain plasmid, bakteri juga memiliki kromosom. Keunikan
plasmid ini adalah ia bisa keluar masuk tubuh bakteri, dan bahkan sering dipertukarkan
antarbakteri.
b. Pada langkah kedua ini plasmid yang telah diisolasi dipotong pada segmen tertentu
menggunakan enzim restriksi endonuklease. Sementara itu, DNA yang diisolasi dari sel
pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama.
c . DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA
ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang disebut
DNA rekombinan.
d. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.
e. Bila bakteri E. coli berbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang memiliki DNA
rekombinan. Tahapan teknologi Plasmid dapat disingkat melalui gambar 3 berikut.
b) Teknologi Hibridoma
Teknologi hibridoma adalah suatu metode penggabungan (fusi) dua macam sel dari
organisme yang sama atau berbeda untuk mendapatkan sel hibrid (hibridoma) yang mempunyai
kombinasi kedua sifat tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga listrik, sehingga
prosesnya disebut elektrofusi. Teknologi hibridoma menghasilkan antibodi minoklonal, yaitu
antibodi murni yang tidak tercemar oleh kuman atau protein lain.
Contoh penggunaan teknologi hibridoma adalah produksi antibodi dalam skala besar.
Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B atau sel T yang bertugas melawansetiap
benda asing (anti gen) yang masuk kedalam tubuh. Antibodi tertentu akan melawan antigen
tertentu pula. Dalam proses fusi sel, sel B atau sel T dijadikan sebagai sel sumber gen yang memiliki
sifat yang diinginkan, yaitu mampu memproduksi anti bodi. Sedangkan, sel wadah atau sel target
digunakan sel mieloma atau sel kanker yang mampu membelah diri dengan cepat dan tidak
membahayakan manusia. Kemudian, sel B atau sel T difusikan dengan sel mieloma. Untuk
mempercepat fusi sel, digunakan fusi gen (zat yang mempercepat terjadinya fusi). Contoh fusi gen
adalah CSCl++, polietilenglikol (PEG), virus, dan NaNO3. Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel
mieloma menghasilkan hibridoma yang memiliki gen penghasil antibodi seperti induknya (sel B)
dan dapat membelah dengan cepat seperti sel mieloma. Langkah-langkah teknologi hibrodima
sebagai berikut:
1. proses imunisasi dengan menggunakan antigen tertentu yang disuntikan ke dalam tubuh
mencit (Mus musculus).
2. Sel B-limfosit mencit akan merespon antigen sehingga terbentuk antibodi.
3. Pemisahan sel B-limfosit yang sudah mengandung antibodi dari organ limpa mencit.
4. Sel B-limfosit kemudian difusikan dengan sel kanker immortal menghasilkan sel
hibridoma.
5. fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan membuat membran sel menjadi lebih permeabel
sehingga kedua sel bisa menyatu
6. Sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga dihasilkan banyak sel yang
memiliki anti bodi tertentu sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal yang bisa
disimpan lama dalam keadaan dibekukan. Skema langkah-langkah teknik Hibridoma
dapat dilihat pada gambar 4.
(b)
(a)
(b) (d)
Gambar 2. Berbagai produk bioteknologi konvensional. (a) Tempe . (b) Tanaman Hidroponik
(c) Sapi Jersey. (d) Domba Akon
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 6. Produk Hasil Bioteknologi Modern. (a) Kedelei Tengger. (b) Jagung tahan hama.
(c) Pepaya dari kultur jaringan . (d) Beras Beta Karoten . (e) Ikan Zebra warna-warni. (f)
Tumbuhan mengeluarkan cahaya
V. Dampak Bioteknologi dalam berbagai aspek kehidupan
Sampai saat ini, perkembangan ilmu masih akan terus berkembang di kemudian hari. Seiring
perkembangan tersebut, bioteknologi mempunyai dampak positif maupun dampak negatif.
A. Dampak Positif Bioteknologi dalam berbagai aspek kehidupan
Bioteknologi mempunyai dampak (implikasi) bagi perkembangan berbagai bidang, baik
bidang pangan, pertanian, kesehatan dan pengobatan, maupun bidang peternakan. Dampak
positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yang bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan manusia, seperti yang dijelaskan berikut:
1. Bioteknologi dalam Bidang Pengolahan Pangan
Dampak positif bioteknologi dalam bidang pangan yaitu menghasilkan berbagai produk
yang dapat dijadikan bahan makanan oleh manusia seperti, tempe, oncom, tapei, keju,
yogourt, kecap, roti, nata de coco.
2. Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan bioteknologi menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat
begi kehidupan manusia seperti:
a. Menghasilkan hormon pertumbuhan (STH = Somatotroph Hormon).
b. Interferon, merupakan antibiotik yang dimodifikasi dan berfungsi untuk melawan
melanoma (kanker darah) dan membantu menyembuhkan rematik tulang.
c. Antibodi monoklonal, untuk mendiagnosis penyakit dan meningkatkan kekebalan
tubuh terutama terhadap kanker.
d. Vaksin digunakan untuk memicuterbentuknya sistem kekebalan tubuh.
e. Antibiotik.
f. Protein hasil rekayasa genetika untuk mengatasi penyakit jantung dan stroke.
3. Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Perkebunan
Bioteknologi ikut berperan dalam memajukan bidang pertanian dan perkebunan. Di
bidang pertanian, bioteknologi telah mampu menciptakan tumbuhan-tumbuhan yang
memiliki sifat unggul, seperti tahan terhadap hama, produksi panen yang lebih banyak,
dan waktu panen yang lebih singkat. Tumbuhan yang memiliki sifat unggul tersebut
dapat diperoleh melalui rekayasa genetika, yaitu dengan memasukkan gen-gen yang
memiliki sifat yang dikehendaki pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan seperti ini disebut
sebagai tumbuhan transgenik. contohnya Menghasilkan tanaman kedelai unggul
(kedelai tengger dan kedelai camar hijau) melalui radiasi dan seleksi biji-biji kedelai.
Tanaman kedelai, jagung, kapas, dan kanola yang tahan terhadap herbisida atau
insektisida.
4. Bioteknologi dalam Bidang Peternakan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioteknologi telah berhasil menciptakan
hormon yang diproduksi oleh mikroorganisme. Ternyata, produksi hormon tersebut
diperlukan juga dalam bidang peternakan. Saat ini, hewan-hewan ternak biasa diberi
vaksin dan hormon pertumbuhan sehingga hewan-hewan ternak tahan terhadap
penyakit tertentu dan produksinya meningkat.
Contohnya, beberapa sapi diberi hormon pertumbuhan sapi Bovine Growth Hormone
(BGH) yang dibuat dari bakteri E. coli berguna untuk menaikkan produksi susu. Dengan
diberikannya BGH, produksi daging yang dihasilkan juga dapat meningkat. Vaksin hasil
bioteknologi juga telah banyak berperan dalam bidang peternakan. Misalnya, vaksi yang
diberikan kepada sapi untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku, juga vaksin
yang diberikan kepada ternak unggas untuk mencegah penyakit tetelo atau new castle
disease (NCD).
5. Bioteknologi dalam Bidang Pengelolaan Lingkungan
Dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, bioteknologi juga memegang peranan yang
penting, misalnya, penggunaan bakteri aktif di instalansi-instalansi pengolahan air
limbah. Untuk mengefisienkanpengolahan limbah, digunakan mikroorganisme yang
dapat mengubah sampah organik menjadi substansi yang lebih sederhana. Penggunaan
mikroorganisme untuk pengelolaan lingkungan juga telah terbukti ketika terjadi
kebocoran kapal tanker. Minyak mentah yang mencemari pantai dibersihkan
menggunakan bakteri yang dapat mengurai minyak mentah tersebut.
Contoh antaralain :