Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS BIOLOGI

BIOTEKNOLOGI

GLORIA PANDEY
XII MIPA 5
Pengertian,Prinsip Dasar serta Jenis-Jenis Bioteknologi

 Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bio (hidup), teknos (teknologi), dan logos (ilmu)
yang secara harfiah berarti ilmu ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi.
Bioteknologi merupakan ilmu terapan Biologi yang dalam praktiknya memerlukan
berbagai disiplin ilmu seperti Mikrobiologi, Genetika, dan Biokimia. Bioteknologi
adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi
biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi batasan
tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk
menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

 Prinsip Dasar Bioteknologi


Secara klasik atau konvensional, bioteknologi dapat didefinisikan sebagai
teknologi yang memanfaatkan organisme atau bagian-bagiannya untuk
mendapatkan barang dan jasa dalam skala industri sehingga dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Sementara itu, dalam perkembangan lebih lanjut, bioteknologi
juga dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dan kerekayasaan
terhadap organisme, sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau
meningkatkan potensi organisme. Selain itu, bioteknologi juga dapat menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Dalam batasan pengertian
bioteknologi tersebut, proses bioteknologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Adanya agen biologi yang dipergunakan. Agen biologi yang dipergunakan
ini tidak hanya dalam bentuk fisik yang dipanen, tetapi juga termasuk
didalamnya, seperti hasil metabolit sekunder atau enzim yang dihasilkan.
Penggunaan agen biologi dilakukan dengan suatu cara atau metode tertentu.
b. Adanya bahan yang diproses sebagai masukan (input)
c. Adanya prinsip ilmu yang melandasi proses bioteknologi
d. Adanya produk turunan atau jasa yang dipakai dari proses penggunaan agen
biologi (output)
 Jenis jenis Bioteknologi
a. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional atau disebut juga bioteknologi tradisional masih
menggunakan teknik dan peralatan sederhana. Pada bioteknologi konvensional,
prosesnya memanfaatkan mikroorganisme, proses biokimia, dan proses genetik
alami. Mikroorganisme berperan hanya sebagai perubah bentuk maupun
kandungan gizi melalui proses fermentasi. Manipulasi yang dilakukan pada
bioteknologi konvensional hanya pada kondisi lingkungan dan media tumbuh
(substrat), serta belum sampai tahap rekayasa genetika. Jika pun ada, rekayasa
yang dilakukan bersifat sederhana dan perubahan bahan genetic yang dihasilkan
tidak tepat sasaran. Kelebihan bioteknologi konvensional sebagai berikut.
1) Biaya produksi murah
2) Teknologi menggunakan peralatan sederhana
3) Pengaruh jangka panjang sudah diketahui
Kelemahan bioteknologi konvensional sebagai berikut.
1) Perbaikan genetik tidak terarah
2) Memerlukan waktu relative lama
3) Belum ada pengkajian prinsip-prinsip ilmiah
4) Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya
5) Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik
6) Hanya diproduksi dalam skala kecil
7) Prosesnya relatif belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin
Contoh-contoh bioteknologi konvensional yaitu pembuatan tempe, kecap, tapai,
roti dan yoghurt.
b. Bioteknologi Modern
Pada bioteknologi modern, manipulasi tidak hanya dilakukan pada kondisi
lingkungan maupun media tumbuh, tetapi manipulasi juga dilakukan pada susunan
gen dalam kromosom makhluk hidup yang digunakan (rekayasa genetika). Oleh
karena itu, bioteknologi modern sangat erat dengan rekayasa genetika. Rekaya
genetika bertujuan menghasilkan organisme transgenik yakni organisme yang
susunan gen dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat
menguntungkan sesuai yang dikehendaki. Oleh karena itu, hasil rekayasa genetika
bersifat lebih terarah atau dapat diramalkan sebelumnya. Bioteknologi modern
menghasilkan produk dalam skala industri dengan menggunakan organisme,
sistem, atau proses bioteknologi.
Kelebihan bioteknologi modern sebagai berikut.
1) Hasil dapat diperhitungkan
2) Dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetik
3) Perbaikan sifat genetik dapat dilakukan secara terarah
4) Dapat menghasilkan organisme yang sifat barunya tidak ada pada sifat
alaminya
Kelemahan bioteknologi modern sebagai berikut.
1) Biaya produksi relatif lebih mahal
2) Memerlukan teknologi canggih
3) Pengaruh jangka panjang belum diketahui
Prinsip dasar atau teknik yang digunakan dalam rekayasa genetika meliputi.

1) Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan adalah
menumbuhkan jaringan maupun sel tumbuhan dalam suatu media buatan secara
aseptik. Dalam teori tersebut dikatakan bahwasetiap sel tumbuhan mempunyai
kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru apabila ditempatkan pada
lingkungan yang sesuai. Sifat individu baru yang dihasilkan sama persis dengan
sifat induknya. Bagian tumbuhan yang ditumbuhkan dalam media kultur disebut
eksplan. Eksplan yang sering digunakan merupakan bagian tumbuhan yang
memiliki sel-sel aktif membelah, seperti ujung akar dan ujung batang. Potongan
bagian tumbuhan yang ditanam pada media kultur akan tumbuh membentuk kalus.
Kalus merupakan massa sel yang belum terdiferensiasi. Kalus tersebut akan
berkembang menjadi tanaman lengkap yang disebut plantlet.
Media kultur jaringan yang digunakan biasanya berupa agar-agar yang
ditambah dengan unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Media
tersebut juga dapat ditambah dengan hormon pertumbuhan, misal auksin dan
sitokinin. Auksin akan memicu pertumbuhan akar, sedangkan sitokinin akan
memicu pertumbuhan tunas. Komposisi media kultur tergantung pada spesies
tumbuhan yang akan diperbanyak. Adanya teknik kultur jaringan pada tumbuhan
dapat digunakan untuk memperbanyak populasi tumbuhan langka sehingga
mencegah terjadinya kepunahan. Jadi, teknik kultur jaringan dapat
mempertahankan keanekaragaman hayati di Indonesia.
2) Kloning
Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus digunakan untuk
menghasilkan individu yang secara genetik identik dengan induknya. Proses
kloning dilakukan dengan cara memasukkan inti sel donor ke sel telur yang telah
dihilangkan inti selnya. Selanjutnya, sel telur tersebut diberi kejutan listrik atau zat
kimia untuk memacu pembelahan sel. Ketika klon embrio telah mencapai tahap
yang sesuai, embrio dimasukkan ke rahim hewan betina lainnya yang sejenis.
Hewan tersebut selanjutnya akan mengandung embrio yang ditanam dan
melahirkan anak hasil kloning. Contoh hewan hasil kloning adalah domba Dolly.
3) Teknik Bayi Tabung
Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami istri yang sulit
memperoleh keturunan. Pasangan suami istri tersebut sebenarnya mampu
menghasilkan sel kelamin secara normal. Namun karena faktor-faktor tertentu
mengakibatkan proses pembuahan tidak dapat terjadi, misal tersumbatnya saluran
telur. Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung (fertilisasi in vitro)
berada di luar tubuh induk betina. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk
embrio. Embrio kemudian ditanam (diimplantasi) pada Rahim seorang wanita
pendonor. Embrio tersebut selanjutnya tumbuh menjadi anak yang siap dilahirkan.
4) DNA Rekombinan
DNA rekombinan adalah DNA yang mengandung segmen-segmen DNA atau
gen-gen dari sumber-sumber yang berbeda. DNA yang ditransfer dari satu bagian
molekul DNA ke bagian yang lain, dari satu kromosom ke kromosom yang lain,
atau dari satu organisme ke organisme lain merupakan DNA rekombinan (Pack:
2008). Teknik ini digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik.
Proses DNA rekombinan ini meliputi isolasi DNA, transplantasi gen atau DNA,
dan memasukkan DNA ke sel hidup.
a) Isolasi DNA
Isolasi DNA dilakukan untuk menyeleksi DNA yang dikehendaki. Isolasi
dilakukan dengan mengekstrak kromosom dari suatu organisme. DNA yang dipilih
kemudian dipotong dengan enzim endonuklease restriksi yang berperan sebagai
"gunting biologi".
Segmen DNA yang dikehendaki kemudian dimasukkan ke suatu vektor
(pembawa). Vektor pada proses ini dapat berupa plasmid atau DNA virus. Vektor
yang dipilih harus dapat berikatan dengan gen mampu memperbanyak, dan
mengekspresikan gen tersebut. Sebelum digunakan sebagai vektor, plasmid
maupun DNA virus harus dipotong terlebih dahulu dengan enzim endonuklease
restriksi. Plasmid adalah rantai DNA melingkar di luar kromosom bakteri.
b) Transplantasi Gen atau DNA
Transplantasi gen dilakukan dengan cara menyambung gen yang telah diisolasi
ke dalam DNA plasmid vektor dengan menggunakan enzim ligase. Enzim ligase
mampu menyambung ujung-ujung nukleotida dan berperan sebagai “lem biologi".
Hasil penyambungan ini disebut DNA rekombinan yang mengandung DNA asli
vektor dan DNA asing yang diinginkan.
c) Memasukkan DNA Rekombinan ke Sel Hidup
DNA rekombinan kemudian dimasukkan ke vektor sel bakteri ataupun virus
melalui pemanasan dalam larutan NaCl atau melalui elektroporasi. Sel bakteri atau
virus tersebut kemudian melakukan replikasi dengan cara membelah diri sehingga
diperoleh DNA rekombinan dalam jumlah banyak.
5) Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibridoma. Fusi protoplasma
merupakan teknik penggabungan dua sel yang berasal dari jaringan berbeda
sehingga menghasilkan sel hibrid yang memiliki sifat kedua sel tersebut.
Penggabungan dua sel tersebut berlangsung dalam suatu medan listrik. Teknik ini
digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik. Prinsip dari fusi protoplasma
adalah menggabungkan kedua isi sel dengan terlebih dahulu menghilangkan
dinding sel atau membran sel dari kedua sel yang akan digabungkan dalam suatu
medan listrik. Teknik ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun sel hewan.
Fusi protoplasma pada tumbuhan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut.
a) Menyiapkan protoplasma dari tumbuhan.
b) Menghilangkan dinding sel-sel tumbuhan dan mengisolasi protoplasmanya.
c) Menguji viabilitas (aktivitas hidup) protoplasma yang diperoleh.
d) Melakukan fusi protoplasma dalam suatu medan listrik.
e) Menyeleksi hasil fusi protoplasma
f) Membiakkan hasil fusi protoplasma yang terseleksi.
Fusi protoplasma pada sel hewan atau manusia dimanfaatkan untuk
menghasilkan hibridoma (sel hibrid). Hibridoma merupakan hasil fusi antara sel
pembentuk antibodi sel (limfosit B) dengan sel mieloma (sel kanker). Sel
hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker,
tetapi juga menghasilkan antibodi seperti sel limfosit B. Setiap sel hibridoma
menghasilkan antibodi yang sifatnya khas sehingga hibridoma yang dihasilkan
harus diseleksi terlebih dahulu. Selanjutnya, setiap sel hibrid dibiakkan untuk
menghasilkan antibodi.

Produk Bioteknologi dan Dampak Penerapannya bagi Kehidupan


1. Penerapan Bioteknologi
a. Bidang Pangan
1) Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Proses Fermentasi
Aplikasi bioteknologi konvensional dibidang pangan melalui proses fermentasi
dapat dilihat dari contoh yaitu: tempe dengan bahan mentah keledai dan
mikroorganisme yang berperan Rhizopus oryzae dan Rhizopus clamydosporu.
Adanya aplikasi bioteknologi konvensional dibidang pangan tersebut, dapat
meningkatkan industry pangan dipasaran.
2) Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Memproduksi Bahan Makanan
a) Protein Sel Tunggal (PST)
Protein sel tunggal (PST) adalah istilah untuk menyebut protein yang berasal
dari organisme uniseluler atau multiseluler yang strukturnya sederhana. Protein sel
tunggal dapat dibuat dari bakteri, ganggang, maupun jamur. Sel mikroorganisme
tersebut selanjutnya ditumbuhkan dalam sistem biakan yang berskala besar.
Protein yang terkandung dalam PST dapat mencapai 80% dari berat total,
mikroorganisme penghasil PST mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut.
(1) Mempunyai kemampuan berkembang biak relatif cepat.
(2) Mempunyai kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan sumber
protein lainnya (hewan/tumbuhan).
(3) Dapat menggunakan substrat limbah sebagai media tumbuh.
Contoh mikrobia yang dapat digunakan untuk membuat PST adalah
Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis. Protein yang dihasilkan oleh
mikrobia ini mengandung asam nukleat tinggi. PST dari kedua mikrobia tersebut
tidak dapat dikonsumsi oleh manusia PST dari kedua mikrobia tersebut hanya
digunakan sebagai suplemen makanan ternak. Mikrobia lainnya yang digunakan
sebagai sumber PST yaitu Spirulina dan Chlorella.
b) Mikoprotein
Mikoprotein merupakan makanan sumber protein yang berasal dari
miselium jamur. Mikoprotein dihasilkan melalui proses fermentasi oleh jamur
Fusarium graminearum menggunakan bahan bahan seperti glukosa, garam amonia,
serta zat hara lainnya. Mikoprotein mengandung 47% protein, 14% lemak, 25%
serat untuk diet, 10% karbohidrat, 1% RNA, dan 3% abu.
b. Bidang Pertanian dan Peternakan
Bioteknologi modern banyak diaplikasikan di bidang pertanian dan
peternakan dengan memanfaatkan teknik DNA rekombinan. Teknik tersebut
dilakukan dengan tujuan memperoleh bibit unggul. Proses yang dilakukan dengan
memindahkan gen unggul dari satu organisme ke organisme lain melalui perantara
mikroorganisme. Aplikasi ini dapat dilihat pada proses pembuatan DNA
rekombinan tumbuhan dengan menggunakan vektor Agrobacterium tumefaciens.
Bakteri tersebut dipilih karena mempunyai plasmid Ti (tumor inducing) yang dapat
bergabung dengan DNA tumbuhan. Proses DNA rekombinan pada tumbuhan dapat
dijelaskan sebagai berikut. Plasmid Ti diisolasi dari A. tumefaciens, kemudian
disisipi dengan gen asing yang diinginkan. Setelah itu, plasmid dimasukkan
kembali ke A.tumefaciens. Selanjutnya, plasmid dicampur dengan sel-sel
tumbuhan. Setelah plasmid bergabung dengan sel-sel tumbuhan, A.tumefaciens
akan berkembang biak dengan menduplikasikan plasmid. Setelah itu,
A.tumefaciens akan mentransfer gen-gen baru ke dalam kromosom tumbuhan
sehingga sel-sel tumbuhan mengandung gen yang dicangkokkan pada
A.tumefaciens. Sel-sel yang dihasilkan dari proses DNA rekombinan kemudian
ditumbuhkan dengan teknik kultur jaringan. Setelah tumbuh membentuk plantlet,
tanaman tersebut dapat ditanam pada lahan pertanian. Dengan demikian, tanaman
yang dihasilkan akan memiliki sifat sesuai dengan gen asing yang diinginkan.
Tanaman hasil penyisipan gen ini disebut tanaman transgenik.
Beberapa contoh aplikasi bioteknologi modern di bidang pertanian sebagai berikut.
1) Padi Transgenik, teknologi DNA rekombinan dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh tanaman padi transgenik. Contoh tanaman padi rojolele transgenik
yang mampu mengekspresikan laktoferin dan tanaman padi yang tahan terhadap
cuaca dingin.
2) Tembakau Resistan terhadap Virus, teknologi DNA rekombinan juga dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh tanaman tembakau yang tahan terhadap virus
TMV (Tobacco Mosaic Virus). Plasmid Ti digabung dengan gen yang tahan
terhadap penyakit TMV, kemudian dimasukkan ke kromosom tembakau.
Kromosom tersebut kemudian diperbanyak melalui teknik kultur jaringan. Hasil
akhirnya adalah tanaman tembakau tahan terhadap infeksi virus TMV.
3) Bunga Antilayu dan Buah Tahan Busuk, dengan metode ini telah dikembangkan
anyelir transgenik yang mampu bertahan segar selama 3 minggu. Sementara itu,
anyelir normal hanya mampu bertahan selama3 hari. Contohnya pada tomat Flavr
Savr yang tahan busuk.
Adapun contoh pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan di antaranya
sebagai berikut.
1) Sapi Perah dengan Hormon Manusia, teknologi DNA rekombinan mampu
menyisipkan gen laktoferin pada manusia yang memproduksi HLF (Human
Lactoferrin) pada sapi perah. Dengan penyisipan ini akan dihasilkan sapi yang
mampu memproduksi susu yang mengandung laktoferin. Contohnya sapi Herman.
2) Bovin Somatotropin (BST), teknologi ini dilakukan dengan menyisipkan gen
somatotropin sapi pada plasmid Escherichia coli untuk menghasilkan BST. BST
yang ditambahkan pada makanan ternak dapat meningkatkan produksi daging dan
susu.
c. Bidang Kedokteran
1) Antibiotik
Pembuatan antibiotik termasuk penerapan bioteknologi konvensional.
Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Contoh mikroorganisme yang
dimanfaatkan sebagai penghasil antibiotik di antaranya sebagai berikut.
a) Jamur Cephalosporium sp. menghasilkan antibiotik sefalosporin untuk
membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotik penisilin.
b) Bakteri Streptomyces griseus menghasilkan antibiotik streptomisin untuk
membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotik penisilin dan sefalosporin.
c) Jamur Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum menghasilkan
antibiotik penisilin untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus.
2) Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas dan
berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Melalui teknik rekayasa genetika,
insulin dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Produksi insulin dibuat dengan
mencangkokkan gen yang mengode insulin ke dalam plasmid bakteri. Bakteri
dengan DNA rekombinan ini kemudian membelah diri. Bakteri ini selanjutnya
akan memproduksi insulin yang dibutuhkan. Penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan insulin disebut diabetes melitus. Penyakit ini dapat diatasi dengan
memberikan insulin ke dalam tubuh. Oleh karena itu, insulin diperoleh dengan
mengambil kelenjar pankreas dari hewan untuk keperluan pengobatan diabetes
melitus.
3) Vaksin Transgenik
Pembuatan vaksin dilakukan melalui teknik DNA rekombinan dengan
mengisolasi gen yang mengode senyawa penyebab penyakit (antigen) dari mikroba
yang bersangkutan. Gen tersebut kemudian disisipkan pada plasmid mikroba yang
telah dilemahkan sehingga mikroba ini menjadi tidak berbahaya karena telah
dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit, misal lapisan lendirnya. Mikroba
yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni. Mikroba ini dapat
dibiakkan dalam media kultur sehingga terbentuk antigen murni dalam jumlah
yang banyak. Apabila antigen ini disuntikkan kepada manusia, sistem kekebalan
tubuh akan membentuk antibodi yang berfungsi melawan antigen yang masuk ke
tubuh.
4) Antibodi Monoklonal
Bioteknologi pembuatan antibodi monoklonal menggunakan prinsip fusi
protoplasma. Fusi protoplasma dilakukan dengan menggabungkan dua sel dari
jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda dalam suatu medan
listrik. Fusi tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat menghasilkan antibodi
sekaligus memperbanyak diri secara terus-menerus seperti sel kanker yang
dinamakan antibodi monoklonal.
5) Terapi Gen pada Penderita Fibrosis Sistik
Penderita fibrosis sistik mengalami kesulitan bernapas karena paruparunya
terisi lendir. Hal ini disebabkan adanya mutasi gen yang mengakibatkan tidak
terbentuknya alfa-1-antitripsin (ATT). Untuk mengatasi masalah tersebut
dilakukan terapi gen untuk memperbaiki atau mengganti gen-gen penyebab
penyakit. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengisolasi gen yang
mengode ATT dari orang sehat untuk dimasukkan ke DNA virus. Selanjutnya,
virus tersebut diinfeksikan pada paru-paru pasien. Virus akan mentransfer gen
pengode ATT yang dibawa dalam sel paru-paru pasien. Dengan demikian, sel
paru-paru pasien dapat membuat protein ATT dan pasien dapat bernapas dengan
lebih normal.

6) Interferon
Interferon adalah protein yang dibentuk secara alami oleh sel-sel sistem
imun, misal sel darah putih dan fibroblas. Secara komersial interferon diproduksi
dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Interferon memodulasi respons
sistem imun untuk menyerang virus, bakteri, kanker, dan senyawa-senyawa asing
lain. Interferon tidak secara langsung membunuh sel-sel virus atau sel yang bersifat
kanker, tetapi interferon menaikkan respons sistem imun dan mengurangi
pertumbuhan sel-sel kanker. Dengan kata lain, interferon adalah senyawa protein
yang mampu memacu pertahanan tubuh manusia untuk melawan kuman penyakit.
d. Bidang Lingkungan
Aplikasi bioteknologi di bidang lingkungan digunakan untuk menangani
pencemaran lingkungan. Pada proses pemurnian logam, bahan-bahan tambang
yang diperoleh umumnya masih terikat dengan bijihnya (kotoran), diperlukan
bahan kimia untuk memurnikannya. Namun, bahan-bahan kimia tersebut ternyata
kurang efektif dalam memisahkan logam dari bijihnya sehingga banyak sisa bahan
tambang yang kemudian dibuang sebagai limbah. Dengan menggunakan bakteri
Thiobacillus ferrooxidans, beberapa jenis logam dapat diambil dari cairan sisa
penambangan. Bakteri ini mampu mengoksidasi belerang yang mengikat berbagai
logam seperti tembaga, seng, dan uranium membentuk logam sulfida. Bakteri tidak
memanfaatkan logam-logam tersebut sehingga nantinya logam akan dilepas ke air
dan dimanfaatkan oleh manusia. Dengan demikian, pencemaran lingkungan akibat
limbah penambangan dapat dikurangi dengan memanfaatkan peran
mikroorganisme.
Bioteknologi juga diterapkan untuk mengatasi pencemaran akibat tumpahan
minyak di laut. Bioremediasi yaitu penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Misalnya, tumpahan minyak dapat diatasi dengan
memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut mampu menguraikan
ikatan hidrokarbon pada minyak bumi.
2. Dampak Penerapan Bioteknologi bagi Kehidupan
a. Dampak di Bidang Lingkungan
1) Dampak Positif
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat
pemakaian pestisida. Misalnya, dengan dihasilkannya produk bioteknologi berupa
tumbuhan yang tahan terhadap serangan serangga. Selain itu, bioteknologi juga
dapat mengurangi pencemaran limbah dengan penggunaan Thiobacillus
ferrooxidans untuk memisahkan logam dari bijihnya.
2) Dampak Negatif
a) Menimbulkan kerusakan pada ekosistem
b) Hilangnya plasma nutfah

b. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi


1) Dampak Positif
Terjadi persaingan untuk mencari tanaman atau hewan varietas baru melalui proses
rekayasa genetika yang terjadi di kalangan industri.
2) Dampak Negatif
Kesenjangan sosial dan ekonomi pada masyarakat karena produkproduk dari petani
dan peternak tradisional mulai tersisih oleh adanya produk-produk rekayasa
genetika. Hal ini mengakibatkan banyak petaní dan peternak tradisional kehilangan
mata pencaharian. Petani maupun peternak tradisional yang ingin mengembangkan
bibit hasil bioteknologi mau tidak mau harus membayar royalti kepada pihak
penemu bibit tersebut.
c. Dampak terhadap Kesehatan
1) Dampak Positif
Adanya penemuan produk-produk obat maupun hormon hasil rekayasa genetika
mengakibatkan produk tersebut lebih murah dan mudah diperoleh oleh masyarakat.
2) Dampak Negatif
Penggunaan produk kesehatan hasil rekayasa genetika dapat mengakibatkan
timbulnya alergi. Bahkan, beberapa produk transgenik dapat mengakibatkan
seseorang menjadi resistan terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Misal,
seseorang yang mengonsumsi tomat Flaor Saor yang mengandung gen resistan
terhadap antibiotik.

d. Dampak Etika Moral


Penerapan teknologi kloning yang dikhawatirkan akan diterapkan pada manusia
dianggap merendahkan martabat manusia. Kloning pada manusia sangat ditentang
karena tidak sesuai dengan etika moral dan melanggar aturan agama. Oleh karena
itu, para ilmuwan diharapkan dapat bersikap dan bertindak bijaksana dalam
melakukan rekayasa genetika.

Anda mungkin juga menyukai