BIOTEKNOLOGI
GLORIA PANDEY
XII MIPA 5
Pengertian,Prinsip Dasar serta Jenis-Jenis Bioteknologi
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bio (hidup), teknos (teknologi), dan logos (ilmu)
yang secara harfiah berarti ilmu ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi.
Bioteknologi merupakan ilmu terapan Biologi yang dalam praktiknya memerlukan
berbagai disiplin ilmu seperti Mikrobiologi, Genetika, dan Biokimia. Bioteknologi
adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi
biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi batasan
tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk
menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
1) Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan adalah
menumbuhkan jaringan maupun sel tumbuhan dalam suatu media buatan secara
aseptik. Dalam teori tersebut dikatakan bahwasetiap sel tumbuhan mempunyai
kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru apabila ditempatkan pada
lingkungan yang sesuai. Sifat individu baru yang dihasilkan sama persis dengan
sifat induknya. Bagian tumbuhan yang ditumbuhkan dalam media kultur disebut
eksplan. Eksplan yang sering digunakan merupakan bagian tumbuhan yang
memiliki sel-sel aktif membelah, seperti ujung akar dan ujung batang. Potongan
bagian tumbuhan yang ditanam pada media kultur akan tumbuh membentuk kalus.
Kalus merupakan massa sel yang belum terdiferensiasi. Kalus tersebut akan
berkembang menjadi tanaman lengkap yang disebut plantlet.
Media kultur jaringan yang digunakan biasanya berupa agar-agar yang
ditambah dengan unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Media
tersebut juga dapat ditambah dengan hormon pertumbuhan, misal auksin dan
sitokinin. Auksin akan memicu pertumbuhan akar, sedangkan sitokinin akan
memicu pertumbuhan tunas. Komposisi media kultur tergantung pada spesies
tumbuhan yang akan diperbanyak. Adanya teknik kultur jaringan pada tumbuhan
dapat digunakan untuk memperbanyak populasi tumbuhan langka sehingga
mencegah terjadinya kepunahan. Jadi, teknik kultur jaringan dapat
mempertahankan keanekaragaman hayati di Indonesia.
2) Kloning
Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus digunakan untuk
menghasilkan individu yang secara genetik identik dengan induknya. Proses
kloning dilakukan dengan cara memasukkan inti sel donor ke sel telur yang telah
dihilangkan inti selnya. Selanjutnya, sel telur tersebut diberi kejutan listrik atau zat
kimia untuk memacu pembelahan sel. Ketika klon embrio telah mencapai tahap
yang sesuai, embrio dimasukkan ke rahim hewan betina lainnya yang sejenis.
Hewan tersebut selanjutnya akan mengandung embrio yang ditanam dan
melahirkan anak hasil kloning. Contoh hewan hasil kloning adalah domba Dolly.
3) Teknik Bayi Tabung
Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami istri yang sulit
memperoleh keturunan. Pasangan suami istri tersebut sebenarnya mampu
menghasilkan sel kelamin secara normal. Namun karena faktor-faktor tertentu
mengakibatkan proses pembuahan tidak dapat terjadi, misal tersumbatnya saluran
telur. Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung (fertilisasi in vitro)
berada di luar tubuh induk betina. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk
embrio. Embrio kemudian ditanam (diimplantasi) pada Rahim seorang wanita
pendonor. Embrio tersebut selanjutnya tumbuh menjadi anak yang siap dilahirkan.
4) DNA Rekombinan
DNA rekombinan adalah DNA yang mengandung segmen-segmen DNA atau
gen-gen dari sumber-sumber yang berbeda. DNA yang ditransfer dari satu bagian
molekul DNA ke bagian yang lain, dari satu kromosom ke kromosom yang lain,
atau dari satu organisme ke organisme lain merupakan DNA rekombinan (Pack:
2008). Teknik ini digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik.
Proses DNA rekombinan ini meliputi isolasi DNA, transplantasi gen atau DNA,
dan memasukkan DNA ke sel hidup.
a) Isolasi DNA
Isolasi DNA dilakukan untuk menyeleksi DNA yang dikehendaki. Isolasi
dilakukan dengan mengekstrak kromosom dari suatu organisme. DNA yang dipilih
kemudian dipotong dengan enzim endonuklease restriksi yang berperan sebagai
"gunting biologi".
Segmen DNA yang dikehendaki kemudian dimasukkan ke suatu vektor
(pembawa). Vektor pada proses ini dapat berupa plasmid atau DNA virus. Vektor
yang dipilih harus dapat berikatan dengan gen mampu memperbanyak, dan
mengekspresikan gen tersebut. Sebelum digunakan sebagai vektor, plasmid
maupun DNA virus harus dipotong terlebih dahulu dengan enzim endonuklease
restriksi. Plasmid adalah rantai DNA melingkar di luar kromosom bakteri.
b) Transplantasi Gen atau DNA
Transplantasi gen dilakukan dengan cara menyambung gen yang telah diisolasi
ke dalam DNA plasmid vektor dengan menggunakan enzim ligase. Enzim ligase
mampu menyambung ujung-ujung nukleotida dan berperan sebagai “lem biologi".
Hasil penyambungan ini disebut DNA rekombinan yang mengandung DNA asli
vektor dan DNA asing yang diinginkan.
c) Memasukkan DNA Rekombinan ke Sel Hidup
DNA rekombinan kemudian dimasukkan ke vektor sel bakteri ataupun virus
melalui pemanasan dalam larutan NaCl atau melalui elektroporasi. Sel bakteri atau
virus tersebut kemudian melakukan replikasi dengan cara membelah diri sehingga
diperoleh DNA rekombinan dalam jumlah banyak.
5) Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibridoma. Fusi protoplasma
merupakan teknik penggabungan dua sel yang berasal dari jaringan berbeda
sehingga menghasilkan sel hibrid yang memiliki sifat kedua sel tersebut.
Penggabungan dua sel tersebut berlangsung dalam suatu medan listrik. Teknik ini
digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik. Prinsip dari fusi protoplasma
adalah menggabungkan kedua isi sel dengan terlebih dahulu menghilangkan
dinding sel atau membran sel dari kedua sel yang akan digabungkan dalam suatu
medan listrik. Teknik ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun sel hewan.
Fusi protoplasma pada tumbuhan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut.
a) Menyiapkan protoplasma dari tumbuhan.
b) Menghilangkan dinding sel-sel tumbuhan dan mengisolasi protoplasmanya.
c) Menguji viabilitas (aktivitas hidup) protoplasma yang diperoleh.
d) Melakukan fusi protoplasma dalam suatu medan listrik.
e) Menyeleksi hasil fusi protoplasma
f) Membiakkan hasil fusi protoplasma yang terseleksi.
Fusi protoplasma pada sel hewan atau manusia dimanfaatkan untuk
menghasilkan hibridoma (sel hibrid). Hibridoma merupakan hasil fusi antara sel
pembentuk antibodi sel (limfosit B) dengan sel mieloma (sel kanker). Sel
hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker,
tetapi juga menghasilkan antibodi seperti sel limfosit B. Setiap sel hibridoma
menghasilkan antibodi yang sifatnya khas sehingga hibridoma yang dihasilkan
harus diseleksi terlebih dahulu. Selanjutnya, setiap sel hibrid dibiakkan untuk
menghasilkan antibodi.
6) Interferon
Interferon adalah protein yang dibentuk secara alami oleh sel-sel sistem
imun, misal sel darah putih dan fibroblas. Secara komersial interferon diproduksi
dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Interferon memodulasi respons
sistem imun untuk menyerang virus, bakteri, kanker, dan senyawa-senyawa asing
lain. Interferon tidak secara langsung membunuh sel-sel virus atau sel yang bersifat
kanker, tetapi interferon menaikkan respons sistem imun dan mengurangi
pertumbuhan sel-sel kanker. Dengan kata lain, interferon adalah senyawa protein
yang mampu memacu pertahanan tubuh manusia untuk melawan kuman penyakit.
d. Bidang Lingkungan
Aplikasi bioteknologi di bidang lingkungan digunakan untuk menangani
pencemaran lingkungan. Pada proses pemurnian logam, bahan-bahan tambang
yang diperoleh umumnya masih terikat dengan bijihnya (kotoran), diperlukan
bahan kimia untuk memurnikannya. Namun, bahan-bahan kimia tersebut ternyata
kurang efektif dalam memisahkan logam dari bijihnya sehingga banyak sisa bahan
tambang yang kemudian dibuang sebagai limbah. Dengan menggunakan bakteri
Thiobacillus ferrooxidans, beberapa jenis logam dapat diambil dari cairan sisa
penambangan. Bakteri ini mampu mengoksidasi belerang yang mengikat berbagai
logam seperti tembaga, seng, dan uranium membentuk logam sulfida. Bakteri tidak
memanfaatkan logam-logam tersebut sehingga nantinya logam akan dilepas ke air
dan dimanfaatkan oleh manusia. Dengan demikian, pencemaran lingkungan akibat
limbah penambangan dapat dikurangi dengan memanfaatkan peran
mikroorganisme.
Bioteknologi juga diterapkan untuk mengatasi pencemaran akibat tumpahan
minyak di laut. Bioremediasi yaitu penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Misalnya, tumpahan minyak dapat diatasi dengan
memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut mampu menguraikan
ikatan hidrokarbon pada minyak bumi.
2. Dampak Penerapan Bioteknologi bagi Kehidupan
a. Dampak di Bidang Lingkungan
1) Dampak Positif
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat
pemakaian pestisida. Misalnya, dengan dihasilkannya produk bioteknologi berupa
tumbuhan yang tahan terhadap serangan serangga. Selain itu, bioteknologi juga
dapat mengurangi pencemaran limbah dengan penggunaan Thiobacillus
ferrooxidans untuk memisahkan logam dari bijihnya.
2) Dampak Negatif
a) Menimbulkan kerusakan pada ekosistem
b) Hilangnya plasma nutfah