MANIPULASI GEN
KELAS K
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
Godwin Pergaulan S. ( 16334085 )
Mutia Khaerunnisa ( 19334003 )
Marina Notiasary ( 19334010 )
Rohemah ( 19334701 )
Nova Karlina Siregar ( 20334711 )
Novi Jayanti ( 20334753 )
Amelia Agnes ( 20334766 )
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan rugas kelompok mata kuliah Bioteknologi
Farmasi yang membahas tentang ‘Manipulasi Gen ‘. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen matakuliah Bioteknologi Farmasi yaitu Bapak saiful Bahri,
S.Si.,MSi, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah
ini dengan baik.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi lainnya. Untuk itu kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun
Penyususn
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 . Tujuan
1. Fermentasi
Menggunakan mikroba untuk mengubah suatu senyawa seperti pati atau gula menjadi
senyawa lain seperti etanol.
Digunakan pada:
Bioteknologi klasik
Industri farmasi
Biopulping
Bahan bakar
Bioplastik
2. Analisis Genetik
Mempelajari bagaimana sifat/karakter atau gen diwariskan dari generasi ke generasi dan
bagaimana gen dan lingkungan berinteraksi untuk menghasilkan suatu sifat.
Dapat digunakan untuk:
Diagnosis
Pertanian
Bahan bakar
3. Seleksi dan Pemuliaan
Manipulasi mikroba, tanaman atau hewan dan pemilihan individu atau populasi yang
diinginkan sebagai stok genetik untuk perbaikan generasi baru.
Dapat digunakan untuk:
Bioteknologi klasik (fermentasi)
Produksi bahan pangan
Bioplastik
Analisis DNA
4. Analisis DNA
Transfer segmen DNA dari suatu organisme ke DNA organisme lain. Kedua organisme
tersebut dapat tidak saling berkerabat satu sama lain
1. Konjugasi
2. Transformasi
3. Transduksi
1. Konjugasi adalah perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam sel bakteri
lainnya (sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel.
Bakteri
2. Transformasi adalah pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di
sekelilingnya.
DNA asing
Kromosom Bakteri
(DNA bakteri)
3. Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya melalui
perantaraan fage.
DNA FAGE
KROMOSOM BAKTERI
DNA yang masuk ke dalam sel bakteri:
a. Dapat berintegrasi dengan DNA atau kromosom bakteri sehingga terbentuk
DNA rekombinan atau kromosom rekombinan.
1. Plasmid
2. Enzim Restriksi
3. DNA Ligase
4. Bakteri
Plasmid
Terdapat pada bakteri DNA selain kromosom. Umumnya berukuran kecil ( lebih kecil
dari ukuran kromosom bakteri ). Jenis, jumlah, dan ukurannya bervariasi antar sel dan
antar jenis bakteri
Fungsi Plasmid pada pembentukan DNA rekombinan:
a. Digunakan sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau mengklonkan fragmen DNA
atau mengubah sifat bakteri.
b. untuk memperbanyak gen ( copy gene ) yang telah disisipkan dengan bantuan sel
bakteri.
Enzim Restriksi
Pada tahun 1970 T.J. Kelly menemukan enzim pertama yang kemudian
dimasukkan ke dalam kelompok enzim restriksi lainnya, yaitu enzim restriksi tipe
II. Ia mengisolasi enzim tersebut dari bakteri Haemophilus influenzae strain Rd, dan sejak
saat itu ditemukan lebih dari 475 enzim restriksi tipe II dari berbagai spesies dan strain
bakteri. Semuanya sekarang telah menjadi salah satu komponen utama dalam tata kerja
rekayasa genetika. Setiap enzim restriksi (endonuklease restriksi) mengenal sekuen
pemotongan yang khas dan memotong DNA pada situs pemotongan yang khas.
Enzim mempunyai sifat-sifat umum yang penting sebagai berikut:
1. Mengenali urutan secara spesifik sepanjang empat hingga tujuh pasang basa di
dalam molekul DNA secara palindrom.
2. Memotong ikatan fosfodiesterase ( gula-fosfat ) tanpa merusak ikatan basa.
3. Menghasilkan fragmen - fragmen DNA dengan berbagai ukuran dan urutan basa.
DNA Ligase
DNA ligase merupakan enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan
fosfodiester antara ujung 5’-fosfat dan 3’-hidroksil pada DNA yang mengalami nick.
Nick pada DNA dapat terjadi pada saat replikasi DNA, rekombinasi dan
kerusakan. Secara biologis, DNA ligase diperlukan untuk menggabungkan fragmen
Okazaki saat proses replikasi, menyambung potongan-potongan DNA yang baru
disintesis, serta berperan dalam proses reparasi DNA. Oleh karena pentingnya peranan
DNA ligase, sekarang ini telah dikembangkan obat antibakterial yang menginhibisi
DNA ligase. Dengan diinhibisinya DNA ligase, diharapkan kromosom menjadi
terdegradasi dan sel akan mati. DNA ligase merupakan enzim yang sangat berguna baik
di dalam sel, maupun di luar sel. Enzim restriksi diibaratkan seperti gunting yang
memungkinkan kita untuk memotong DNA di tempat yang spesifik. Kemudian DNA
ligase berperan sebagai lem yang menyambung DNA yang telah terpotong sehingga
menjadi DNA yang fungsional.
Secara keseluruhan tahapan DNA rekombinan dapat dilihat dari gambar berikut :
:
Ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari
gen hewan ke tanaman. Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to
permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk
mengadakan perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup). Teknologi transgenik atau
kloning juga dilakukan pada dunia peternakan, separti domba dolly yang diambil dari gen
sel ambing susu domba yang ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri. Pada ikan-ikan
teleostei, menghasilkan ikan yang resisten terhadap pembusukan dan penyakit.
Dengan rekayasa genetika dapat dihasilkan tanaman transgenik yang memiliki sifat
baru seperti tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tanama kedelai yang tahan
terhadap herbisida, dan tanaman transgenik yang mempunyai kualitas hasil yang tinggi.
Tanaman transgenik mempunyai potensi manfaat yang besar, karena karena ditengarai
dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki gizi, memperbaiki kesehatan dengan
mengintroduksi vaksin ke dalam tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk dan
pestisida. Saat ini tanaman kedelai dapat dibuat mengandung lebih banyak protein dan zat
besi untuk mengatasi anemia.
lectin Galanthus nivalis agglutinin. Gen tahan serangga yang populer adalah
gen Bt atau gen cry yang diisolasi dari bakteri Bacillus thuringiens. Kata cry adalah
singkatan dari crystal yang mempersentasikan gen dari strain Bt yang memproduksi
protein kristal. Gen ini bekerja seperti insektisida yang dapat mematikan serangga
hama.
Dalam sistem transformasi, gen interes yang akan ditransfer ke tanaman
biasanya diklon terlebihdahulu dalam vektor plasmid yang dapat memperbanyak diri
dalam Agrobacterium tumefaciens atau Eschericia coli. Gen tersebut digabungkan
dengan promoter yang dapat diekspresikan dalam tanaman dan dirangkaikan dengan
terminator yang tepat. Promoter merupakan daerah DNA dimana RNA polynerase
akan menempel untuk memulai proses transkripsi.
3.1 Tomat Transgenik
Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau tapi
belum matang. Hal ini disebabkan karena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan
demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan
yang sulit. Tomat pada umumnya mengalami hal tersebut karena memiliki gen yang
menyebabkan buah tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan oleh enzim
poligalakturonase yang berfungsi mempercepat degradasi pektin.
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa
enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi
produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat.
Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu
yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap
penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama
pemrosesan lebih sedikit.
Mekanisme lain juga ada yang dapat memberikan ketahanan pada tanaman tehadap hama
serangga dalam kisaran yang luas. Salah satu mekanisme tersebut didasarkan pada inhibitor
tripsin pada tanaman kacang kapri yang telah berhasil diklon oleh Hider et al. (1987) yang
menggunakan probeoigonukleotida sintetik.
3.3 Rekayasa Genetik Ketahanan Herbisida
Herbisida telah memungkinkan pengendalian gulma secara ekonomis dan
meningkatkan efisiensi produksi tanaman. Sejumlah herbisida baru memiliki
efektivitas yang tinggi dengan toksisitas yang lebih rendah terhadap hewan serta
degradasi yang cepat setelah penggunaannya. Ketahan herbisida dapat dicapai paling
tidak dengan tiga mekanisme yang berbeda :
1. produksi berlebih target biokimia peka herbisida.
2. Perubahan struktural target biokimia yang mengakibatkan menurunnya
aktifitas herbisida.
3. Detoksiikasi-degradasi herbisida sebelum mencapai target biokimia di dalam
sel tanaman.
4. Tanaman Transgenik Resisten Penyakit
Dari 15 primer yang dirancang untuk cDNA dari gen RB (Tabel 1), telah
dilakukan amplifikasi menggunakan 10 pasang primer. Tiga pasang primer
(cDNAF3-NseqRBR12, RBSeqF17-RBSeqR22, dan NSeqRBF8-RBSeqEndR)
tidak spesifik terhadap gen RB karena mengamplifikasi gen pada cetakan
(template) dari Katahdin nontransgenik, yang tidak mengandung gen RB. Contoh
hasil amplifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. Pasangan primer I dan III tidak
spesifik terhadap gen RB. Amplifikasi tidak spesifik terjadi saat cetakan DNA
dari kontrol negatif (Katahdin tipe liar yang tidak mengandung gen target)
menghasilkan pita DNA dengan ukuran yang sama dengan pita DNA sampel
transgenik Katahdin SP951 dan kontrol positif (S. bulbocastanum). Hal ini
menunjukkan bahwa gen RB tidak teramplifikasi.
Potensi resiko tanaman transgenik tahan hama terhadap kesehatan manusia pada umumnya
berkaitan dengan kemungkinan munculnya alergen baru atau toksin pada tanaman pangan yang
direkayasa, kemungkinan adanya alergen baru dalam serbuk sari tanaman atau kemungkinan
munculnya kombinasi antar protein yang membentuk struktur tidak dikenal yang menyebabkan
efek pleitropik ataupun efek sekunder yang tidak diperkirakan.
organisme non target yang memakan tanaman yang masih hidup atau detrivitor yang memakan
tanaman yang mati. Kedua, resiko tidak langsung terhadap spesies non-target dan tentu hal ini
akan mematikan rantai makanan yang ada.
Jika tanaman transgenik ditanam secara besar-besaran, dengan berbagai hama target
yang berbeda-beda, jika dijumlahkan secara kumulatif, dalam tempo beberapa waktu, maka akan
membunuh hampir semua jenis insekta pemakan tanaman
Dari 15 primer yang dirancang, terdapat tujuh pasang primer yang berhasil mengamplifikasi gen
RB secara spesifik pada tanaman transgenik Katahdin SP951 dan tanaman sumber gen RB (S.
Bulbocastanum). Dengan memanfaatkan daerah yang tumpangtindih, fragmen spesifik tersebut
disekuen dan diperoleh urutan DNA sepanjang 2.913 basa yang memiliki kesamaan 100%
dengan urutan gen RB pada plasmid pCLD04541. Dapat disimpulkan bahwa gen RB tidak
mengalami mutasi pada proses transformasi dan integrasi gen ke dalam genom kentang
Katahdin. Konfirmasi gen pada produk rekayasa genetika tanaman ini sangat perlu dilakukan
terutama dalam rangka pengisian dossier untuk keamanan hayati sebelum tanaman transgenik
dapat dilepas ke petani.