Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BIOTEKNOLOGI

“ DNA REKOMBINAN”

OLEH :

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA : 1. Sony Dermawan (1604080)

2. Yuli Yumelisa (1604018)

3. Syafna Elviona YP (1704038)

DOSEN PEMBIMBING : Muthia Miranda Zaunit. Spd, M.Si

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


YAYASAN PERINTIS
PADANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti
biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,matematika, dan lain
sebagainya. Perkembangan bioteknologi pada abad 21 sudah sangat pesat, terutama di negara-
negara maju. Teknik bioteknologi modern telah berkembang pesat sejak 1970- an.
Perkembangan ini tidak lepas dari peran para ilmuan yang tak kenal lelah untuk mengembangkan
berbagai teknik bioteknologi. Teknik bioteknologi modern yang sudah sering didengar antara
lain teknik kultur jaringan dan Rekayasa Genetik atau yang lebih dikenal dengan Teknik DNA
Rekombinan. Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui
teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu. Tahapan- tahapan tersebut
adalah isolasi DNA genomik/kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA menjadi
sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA vektor, penyisipan fragmen DNA ke
dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel inang
menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan
analisis DNA rekombinan.Teknik DNA Rekombinan melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu
di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai kloning gen.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan DNA rekombinan?
2. Bagaimanakah teknik teknologi DNA rekombinan?
3. Apakah manfaat dari teknologi DNA rekombinan?
4. Apa saja contoh teknologi DNA rekombinan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan DNA rekombinan.
2. Untuk mengetahui teknik teknologi DNA rekombinan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari teknologi DNA rekombinan.
4. Untuk mengetahui contoh dari teknologi DNA rekombinan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DNA REKOMBINAN

DNA rekombinan pertama kali dihasilkan oleh Paul Berg pada tahun 1972 menggunakan
ecoRI. Pada tahun 1973 Boyer, Cohen dan Chang melakukan rekayasa pada bakteri E. coli
dengan plasmid rekombinan. Meskipun teknologi DNA rekombinan pertama kali
ditunjukkan tahun 1970an, prinsip-prinsip dasar dalam rekombinasi telah ditemukan jauh
sebelumnya sebagai contoh oleh Frederick Giffith pada tahun 1928 saat meneliti tentang
penyakit pneumonia di London.

Menurut Cohen dan Boyer (1980: DNA rekombinan (rDNA) adalah bentuk DNA buatan
yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang tidak akan biasanya terjadi
bersama-sama. Dalam hal modifikasi genetik, itu adalah diciptakan melalui pengenalan DNA
yang relevan ke dalam DNA organisme yang ada, seperti plasmid bakteri, untuk kode untuk
atau mengubah sifat berbeda untuk tujuan tertentu, seperti resistensi antibiotik.

Robert (2009) mengatakan bahwa DNA rekombinan adalah DNA yang mengalami
perubahan karena penyisipan suatu sekuens deuksinukleotida yang sebelumnya tidak terdapat
dalam molekul DNA yang sudah ada dengan cara enzimatik atau kimiawi. Rekayasa genetika
adalah serangkaian teknik untuk memodifikasi dan merekomendasi gen dari berbagai
organisme yang berbeda yang juga disebut teknologi DNA rekombinan.

Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan, atau dengan istilah yang
lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam
suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai kloning gen.
Banyak definisi telah diberikan untuk mendeskripsikan pengertian teknologi DNA
rekombinan. Salah satu di antaranya, yang mungkin paling representatif, menyebutkan
bahwa teknologi DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru
dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya
untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang
berperan sebagai sel inang. Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang sangat
menguntungkan. Sebagai contoh pasien yang menderita diabetes tidak mampu membentuk
hormon insulin untuk mengatur kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, pasien
membutuhkan suntikan insulin sebagai tambahan. Dengan teknik rekayasa genetika, para
peneliti berhasil memaksa mikroorganisme (bakteri) untuk membentuk insulin yang mirip
dengan insulin manusia.

2. TEKNIK TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN


Teknologi DNA rekombinan meliputi beberapa teknik, yaitu :
a. Teknik untuk mengisolasi DNA

Isolasi DNA yang diawali dengan melakukan perusakan serta penghilangan dinding sel.
Dalam proses ini dapat dilakukan secara mekanis ataupun dengan cara enzimatis. Setelah
perusakan sel telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pelisisan sel hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan buffer nonosmotik, serta deterjen yang kuat seperti triton
X-100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Remukan sel yang diakibatkan oleh
lisisnya sel dibuang dengan melakukan sentrifugasi sehingga bias dibedakan antara bagian
yang rusak serta organel target yang pada akhirnya didapatlkan DNA yang nantinya
dilakukan pemurnian dengan penambahan amonium asetat dan alkohol.

b. Teknik untuk memotong DNA

Pemotongan DNA dengan menggunakan enzim restriksi endonuklease. Pemutusan ini


dilakukan di dalam strain tertentu yang bertujuan untuk mencegah agar tidak merusak DNA.
Selain itu strain tersebut juga mempunyai suatu system modifikasi yang menyebabkan
pemutusan basa pada urutan tertentu yang merupakan recognition sites bagi enzim restriksi
tersebut. Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor dengan menggunakan enzim restriksi
ini harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel dalam arti setiap fragmen
DNAnya harus dapat disambungkan dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier.

c. Teknik untuk menggabungkan atau menyambungkan DNA

Tahap penyambungan DNA terdapat beberapa cara, yaitu penyambungan dengan


menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri, penyambungan dengan menggunakan DNA
ligase dari sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau sering disebut dengan
enzim T4 ligase. Serta dengan pemberian enzim deoksinukleotidil transferase untuk
menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’. Dengan untai tunggal semacam ini akan
diperoleh ujung lengket buatan, yang selanjutnya dapat diligasi menggunakan DNA ligase.

d. Teknik untuk memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel hidup

Analisa terhadap hasil pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta analisis hasil
ligasi molekul molekul DNA dengan menggunakan teknik elektroforesis. Hasil dari
penyambungan ini dimasukkan ke dalam sel inang agar dapat diperbanyak dengan cepat.
Dalam hal ini pada campuran reaksi tersebut selain terdapat molekul DNA rekombinan, juga
ada sejumlah fragmen DNA genomik dan DNA plasmid yang tidak terligasi satu sama lain.
Tahap memasukkan campuran reaksi ligasi ke dalam sel inang ini dinamakan transformasi.
Sehingga diharapkan sel inang mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul
DNA rekombinan.

e. Seleksi transforman dan seleksi rekombinan

DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka kita
harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA
rekombinan. Selanjutnya, di antara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan
masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa
fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen
yang diinginkan dilakukan dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak
(probe), yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi
polimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).

Rekombinasi memiliki tiga mekanisme dasar dalam menjalani prosesnya yaitu:

a. Transformasi merupakan transfer DNA telanjang yang umumnya berasal dari satu sel
bakteri ke dalam sel yang berbeda. Prosesnya adalah ketika sebuah sel bakteri pecah
atau lisis maka DNA sirkular akan terlepas ke lingkungan. Efisiensi transformasi
bergantung pada kompetensi sel.
b. Konjugasi merupakan pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri
yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
c. Transduksi merupakan transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lainnya dengan
menggunakan virus bakteri sebagai vektor. Transfer ini menggunakan prinsip dasar dari
galur donor yang menyediakan DNA bagi galur resipien. Perbedaan utamanya dengan
transfer DNA lainnya adalah DNA ditransfer melalui perantaraan bakteriofag.

3. MANFAAT TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

Pengembangbiakan gen-gen rekombinan dan ekspresinya dalam bentuk produk-produk


protein oleh Eschrechia coli atau sel khamir yang dapat ditumbuhkan dalam jumlah yang tak
terbatas memberikan kemungkinan memproduksi protein-protein secara komersial yang
mempunyai kegunaan praktis. Kemungkinan ini mendorong timbulnya bidang rekayasa
genetika. Dalam permasalahan tersebut teknik DNA rekombinan dan metode
pengembangbiakan memainkan peranan yang sangat penting. Berbagai riset DNA
rekombinan banyak diaplikasikan secara praktis dalam berbagai bidang, diantaranya:

a. Bidang Kedokteran

Gen-gen bagi beberapa protein yang dibutuhkan dalam bidang kedokteran yang
dibutuhkan dalam bidang kedokteran yaitu pembuatan insulin manusia oleh bakteri
Eschrechia coli untuk pengobatan penyakit diabetes. Dahulu insulin didapatkan dari kelenjar
pancreas sapid dan babi. Untuk membuat hanya 0,45 kg insulin hewan itu, yang dibutuhkan
oleh 750 pasien diabetes selama satu tahun, diperlukan 3.600 kg kelenjar yang berasal dari
23.000 ekor hewan. Laporan dari Kementrian Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan
(HEW = Health Education and Welfare) Amerika Serikat, dalam tahun 1981 diperlukan 56
juta hewan untuk memenuhi kebutuhan insulin Amerika serikat. Melalui teknik DNA
rekombinan (rekayasa genetika), para peneliti berhasil memaksa bakteri untuk membentuk
insulin yang mirip dengan insulin manusia dan ini bahkan lebih baik dibandingkan insulin
yang dihasilkan sapi dan babi yang dapat diterima oleh tubuh manusia. Selain itu, dengan
cara yang sama teknologi DNA rekombinan mempunyai peran dalam pembuatan vaksin
(misalnya hepatitis B), produksi hormon pertumbuhan dan lain sebagainya.
b. Bidang industri

Penelitian rekayasa genetika di bidang industri sedang meningkat dengan cepat. Berbagai
usaha yang telah giat dilakukan misalnya :

a) Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam-logam langsung dari dalam


bumi
b) Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan kimia
c) Mencipatkan bakteri yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen
yang diperlukan untuk pembuatan plastik
c. Bidang Pertanian
Beberapa manfaat rekayasa genetika dalam bidang pertanian diantaranya adalah:
a) Mengganti pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tapi mahal
harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah. Bakteri tanah Rhizobium sp dapat
mengadakan infeksi ke dalam akar dari tanaman family Leguminosae. Infeksi ini
menghasilkan bintil akar dan bakteri yang terdapat di dalamnya dapat mengikat
zat lemas bebas dari udara untuk di ubahnya menjadi nitrogen yang dapat
diambil dan digunakan oleh tanaman tersebut.
b) Teknik rekayasa genetika mengusahakan tanaman-tanaman (terutama yang
mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu pekah terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan cacing.
c) Mengusahakan tanaman-tanaman yang mampu menghasilkan peptisida sendiri.
d. Bidang Peternakan
a) Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit mencret ganas yang dapat
mematikan anak-anak babi
b) Sudah dipasarkan vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yaitu
penyakit ganas dan sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
4. CONTOH TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

Salah satu contoh dari teknologi DNA rekombinan dalam bidang kesehatan yaitu insulin
yang berguna dalam pengobatan Diabetes Melitus (DM). Insulin pertama kali di ekstraksi
dari jaringan pankreas anjing pada tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal Kanada Sir
Federick Glant Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James
Richard Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip kemudian memproduksi
dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada manusia.
Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia.

Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara
tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau babi.
Walaupun insulin hewan secara umum cukup memuaskan tetapi untuk penggunaan pada
manusia dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam
amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa
penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu
dapat dihilangkan secara sempurna. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti
cara produksi insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini
mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA rekombinan,
insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal tersebut
di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat
rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak
menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya. Faktor-faktor ini
menyebabkan peneliti mempertimbangkan untuk membuat Humulin dengan memasukkan
gen insulin ke dalam vektor yang cocok, yaitu sel bakteri E. coli, untuk memproduksi insulin
yang secara kimia identik dan dapat secara alami diproduksi. Hal ini telah dicapai dengan
menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Gen insulin manusia dari pulau Langerhans diambil, kemudian disambungkan ke


dalam plasmid bakteri, membentuk kimera (DNA rekombinasi). Kimera itu dimasukkan
ke dalam sel target E.coli. Bakteri E.coli ini dikultur, untuk dikembangkan. Karakteristik
bakteri yang menjadi organisme pilihan untuk memproduksi insulin memiliki keunggulan-
keunggulan sebagai berikut:
a. Memiliki rentang umur pendek

b. Jumlah generasi yang banyak

c. Susunan genetik bakteri yang lebih mudah dimodifikasi

d. Lingkungan luar bekteri dapat dengan mudah dimodifikasi untuk mempengaruhi ekspresi
gen.

e. Menghasilkan produk, hampir mendekati yang kita inginkan (menyerupai insulin yang
dihasilkan sel β-pankreas)

f. Lebih ekonomis

Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA rekombinan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas manusia:

a) Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak dari
sel pankreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada mRNA bersamaan
dengan nukleotida penyusun DNA.

b) Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA berantai
tunggal.

c) DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.

d) Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggalmenjadi


ranati ganda,disebut DNA komplementer (c- DNA), yang merupakan gen penghasil
insulin.

b. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong kromosom
secara khusus menggunakan enzim retrikasi.

c. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel bakteri
dengan menggunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di dalam serangkain tabung
reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia (dalam bentuk c- DNA) disiapkan
untuk dipasangkan pada plasmid yang terbuka tersebut.
d. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula ikatan yang terjadi
masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat ikatan ini sehingga dihasilkan
molekul DNA rekombinan/plasmid rekombinan yang bagus.

e. Memasukkan plasmid rekombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel bakteri ini
plasmid mengadakan replikasi

f. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat menghasilkkan klon-
klon bakteri yang mengandung plasmid rekombinan penghasil insulin. Melalui rekayasa
genetika dapat dihasilkan E.coli yang merupakan penghasil insulin dalam jumlah banyak
dan dalam waktu yang singkat.

Escherrichia coli (E. coli), penghuni saluran pencernaan manusia, adalah ‘pabrik’ yang
digunakan dalam rekayasa genetika insulin. Ketika bakteri bereproduksi, gen insulin direplikasi
bersama dengan plasmid. E. coli seketika memproduksi enzim yang dengan cepat mendegradasi
protein asing seperti insulin. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara menggunakan E. coli strain
mutan yang sedikit mengandung enzim ini. Pada E. coli, B-galaktosidase adalah enzim yang
mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri memproduksi insulin, gen insulin perlu
terikat pada enzim ini.

Enzim restriksi secara alami diproduksi oleh bakteri. Enzim restriksi bertindak
seperti pisau bedah biologi, hanya mengenali rangkaian nukleotida tertentu, misal salah satunya
rangkaian kode untuk insulin. Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk
memutuskan pasangan basa nitrogen tertentu dan menghapus bagian DNA yang berisi kode gene
tik dari kromosom sebuah organisme sehingga dapat memproduksi insulin. Sedangkan DNA
ligase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat genetik dan pengelas ujung nukleotida.
Langkah pertama pembuatan humulin adalah mensintesis rantai DNA yang membawa sekuens
nukleotida spesifik yang sesuai karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan
DNA yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua rantai telah
dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan sembilan
puluh untuk rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran
sintesis protein. Antikodon menggabungkan asam amino, metionin, kemudian ditempatkan di
setiap awal rantai yang memungkinkan pemindahan protein insulin dari asam amino sel bakteri
itu. ‘Gen’ sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah dimasukkan ke dalam gen untuk
enzim bakteri, B-galaktosidase, yang dibawa dalam plasmid vektor tersebut. Pada tahap ini,
sangat penting untuk memastikan bahwa kodon gen sintetik kompatibel dengan B-galaktosidase.
Plasmid rekombinan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel E. coli.

Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis insulin manusia


membutuhkan jutaan salinan plasmid bakteri yang telah digabungkan dengan gen insulin dalam
rangka untuk menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel mereplikasi
galaktosidase-B di dalam sel yang sedang menjalani mitosis. Protein yang terbentuk, sebagian
terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke salah satu rantai insulin A atau B. Rantai insulin A
dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen B-galaktosidase dan dimurnikan. Kedua rantai
dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi yang membentuk jembatan silang disulfida,
menghasilkan Humulin murni (insulin manusia sintetis).
DAFTAR PUSTAKA

Anshori. DNA Rekombinan. (online) Tersedia http://anshori.comuv.com/


DNA_Rekombinan.html. (Tanggal 16 November 2012).

Ilham. 2009. DNA rekombinan. (online). Tersedia http://ilham-gantz.blogspot.com/2009/03/dna-


rekombinan.html. (Tanggal 16 November 2012.)

Mamangkey, jendri. 2012. DNA Rekombinan (http://jendri73.blogspot.com/)

News Medical., 2012. DNA Rekombinan. Tersedia http://www.news-


medical.net/health/Recombinant-DNA-What-is-Recombinant-DNA-
%28Indonesian%29.aspx. (Tanggal 16 November 2012).

Pratiwi, D.A., Sri maryati, Srikini, Suharno, & Bambang S. 2006. Biologi SMA. Penerbit
Erlangga: Jakarta.

Rifa’I, Muhaimin PhD.Med.Sc. 2010. Genetika Rekombinasi dan Populasi. Galaxy Science.
Malang.

Satriani. 2011. DNA rekombinan. (online)


Tersedia http://satriani09ngeblog. blogspot.com/2011/12/dna-
rekombinan.html (Tanggal 16 November 2012).

Tjahjoleksono, Aris., 2009. DNA Rekombinan. (Online) Tersedia http://web.ipb.ac.id/-


tpb/files/materi/genetika/dna/rekombinan.htm

Wikipedia. 2011. Recombinant DNA. (Online)


Tersedia http://en.wikipedia.org/wiki/Recombinant_DNA (Tanggal 16 November
2012).

Wikipedia. 2011. Teknologi DNA rekombinan. (Online)


Tersedia http://ms.wikipedia.org/wiki/Teknologi_DNA_rekombinan. (Tanggal 16
November 2012).
Witarto, A.B., 2005. Inspirator Kemajuan Iptek. Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI. (Online)
Tersedia http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005 (Tanggal 16 November
2012).

Anda mungkin juga menyukai