Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian Bioteknologi Modern

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern seseorang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan
pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan
biokimia. Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan
manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan
pengobatan. Lain halnya dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern
menggunakan peralatan, teknologi, dan cara yang sangat canggih. Tidak semua orang
bisa melakukan kegiatan bioteknologi modern. Selain menggunakan peralatan dan
teknologi yang canggih, dibutuhkan keterampilan dan ilmu khusus untuk menjalankan
jenis kegiatan bioteknologi ini. Bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri
makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan
polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar
manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. Perkembangan bioteknologi modern
sungguh memberikan kehidupan lebih baik bagi umat manusia didunia.

B. DNA Rekombinan

Sebagian manusia melakukan usaha untuk membuat kombinasi baru dari sifat-
sifat yang diinginkan. Cara klasik yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita untuk
mendapatkan kombinasi sifat yang diinginkan adalah dengan melakukan persilangan
(breeding). Para ahli pemuliaan tanaman telah melakukan persilangan-persilangan untuk
menghasilkan berbagai jenis ternak dan berbagai jenis tanaman yang memiliki kombinasi
sifat-sifat unggul. Untuk dapat menghasilkan ternak atau tanaman unggul dengan cara
breeding ini dibutuhkan waktu yang lama dan lahan yang tidak sedikit. Persilangan
tersebut menghasilkan organisme hibrid. Organisme hasil persilangan (hibrid)
mempunyai genom yang berbeda dengan kedua tetua sebelumnya. Jadi, persilangan
(breeding) merupakan salah satu cara untuk merubah genom suatu organisme.

Mungkin sebagian dari anda bisa melihat tanaman jagung hibrida. Berbagai
jagung hibrida telah diproduksi di berbagai wilayah negeri kita. Mungkin juga sebagian
dari anda dapat melihat tanaman anggrek yang bunganya berwarna warni. Sebagian dari
tanaman anggrek tersebut merupakan hasil persilangan antar varietas dalam satu spesies,
atau hasil persilangan antar spesies, dan bahkan mungkin merupakan hasil persilangan
antar genus.

Dengan telah ditemukannya DNA sebagai bahan gen, manusiapun berupaya untuk
mendapatkan kombinasi sifat-sifat baru suatu mahluk hidup dengan cara melakukan
perubahan langsung pada DNA genomnya. Usaha untuk mengubah DNA genom secara
langsung ini disebut dengan istilah Rekayasa Genetika atau Genetic Engineering. Dalam
upaya melakukan rekayasa genetika, manusia menggunakan teknologi DNA rekombinan.

a. Teknologi DNA Rekombinan itu

Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan teknik atau metoda yang


digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di dalam tabung reaksi. Teknik-teknik
tersebut meliputi:

- Teknik untuk mengisolasi DNA.


- Teknik untuk memotong DNA.
- Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA.
- Teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup.
Kumpulan teknik-teknik atau metoda-metoda yang telah dikembangkan oleh
para ilmuwan telah mungkinkan bagi kita untuk: mengisolasi DNA dari berbagai
organisme, menggabungkan DNA yang berasal dari organisme yang berbeda
sehingga terbentuk kombinasi DNA (DNA rekombinan), memasukkan DNA
rekombinan ke dalam sel organisme prokariot maupun eukariot hingga DNA
rekombinan tersebut dapat berepilkasi dan bahkan dapat diekspresikan.
Teknologi DNA Rekombinan telah memberikan banyak manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi kehidupam manusia sehari- hari.
Beberapa jenis obat-obatan, vaksin, bahan pangan, bahan pakaian dan lainnya telah
diproduksi dengan memanfaatkan teknologi DNA Rekombinan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung,
sebagian dari kita pernah berhubungan dengan hasil penggunaan teknologi DNA
Rekombinan. Contoh: insulin telah digunakan untuk mengobati penyakit diabetes.
Penyakit diabetes pada manusia diobati dengan insulin manusia. Bagaimanakah kita
dapat memperoleh insulin manusia ini
Apakah untuk mengobati orang yang sakit diabetes ini kita harus
mengorbankan orang yang sehat untuk diekstrak insulinnya ?. Tentu saja tidak. Saat
ini insulin manusia telah berhasil diproduksi secara masal dengan menggunakan
bakteri. Kemampuan bakteri untuk memproduksi insulin manusia ini adalah karena
manusia telah berhasil memasukkan dan mengintegrasikan gen yang menyandikan
insulin manusia kedalam genom bakteri.
Contoh lainnya adalah kapas transgenik. Kapas transgenik pernah ramai
dibicarakan di media masa kita pada awal abad 21 ini. Salah satu kapas transgenik
adalah kapas-bt. Tanaman kapas-bt telah mengandung gen penyandi toksin yang
berasal dari bakteri Bacillus turingiensis (Bt). Toksin tersebut dapat membunuh
hama kapas sehingga kapas-bt tersebut tahan terhadap serangan hama. Tanaman
kapas ini tahan terhadap serangan hama (ulat) karena tanaman ini menghasilkan
toksin yang dapat membunuh hamanya (ulat). Toksin tersebut disandikan oleh gen
yang berasal dari bakteri Bacillus turingiensism. Bakteri penghasil insulin dan
tanaman kapas-bt tersebut merupakan sebagian dari hasil rekayasa yang dilakukan
manusia terhadap makhluk hidup dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Teknologi DNA rekombinan berdasarkan pada mekanisme yang terdapat pada
bakteri. Hasil Percobaan Lederberg dan Tatum (1946) menunjukkan bahwa bakteri
mempunyai mekanisme seksual. Mekanisme seksual pada bakteri ini menyebabkan
terbentuknya kombinasi gen-gen yang berasal dari dua sel yang berbeda. Mekanisme
seksual pada bakteri ini merupakan pertukaran DNA atau gen dari satu sel ke sel
lainnya. Jadi mekanisme seksual pada bakteri ini tidak bersifat reproduktif (tidak
menghasilkan anak atau zuriat).
Transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri dapat melalui tiga
cara yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi. DNA yang masuk ke dalam sel
bakteri selanjutnya dapat berintegrasi dengan DNA atau kromosom bakteri sehingga
terbentuk kromosom rekombinan.
1. Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam sel
bakteri lainnya (sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel. Sel donor (sel
jantan) memasukkan sebagian DNA-nya ke dalam sel resipien (sel betina).
Transfer DNA ini melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel betina tidak
memiliki pili seks. DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina secara
replikatif. Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak
kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan
jumlah sel tidak bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh
karena itu, proses konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme
seksual yang tidak reproduktif.
2. Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di
sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri (DNA asing) dapat berupa
potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari sel bakteri lainnya atau dari
organisme lainnya. Masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel bakteri ini
dapat terjadi secara alami. Fenomena transformasi ini telah diamati oleh Griffith
(1928) dan kelompok Avery (1944). Griffith (1928) telah menemukan bahwa
strain bakteri yang tidak virulen (strain yang penampilan koloninya kasar) dapat
berubah sifatnya menjadi strain yang virulen (penampilan koloninya halus).
Perubahan sifat ini disebabkan karena strain yang tidak virulen (strain kasar)
dicampur dengan sel-sel bakteri strain virulen (strain halus) yang telah dimatikan.
3. Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya
melalui perantaraan fage. Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel
bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage
atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke
dalam bakteri. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau
berintegrasi dengan kromosom bakteri (ingat siklus hidup fage: siklus litik dan
siklus lisogenik). Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk
membentuk partikel fage-fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian
dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya bila fage
menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang
mengandung sebagian dari DNA bakteri inangnya yang sebelumnya. Dengan
demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri kedalam sel bakteri
yang diserangnya tetapi juga memasukkan DNA dari sel bakteri lainnya yang
ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari
satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Perangkat yang digunakan dalam teknologi
DNA rekombinan adalah perangkat-perangkat yang ada pada bakteri. Perangkat
tersebut antara lain adalah: enzim restriksi, enzim DNA ligase, plasmid,
transposon, pustaka genom, enzim transkripsi balik, pelacak DNA/RNA.

b. Manfaat Teknologi DNA Rekombinan


Berbagai penelitian tentang DNA rekombinan banyak digunakan dan
dimanfaatkan dalam berbagai bidang, diantaranya :
1. Bidang industry
Penelitian rekayasa genetika di bidang industry sedang meningkat dengan cepat.
Berbagai usaha yang telah giat dilakukan misalnya : menciptakan bakteri yang
dapat melarutkan logam-logam langsung dari dalam bumi dan mencipatkan bakteri
yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen yang diperlukan untuk
pembuatan plastic.

2. Bidang Pertanian

Beberapa manfaat rekayasa genetika dalam bidang pertanian diantaranya adalah:


a) Mengganti pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan oleh fiksasi
nitrogen secara alamiah. Bakteri tanah Rhizobium sp dapat mengadakan
infeksi ke dalam akar dari tanaman family Leguminosae. Infeksi ini
menghasilkan bintil akar dan bakteri yang terdapat di dalamnya dapat
mengikat zat lemas bebas dari udara untuk di ubahnya menjadi nitrogen yang
dapat diambil dan digunakan oleh tanaman tersebut.

b) Teknik rekayasa genetika mengusahakan tanaman-tanaman (terutama yang


mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu pekah terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan cacing.

c) Mengusahakan tanaman-tanaman yang mampu menghasilkan peptisida


sendiri.

3. Bidang Peternakan

Seperti halnya pemanfaatan rekayasa genetika di bidang pertanian, pada bidang


peternakan juga dilakukan penyisipan gen ke dalam sel hewan tertentu dengan
penerapan prinsip rekayasa yang sama. Contoh hewan yang paling banyak
digunakan adalah sapi. Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit
mencret ganas yang dapat mematikan anak-anak babi. Sudah dipasarkan vaksin
yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yaitu penyakit ganas dan sangat
menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi
4. Bidang Kedokteran

Gen-gen yang dibutuhkan dalam bidang kedokteran yaitu pembuatan insulin


manusia oleh bakteri Eschrechia coli untuk pengobatan penyakit diabetes.

C. Fusi sel

Fusi sel artinya peleburan dua sel dan spesies yang sama. Atau berbeda agar
terbentuk sel bastar yang disebut hibridoma (hibrid bastar, oma sel kanker). Hibridoma
memiliki sifat baru yang berasal dan sifat kedua sel asal. Disebut hibrida karena pada
mulanya sel yang difusikan sel tertentu dengan sel kanker. Fusi sel juga terjadi secara
alami, misalnya pada fertilisasi, yaitu saat sperma dan ovum melebur membentuk zigot.
Demikian juga fusi sel terjadi ketika dua sel melakukan konjugasi. Contoh penggunaan
teknologi hibridoma ialah produksi antibodi dalam skala besar. Anti bodi ialah protein
yang dihasilkan oleh sel limfosit B atau sel T yang bertugas melawan setiap benda asing (
anti gen ) yang masuk ke dalam tubuh. Anti bodi tertentu akan melawan antigen tertentu
pula. Manfaat teknologi hibridoma yang lain, misalnya dalam pemetaan genom manusia
dan menyilangkan spesies secara genetic dalam sel eukariotik. Fusi sel dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pemetaan kromosom, pembuatan
antibodi monoklonal, dan pembentukan spesies baru.

a. Proses Fusi Sel


Pada proses fusi sel buatan (invitro), diperlukan sel wadah, sel sumber gen, dan zat
pemicu fusi sel yang dikenal sebagai fusi gen.

1. Sel wadah

Sel wadah atau sel target adalah sel yang memiliki sifat membelah cepat, agar
menghasilkan hibridoma yang dapat dikultur dan membelah dengan cepat. Biasanya,
yang digunakan sebagai Sel wadah adalah sel myeloma. Sel myeloma adalah sel
kanker, biasanya diambil dari tikus. Sel ini mampu membelah diri dengan cepat dan
tidak membahayakan manusia.

2. Sel sumber gen

Sel sumber gen adalah sel-sel yang memiliki sifat yang diinginkan, misalnya mampu
memproduksi antibodi. Biasanya sel ini sulit dikultur, sehingga perlu difusikan
dengan sel mieloma. Sel penghasil antibodi yang ada di tubuh adalah sel limfosit B
atau disebut sel B. Sel B diambil, dengan harapan jika difusikan akan menghasilkan
hibridoma yang memiliki gen penghasil antibodi seperti induknya dan mampu
membelah cepat seperti sel kanker.
3. Fusi gen

Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda
supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Hibridoma ini sering digunakan untuk
memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.Fusi sel diawali
oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami)
dan peleburan inti sel (kariogami).

Contoh fusi gen : CSCI++, Polietilenglikol (PEG), Virus dan NaNO3


Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel mieloma menghasilkan hibridoma yang
memiliki gen penghasil antibody seperti induknya (sel B) dan dapat membelah
dengan cepat seperti mieloma.

b. Fusi Sel Antibodi Monoklonal


Sel ß limfosit yang hanya mensekresikan satu jenis antibodi. Antigen yang
spesifik disuntikkan ke dalam limpa tikus secara invitro menghasilkan sel-sel ß limfosit.
Dengan teknik fusi sel-sel ß limfosit digabungkan dengan dengan sel-sel tumor (sel
myeloma) menghasilkan sel hibridoma.

Fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan polietilen glikol (PEG),


senyawa kimia yang berfungsi untuk membuka membran sel sehingga mempermudah
proses fusi sel. Sel hibridoma ditanam pada medium selektif, sehingga berkembang biak.
Setelah 10-30 hari sel hibridoma dipisahkan dari campuran dan dibiakkan dalam tabung
fermentasi. Antibodi monoklonal yang dihasilkan harus dipisahkan dan dimurnikan.

Penggunaan antibody monoclonal telah dilakukan secara luas pada bidang


kesehatan. Antibody monoclonal yang spesifik digabungkan dengan perangkat kit untuk
tujuan diagnostic, contohnya menyalurkan obat-obatan kebagian yang sakit, untuk
mendeteksi penyakit secara cepat, kehamilan dan pengobatan penyakit kanker.

c. Contoh Fusi Sel

1. Fusi sel manusia dengan tikus

Sel limfosit manusia mampu menghasilkan antibodi, tetapi jika dikultur dan
dipelihara proses pembelahannya sangat lambat. Sel manusia tersebut difusikan
dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah dengan cepat karena sel tikus
mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk membelah dengan cepat.
Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu
untuk membelah dengan cepat (sifat sel kanker tikus).
2. Fusi sel tomat dengan kentang

Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma. Karena dalam fusi sel
antar tumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus
dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu. Maka tinggallah protoplasma untuk
difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman baru yang berbuah tomat dan
berumbi kentang.

D. Bioproses

Bioproses adalah kajian mengenai proses-proses yang melibatkan organisme


(mikroorganisme) sebagai jasad pemroses substrat ( bahan baku) menjadi suatu produk.
Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses
yang memanfaatkan mikroba baik dalam fase hidupnya maupun produk-produk
enzimnya. Teknologi bioproses adalah bagian tak terpisahkan dan sangat berperan
penting dalam aplikasi bioteknologi secara massif. Teknologi bioproses lahir dari
berbagai disiplin ilmu seperti teknik kimia, bioteknologi, ilmu kimia, ilmu fisika an ilmu
biologi. Secara mudahnya, teknologi bioproses itu merupakan gabungan dari beberapa
disiplin ilmu yang saling mempengaruhi.
Dalam bioteknologi akan dipelajari tentang biologi molecular genetika, dan
biokimia, nah disinilah teknologi bioproses dengan bioteknologi memiliki kesamaan,
yakni sama-sama memanfaatkan mikroorganisme. Bioproses merupakan salah satu
disiplin ilmu yang didukung (gabungan) oleh beberapa kajian-kajian ilmu seperti
mikrobiologi yang membahas tentang pemahaman mikroba ( jenis, struktur, komponen
sel, dan lain-lain), fisiologi (proses-proses dan aktivitas sel yang terjadi pada suatu
organisme), biokimia ( reaksi-reaksi dan proses kimia yang terjadi didalam suatu sel), dan
genetika (materi genetic pada sel).

Kajian dalam teknologi bioproses yaitu :


Sebagai agen biologi (mikroba dan enzim), pendayagunaan secara teknologi dan
industry serta produk dan jasa yang dihasilkan. Dalam teknologi bioproses mahkluk
hidup yang digunakan adalah mikroorganisme, alasan digunakannya mikroorganisme
dalam bioproses ini adalah karena ukuranyya kecil, sehingga rasio luas dengan volume
sel menjadi tinggi, perkembangannya cepat, materi genetiknya sederhana, dapat tumbuh
pada berbagai medium, dan relative tidak menghasilkan limbah toksinatau aman bagi
lingkungan.
Pada kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali aktivitas dan produk bioproses
yang dihasilkan. Misalnya pada bidang kedokteran yang ,menghasilkan antibiotic, vaksin,
vitamin, streroid, hormon, antibody, interferon dan lain-lain. Kemudian ada juga dibidang
pertanian yang menghasilkan biopestisida, pakan ternak, enzim xylase, kompos dan
pupuk, bakteri penambat nitrogen, dan lain sebagainya.
Selanjutnya dibidang industry kimia yang menghasilkan etanol, aseton, butanol,
asam organik, surfaktan, parfum dan lain-lain. Pada bidang lingkungan bioproses ini
digunakan untuk penanganan limbah secara aerobic dan anaerobic, pendayagunaan
limbah dan residu organik, akumulasi dan biosporsi logam, detoksifikasi senyawa
xenobiotik . dan dibidang agroindustri, pada bidang ini telah diproduksi sejumlah pangan
yang memanfaatkan reaksi enzimatik mikroorganisme seperti minuman berakohol,
produk susu fermentasi, PST, asam organik, enzim, antioksidan, zat pemanis, pewarna,
aroma dan lain-lain.
Aplikasi industri bioproses umumnya menggunakan sel hidup untuk
menghasilkan perubahan kimia atau fisik agar sesuai keinginan. Proses biologis memiliki
kelebihan dan kekurangan dibanding industri teknik kimia tradisional. Beberapa
kelebihannya di antaranya:
1. Kondisi operasi yang standar, kondisi reaksi untuk bioproses adalah standar. Secara
umum hanya diperlukan suhu kamar, tekanan atmosfir, dan pH netral. Sebagai
hasilnya didapatkan fasilias pabrik yang lebih sederhana dan kecelakaan kerja yang
minim dibanding pabrik kimia.
2. Spesifik, katalis enzim umumnya memiliki spesifikasi yang tinggi dan bereaksi
dengan satu reaksi kimia. Banyaknya varietas enzim memungkinkan produk yang
dihasilkan semakin banyak dan seragam.
3. Efektivitas, kecepatan katalis enzim biasanya lebih cepat dari katalis non biologis.
Kebutuhan konsentrasi enzim lebih kecil.
4. Sumber terbarukan, material baru untuk bioprosesn adalah biomassa yang
keberadaannya sangat luas.
5. Rekombinan teknologi DNA, perkembangan rekombinan DNA memungkinkan
proses bilogis lebih baik

Beberapa kekurangan:
1. Hasil produksi kompleks, terkadang produk memiliki kontaminan seperti sel lain,
banyak terjadi metabolisme hasil samping, dan terkadang terjadi reaksi enzimatis yang
tidak diinginkan.
2. Kondisi lingkungan yang encer, komponen dari produk komersial biasanya diproduksi
dalam jumlah terbatas dalam medium cair. Oleh karena itu separasi menjadi mahal.
Karena umumnya produk bioproses memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, maka
separasi tradisional tidak bisa diterapkan. Diperlukan metode separasi yang lebih baik
dan lebih modern.
3. Kontaminasi, sistem fermentor dapat terkontaminasi dengan mudah, karena banyak
bakteri dan jamur yang tumbuh di lingkungan sekitar. Problem umum yang sering
dihadapi adalah pertumbuhan sel menjadi lambat karena adanya kontaminan.
4. Variabilitas, sel lebih cenderung bermutasi karena perubahan lingkungan dan terjadi
perubahan karakteristik sel. Selain itu reaksi enzimatis lebih sensitif dan tidak stabil,
serta terkadang membutuhkan penanganan khusus.
E. Beberapa Contoh Produk/Jasa Bioteknologi Modern

1. Bibit tanaman yg seragam, diperoleh dengan melalui tehknik kultur jaringan. Melalui
teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah
besar, Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui kultur jaringan antara
lain : Papaver somniferum ( menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri,
Jasminum sp ( menghasilkan jasmine, sebagai bahan parfum aroma melati ).

2. Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara


penggabungan ( fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan
teknologi hibridoma / DNA rekombinan.

3. Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum dan sperma dipertemukan dalam
sebuah “ wadah” sehingga terjadi pembuahan. dari pembuahan sel telur ibu sperma
yang diambil dari suami atau donor dalam piring kaca laboratorium. Zigot hasil
pembuahan akan tumbuh memjadi berpuluh puluh sel. Zigot tersebut lalu dimaksukan
kedalam rahim ibu semula dan mengalami pertumbuhan sampi kelahiran. Teknik
tersebut diperlukan bagi istri yang ovumnya tidak bisa turun kedalam oviduk atau
dilakukan kepada pasangan yang suaminya mempunyai sperma sangat sedikit
( oligozoosermia ekstrem).
4. Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik.

5. Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum
( haploid ) yang telah diambil inti telurnya.

6. Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari
Bacillus thuringiensis
7. Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda
dengan hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang mengandung faktor anti
hemofili.

8. Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil
rekayasa genetic.

9. Vaksin malaria, hasil rekayasa genetic dengan memanfaatkan DNA virus cacar air
yang kurang aktif antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme
baru yang diperoleh dari rekayasa genetik.
10. Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat
replikasi virus.

11. Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan.
12. Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik.
13. Pelestarian species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir
punah menggunakan tehknik rekayasa genetik.
Dapus :
Anonymus. 2021. Produk Bioteknologi. https://duniapendidikan.co.id/produk-bioteknologi/.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.

Yuwono,T.2007.Biologi Molekular.Jakarta: Erlangga.

Tjahjolaksono Aris. 2015. Teknologi DNA Rekombinan. Institut Pertanian Bogor : Pajajaran.

Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung : Alfabeta.

Sutarno Nono. 2000. Biologi Lanjutan Umum II. Jakarta : Uversitas Terbuka.

Yanto Hadi dan Maulana Azim. 2016. Dasar-Dasar Bioproses. Semarang : EF Press Digimedia.

Anda mungkin juga menyukai