Anda di halaman 1dari 23

BIOLOGI

BIOTEKNOLOGI

Sejarah Perkembangan Bioteknologi


Bioteknologi berasal dari 3 kata, yaitu Bios yang berarti hidup, Teknos yang berarti penerapan,
dan Logos yang berarti Ilmu. Dengan kata lain, Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang pemanfaatan bagian makhluk hidup untuk menghasilkan barang atau jasa
yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi sudah dilakukan oleh nenek moyang
kita sejak ribuan tahun lalu. Perkembangannya sendiri dapat digolongkan menjadi 3 periode,
yaitu:

1. Periode Bioteknologi Tradisional (6000 SM)


Ditandai dengan penggunaan mikroba (fermentasi) untuk pengolahan atau pengawetan
makanan dan minuman. Periode ini berlangsung sebelum tahun 1800 M diawali dengan
pembuatan bir berbahan dasar ragi yang dilakukan oleh masyarakat Babilonia. Selain bir,
terdapat pula makanan dan minuman yang diolah melalui proses fermentasi. Contohnya: roti,
tempe, tape, sake, oncom, dan kecap. Namun, masyarakat zaman dahulu belum mengenal
istilah bioteknologi, karena tidak ada ilmu yang menjelaskan tentang hal tersebut.

2. Periode Bioteknologi Ilmiah (1800 SM – pertengahan abad ke 19)


Manusia mulai menyadari bahwa proses fermentasi tidak terjadi begitu saja. Berbekal rasa ingin
tahu, mereka melakukan penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. Hasilnya
berupa penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol.
Dilanjutkan dengan penggunaan istilah bioteknologi oleh Karl Ereky di tahun 1919. Pada periode
ini, hasil bioteknologi tidak hanya makanan, melainkan juga obat-obatan, seperti antibiotik dan
penisilin.

3. Periode Bioteknologi Modern (setelah perang dunia II – sekarang)


Zaman semakin berkembang, kebutuhan manusia pun bertambah. Ada upaya untuk
menghasilkan bahan pangan dan obat-obatan melalui proses yang lebih efektif dan efisien.
Bioteknologi modern diawali dengan penemuan enzim endonuklease retriksi. Enzim ini
memungkinkan kita untuk memotong dan menyisipkan DNA ke makhluk hidup.

Jenis dan Produk Bioteknologi

Page 1 of 23
Oke, Brainies. Kalau tadi kita sudah membahas perkembangan bioteknologi, sekarang kita akan
mengenal jenis bioteknologi berdasarkan prinsipnya. Secara umum, ada 2 jenis bioteknologi
yaitu konvensional atau sederhana dan modern.

1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional menggunakan prinsip atau cara tradisional dalam menghasilkan
produk. Misalnya, pembuatan tape dengan menaburkan ragi ke permukaan singkong dan
mendiamkannya selama 3 hari. Proses ini memerlukan bantuan mikroorganisme berupa jamur
Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus sp dan bakteri Acetobacter aceti. Hasilnya,
mikroorganisme tadi mengubah rasa singkong menjadi manis dan mengeluarkan aroma yang
khas.

2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern menggunakan teknologi reproduksi atau rekayasa genetika serta alat-alat
yang canggih dalam menghasilkan produk di bidang pangan, kesehatan, bahkan pertanian.
Di dalam rekayasa genetika terdapat rekombinasi DNA, yaitu proses penyatuan molekul DNA
dari 2 spesies yang berbeda yang dilakukan di luar sel hidup. Hal ini bertujuan untuk
menghasilkan spesies baru yang lebih unggul.
Contoh produk bioteknologi modern antara lain: jagung BT, tomat Flavr Savr, vaksin, hormon
insulin, hingga bayi tabung.

Penerapan Bioteknologi di Berbagai Bidang


Bioteknologi mampu menghasilkan bermacam-macam produk yang bermanfaat bagi
keberlangsungan hidup manusia. Apa saja? Yuk, kita simak!

1. Pangan
Pembuatan makanan bergizi, penyedap rasa, dan bernilai jual tinggi. Contohnya: keju, yoghurt,
cuka, kecap, oncom, mentega, nata de coco, roti, dan MSG.

2. Kedokteran & Farmasi


Pembuatan hormon insulin, vaksin, antibiotik, vitamin B2, vitamin B12, antibodi monoklonal,
terapi gen, transplantasi stem cell pasien leukimia, dan teknologi IVF (bayi tabung.

3. Lingkungan
Memanfaatkan mikroorganisme ataupun tumbuhan dalam pengolahan limbah sehingga
konsentrasinya berada di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan. Proses ini disebut
dengan bioremediasi.

4. Pertambangan

Page 2 of 23
Mengekstraksi logam dari bijihnya dengan bantuan bakteri Thiobaccilus Ferrooxxidans. Proses
ini disebut sebagai biohidrometalurgi.

5. Pertanian
Menghasilkan bibit unggul, tahan hama, serta meningkatkan produksi tanaman dalam waktu
singkat di lahan terbatas. Contoh: jagung BT, tomat Flavr Savr, Golden Rice, kentang Russet
Burbank.

6. Peternakan
Meningkatkan produktivitas dan kualitas hewan ternak, membantu melestarikan spesies yang
hampir punah, serta menjaga kesehatan hewan dari serangan penyakit.

7. Bioenergi Terbarukan
Memanfaatkan kotoran hewan, sisa tumbuhan, serta limbah menjadi bahan bakar alternatif,
seperti: biogas, biodiesel, dan etanol.

Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi


Seperti yang telah disebutkan di atas, bioteknologi membantu kehidupan manusia menjadi lebih
baik. Misalnya, pembuatan obat-obatan, pemberantasan hama, meningkatkan kualitas hasil
panen, dan menambah variasi pangan.

Namun, tak dipungkiri, bioteknologi juga menimbulkan efek negatif bagi lingkungan sekitar.
Seperti ketidakseimbangan alam akibat lepasnya organisme transgenik, berkurangnya
keberagaman makhluk hidup karena teknologi kloning. Selain itu, produk pangan transgenik bisa
saja menyebabkan alergi pada manusia.

Page 3 of 23
Page 4 of 23
Teknik bioteknologi
a. transfer inti: menghasilkan embrio hidup dari sel somatik (sel tubuh) dengan sel telur
untuk tujuan reproduksi atau penyembuhan

b. Transgenik: menyisipkan gen bakteri yang mengandung racun serangga sehingga tanaman
akan tahan hama dan penyakit

c. Kultur jaringan: memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif

Page 5 of 23
d. Klonning embrio: mengekstrak sel induk dari embrio mahluk hidup yang dikloning. Sel induk
ini dapat diubah menjadi jaringan tubuh untuk mengganti organ yang rusak

e. Hibridoma: teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B limfosit dengan sel
kanker untuk menghasilkan antibodi. Fusi protoplasma pada sel hewan maupun manusia
dimanfaatkan untuk menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi antara sel
pembentuk antibodi (limfosit B) dengan sel mieloma (sel kanker). Sel hibridoma yang dihasilkan
dapat membelah secara tidak terbatas menghasilkan antibodi monoklonal yang sifatnya khas

Bahan-bahan Yang Digunakan Dalam Teknologi DNA Rekombinan:

• Enzim retriksi: memotong DNA dan menghasilkan Fragmen DNA yang berujung lancip
• DNA polimerase: memperbanyak jumlah DNA

• Reverse transcriptase: memproduksi cDNA dari mRNA

• Elektroforesis: memisahkan fragmen DNA berdasarkan Ukuran berat molekul dan struktur fisik
molekul

• DNA ligase: menyambungkan potongan-potongan DNA Yang baru disintesis

Peptidoglikan: protein penyusun dinding sel bakteri

DNA ligase: menyambungkan potongan-potongan DNA

Yang baru disintesis pada rekayasa genetika

• DNA rekombinan: DNA hasil rekayasa genetika

• Enzim retriksi: memotong DNA dan menghasilkan fragmen DNA yang berujung lancip pada
proses rekayasa genetika

• Plasmid: sebagai vektor atau pembawa gen asing untuk disisipkan ke dalam sel bakteri target

Prinsip dasar bioteknologi adalah adanya agen biologis (mikroba, enzim, sel),

Pendayagunaan teknologi untuk memanipulasi DNA, produk dan jasa yang

Page 6 of 23
Diperoleh serta penggunaan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan
produk. Para ilmuwan memberikan batasan terkait bioteknologi yaitu berkaitan
dengan katalis biologi (enzim) untuk fungsi atau proses tertentu, penciptaan
dengan memanfaatkan katalis, dan pemisaan atau pemurnian produk esensial
atas produk yang dihasilkan

Bioteknologi modern tidak dapat terlepas dari aplikasi metode mutakhir yang

Telah ditemukan pada tahap bioteknologi kuno, klasik, dan modern seperti:

a. Kultur Jaringan. Konsep dasar dari kultur jaringan adalah totipotensi sel. Keuntungan
teknik ini adalah sifat tanaman yang identik dengan induknya Dan perbanyakan lebih cepat.

b. Analisis genetik. Analisis geneitk mempelajari sifat dan karakter gen yang Diwariskan
dari generasi ke generasi serta interaksi antara gen dengan Lingkungannya untuk menghasilkan
suatu fenotip.

c. Manipulasi organisme. Manipulasi mikroba, tanaman, atau hewan dan Pemilihan


individu yang diinginkan untuk perbaikan generasi yang baru.

d. Analisis DNA. Analisis DNA merupakan proses pengambilan DNA atau RNA Dari
organisme melalui tahapan isolasi DNA, polymerase chain reaction,
Elektroforesis, dan analisis hasil yang dibantu oleh software bioinformatika.

e. Teknologi DNA rekombinan. Teknologi DNA rekombinan merupakan metode Untuk


merekayasa genetik suatu organisme dengan mengintroduksikan gen Yang interes ke dalam
suatu organisme.

f. Polymerase Chain Reaction. PCR merupakan teknik amplifikais atau Penggandaan gen
target dengan menggunakan primer spesifik untuk inisiasi. PCR bekerja berdasarkan prinsip
replikasi DNA.

g. Hibridoma. Hibridoma merupakan metode untuk menggabungkan dua jenis sel Dengan
tujuan mendapatkan hibrid yang memiliki kemampuan dari kedua sel Sebelumnya.

h. Kloning. Kloning merupakan metode menghasilkan keturunan yang Dikehendaki identik


dengan sel induknya.

Page 7 of 23
i. Hibridisasi DNA. Hibridisasi DNA merupakan metode untuk menyeleksi Sekuen DNA
dengan menggunakan probe DNA rantai tunggal untuk proses Hibridisasi rantai ganda DNA.

j. Sekuensing DNA. Sekuensing DNA adalah proses pembacaan urutan basa Nukleotida
gen interes.

k. Fermentasi adalah proses menggunakan mikroorganisme, seperti bakteri atau ragi,


untuk mengubah substrat menjadi produk yang diinginkan. Proses ini telah digunakan dalam
produksi makanan dan minuman, seperti pembuatan roti, bir, atau keju. Selain itu, fermentasi
juga digunakan dalam produksi senyawa farmasi, seperti antibiotik dan vaksin.

Bioteknologi modern memiliki banyak aplikasi yang bermanfaat di berbagai bidang. Berikut adalah
beberapa contoh aplikasi bioteknologi modern:

1. Pengobatan dan Terapi Gen: Bioteknologi telah menghasilkan terobosan dalam


pengembangan obat dan terapi gen. Hal ini meliputi penggunaan protein rekombinan dan
antibodi monoklonal untuk pengobatan penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit
autoimun. Terapi gen juga telah digunakan untuk mengobati penyakit genetik dengan
memasukkan atau mengganti gen yang rusak.
2. Pertanian dan Tanaman Transgenik: Bioteknologi telah digunakan dalam pertanian
untuk menghasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan. Tanaman transgenik juga dapat dimodifikasi untuk
meningkatkan kualitas gizi, tahan terhadap herbisida, atau menghasilkan pestisida alami.
3. Lingkungan dan Bioremediasi: Bioteknologi dapat digunakan dalam bioremediasi, yaitu
proses penggunaan organisme hidup untuk mendegradasi atau menghilangkan polutan dari
lingkungan. Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur telah digunakan untuk membersihkan
tanah dan air yang terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya.
4. Produksi Biobahan Bakar: Bioteknologi dapat digunakan untuk menghasilkan bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan. Contohnya termasuk produksi bioetanol dari sumber
biomassa seperti tebu atau jagung, serta produksi biogas dari limbah organik melalui proses
fermentasi.
5. Diagnostik Medis: Bioteknologi telah menghasilkan metode diagnostik medis yang lebih
akurat dan efisien. Teknik seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) digunakan untuk mendeteksi
dan mengamplifikasi DNA target dalam sampel, sementara tes imunologi menggunakan antibodi
monoklonal untuk mendeteksi biomarker penyakit.
6. Biosensor dan Deteksi Lingkungan: Biosensor menggunakan organisme hidup atau
komponen biologis untuk mendeteksi keberadaan senyawa atau kondisi tertentu. Ini dapat
digunakan untuk mendeteksi kontaminan dalam makanan, air, atau udara, serta dalam aplikasi
medis dan keamanan pfarmas
Page 8 of 23
7. Industri Pangan dan Fermentasi: Bioteknologi digunakan dalam produksi makanan dan
minuman untuk meningkatkan kualitas, keamanan, dan nilai gizi produk. Proses fermentasi juga
digunakan dalam pembuatan produk makanan dan minuman seperti keju, yoghurt, bir, dan
anggur.
8. Produksi Enzim dan Protein: Bioteknologi memainkan peran penting dalam produksi
enzim dan protein secara industri. Enzim yang diproduksi secara rekombinan digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk deterjen, makanan, industri tekstil, dan farmasi.
9. Nanobioteknologi: Kombinasi bioteknologi dan nanoteknologi membuka peluang baru
dalam pengembangan sistem pengiriman obat yang canggih, sensor nanobioteknologi, dan
Pengembangan biomaterial dengan sifat khusus.

EKOSISTEM

Ekosistem adalah interaksi antar makhluk hidup (biotik) dengan faktor fisik lingkungannya (abiotik).
Bidang ilmu yang secara khusus mempelajari berbagai ekosistem adalah ekologi. Suatu ekosistem dapat
terdiri dari berbagai macam elemen penyusunnya. Makhluk hidup, air, siklus energi, tanah, bebatuan,
mineral merupakan contoh elemen-elemen yang menyusun terbentuknya suatu ekosistem. Hubungan
antar elemen-elemen ini tidak hanya terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya, tetapi juga
antar spesies yang menghuni ekosistem tersebut. Setiap ekosistem yang ada di dunia memiliki
keunikannya tersendiri sehingga dapat dengan mudah kita bedakan yang satu dengan yang lainnya.

Ekosistem: hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan abiotik.

Komponen Ekosistem

Ekosistem dapat tercipta apabila terpenuhi 2 komponen yang membentuknya, sesuai dengan pengertian
dari ekosistem diatas, yaitu:

Biotik : Komponen yang terdiri atas seluruh makhluk hidup yang tinggal di ekosistem tersebut mulai dari
tingkat taksonomi yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Abiotik : Semua benda fisik, kimia, nutrisi yang ada di tempat tersebut, dalam suatu waktu, dan menjadi
relung serta penyangga kehidupan bagi komponen bitok. Tanpa komponen abiotik, komponen biotik
tidak akan ada.

 Interaksi antar biotik


a. Simbiosis
Page 9 of 23
1. Mutualisme : ++
2. Komensalisme: +
3. Parasitisme: +-
4. Amensalisme: -
b. Netralisasi :M.H tidak saling berinteraksi
c. Predasi: MH saling memangsa
d. Kompetisi: MH saling rebut, dibagi 2 intraspesifik (populasi sama cth: singa jantan dan
betina) dan interspesifik (populasi beda, cth di laut ada kepiting sm udang)

Ruang Lingkup Ekosistem :

Biosfer: Keseluruhan ekosistem yang bekerja di planet bumi dimana setiap elemen saling mempengaruhi

Bioma: Skala besar dari suatu ekosistem yang memiliki kesamaan iklim dan kemiripan flora dan fauna
yang hidup di dalamnya. Terdapat banyak ekosistem yang menyusun sutau bioma.

Ekosistem: Sistem interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya pada batas wilayah tertentu.

Komunitas: Kumpulan dari berbagai spesies makhluk hidup yang menghuni suatu ekosistem

Populasi: Kumpulan makhluk hidup sejenis yang ada di ekosistem

Individu: Satu unit makhluk hidup yang dapat menjadi bagian dari suatu populasi

 Rantai Makanan
Peristiwa makan dan dimakan
Rumput>kelinci>ular>burung>pengurai

 Jaring jaring makanan


Lebih dari satu rantai makanan

Produsen: Spesies yang mampu menangkap energi dari matahari dengan melakukan fotosintesis
untuk menghasilkan makanannya sendiri. Pada suatu jaring makanan, peran sebagai produsen
dimiliki oleh rumput, pohon, atau fitoplankton pada ekosistem perairan.
Konsumen I : Konsumen tingkat I adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan untuk
mendapatkan energinya, yaitu adalah hewan herbivora.
Konsumen II : Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivora yang memakan konsumen I
pada jaring-jaring makanan.
Dekomposer: Tugasnya adalah mengurai sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang telah mati untuk
diubah menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Hasil akhir dari dekomposisi ini dapat
menjadi sumber unsur hara dan nutrisi untuk pertumbuhan spesies yang bertindak sebagai

Page 10 of 23
produsen di jaring-jaring makanan. Jenis-jenis dekomposer adalah cacing pengurai dan berbagai
jenis mikroorganisme yang mampu mencerna sisa-sisa tubuh dari semua makhluk hidup yang
telah mati.

Jadi, semakin tinggi tingkatan organisme di jaring-jaring makanan, maka semakin sedikit energi
yang didapatkan dari sekali makan. Sebagai bayangan, jika rumput dimakan oleh seekor Sapi,
maka Sapi akan mendapatkan 10% energi dari rumput. Kemudian, jika Sapi tersebut dimakan
oleh Harimau, maka energi yang didapatkan Harimau hanya 10% dari energi Sapi.
Kesimpulannya, jika dibandingkan dari energi awal pada rumput, energi yang didapatkan
Harimau setara dengan 1% energi dari rumput.

 Macam macam Ekosistem


1. Ekosistem air
Ekosistem Perairan Tawar
Ciri utama ekosistem ini berada di bentang alam perairan yang rasanya tawar dan terletak di
tengah daratan seperti sungai dan danau. Ekosistem ini dapat dihuni ikan, amfibi, dan juga reptil
air. Vegetasi yang tumbuh disini dapat berupa alga, tumbuhan batang berongga, dan tumbuhan
yang akarnya mengambang (contohnya Lotus).

Ekosistem Air Payau/Muara


Ecosystems Air Payau merupakan batas pemisah antara aliran air tawar dan air asin di laut. Ciri
khas ekosistem air payau adalah tumbuhnya pohon-pohon Mangrove/Bakau. Hewan yang hidup
di ekosistem ini termasuk berbagai burung, ikan kecil, dan udang. Hal dapat menentukan dari
ekosistem ini adalah ketika kita mencoba airnya berasa payau (perpaduan antara agak asin)

Ekosistem Laut
Ciri utama suatu ekosistem dikategorikan sebagai ekosistem laut adalah airnya yang terasa
sangat asin. Ekosistem ini terbentang mulai dari bibir pantai hingga palung terdalam ke dasar
lautan. Ciri hewan yang hidup di ekosistem ini adalah kebanyakan memiliki insang dan memiliki
alar gerak untuk berenang. Ada perbedaan suhu dan intensitas cahaya seiring kedalam di laut
sehingga mempengaruhi keanekaragaman botik di setiap level tertentu.

2. Ekosistem Darat
Ekosistem ini merupakan yang paling beragam jenisnya dengan ciri-ciri yang paling utama yaitu
ekosistem berada di daratan (terrestrial) membentang dari ketinggian 0 meter diatas
permukaan laut hingga ribuan meter diatas permukaan laut. Vegetasi yang hidup adalah berupa
pohon-pohonan dan hewan-hewan yang hidup memiliki alat gerak berupa kaki. Hal yang
menjadi ciri hewan di ekosistem darat dimana hampir seluruhnya bernafas menggunakan paru-
paru untuk mengambil oksigen

Page 11 of 23
Tundra: Wilayah yang tertutupi es sebagai bioma dengan suhu paling dingin di bumi. Hanya
tumbuhan seperti lumut yang ada pada bioma tundra dan hampir tidak ada pohon yang mampu
utmbuh di daerah ini. Bioma tundra ada di daerah dekat kutub dan daerah di pegunungan tinggi
di Himalaya.

Taiga: Bioma yang satu ini memiliki iklim yang dingin dan dapat tertutup oleh salju yang tebal
namun masih memiliki vegetasi berupa pepohonan yang memiliki daun runcing seperti jarum.
Pohon-pohon yang bersifat evergreen atau daunnya tetap hijau sepanjang tahun memiliki
kemampuan adaptasi di lingkungan taiga. Salah satu contoh pohon yang hidup pada bioma taiga
adalah pohon konifer seperti pinus. Hewan-hewan yang hidup di lingkungan ini juga memiliki ciri
berbulu sangat tebal untuk menahan dinginnya cuaca contohnya serigala dan beruang.

Hutan Hujan Tropis: Terdapat pada daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, dimana hutannya
banyak ditumbuhi pohon-pohon hijau dengan kerapatan yang tinggi dan bentuk hutan
menyerupai suatu kanopi. Udaranya memiliki kelembapan yang tinggi dan keanekaragaman
makhluk hidup di dalamnya juga sangat kaya. Lokasi bioma ini dapat kita jumpai di hutan-hutan
di Kalimantan dan hutan Amazon, Brazil.

Stepa: Merupakan wilayah dengan iklim yang lebih panas dari savana dan hanya tumbuh
tanaman semak ataupun kaktus dan tanaman berduri lain yang memiliki kemmapuan
Page 12 of 23
penyimpanan air yang baik. Salah satu lokasi yang memiliki biome seperti ini adalah Texas,
Amerika Serikat

Savana: Daerah lapang yang luas dimana kita dapat melihat padang rumput sepanjang mata
memandang, dan hanya ada satu atau dua pohon besar yang tumbuh. Di daerah ini juga
biasanya kita dapat melihat kuda liar atau zebra dan hewan herbivora lainnya. Kawasan savana
dapat kita jumpai di Nusa Tenggara atau di Afrika.

Gurun: Sangat sedikit makhluk hidup yang dapat hidup di bioma gurun. Daerah gurun dapat kita
temui di Mesir, Afrika Utara, dan Arab Saudi. Biota yang hidup pada daerah ini antara lain adalah
berbagai jenis ular berbisa, kalajengking, ataupun reptil yang mampu hidup pada suhu panas
yang sangat ekstrim.

3. Ekosistem Buatan
Cth: kolam air, taman kota

Pembagian biota akuatik menggunakan kedalaman air

Page 13 of 23
 Suksesi
Sebuah perkembangan suatu ekosistem dalam tahap yang dapat di prediksi.
Ekosistem pasti hancur. Suksesi merupakan tahap tahap perkembangan pemulihan suatu
ekosistem yang hancur
Prosesnya terbagi 2
1. Suksesi primer

Hancur > Mulai tumbuh tumbuhan pioner (lumut/paku) > MH semak

2. Suksesi sekunder

MH mulai variasi > MH keanekaragaman tinggi > ekosistem Utuh

Siklus Biogeokimia

Nutrisi yang tersedia di ekosistem merupakan proses yang secara alami terjadi membentuk suatu siklus
yang melibatkan komponen biologi dan lingkungan pada suatu tempat tertentu dan disebut siklus
biogeokimia. Adanya siklus tersebut merupakan upaya untuk memperbaharui kembali keberadaan
unsur-unsur penting dalam proses pembuatan makanan oleh trofik produsen dalam suatu ekosistem.
Siklus tersebut merupakan proses berubah bentuk dan berubah tempatnya senyawa-senyawa berikut:

1. Oksigen

Oksigen merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh hewan untuk bernapas. Oksigen dihasilkan dari
fotosintesis tumbuh-tumbuhan berklorofil sebagai hasil buangannya. Selanjutnya, hewan tersebut akan
mengeluarkan air seni (H2O) dan hasil jasadnya yang sudah mati sebagai sumber karbon (C) di tanah
untuk tumbuhan melakukan fotosintesis kembali.

2. Air

Secara sederhana, siklus air bekerja mulai dari adanya penguapan (evaporasi) di badan air seperti
sungai, danau, laut yang kemudian menggumpal menjadi awan dan terus terkondensasi hingga jenuh.
Presipitasi dari awan yang sudah jenuh dengan massa air hasil penguapan terbentuklah hujan atau salju
yang turun. Air tersebut akan menjadi sumber nutrisi tumbuhan untuk tumbuh dan berfotosisntesis
yang menghasilkan uap air ke udara yang disebut transpirasi.

3. Karbon

Page 14 of 23
Senyawa karbon berputar dalam siklus antara fotosintesis dan dekomposisi tubuh makhluk hidup.
Hewan yang mati akan terdekomposisi menjadi senyawa yang lebih sederhana dan sumber karbonnya
diserap tumbuhan untuk fotosintesis. Tumbuhan juga menyerap senyawa karbon dioksida di udara yang
dihasilkan dari pembuangan napas hewan. Sebagai langkah selanjutnya, tumbuhan menghasilkan
karbohidrat yang merupakan rantai panjang karbon sebagai sumber makan bagi hewan.

4. Nitrogen

Siklus nitrogen sangat penting dalam ekosistem karena merupakan salah satu faktor yang menentukan
kesuburan tanah. Siklus nitrogen berkaitan dengan kontribusi bakteri yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan. Nitrogen (N2) di udara ditangkap oleh bakteri di tanah menjadi nitrit. Senyawa nitrit akan
ditangkap bakteri nitrifikasi dan diubah menjadi nitrat (NO3) yang akan diserap tumbuhan sebagai
nutrisinya untuk tumbuh. Sisanya dari nitrat, akan dilepas kembali ke udara menjadi senyawa nitrogen.

 Perubahan Lingkungan

PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

Interaksi yang teratur antar komponen-komponen ekosistem menjadikan ekosistem dalam keadaan
seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut tidak selalu statis (selalu tetap), tetapi dinamis
(berubah-ubah). Perubahan lingkungan ini dapat mengarah kepada perbaikan lingkungan atau
kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.

Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam, seperti banjir bandang, gunung
meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung,
dan perubahan musim.

Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia meliputi segala aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, misalnya, kebutuhan pangan, sandang, papan, lahan, dan sarana transportasi.

Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan kemajuan iptek berakibat pada semakin
banyaknya sumber daya alam yang tereksploitasi. Jika tidak dikendalikan, dapat menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Page 15 of 23
(PENCEMARAN LINGKUNGAN)

Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas
lingkungan.

Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah masuknya/dimasukannya makhluk hidup,


zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Zat, energi, dan makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam
lingkungan hidup biasanya berupa sisa usaha atau kegiatan manusia yang disebut dengan limbah.
Sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya limbah yang dibuang ke lingkungan
hingga daya dukungnya terlampaui

Zat yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup
disebut dengan polutan.

Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan
yang mempunyai akibat mengganggu mahluk hidup.

Pencemaran udara

Udara di atmosfir bumi kita merupakan campuran dari gas nitrogen (78%), oksigen (21%), gas argon
(sekitar 1 %), (0,0035 %) dan sejumlah kecil uap air (sekitar 0,01 %). Jika komposisi gas di atmosfer
tersebut mengalami perubahan, maka terjadilah polusi udara.

Sejumlah oksida nitrat (NO2, NO3) dan oksida belerang sebagai polutan di udara dapat membentuk
persenyawaan asam nitrat dan asam sulfat, dalam jumlah banyak bahan ini akan menimbulkan
hujan asam yang akan merusak tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme tanah, dan hewan-hewan air
tawar

Polutan di udara dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan manusia seperti mata berair,
batuk-batuk, penyakit pernafasan seperti bronkitis, emfisema dan mungkin kanker paru-paru.

Selain itu polutan di udara dapat merusak bangunan karena lapuk, menyebabkan korosi pada logam,
karet menjadi rapuh, cat menjadi pudar warnanya, kertas menjadi pudar dan rapuh ,kulit warnanya
pudar dan rapuh, dan banyak lagi kerusakan lain yang sangat merugikan

Penggunaan CFCs, sebagai gas pendingin menyebabkan gas tersebut menjadi polutan di udara yang
tak dapat terurai dalam jangka waktu yang lama (± 100 tahun). Gas ini masuk ke stratosfer dan akan
merusak lapisan ozon yang berfungsi sebagai penyaring radiasi ultra violet dari cahaya matahari.
Radiasi ultra violet, jika intensitasnya bertambah akan berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu
dapat menyebabkan kanker kulit.

Beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara di antaranya berikut ini.

Page 16 of 23
Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran atau kebakaran hutan, asap rokok,
yang membebaskan CO dan CO2 ke udara.

Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan gunung berapi yang menebarkan
partikel-partikel debu ke udara.

Bahan dan partikel-partikel radioaktif dari bom atom atau percobaan nuklir yang membebaskan
partikel- partikel debu radioaktif ke udara.

Asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik yang membebaskan partikel,
nitrogen oksida, dan oksida sulfur.

Chloro Fluoro Carbon (CFCs) yang berasal dari kebocoran mesin pendingin ruangan, kulkas, AC
mobil.

Pencemaran air

Secara fisik air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Di samping itu
air tidak boleh mengandung racun maupun zat-zat kimia berbahaya (syarat kimia), dan tidak
mengandung bakteri, protozoa ataupun kuman-kuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan
terbebasnya air dari polutan menjadi hal yang sangat penting.

Apabila perairan tercemar dengan bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, kadmium, krom,
timah, air raksa, benzen, tetraklorida karbon dan lain-lain, bahan-bahan tersebut dapat merusak
organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker

Pada sungai-sungai yang alirannya lambat dan pada danau karena banyak polutan terurai dan juga
terdapat bahan-bahan anorganik yang menyuburkan, airnya akan menjadi subur sekali untuk
pertumbuhan ganggang dan tumbuhan air lainnya keadaan ini disebut eutrofikasi jika tumbuhan dan
ganggang mati akan terjadi pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan terjadi
pengendapan bahan-bahan yang dapat menyebabkan pendangkalan danau

Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap kedalam air tanah yang menjadi sumber
air untuk cuci, mandi, dan untuk air minum.

Air tanah yang tercemar sukar sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan
penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung
bakteri pengurai yang aerob. Jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang
sangat lama walau tidak ada lagi bahan pencemar baru yang masuk.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.

 Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau,laut).


 Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air bekas cucian, air
kamar mandi.
Page 17 of 23
 Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
 Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
 Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
 Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
 Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.
 Beberapa parameter kimia kualitas air meliputi BOD, COD, DO, dan pH.
 BOD (Biochemichal Oxygen Demand)
 BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam air
untuk menguraikan bahan organik. Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan
oksigen terlarut akhir. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, kemampuan
mikroorganisme aerob untuk menguraikan limbah organik jga menurun.
 COD (Chemical Oxygen Demand)
 COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia.
 DO (Dissolved Oxygen)
 DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin kecil nilai DO perairan, tingkat
pencemaran air semakin tinggi.
 pH
 pH adalah ukuran keasaman suatu perairan. Air bersih mempunyai pH 6,5 – 7,5. Dengan
pH yang lebih kecil atau lebih besar menunjukkan adanya pencemaran. Air tersebut tidak sesuai
untuk kehidupan mikroorganisme.

Mengetahui keadaan air tercemar atau tidak terdapat tiga cara sebagai berikut:

a. Parameter Fisik: Adanya partikel padat, kekeruhan, warna, bau, suhu, dan pH air. Jika air
tersebut normal maka tidak berbau, berwarna, dan berasa serta berwarna bening. Air yang
normal memiliki pH netral yaitu 6,5 – 7,5.

b. Parameter Kimia: menggunakan indikator BOD (biochemical oxygen demand) yaitu


ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan
bahan organik di air.

Selain itu terdapat COD dan DO. COD (chemical oxygen demand) yaitu ukuran kandungan
oksigen yang diperlukan supaya bahan buangan di air dapat teroksidasi.

DO (dissolved oxygen) yaitu ukuran oksigen terlarut di dalam air. Selain itu kandungan zat
seperti amonia bebas, nitrogen organik, nitrat dll.

c. Parameter Biologi: bertujuan untuk mengethua jeni dan jumlah mikroorganisme air
yang dapat menyebabkan penyakit. Contohnya Escherichia coli dan Vibrio cholerae.

Page 18 of 23
Pencemaran air disebabkan oleh limbah. Limbah yang dapat mencemari air yaitu Limbah
industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan limbah pertambangan.

3. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah karena aktivitas manusia yang dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama ialah karena mulai bervariasinya macam sampah yang ditemukan dalam
kehidupan serta dipergunakannya berbagai macam zat kimia untuk pupuk atau keperluan industri
lainnya

Plastik yang dibuang sembarangan menyebabkan tanah yang mengandung plastik tersebut tidak
dapat menyerap air dan akan menjadi gersang.

Pemupukan dengan dosis yang melampaui dari yang diperlukan maka hal ini telah merupakan
pencemaran

Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh beberapa sebab, di antaranya sebagai berikut:

Sampah plastik, pecahan kaca, logam maupun karet yang ditimbun dalam tanah.

Sisa pestisida dari kegiatan pertanian yang meresap ke tanah.

Limbah deterjen yang dibuang ke tanah.

Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air.

Deposit senyawa asam dari peristiwa hujan

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA

Aktivitas manusia mempengaruhi siklus biogeokimia baik di ekosistem darat (misal lahan pertanian)
dan ekosistem akuatik (misal danau atau sungai).

Pada lahan pertanian aktivitas manusia seperti penggunaan pupuk buatan akan mengganggu siklus
nitrogen, yaitu dengan adanya industri pupuk buatan, konsentrasi nitrogen terfiksasi akan
mengalami peningkatan

Pada danau atau sungai, aktivitas manusia akan mempercepat proses eutrofikasi. Pupuk dari daerah
pertanian, limbah cair pabrik dan rumah tangga menjadi penyebab air sungai dan danau
mengandung nutrien anorganik yang berlebihan. Sebagai akibatnya akan terjadi peningkatan
kepadatan organisme fotosintetik yang disusul dengan tertutupnya permukaan air oleh gulma (alga

Page 19 of 23
dan sianobakteri) yang merupakan organisme fotosintetik. Bilamana organisme fotosintetik tersebut
mati, bahan organik menjadi terakumulasi di dasar danau, disanalah detritivora akan menggunakan
semua oksigen. Keadaan ini membuat beberapa organisme tidak mampu bertahan hidup.

Manusia menghasilkan berbagai ragam jenis zat kimia beracun yang sangat banyak jenisnya,
termasuk di dalamnya adalah zat kimia sintetik yang sebelumnya tidak berada di alam. Zat kimia
beracun tersebut kemudian dibuang ke ekosistem tanpa mempertimbangkan akibatnya terhadap
ekosistem.

Aktivitas manusia banyak menghasilkan berbagai ragam limbah gas. Peningkatan limbah gas berupa
CO2 di atmosfer merupakan permasalahan besar yang berhubungan langsung dengan siklus
biogeokimia. Keadaan ini berpengaruh terhadap emisi CO2, efek rumah kaca dan penipisan ozon
atmosfer.

Penebangan hutan yang merupakan ekosistem alamiah, yang umumnya dimanfaatkan untuk
pengembangan pertanian, industri dan pemukiman tidak diragukan lagi menyebabkan gangguan
lokal paling besar pada lingkungan alamiah. Pemanenan kayu secara tebang rata juga merusak
hutan.

Kecerobohan manusia adalah faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan beberapa
ekosistem seperti yang terjadi di Indonesia. Tumpahan minyak mentah yang pernah terjadi di teluk
Jakarta menjadi penyebab ratusan meter tanaman rumput laut yang dibudidayakan sejumlah warga
mengalami kerusakan ataupun kebakaran hutan yang pernah terjadi di Kalimantan menyebabkan
gangguan pandangan dan gangguan pernafasan pada manusia dan hewan penghuni ekosistem di
sekitarnya

ETIKA LINGKUNGAN

Etika lingkungan adalah sikap dan tingkah laku manusia yang objektif terhadap kelestarian
lingkungan sehingga dihasilkan manusia yang sadar lingkungan.

Beberapa prinsip yang sejalan dengan etika lingkungan di antaranya berikut ini.

Manusia bukan sumber dari semua nilai, manusia bagian dari lingkungan.

Manusia harus menjadi pengelola sumber daya yang bijaksana dari generasi ke generasi.

Sumber daya digunakan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan manusia.

Perbaikan lingkungan harus disesuaikan dengan produksi benda dan materi.

Hubungan manusia dengan alam harus saling menguntungkan berdasarkan pengertian ekologi.

Lingkungan diciptakan tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya.

Page 20 of 23
Sumber daya alam bersifat tidak tak terbatas, karena itu pemanfaatannya harus seefisien mungkin
dan menghindarkan sikap boros.

 Pencemaran Suara

Pencemaran suara merupakan bentuk suara yang tidak diinginkan, mengganggu, dan merusak
pendengaran.

Kebisingan dapat diukur dengan satuan desibel (db). Frekuensi normal yang didengar manusia
adalah 20 – 20.000 Hz.

Di Indonesia sendiri kebisingan hanya boleh mencapai 85 dB dalam 8 jam per hari.

Pencemaran suara dibedakan menjadi empat macam yaitu:

a. Kebisingan impulsif, kebisingan yang terjadi secara singkat atau hanya sekali. Contohnya
barang berat yang jatuh (Kulkas, TV dkk), kembang api, ledakan mercon, dan suara petir dikala
hujan.

b. Kebisingan impulsif kontinu, kebisingan dengan waktu singkat tapi terjadi secara terus
menerus (seperti ada jeda). Contohnya yaitu suara memukul palu di tembok .

c. C. Kebisingan semi kontinu, kebisingan yang terjadi terus menerus lalu hilang. Contonya
suara pengeboran jalan, konstruksi gedung, dan lalu lalang kendaraan di jalan.

d. D. Kebisingan kontinu, kebisingan yang datang secara terus-menerus. Contohnya mesin


pabrik, jika seseorang tinggal atau bekerja di dalam pabrik yang memiliki suara yang keras akan
berpotensi mengganggu pendengaran

 Pelestarian
Pelestarian sendiri terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Pelestarian Air : mengelola limbah rumah tangga dan industri sebelum dibuang ke air,
tidak membuang sampah ke sungai, dan membuat sumur resapan di rumah.
Page 21 of 23
2. Pelestarian Udara : penanaman tanaman pencegah polusi udara, pengurangan emisi gas
karbon, dan mengurangi penggunaan gas kimia seperti hairspray, parfum dll. Yang dapat
merusak lapisan ozon.

3. Pelestarian Tanah : reboisasi di tanah gundul dan membuat terasering yang tanahnya
miring.

Adaptasi
Adaptasi adalah segala upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
mengarah dalam peningkatan daya tahan perubahan lingkungan.

Tujuan adaptasi yaitu memperkecil resiko perubahan yang terjadi di lingkungan.


Adaptasi memiliki beberapa tipe yaitu:

a. Adaptasi Pertanian : mempersiapkan dan mengembangkan varietas tanaman yang siap


dalam menghadapi hujan, kekeringan, dan banjir.

b. Adaptasi Air : pengelolaan sumber air bersih agar terhindar dari ancaman kekeringan.

c. Adaptasi Pangan : memberikan tempat peneduh dan aliran udara di lumbung pangan
yang bertujuan untuk melindungi hasil panen.

Mitigasi

Mitigasi adalah segala upaya untuk mengurangi resiko bencana alam. Bencana alam merupakan
kejadian yang tidak dapat diprediksi sehingga perlu adanya mitigasi bencana.

Beberapa hal yang dapat dilakukan yakni membuat peta wilayah rawan bencana, rumah anti banjir,
bangunan tahan guncangan gempa, sistem pengingat gempa melalui elektronik, melakukan reboisasi
dan memberikan pengetahuan dini dan umum kepada masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Terdapat beberapa cara penanganan limbah, yaitu:

1. Penanganan Limbah Cair

Page 22 of 23
a. Cubluk

Berupa lubang yang diberi dinding tidak kedap air di bagian atasnya tapi memiliki penutup di
sekelilingnya. Limbah dari jamban langsung dialirkan ke dalam cubluk. Jika penuh maka harus dipindah
ke cubluk lain. Cubluk dibuat 15 m dari galian sumur agar tidak mencemari air sumur.

b. Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik (IPLCD)

IPLCD biasanya dibangun untuk hotel, perkantoran, restoran, dan rumah sakit. Berikut merupakan
urutan tahapan IPLCD:

1) Pengelolaan pendahuluan (penyaringan), menyaring benda kasar yang terbawa limbah cair.

2) Pengelolaan pertama (pengendapan), mengendapkan pasir dan partikel lain.

3) Pengelolaan kedua (proses biologis), mengurangi bahan organik biokimiawi.

4) Pengelolaan lumpur, mengumpulkan lumpur dan mengurangi kadar air.

Penanganan Limbah Padat

a. Reuse : pemakaian kembali barang bekas tanpa diolah terlebih dahulu. Misalnya
menanam bunga dengan kaleng bekas.
b. Recycle : mendaur ulang barang bekas. Misalnya adalah kertas.
c. Reduce : mengurangi limbah. Misalnya membawa tas belanja.
d. Replacement : mengganti suatu barang agar lebih hemat dan aman. Misalnya
memanfaatkan besek sebagai wadah makanan.
e. Refuse : menolak pemakaian barang yang membahayakan kehidupan. Misalnya menolak
menggunakan plastik.
f. Repair : memperbaiki yang kurang sesuai.

Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai