Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

INOVASI TEKNOLOGI BIOLOGI

TPresented by

NOVERIDHA UTAMA, S.PD

PPG Prajabatan Biologi Gelombang 2 Tahun 2022


BAHAN AJAR INOVASI TEKNOLOGI BIOLOGI

A. Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi


Bioteknologi berasal dari kata Bio (hidup) dan Teknos (teknologi) yang berarti ilmu
yang menerapkan prinsip-prinsip biologi. Istilah bioteknologi merupakan teknologi yang
menggunakan bahan hayati atau sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala
industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Definisi tersebut merupakan definisi
dari bioteknologi secara tradisional atau konvensional. Adapun definisi bioteknologi modern
menyatakan bahwa istilah bioteknologi merupakan teknologi yang menggunakan bahan
hayati yang telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala
industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia.
Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah
penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk
menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Pada dasarnya bioteknologi
adalah kegiatan yang melibatkan teknologi dan organisme hidup sedemian rupa sehingga
akan meningkatkan efisiensi produksi. Tujuan utama bioteknologi adalah untuk
meningkatkan hasil produk dari organisme hidup baik dengan menggunakan prinsip-prinsip
bioengineering/teknologi bioproses atau dengan memodifikasi genetik suatu organisme.
Sesuai dengan definisi dari bioteknologi itu sendiri, maka prinsip dasar dari
bioteknologi adalah memanipulasi atau merekayasa bahan hayati dengan unsur teknologi
untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang dapat dipergunakan bagi kebutuhan
manusia.
B. Jenis-jenis Bioteknologi
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang sudah lama dilakukan dari
jaman dulu dengan menggunakan prinsip sederhana dan menghasilkan produk dalam
jumlah yang terbatas dengan memanfaatkan organisme secara langsung untuk
mengahsilkan suatu produk pangan dan sandang yang bermanfaat bagi manusia melalui
proses fermentasi. Karakteristik bioteknologi konvensional selain menggunakan mikroba
sebagai agen pengubah substrat menjadi produk, pada bioteknologi konvensional hanya
menggunakan peralatan yang sederhana, biasanya pengolahan substrat terbatas hanya
menggunakan proses fermentasi, sehingga teknik dan penerapan pada bioteknologi
konvensional masih sangat tradisional, serta produk yang dihasilkan terbatas.
Bioteknologi konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam proses
pelaksanaanya (Tabel 1).
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional
Kelebihan Kekurangan
Relatif murah Perbaikan sifat genetik
Teknologi yang digunakan relatif Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian
sederhana genetik (inkompatibilitas)
Pengaruh jangka panjang umumnya telah Hasil tidak dapat diperkirakan
diketahui karena sistem yang dugunakan sebelumnya
tetap dan tidak berubah
Meningkatkan nilai gizi dari produk yang Memerlukan waktu relatif lama
dihasilkan

Berikut Produk Bioteknologi konvensional yang dapat dimanfaatkan dalam


kehidupan (Tabel 2).
Tabel 2. Produk Bioteknologi Konvensional
Hasil
No Substrat Mikroorganisme Gambar Produk
(Produk)
1 Kedelai Aspergillus wentii Kecap

2 Kedelai Rhizopus Tempe


oligosporus,
Mucor sp

3 Susu Streptococcus Yogurt


thermophillus atau
Lactobacillus
bulgaricus
Hasil
No Substrat Mikroorganisme Gambar Produk
(Produk)
4 Susu Lactobacillus Keju
bulgaricus dan
Streptococcus
thermophillus

5 Ampas kacang Neurospora Oncom


tanah sitophila

6 Tepung Saccharomyces Roti


Gandum cerevisiae

7 Singkong Saccharomyces Tape


cerevisiae singkong

8 Air kelapa Acetobacter Nata de coco


xylinum

2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan metode modifikasi
genetika melalui rekombinasi DNA. Bioteknologi modern sangat erat dengan rekayasa
gentika, karena manipulasi yang dilakukan bukan hanya pada kondisi lingkungan dan
media tumbuh melainkan juga dilakukan pada susunan gen dalam kromosom makhluk
hidup. Namun tidak semua penerapan bioteknologi modern menggunakan teknik
rekayasa genetika, misalnya seperti kultur jaringan dan kloning. Kultur jaringan dan
kloning dikatakan sebagai bioteknologi modern karena alat yang digunakan dalam
prosesnya merupakan peralatan yang canggih. Rekayasa genetik bertujuan untuk
menghasilkan organisme transgenik yakni organisme yang susunan gen dalam
kromosomnya telah dirubah sehingga mempunyai sifat yang menguntungkan sesuai
dengan yang dikehendaki. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil dari rekayasa genetik
lebih terarah dan dapat diramalkan sebelumnya. Bioteknologi modern memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan (Tabel 3).
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Modern
Kelebihan Kekurangan
Hasil dapat diperhitungkan Biaya produksi relative mahal
Perbaikan genetik dapat dilakukan secara Memerlukan teknologi canggih
terarah
Dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian Menyebabkan degradasi gen jenis lokal
genetik
Menghasilkan individu yang memiliki Pengaruh jangka panjang belum diketahui
sifat baru (tidak sama) dengan sifat
alaminya

Manfaat bioteknologi modern yaitu menghasilkan bibit unggul, meningkatkan


produksi bahan pangan, penanganan polusi, mengolah limbah, serta menghasilan produk
kesehatan. Berikut adalah contoh-contoh produk bioteknologi modern:
a. Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan adalah suatu teknik untuk memperbanyak tumbuhan
dalam skala besar. Teknik ini dibuat dengan mengambil sel atau jaringan pada
tumbuhan, bisa melalui potongan kecil daun, akar, batang, atau bagian tumbuhan
yang lainnya. Potongan tumbuhan tersebut lalu ditumbuhkan di suatu medium yang
telah dipersiapkan dan mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan
tumbuhan. Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman untuk
memperoleh keturunan yang memiliki sifat yang sama seperti induknya.
Gambar 1. Kultur Jaringan
Sumber: Kompas.com
b. Bayi Tabung
Bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) menjadi salah satu solusi bagi
pasangan suami istri yang kesulitan memiliki anak. Dalam proses bayi tabung, sel
sperma dan sel telur diambil dari pasangan suami istri. Kemudian di laboratorium
kedua sel tersebut dipertemukan sehingga terjadi pembuahan. Hasil pembuahan
ditempatkan dalam inkubator khusus hingga berkembang menjadi embrio.
Selanjutnya, embrio ditanam ke rahim agar berkembang menjadi janin seperti
kehamilan biasa. Setelah tindakan transfer embrio atau biasa dikenal pula dengan ET
atau embryo transfer, pasangan yang sedang menjalani program bayi tabung
biasanya akan melakukan Two Weeks Waiting (TWW) atau periode tunggu. Pada
saat periode tunggu tersebut, hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon ibu yaitu pilih
asupan makanan yang bergizi, konsumsi asam folat, hindari aktivitas seksual dan
olahraga.

Gambar 2. Bayi Tabung


Sumber: siloamhospitals.com
c. Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan
informasi genetik dalam tubuhnya. Biasanya dalam tanaman yang direkayasa
tersebut dimasukkan beberapa sifat, seperti tahan hama, tahan gulma, mampu
memproduksi protein tambahan, dan sebagainya. Tanaman ini merupakan suatu
alternatif agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah.
Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh hama yang
menyerang tumbuhan tersebut.
Gambar 3. Tanaman Transgenik
Sumber: Koran.tempo.co

d. Hewan Transgenik
Pada awalnya hewan transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan
untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara
penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa
genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang memproduksi
susu dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan mengandung vitamin
tertentu, dan sebagainya. Hewan yang telah berhasil dikembangkan menjadi hewan
transgenik adalah mencit sebagai hewan pioneer yang pertama kali dibuat. Saat ini
telah dikembangkan ke tikus, kelinci, domba, sapi dan babi.

Gambar 4. Hewan Transgenik


Sumber: biologipedia.blogspot.com
e. Kloning
Kloning berasal dari Bahasa Yunani yaitu clone yang berarti cabang atau batang.
Pada awalnya istilah tersebut digunakan untuk perbanyakan tanaman tanpa melalui
pembuahan atau dilakukan secara aseksual. Namun dalam perkembangannya, istilah
kloning juga digunakan terhadap perbanyakan organisme lainnya, baik uniseluler
ataupun multiseluler dimana organisme yang dihasilkan memiliki genetik yang
identik dengan organisme yang berperan sebagai donor sel inti. Kegiatan kloning
juga dapat diartikan sebagai usaha memfotocopy ternak donor sel sehingga
dihasilkan organisme duplikat yang memiliki genetik persis sama dengan ternak
donor sel tersebut.

Gambar 5. Tahapan Kloning


Sumber: roboguru.ruangguru.com

Referensi:
Darmayani, S., dkk. (2021). Bioteknologi: Teori dan Aplikasi. Bandung: Widiana Bhakti
Persada.
Hendarto, H. (2019). Bayi Tabung: Teknologi Produksi Terkini Mengatasi Infertilitas. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Munawar. (2020). Bioteknologi. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS
dan DIKMEN.
Prasetyo, A. D., & Sari, D. H. (2021). Pengantar Bioteknologi. Sukoharjo: Guepedia.
Subardi, Nuryani, & Pramono S. (2008). Biologi 3. Jakarta: Kepala Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Wardani, A. K., Wijayanti, S. D., & Widyastuti, E. (2017). Pengantar Bioteknologi. Malang: UB
Press.

Anda mungkin juga menyukai