Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG BIOTEKNOLOGI

KONVENSIONAL DAN MODERN

Oleh:
PUTRI SALSABILA. K. USMAN
XII MIPA 7
A. Pengertian Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang


insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya.

Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu;
sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhlukn hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk
dari makhluk hidup (protein bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol,
dan lain lain) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas


sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu
bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa. Secara umum, bioteknologi dapat diklafikasikan menjadi dua arah
yaitu: bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Prinsip-prisip
bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi tanaman, hewan,
dan produk makanan.

B. Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern

Mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa,


misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk
melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan.

Bioteknologi konvensional dalam dijelaskan bahwa merupakan


bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
a. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
b. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat
diciptakan makanan baru yaitu Nata de coco.
c. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
d. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena
bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga
masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan
hidup sehari-hari. Contohnya tempe dan tape.

Sedangkan, bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan


teknik rekayasa genetika, seperti DNA rekombinan. DNA rekombinan yaitu
pemutusan dan penyambungan DNA, dengan cara kultur jaringan, kloning, dan
fusi sel.
Bioteknologi Konvensional dan Modern berasarkan kelebihan dan
kekurangannya, yaitu:
1) Bioteknologi Konvensional
Kelebihan :
  Relatif murah
  Teknologi genetic sederhana
  Pengaruh jangka panjang umumnya sudah diketahui karena sistemnya
sudah mapan
Kekurangan:
 Perbaikan sifat genetik tidak terarah.
 Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik (inkompatibilitas)
 Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya
 Memerlukan waktu lebih lama

2) Bioteknologi Modern
Kelebihan :
  Perbaikan sifat genetik dilakukan secara terarah
  Dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetic
  Hasil dapat diperhitungan
  Dapat menghasilkan jasad baru dengan sifat baru
  Dapat memperpendek jangka waktu pengembangan galur tanaman baru
  Dapat meningkatkan kualitas
Kekurangan:
 Relatif mahal
 Memerlukan kecanggihan teknologi
 Pengaruh jangka panjang belum diketahui

C. Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional


Dalam bioteknologi konvensional, penerapan teknik-teknik biologi,
biokimia atau rekayasa masih sangat terbatas sehingga belum mencapai aras
rekayasa molecular yang terarah.
Adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional yaitu:
1. Memakai makhluk hidirup secara langsung
2. Tanpa didasari prinsip ilmiah
3. Berdasarkan keterampilan yg diwariskan turun-temurun
4. Dapat diproduksi secara masal

Contoh bioteknologi konvensional yaitu:


a) Proses Pembuatan Tempe
Proses pembuatan tempe adalah proses peragian (fermentasi) oleh Rhizopus
sp, yaitu R. orizae , R. chlamidosporus. Spora ini tumbuh pada kedelai dan
membentuk benang-benang (miselium) yang mengikat biji-biji kedelai satu dengan
lain sehingga didapatkan massa yang kompak. Selama waktu inkubasi, Rhizopus
sp yang digunakan adalah yang terdapat pada tempe yang sudah jadi atau pada
bekas pembungkusnya. Spora ini juga dapat diawetkan pada daun waru
(Hibiscustiliaceus).
Alat dan Bahan :
o Baskom
o Saringan
o Kipas angin
o Tampah
o Kompor
o Kacang Kedelai
o Ragi tempe
o Daun pisang/kantong plastik
Langkah-langkah :
1. Cuci bersih semua peralatan
terlebih dahulu. Keringkan.
2. Cuci bersih kacang kedelai.
3. Rendamlah kacang kedelai kurang
lebih selama 13-18 jam.
4. Jika sudah lunak, kelupas kulitnya.
5. Bilas menggunakan air.
6. Rebus kembali biji kedelai yang sudah dibilas air tadi.
7. Tiriskan pada tampah. Kipasi menggunakan kipas angin hingga tidak
terlalu panas.
8. Masukkan ragi tempe ke biji kedelai secara merata, aduk rata.
9. Masukkan biji kedelai yang sudah diberi ragi pada daun pisang atau
kantong plastik. Untuk tebal tipisnya sesuai dengan selera anda.
10. Untuk mendapatkan tempe yang baik, waktu yang dibutuhkan untuk
proses fermentasi adalah 2 hari dengan suhu kamar. Usahakan kacang
kedelai anda sudah tertutupi jamurnya.

b) Proses Pembuatan Yoghurt


Yoghurt adalah salah satu hasil olahan susu dengan cara difermentasi
sehingga rasanya asam dan manis. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus menguraikan laktosa atau gula susu menjadi asam
laktat yang menyebabkan menjadi asam.

Proses pembuatan susu fermentasi meliputi:


1. Homogenisasi yaitu untuk mencegah timbulnya lapisan lemak pada
permukaan, sehingga diperoleh produk yang teksturnya halus.
2. Pasteurisasi untuk menginaktifkan enzim dan juga membunuh mikroba
patogen dalam susu.
o
3. Pendinginan dilakukan sampai suhu mencapai 30-45 C, yang merupakan
suhu optimal untuk Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus,
4. Inokulasi dan Inkubasi.

Prinsip utama pembuatan asam laktat dengan proses fermentasi adalah


pemecahan laktosa menjadi bentuk monosakaridanya dan dari monosakarida
tersebut dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus sp. akan
diubah menjadi asam laktat. Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan
bersifat higroskopis pada suhu kamar.

Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus mengurai


laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan
citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma,
sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa.
Asam Piruvat Asam Laktat

D. Ciri-ciri Bioteknologi Modern


Dalam perkembangannya, bioteknologi kini telah mencapai rekayasa yang
jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih. Sekarang telah dimungkinkan
untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah
sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti.
Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuwan
berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro.
Dengan teknik yang dikenal sebagai DNA rekombinan, atau rekayasa genetik
(genetic engineering), para ilmuwan dapat menyambung molekul-molekul DNA
yang berasal dari jasad yang berbeda menjadi suatu molekul rekombinan.

Adapun ciri-ciri bioteknologi modern yaitu:


1. Memakai makhluk hidup dan komponennya secara langsung
2. Menggunakan prinsip-prinsip ilmiah
3. Hasil pengkajian berbagi disiplin ilmu yang mendalam
4. Tidak dapat diproduksi secara masal.
Contoh bioteknologi modern yaitu:
a) Proses DNA Rekombinan
Teknologi DNA rekombinan (recombinant DNA technology) adalah suatu
metode untuk merekayasa 12genetic dengan cara menyisipkan (insert) gena yang
dikehendaki ke dalam suatu genetic. Transgenik adalah suatu metode untuk.
Rekayasa protein (protein engineering).
a. Isolasi DNA
Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memilih dan
memisahkan DNA. Isolasi ini dilakukan dengan cara mengekstrak
kromosom dari organisme donor.
b. Memotong dan Menyambung DNA
Pemotongan DNA menjadi segmen-segmen kecil menggunakan
enzim retriksi. Kemudian dimasukkan ke dalam perantara yang dapat
berikatan dengan, memperbanyak, dan mengekspresikan gen tersebut
yaitu plasmid/virus.
Penyambungan gen menggunakan enzim ligase yang mampu
menyambungkan ujung-ujung nukleotida.
c. Memasukkan ke Sel Hidup
DNA dimasukkan ke dalam perantara yang dapat berikatan dengan,
memperbanyak, dan mengekspresikan gen tersebut yaitu plasmid/virus.
Kemudian bakteri/virus ini akan ber replikasi dengan jumlah banyak.

b) Proses Kultur Jaringan


a. Intisiasi
Pengambilan
eksplan dari suaru bagian
tumbuhan yang sering
dipakai atau biasanya tunas.
b. Sterilisasi
Kegiatan kultur jaringan di tempat yang steril menggunakan bahan
dan peralatan yang steril juga. Eksplan direndam dengan bahan kimia
untuk membunuh mikroba yang mengganggu.
c. Multiplikasi
Kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan cara menanamnya
yang dilakukan di laminar flow untuk mencegah terjadinya kontaminasi
pertumbuhan eksplan.
d. Pengakaran
Munculnya kalus pada eksplan yaitu pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan
dengan baik.
e. Aklimatisasi
Kegiatan memindahkan eksplan keluar, kemudian ditanam di pot-pot
kecil yang tidak terkena matahari secara langsung. Setelah tumbuh,
barulah tanaman tersebut ditanam dilahan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai