Anda di halaman 1dari 58

PANDUAN BERTANAM ORGANIK

DARI PRASEMAI HINGGA PANEN

Rd. Galih Raditya


(Komunitas 1000Kebun)

AYO JADI
PETANI
MUDA
AKATIGA
CENTRE FOR
SOCIAL ANALYSIS
include.innovate.influence.

Edisi I, 2020

Penerbitan buku merupakan bagian dari program Ayo Jadi Petani Muda!
yang dilaksanakan oleh AKATIGA bersama komunitas 1000Kebun Bandung,
Karang Taruna Mandala Cipta Kulon Progo, Kelompok Petani Muda Ketan Pedo
Sukabumi, dan Kelompok Petani Muda Sekar Mulyo Kebumen.
Program Ayo Jadi Petani Muda! didanai oleh Program VOICE Indonesia.
DAFTAR ISI ................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR .................................................................................... 4
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ 6
PENDAHULUAN .................................................................................... 8
MENGENAL PERTANIAN ORGANIK ......................................................... 9
GERAKAN BERKEBUN ORGANIK ............................................................ 12
PANDUAN BERTANI ORGANIK................................................................... 16
CARA MEMBUAT KOMPOS DAN PESTISIDA ALAMI.................................. 17
Pupuk Cair (Compost Tea) .................................................................... 18
Pupuk Padat ........................................................................................ 21
Lacto serum (Bio Activator/MOL).......................................................... 26
Pestisida Nabati .................................................................................. 28
PANDUAN BERTANAM SAYUR ORGANIK................................................. 29
Media Tanam ...................................................................................... 29
Penyemaian........................................................................................... 30
Tahap Pesemaian/ Germinasi/ Perkecambahan ................................ 31
Pembentukan Daun Sejati Hingga Pindah Tanam ............................... 33
PANDUAN BERTANAM PADI ORGANIK ................................................. 37
Prasemai ............................................................................................ 37
Penyemaian ......................................................................................... 39
Pengolahan Lahan .............................................................................. 41
Pindah Tanam ..................................................................................... 42
PANDUAN PERAWATAN TANAMAN ORGANIK HINGGA PANEN ............ 43
SISTEM TANAM ORGANIK TUMPANG SARI ........................................... 47
PENUTUP ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53
PROFIL KOMUNITAS 1000Kebun ............................................................ 54
PROFIL PROGRAM AYO JADI PETANI MUDA! .......................................... 55

2
3
Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Layaknya
oksigen manusia tidak dapat hidup tanpa makanan yang berperan
sebagai sumber energi bagi tubuh. Kesadaran akan kesehatan,
lingkungan dan pola konsumsi pangan sehat kini sudah menjadi suatu
gaya hidup. Berbagai kalangan masyarakat mulai memilih pangan yang
sehat, bernutrisi tinggi, sehat, aman tanpa mengandung zat-zat
tambahan yang kurang baik bagi tubuh.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengakses pangan sehat, salah
satunya dengan bertanam dengan sistem organik, yaitu sistem tanam
alami yang dilakukan berdasarkan siklus alam, tidak menggunakan
racun pestisida, pupuk sintetis, ataupun zat-zat kimiawi tambahan
lainnya yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Sistem tanam organik tidak sekedar mendukung kesehatan
manusia dari hasil tanamnya yang baik, namun juga dari aspek
kesehatan lingkungannya. Dalam sistemnya, organik mengarahkan
agar kita menjaga ekosistem tanah, air dan udara seperti tidak
membakar dedaunan, tidak membuat kotoran ternak ke sungai, serta
hal-hal lain yang bermanfaat bagi kesehatan sistem pernafasan,
pencernaan, dsb.

4
Dalam buku saku ini penulis berbagi pengetahuan hasil pengalaman
bertanam organik, mulai dari pengolahan lahan, pembuatan kompos
dan pupuk alami, pemeliharaan tanaman tanpa bahan kimia sintetis,
serta menetukan kombinasi dan rotasi tanaman yang tepat. Sistem
tanam organik ini ideal apabila diterapkan di rumah maupun kawasan
umum baik skala kecil maupun skala produksi.
Implementasi praktik dalam modul ini dapat disesuaikan dengan
kondisi di setiap daerah/ lokasi, tergantung pada ketersediaan lahan,
jenis tanah, kecukupan air juga paparan sinar matahari. Anda dapat
berkreasi dan memanfaatkan berbagai sumber daya di sekitar lahan,
untuk mengurangi biaya, transportasi dan jejak karbon yang dihasilkan
dari proses bertanam organik.
Penerbitan buku merupakan bagian dari program Ayo Jadi Petani
Muda! yang dilaksanakan oleh AKATIGA bersama komunitas
1000Kebun Bandung, Karang Taruna Mandala Cipta Kulon Progo,
Kelompok Petani Muda Ketan Pedo Sukabumi, dan Kelompok Petani
Muda Sekar Mulyo Kebumen. Program Ayo Jadi Petani Muda! didanai
oleh Program VOICE Indonesia.
Semoga buku ini dapat bermanfaat, mudah dipahami dan diterapkan
bagi pembaca yang ingin menerapkan sistem tanam organik.

Selamat Menanam.

Penulis

5
Aerator Alat bertenaga listrik yang berfungsi menambahkan udara
ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut.
Aerob Lingkungan yang kaya akan oksigen.
Agronomis Praktik produksi tanaman dan pengelolaan tanah secara ilmiah.
Anaerob Lingkungan tanpa oksigen.
Bioaktivator Bahan alami yang dapat mengaktivasi suatu lingkungan
mikroorganisme.
Biofarmaka Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat.
Dorman Terhambatnya pertumbuhan (perkembangan) untuk
sementara waktu.
Emrat Cerek besar dengan cerat berlubang-lubang kecil untuk
menyirami bunga atau tanaman.
Germinasi Proses perkecambahan.
Gulma Tumbuhan yang termasuk bangsa rumput yang merupakan
pengganggu bagi kehidupan tanaman utama.
Hapa Benih padi yang kosong tidak berisi bulir padi.
Holistik Kajian yang luas dan menyeluruh.
Kascing Hasil metabolisme cacing yang kaya akan nutrisi (Bekas Cacing).
Mikroorganisme Makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau
beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Mulsa Bahan alami (serbuk gergaji, dedaunan, jerami, dsb)
yang disebarkan pada permukaan tanah untuk menjaga
kelembaban tanah.
Porositas Keadaan berpori sehingga dapat dilalui cairan/gas.
Polinasi Penyerbukan pada tumbuhan.
Riparian Tumbuhan yang hidup dan berkembang di tepi-tepi sungai.

6
7
8
Pertanian organik lahir dari suatu filosofi dan ideologi yang holistik,
mengaitkan relasi pribadi dengan alam sebagai landasan proses
bertani, yang bertujuan tidak hanya untuk menanam tanaman saja,
melainkan membudidayakan dan mengangkat harkat manusia.1 Dalam
praktiknya, kesuburan tanah adalah faktor utama dalam keberhasilan
produksi yang dilakukan melalui penerapan sistem praktik secara
agronomis, biologis, dan mekanis untuk meningkatkan kesehatan
agro-ekosistem.2
Menurut lembaga federasi pergerakan pertanian organik internasional
atau IFOAM (2013) sistem tanam organik adalah sistem produksi yang
menopang kesehatan tanah, ekosistem, dan manusia. Bergantung
pada proses ekologi, keanekaragaman hayati dan siklus yang
disesuaikan dengan kondisi lokal, daripada penggunaan input dengan
efek merugikan. Pertanian organik menggabungkan tradisi, inovasi,
dan sains untuk memberi manfaat bagi lingkungan bersama dan
mempromosikan hubungan yang adil dan kualitas hidup yang baik
untuk semua yang terlibat.

1. Fukuoka, 1978; Scofield, 1986


2. Codex Alimentarius Commission, 1999; IFOAM, 20013
9
Dalam dokumen panduannya, IFOAM (2008) memaparkan empat
prinsip dari pertanian organik yaitu:

PRINSIP KESEHATAN
Bertanam organik wajib mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan planet bumi
sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, prinisip ini
menunjukkan bahwa kesehatan manusia secara individu
maupun komunitas terhubung dengan kesehatan ekosistem
yang ada di sekitarnya. Tanah yang sehat akan menghasilkan
tanaman sehat yang dapat menopang kesehatan manusia dan
hewan.

PRINSIP EKOLOGI
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus
ekologi kehidupan. Meniru, mempertahankan, dan bekerja
bersama sistem dan siklus ekologi alami. Aktivitas, perencanaan,
dan pemeliharaannya didasarkan kepada proses ekologis,
penerapan dan pelestarian keanekaragaman hayati, dan proses
daur ulang yang ada di alam dan juga menggunakan sumber daya
yang dekat dan tersedia banyak di sekitar kita.

PRINSIP KEADILAN
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus
ekologi kehidupan. Pertanian organik harus membangun
hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan
lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Sumber daya yang
digunakan untuk bertanam organik harus dikelola dengan baik
dan benar agar memenuhi keadilan sosial dan keadilan
lingkungan agar tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi
mendatang. Sistem produksi, distribusi, dan perdagangan harus
terbuka, transparan, terpercaya, dan seimbang.

10
PRINSIP PERLINDUNGAN
Setiap gerakan dari aktifitas organik, pengelolaannya dilakukan
dengan hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi
kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang,
serta lingkungan hidup.

Berbagai kondisi di lapangan membuat pertanian organik


dipercaya menjadi salah satu solusi alternatif atas teknologi
pertanian konvensional yang bertumpu pada teknik-teknik
budidaya yang dianggap tidak berkelanjutan, seperti:
pengolahan tanah intensif; budidaya monokultur; penggunaan
berbagai pupuk sintetik; perluasan dan intensifikasi jaringan
irigasi; pengendalian hama, penyakit, gulma dengan pestisida
kimia; dan manipulasi genom tanaman dan binatang yang
menghasilkan varietas-varietas unggul tanaman melalui
teknologi pemuliaan tanaman serta rekayasa genetis.3

1. Gliessman, 2014; Arianti, 2014; Kardinan, 2016

11
Komunitas 1000Kebun dalam lima tahun terakhir aktif mengadakan
berbagai acara bersama para pegiat komunitas yang memiliki
pengalaman dalam bertanam organik. Motivasi, prinsip dan teknis
bertanam setiap orang tentu berbeda-beda.

“Menanam itu lebih ke filosofi, bagaimana kita


berhubungan dan menjaga ekosistem tetap baik,
berkoordinasi dengan tanah dimana terdapat
mikroorganisme di dalamnya, itu diberi makan
dengan kompos, dimana kompos itu berasal dari
tanaman yang kita makan. Hubungan ini tidak hanya
hasilkan makanan organik, tapi makanan yang penuh
dengan cinta.” - Sita Pujanto.

Filosofi dan keterikatan dengan lingkungan menjadi dasar bagi


beberapa orang untuk bertanam organik, seperti apa yang
disampaikan oleh Sita Pujianto, begitu juga apa yang disampaikan oleh
Nahum Eka Wanda.

12
“Saya dulu bukanlah petani, […] saya 20 tahun
(bekerja) di multinational company. […] Hingga suatu
saat ada sesuatu yang mengubah hidup saya, saat
adik perempuan saya meninggal dunia karena kanker.
Dia mati di dalam pelukan saya. Sedih tidak karuan,
saat itu saya tidak tahu apa itu pertanian dan tidak
paham. Dokter bilang meninggal karena kanker,
karena apa yang dikonsumsinya mengandung zat-zat
kimia yang berakumulasi tanpa disadari. Saya mulai
menyadari bagaimana rasanya kehilangan, […] saya
tidak ingin ada orang lain yang merasakan kesedihan
hal seperti ini. Saya simpan semua karir saya, lalu
saya belajar dan mengenal pertanian. […] Lalu saya
paham bahwa makanan sehat itu dihasilkan dari
pangan yang ditanam secara organik.” – Nahum Eka
Wanda

Selain filosofi, kegelisahan akan hiruk pikuk perkotaan dan juga sebuah
kesempatan memperbaiki sebuah kondisi menjadi lebih baik menjadi
alasan bagi sosok seperti Andhika dan Asri untuk melahirkan Agradaya,
sebuah usaha sosial yang berfokus pada pengembangan biofarmaka.
Kini Agradaya berupaya menciptakan alam dan lingkungan yang lestari
dengan menerapkan prinsip pertanian dan perkebunan alami dengan
melibatkan 300 petani rempah skala kecil di Yogyakarta dan Jawa
Timur.
Banyak orang yang kini sudah menjalani proses bertanam organik
sebagai suatu hobi, pekerjaan, sarana bisnis dan sosial. Jika Anda
memiliki lahan sempit dan merasa kurang tempat untuk berkebun,
jangan khawatir! Sita Pujianto, telah berkebun di balkon/ teras rumah
selama lebih dari 6 tahun dan hingga kini dapat memenuhi kebutuhan
pangan keluarga. Ada tiga kunci dalam bertanam organik bagi Anda
yang baru mau memulai yaitu observasi, pahami, dan berjejaring.

13
Observasi. Lihat sudut yang terpapar sinar
matahari, itulah tempat terbaik untuk
menyimpan tanaman. Jika tidak ada, sayuran
akan tetap tumbuh baik, namun
membutuhkan waktu lebih lama atau
mungkin ukurannya sedikit lebih kecil. Tidak
apa-apa, hal ini tidak akan mengurangi esensi
dari bertanam organik, sabar dan nikmati
prosesnya.

Pahami. Apa saja sayuran yang dibutuhkan dan


disukai, tanamlah sayuran tersebut. Hal ini akan
memudahkan dan memberi rasa senang pada
setiap proses bertani yang dijalankan. Jangan
takut dengan hama, memberi sedikit sayur kita
kepada teman-teman mungil ini tidak akan
membuat kita rugi.

Berjejaring. Terhubung dengan suatu


komunitas berkebun merupakan salah satu
media baik untuk belajar, berbagi dan diskusi.
Bertemu orang-orang dengan minat yang
serupa adalah pilihan baik dan
menyenangkan.

14
15
Cara Membuat Kompos dan Pestisida Alami
Cara Menanam Sayur Organik
Cara Menanam Padi Organik
Panduan Perawatan Tanaman Organik Hingga Panen
Sistem Tanam Organik Tumpang Sari

16
Kompos adalah unsur penting dalam pertanian organik yang berupa
inokulan hasil dari perkembangbiakkan organisme penyubur tanah.

Kompos mengandung nutrisi yang berfungsi sebagai penyubur


tanaman, memperbaiki tanah dari segi struktur, kandungan nutrisi
dan ekosistem.

Dalam bertani organik, sebaiknya


kompos dibuat sendiri untuk
memastikan apa saja kandungan
bahan yang digunakan. Pembuatan
kompos mandiri juga lebih hemat
karena menggunakan bahan yang
ada di sekitar, serta dapat dibuat di
lahan terdekat sehingga akses
kompos dekat dengan lokasi tanam
tanpa harus mengeluarkan biaya
transportasi. Bila harus membeli
kompos yang tersedia di pasaran,
pastikan membeli pada sumber yang
terpercaya, dengan kandungan dan proses pembuatannya alami.
Terdapat beberapa jenis kompos. Berikut uraian dan panduan untuk
membuat tiga jenis kompos yang terdiri dari pupuk cair, pupuk padat,
dan lacto serum (bio activator/MOL)

17
Pembuatan pupuk cair dengan menggunakan metode compost tea ini
bertujuan untuk memperbanyak mikroorganisme lokal yang
terkandung di dalam pupuk kompos. Dalam prosesnya pembuatannya
menggunakan aerator yang berfungsi memberikan ruang oksigen
untuk mikroorgansime aerob berkembang biak.
Pupuk cair ini berfungsi untuk menyuburkan tanah karena ia kaya akan
mikroorganisme lokal. Aerator ini memberikan ruang oksigen untuk
mikro organsime aerob berkembang biak. Compost tea digunakan saat
mengolah lahan, disemprotkan ke lahan lalu ditutup dengan mulsa
alami. Untuk tanaman dengan masa tanam 3 bulan, compost tea dapat
diaplikasikan sebulan sekali dengan disemprotkan ke bagian tanah.

A. Alat
1. Aerator 1 buah
2. Batu kambang 4 buah
3. Selang Aquarium 3 meter
4. Tong Plastik 2 buah
5. Kantung Kain 2 buah

B. Bahan
1. Air 300 liter
2. Gula 1 kg
3. Pupuk kompos 10 kg

18
C. Cara Membuat Pupuk Cair
1. Siapkan gula, 2 tong plastik, dan air.
2. Masukkan air ke dalam tong plastik masing-masing 150 liter.
3. Larutkan gula ke dalam tong yang telah berisi air tadi masing-
masing 500 g.
4. Setelah gula larut masukkan saluran aerator kedalam larutan tadi
lalu diamkan 10 menit.
5. Sambil menunggu siapkan pupuk kompos dan kantung kain.
6. Masukkan kompos masing-masing sebanyak 2,5 kg ke dalam
kantung kain.
7. Setelah sepuluh menit masukkan kantung kompos kedalam
larutan tadi lalu biarkan selama 24 jam (aerator terus menyala).
8. Setelah 24 jam Larutan compost tea siap digunakan.

D. Aplikasi
1. Siram larutan compost tea di pagi hari sampai habis.
2. Minimalkan larutan kompos yang menempel di daun tanaman
dengan cara menyiram langsung ke tanah.
3. Jangan gunakan sprayer bertekanan karena akan membunuh
mikroorganisme penyubur yang ada di dalam larutan,
gunakanlah emrat.

19
20
Pupuk padat merupakan bahan yang kaya akan unsur hara sebagai
nutrisi bagi tanaman dan juga kaya akan mikroorganisme sebagai
pengurai. Pupuk padat digunakan saat proses mengolah lahan. Unsur
yang terkadung lengkap, walaupun tidak sebanyak pupuk kimia yang
beredar di pasaran. Namun jangan khawatir, karena pupuk alami
menggunakan prinsip mempertahankan mikroorganisme lokal untuk
menguraikan nutrisi yang terkandung di dalam tanah agar dapat diolah
oleh tumbuhan.

Dalam pembuatan pupuk padat dapat menggunakan sistem aerob


maupun anaerob, yaitu:
1. Kompos aerob yaitu proses pengolahan dengan bahan dasar
sampah rumahan, sampah dapur, dan makanan non olahan. Material
organik yang terkandung akan diurai, dengan bentuk akhir seperti
tanah.
2. Kompos anaerob yaitu proses pengolahan dengan bahan dasar
sampah rumahan, sampah dapur, dan sisa makanan olahan. Dalam
prosesnya seluruh bahan akan terfermentasi menjadi bahan yang lebih
sederhana, serta memperbanyak kandungan mikroorganisme.

A. Bahan
1. Dedak 1 bg
2. Gula 1/3 bg
3. Biodecomposer EM4 1/20 bg
4. Air 60%

B. Pembuatan
Campurkan semua bahan dan aduk rata lalu simpan di dalam wadah
kedap udara selama 2 minggu.

21
A. Bahan
1. Kohe 25 %
2. Sampah hijauan 35%
3. Sampah coklatan 35%
4. Arang 5%
5. Air 60%
6. Gula/molase 1/4kg

B. Pembuatan
1. Campurkan semua bahan organik seperti kotoran hewan, sampah
hijauan dan gula hingga merata lalu siram dengan air hingga
kelembaban 60%.
2. Siapkan tempat pengomposan dengan cara membuat lingkaran
dengan kawat ram baja dengan ukuran 1.5 m x 1.5 m.
3. Masukkan bahan organik ke dalam instalasi kawat ram hingga penuh.
4. Masukkan secara bertahap dengan pengairan di setiap tahapan.
5. Setelah penuh tutup bagian atas dengan menggunakan daun kering/
terpal/ karung bekas.
6. Aduk sebanyak +- 3 hari sekali atau pada saat kompos memanas.
7. Lakukan rutin selama -+ 8 – 12 minggu maka kompos siap digunakan.
8. Ciri kompos yang sudah jadi adalah berwarna hitam kecoklatan,
tidak berbau, dan tidak panas.

22
23
A. Alat

1. Komposter anaerob
2.Trowel
3. Sarung tangan

B. Bahan
1. Sampah rumah tangga
2. Inokulasi bakteri (dedak terinokulasi)

C. Pembuatan
1. Buka tutup komposter.
2. Masukkan dedak terinokulasi dan ratakan di dasar komposter.
3. Taburkan sampah rumah tangga di atas dedak tersebut.
4. Taburkan kembali dedak di atas sampah rumah tangga dan
tekan-tekan hingga padat menggunakan trowel.
5. Ulangi setiap hari sampai komposter penuh.
6. Setelah penuh diamkan komposter selama dua minggu.
7. Setelah dua minggu sampah organik terfermentasi dan
siap dikubur di tanah untuk diurai.

24
25
Lacro serum berfungsi sebagai cairan yang dapat mempercepat proses
dekomposisi material organik. Bila merasa sulit dalam membuatnya,
sebagai alternatif dapat membeli EM4 yang banyak tersedia di
pasaran. Kelemahannya kita tidak tahu pasti mikroorganisme apa saja
yang ada.
Pembuatan lacto serum mandiri dapat dilakukan dengan bahan
dan tahapan sebagai berikut.

A. Alat

1. Toples kaca + tutup/ wadah lainnya


2. Panci untuk merebus
3. Kompor untuk memanaskan
4. Kain lap bersih

B. Bahan
1. Air cucian beras/ air kelapa
2. Air susu segar
3. Gula

C. Pembuatan
1. Rebus air kedalam panci hingga mendidih, lalu matikan api.
2. Masukkan toples kaca + tutup kedalam air mendidih lalu
diamkan selama 3 menit agar steril.
3. Setelah tiga menit angkat topes dan tutupnya dan lap
menggunakan lap bersih.
4. Sambil menunggu kering, rebus air kelapa/air cucian beras
o
hingga air berbuih +/- 62-65 C.

26
5. Masukkan air kelapa ke dalam toples, lalu tutup menggunakan
tisu atau kain yang berpori, diamkan selama 3-5 hari hingga
berbau asam.
6. Setelah berbau asam, rebus susu segar hingga berbuih atau
o
pada suhu 62-65 C.
7. Dinginkan, lalu masukan rebusan susu ke dalam larutan air
kelapa asam.
8. Tutup kembali dengan tisu/ kain berpori dan diamkan selama
3-5 hari hingga timbul endapan di permukaan.
9. Pisahkan endapan dan larutan.
10. Larutan itulah yang berisi MOL yang bisa digunakan untuk
bioaktivator kompos.

27
Pengendalian hama dalam bertanam organik dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti membuat pagar alami yang mengelilingi kebun
dengan tanaman jagung; menanam tanaman-tanaman yang bersifat
dapat mengundang serangga predator hama seperti bunga matahari,
bunga kenikir, dsb. Bila ternyata kedua hal tersebut belum mampu
mengusir hama, cara lain yang dapat dilakukan adalah membuat
pestisida nabati, menggunakan bahan-bahan dari tanaman sekitar.
Pestisida berbahan alami ini menjadi syarat dalam bertanam organik
karena tidak akan mengusir serangga predator hama dan serangga
yang berfungsi seperti polinator.

B. Bahan
1. Komponen yang berasa pedas seperti cabai merah, cabai rawit,dsb.
2. Komponen yang berasa pahit seperti daun pepaya, mengkudu, dsb.
3. Komponen yang beraroma menyengat seperti sereh wangi, mint,
sereh, suren, dsb.
4. Air.

C. Pembuatan
1. Rasio komponen air dan padatan adalah 6:4 (air 60% dan
padatan 40%).
2. Blender seluruh bahan hingga larut, diamkan selama 24jam.
3. Setelah 24 jam, larutkan pestisida nabati dengan perbandingan
1:100 (1ml pestisda nabati + 100ml air)
4. Aplikasikan pestisida nabati di sore hari agar lebih efektif serta
mengurangi penguapan. Umumnya hama berada di bagian
bawah permukaan daun, siram/semprotkan di bagian tersebut.

28
Media tanam yang baik adalah media yang dapat meniru sifat tanah
subur, terdiri dari 3 jenis dengan 3 fungsi berbeda, antara lain:
1. Sabut kelapa halus (cocopeat), dapat diganti dengan tanah,
berfungsi untuk pengikat air.
2. Sekam (sekam bakar lebih baik, dapat diganti dengan pasir),
berfungsi agar pori agar air tidak menggenang.
3. Nutrisi (kompos/ kascing/ pupuk kandang).
Komposisi dari ketiga bahan tersbut adalah 1:1:1 agar kandungan
setiap unsurnya seimbang. Dalam menanam secara organik, media
tanam merupakan salah satu elemen utama, harus seimbang dan
cukup bagi benih untuk tumbuh dengan baik. Setelah tercampur,
media tanam harus dilembabkan sebelum dimasukan ke wadah agar
sabut kelapa mengembang. Jika media dimasukkan ke dalam pot/ tray
dalam kondisi kering, sabut kelapa sedang dalam kondisi menciut,
sehingga ketika disiram air akan mengembang dan dapat
menyebabkan media tanam terlalu padat.

29
Idealnya media tanam cukup
dalam kondisi lembab, jangan
terlalu basah ataupun terlalu
kering. Siram media tanam
dengan air dan aduk rata.
Indikator lembabnya bisa dicek
dengan mengenggam media
tanamnya.

Ketika genggaman dibuka media tidak pecah dan hancur berarti


kelembaban sudah cukup. Baiknya saat digenggam media tidak
meneteskan air, jika terjadi tambahkan sedikit lagi media. Sebaliknya,
saat genggaman tangan dibuka dan media hancur, maka tambahkan air
secukupnya.

Penyemaian adalah teknik menumbuhkan benih menjadi bibit, dimana


kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Mempermudah pengaturan benih (tata waktu, jumlah, dan kualitas).
2. Untuk mengurangi kemungkinan benih rusak (karena faktor alam,
hama,dll).
3. Meningkatkan daya adaptasi.
4. Mengurangi pemakaian media utama.

Tahap penyemaian benih ini terbagi


menjadi dua tahap, yaitu tahap
persemaian/ germinasi/ perkecambahan
serta tahap pembentukan daun sejati
hingga pindah tanam. Berikut tahapan
dan penjelasan lengkapnya:

30
1. Siapkan media tanam seperti yang telah dijelaskan di atas. Lalu siapkan
wadah untuk semaian bisa menggunakan apa saja, prinsipnya wadah yang
bagian bawahnya berpori sebagai akses air bisa keluar dan tidak
menggenang karena bisa mengganggu pertumbuhan benih yang sangat
sensitif akan perubahan suhu dan kondisi lainnya. Sangat memungkinkan
jika dapat memanfaatkan wadah-wadah yang sudah tidak terpakai agar
tidak terbuang begitu saja.
2. Jika media dan wadah sudah siap, masukan media ke wadah lalu padatkan
medianya agar tidak ada ruang kosong. Jangan terlalu padat, cukup di
tekan perlahan. Buatlah lubang dengan kedalaman +- 0,5 cm (bervariasi
tergantung benih apa yang akan kita tanam), prinsipnya lubang tersebut
jangan terlalu dalam agar benih dapat menembus media untuk tumbuh.
Untuk benih berukuran besar (seperti kangkung, kacang-kacangan,
sorgum) maksimal kedalaman benih 3cm dari permukaan media tanam.
Sedangkan untuk benih berukuran kecil (seperti selada, tomat, cabai,
kemangi, bayam) cukup ditanam dengan kedalaman 0,5 cm dari
permukaan media tanam. Beri jarak sekitar 3-5 cm antar benih untuk
efisiensi nutrisi juga akar antar benih tidak saling terikat dan mudah untuk
dipindah tanamkan.
3. Setelah itu tutup dengan lubang dengan media tanam, jumlah benih yang
ditanam di dalam satu lubang adalah kurang lebih satu butir.
4. Setelah benih tertanam siram 3x sehari (pagi, sore, dan malam), baiknya
menggunakan spray untuk meminimalisir perubahan posisi dan
kedalaman benih. Untuk menjaga kelembaban, tutuplah dengan kain
lembab/ karung bekas/ dus bekas dan simpan di tempat teduh.
Pertumbuhan akar primer sangat sensitif untuk perubahan suhu dan
membutuhkan tempat gelap untuk memaksimalkan proses
perkecambahan.
5. Setelah jangka waktu tertentu (tergantung jenis benih) maka benih
tersebut memasuki fase kecambah yang ditandai dengan munculnya
organ mirip daun yang disebut kotiledon yang berfungsi sebagai cadangan
makanan dan organ fotosintesis pertama.
6. Setelah fase kecambah, kecambah tersebut mulai memasuki fase
vegetatif yaitu fase berkembangnya bagian vegetatif dari tanaman yaitu
akar, batang, dan daun sejati, pada saat inilah nutrisi tambahan dapat
ditambahkan (POC Vegetatif) untuk membantu perkembangan bagian
vegetatif tersebut.

31
32
1. Pada tahap ini siramlah 3x sehari (pagi, sore, malam) untuk menjaga
kelembaban, dan pemberian nutrisi tambahan tiap dua minggu sekali
(pupuk cair/ pupuk padat. Selain itu paparkanlah kecambah tersebut pada
sinar matahari pagi (antara jam 8-9 pagi) setiap hari selama +- 15-30
menit. Cahaya matahari dibutuhkan untuk proses fotosintesis apabila
kurang cahaya matahari maka akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan bibit tersebut seperti daun pucat, batang panjang dan
lemah, dll.
2. Umumnya setelah dua minggu akan mulai terbentuk daun sejati,
perbedaan antara daun sejati dan kotiledon dapat terlihat dari
anatominya dimana daun sejati memiliki tulang dan ruas daun,
sedangkan kotiledon tidak. Bibit semaian dapat dipindah tanamkan
setelah terbentuk empat daun sejati.

Foto 4. | Kotiledon, Dokumentasi Galih. Foto 5. | Kotiledon dan Daun Sejati Dokumentasi Galih.

3. Sembari menunggu proses terbentuknya daun sejati, persiapkanlah


media yang akan digunakan sebagai media tanam utama. Media tanam
utama ini dapat disiapkan dengan dua metode, dengan cara menggali
tanah (direkomendasikan untuk lahan yang cukup luas) atau tanpa
menggali tanah (direkomendasikan untuk lahan terbatas). Berikut
penjalasan detil persiapan lahan dan media tanam utama:
A. Gali Tanah (Membuat Bedengan)
Media tanam yang disiapkan dengan cara tanah digali dan
digemburkan hingga terbentuk gundukan tanah dengan
ketinggian 30 cm, kedalaman 30 cm - 60 cm, dan lebar
50 cm - 80 cm.

33
Ciri-ciri media tanam yang baik adalah gembur, mengikat air namun
tidak menggenang, mengandung unsur hara, dan kaya akan kehidupan
makro ataupun mikro.

B. Tanpa Gali Tanah


Media tanam yang menggunakan pot/ wadah sangat besar
tanpa alas sehingga tidak perlu menggali dan dapat dibuat
dimana saja, media ini terdiri dari dua lapisan yaitu:
Lapisan bawah adalah media yang mengandung daya porositas
tinggi yang memenuhi 1/3 dari tinggi lahan.
Lapisan atas adalah media tanam utama yang terdiri dari:
bahan pengikat air, bahan yang memiliki porositas,
bahan yang mengandung nutrisi terlarut dan tidak terlarut,
serta kehidupan mikro dan makro yang berperan sebagai
“pemelihara” media tanam.
Masing-masing lapisan harus dilembabkan dan media yang digunakan
tidak harus tanah dapat berupa jasad-jasad organik lainnya.
4. Setelah menentukan metode pengolahan media tanam, beri pupuk
organik (kompos) pada media tersebut sebelum ditanami oleh benih yang
sedang tumbuh. Pemupukkan ini berfungsi untuk melengkapi serta
menambah nutrisi dan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman,
menyuburkan mikroorganisme pengolah agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Campurlah pupuk organik secara merata dengan media
tanam, lalu diamkan selama +- 14 hari agar unsur hara terurai dan
ekosistem tanah terbentuk dengan sempurna. Indikator media utama
telah siap digunakan yaitu gembur dan lembab.

34
5. Setelah bibit tanaman telah membentuk empat daun sejati dan media
utama telah siap, bibit dapat dipindah tanamkan. Lubangi media tanam
utama dengan kedalaman sampai batas daun paling bawah bibit,
kedalaman ini diperlukan agar perakaran kuat dan tidak mudah tercabut
dan bergerser bila ada air, angin, ataupun gejala alam lainnya.
Pindahkanlah bibit ke media utama beserta tanah persemaiannya, hal ini
bertujuan agar tanaman tidak stres saat dipindahkan ke kondisi yang baru,
sehingga tingkat keselamatan bibit meningkat dan bibit tersebut dapat
berkonsentrasi untuk tumbuh dan berkembang.

35
36
Seleksi benih perlu dilakukan untuk memastikan benih yang ditanam
baik dan tidak akan tumbuh busuk di lahan, karena hal ini dapat berisko
adanya hama saat proses pertumbuhan padi. Setelah itu dilanjutkan
dengan perendaman benih, hal ini dilakukan karena padi adalah
tanaman riparian (tepian sungai) yang menyukai air, perlakuan seperti
ini akan merangsang benih yang dorman/ tidur untuk berkecambah.
Berikut tahapan dari seleksi dan perendaman benih:

A. Seleksi Benih
Alat dan Bahan
1. Ember/ wadah penampung air 1 buah
2. Garam secukupnya
3. Telur mentah secukupnya
4. Air secukupnya
5. Benih padi

Prosedur Seleksi Benih


1. Isi ember/ wadah dengan air hingga ¾ nya.
2. Masukkan garam, indiktor kecukupan garam di lihat
bila telur mengambang di air.
3. Masukkan benih ke dalam wadah.
4. Benih yang baik akan tenggelam dan benih yang kosong
(hapa) akan mengambang.
5. Buang benih yang mengambang dan simpan benih
yang tenggelam untuk di semai.

37
B. Perendaman
Alat dan Bahan

1. Ember/ wadah penampung air 1 buah


2. Wadah penampung benih (kain/ karung) 1 buah
3. Air hangat secukupnya
4. Benih yang sudah diseleksi

Prosedur Perendaman
1. Isi air hangat ke dalam ember/ wadah penampung air.
2. Masukan benih yang telah di seleksi kedalam wadah
penampung benih.
3. Masukkan wadah penampung benih yang telah terisi benih
ke dalam ember/ penampung yang berisi air.
4. Tutup ember dengan menggunakan karung/ kain bekas dan
simpan di tempat yang teduh tidak terkena matahari langsung.
5. Perendaman dilakukan selama +- 12 jam, tetapi tidak
melebihi 36 jam.
6. Setelah +- 12 jam benih siap untuk disemai.

38
Penyemaian adalah proses penumbuhan benih menjadi bibit,
penyemaian dapat menggunakan tray semai untuk menghemat lahan
tanam, dilakukan di dalam greenhouse agar pertumbuhan lebih
maksimal, terlindung dari hama dan perubahan cuaca yang ekstrim.
Dalam proses penyemaian tanaman riparian seperti padi harus
menggunakan media semai yang lembab dan memiliki daya ikat air
yang baik sehingga persentasi terbesar dari bahan media tanam adalah
pengikat air. Penyemaian dapat dilakukan dengan cara berikut:

A. Alat
1. Sekop kecil
2. Tray semai
3. Sekop besar
4. Emrat
5. Karung / terpal penutup
6. Wadah penyimpan media
B. Bahan
1. Arang sekam/ arang secukupnya
2. Sabut kelapa secukupnya
3. Kompos secukupnya
4. Benih yang telah direndam secukupnya
5. Air secukupnya

C. Prosedur Penyemaian
1. Campurkan arang sekam/ arang, sabut kelapa dan kompos.
Siram dengan air hingga lembab. Ciri media yang lembab adalah
apabila diambil dan dikepalkan air tidak menetes, dan ketika
kepalan dibuka tidak pecah/ hancur.
2. Setelah media lembab simpan di wadah tertutup, jauhkan dari
sinar matahari dan diamkan selama -+ 3 hari tapi tidak lebih
dari 1 minggu.
3. Siapkan tray semai lalu taburkan media ke dalam tray sebanyak
¾ tray lalu tekan-tekan sedikit dan ratakan.

39
4. Taburkan benih yang telah direndam tadi ke dalam tray,
usahakan benih menutupi seluruh bagian permukaan media
dan tidak bertumpuk.
5. Tutup kembali permukaan tersebut dengan media tanam
tipis-tipis untuk menutup permukaan benih yang terekspos
keluar, lalu siram kembali hingga lembab.
6. Tutup permukaan tray dengan menggunakan karung/ terpal
untuk menjaga kelembaban dan mengurangi ekspos cahaya
terhadap benih.
7. Siram dua kali sehari setiap hari, setelah 7 hari maka benih
akan mulai tumbuh dan berkecambah. Periksalah tray secara
berkala untuk memeriksa perkecambahan setiap hari.
8. Saat benih berkecambah buka penutup agar terkena sinar
matahari dan siram rutin dengan air secukupnya selama 5 hari
pada pagi dan sore hari.
9. Waktu di persemaian adalah 12 hari 7 hari pengecambahan,
5 hari penumbuhan hingga terlihat 2 helai daun, setelah
menjadi bibit maka siap dilakukan tahap selanjutnya yaitu
pindah tanam.

40
Pengolahan lahan adalah kegiatan untuk mengkondisikan lahan
sehingga ideal untuk ditanami oleh tanaman yang ingin kita tanam
pengolahan lahan lahan meliputi penyiangan, pemupukan,
pembajakan, perataan, dan pemeraman, pengolahan lahan. Aktivitas
ini dilakukan pararel dengan penyemaian tujuannya agar saat lahan
sudah terolah dan siap ditanami, persemaian pun siap dipindah
tanamkan sehingga tepat waktu, tidak terjadi kekosongan lahan dan
mengurangi resiko kehilangan nutrisi karena ditumbuhi oleh rumput
liar/ gulma. Berikut proses pengolahan lahan:

A. Alat
1. Kerbau/ traktor
2. Bajak
3. Pacul

B. Bahan
1. Kompos secukupnya
2. Daun pisang secukupnya

C. Prosedur Penyemaian
1. Bajak lahan dengan menggunakan kerbau/ traktor. Pembajakan,
dilakukan sebanyak dua kali, pertama adalah pembajakan kasar,
kedua adalah pembajakan halus dengan menggunakan bajak
dan pacul.
2. Buat parit di bagian pinggir dekat pematang dan di tengah sawah
untuk mempermudah pegaturan air.
3. Aplikasikan pupuk kompos dan aduk rata dengan tanah.
4. Umumnya setiap 1 m2 menggunakan sebanyak 5 kg kompos.
5. Aliri dengan air hingga macak macak dan tutup menggunakan
daun pisang.
6. Setelah 12 hari maka lahan siap digunakan.

41
Setelah lahan terolah dan bibit siap maka siap dilakukan kegiatan
pindah tanam, pindah tanam adalah kegiatan menanam bibit padi ke
dalam lahan tanam, proses pindah tanam adalah proses yang sangat
penting karena akan menentukan tingkat stres tanaman dan sulit atau
mudahnya tanaman untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Proses pindah tanam adalah sebagai berikut:


1. Proses pindah tanam baiknya dilakukan pada pagi sekitar
pukul 06.00-10.00 atau pada sore hari sekitar pukul 15.30.
2. Siapkan bibit, simpan tray di dekat lahan yang akan ditanami.
3. Buat garis pada lahan agar pada saat tanam bisa lurus.
4. Cabut bibit tanaman bersama tanahnya dari persemaian
secara hati-hati untuk mengurangi kerusakan akar dan
meminimalisir stres.
5. Tanam bibit dengan kedalaman sampai batas daun paling
bawah agar perakaran kuat.
6. 1 lubang tanam hanya ditempati satu bibit agar padi tumbuh
maksimal dan memiliki banyak anakan.
7. Aplikasikan compost tea untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme penyubur tanah.
8. Setelah pindah tanam maka perlu dilakukan perawatan rutin
agar tanaman tumbuh subur.

42
Setelah bibit dipindahkan dari wadah semai ke media tanam utama,
perlu dilakukan perawatan agar tanaman tersebut nyaman dan dapat
fokus untuk tumbuh sesuai dengan yang kita harapkan adapun syarat-
syarat perlakuan terhadap tanaman organik adalah sebagai berikut :

1. Tidak menggunakan pupuk sintetis karena dapat meninggalkan


residu yang mengancam kesehatan baik kesehatan manusia
maupun kesehatan ekosistem.
2. Tidak menggunakan pestisida kimia sintetis (insektisida,
fungisida, herbisida, akarisida, dll.) karena bukan hanya
berbahaya untuk kesehatan juga bisa mengganggu keseimbangan
ekosistem karena dapat membunuh organisme baik.
3. Terapkan sistem pengendalian hama terpadu (tumpeng sari,
insect trap, dll.).
4. Penggunaan pestisida nabati merupakan langkah terakhir untuk
mengendalikan hama apabila serangan hama sudah terlalu
5. parah.
Pengendalian hama dilakukan secara manual menggunakan
6. tangan bila memungkinkan. Dapat dilakukan pemupukan
tambahan secara berkala apabila diperlukan (POC, pupuk hayati,
pupuk kandang, compost tea).
7. Penyiraman rutin menggunakan air yang bersih tidak berbau dan
berwarna serta tidak menggunakan air sungai karena resiko
kontaminasi zat-zat berbahaya.

43
Berikut teknis perawatan tanaman secara organik adalah sebagai
berikut:
1. Untuk kebun sayur lakukan penyiraman rutin pagi hari (pukul
08.00-10.00) dan sore hari (setelah pukul 16.00), arahkan air
ke tanah minimalkan jumlah air yang menempel pada daun
karena dapat memicu penyakit dan karat daun.
2. Untuk Padi SRI selama 2 bulan awal gunakan pengairan dangkal/
mecek-mecek.
3. Setelah 2 bulan hingga panen atau pada saat pembungaan
genangi dengan air.
4. Saat akan panen, keringkan lahan sawah terlebih dahulu.
Tambahkan pupuk tambahan setiap satu atau dua minggu sekali
5. apabila dibutuhkan, pupuk tambahan ini dapat berupa POC
(pupuk organik cair), pupuk hayati, dan pupuk organik lain yang
6. bersifat cepat terserap oleh tanaman dan tanah.
Lakukan pruning/ pemangkasan daun-daun yang menempel
ke tanah karena beresiko dapat mempercepat transfer hama.
7. Lakukan patroli rutin di sekitar kebun untuk memastikan
kesehatan tanaman dan menyingkirkan hama secara manual.
8. Pasang insect trap/ pestisida nabati apabila diperlukan untuk
mengendalikan hama.
9. Satu sampai dua minggu sebelum panen tidak diperkenankan
untuk diberikan pupuk tambahan karena resiko kontaminasi
bakteri yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
10. Lakukan perlakuan di atas secara rutin hingga tiba usia panen.
11. Satu sampai dua minggu sebelum panen aplikasi pupuk lanjutan
dihentikan untuk menghindari kontaminasi bakteri pada sayuran.
12. Panen dilakukan pada pagi hari dengan alasan, agar rasa asli
dari sayuran/ tanaman tersebut tidak terpengaruh, karena
panas cuaca akan mempengaruhi rasa dari sayuran tersebut,
contoh: selada yang dipanen pada siang hari akan terasa
lebih pahit dan keras.

44
45
46
Tumpang sari adalah bentuk pertanaman campuran (polyculture) yang
melibatkan dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda di dalam satu
area lahan secara bersamaan atau hampir bersamaan. Tumpang sari
meniru konsep yang ada di alam dimana masing masing tanaman yang
ditanam memiliki hubungan saling menguntungkan satu dengan
lainnya hubungan menguntungkan tersebut meliputi:
1. Pengendalian terhadap hama;
2. Peningkatan hasil panen;
3. Peningkatan citarasa.
Hubungan menguntungkan ini terjadi karena semakin beragam
varietas tanaman yang ditanam di suatu area lahan, maka
keanekaragaman hayati di area tersebut akan semakin meningkat.
Meningkatnya keanekaragaman hayati mempengaruhi kehadiran
organisme lain yang menguntungkan, seperti munculnya berbagai
macam serangga penyerbuk yang bisa membantu tanaman-tanaman
penghasil buah, predator alami hama yang bisa mengendalikan
populasi hama, hingga terjadinya penyerbukan silang yang dapat
meningkatkan produktifitas tanaman yang ditanam.

Namun kita harus berhati-hati dalam mencampurkan tanaman yang


ditanam karena tidak semua tanaman memiliki tingkat kecocokan yang
sama, ada beberapa jenis tanaman yang apabila dicampurkan malah
menimbulkan dampak merugikan karena sifatnya yang kompetitif
dengan tanaman jenis lain oleh karena itu berikut penulis lampirkan
daftar tanaman yang cocok ditanam bersamaan dan yang tidak, daftar
tersebut didapatkan melalui hasil pengalaman penulis sebagai petani
organik.

47
48
49
50
51
Demikian panduan cara bertanam organik di lahan sempit ataupun
lahan luas, panduan ini dibuat untuk membantu masyarakat untuk
melakukan pertanian organik di wilayah masing-masing demi hasil
yang lebih produktif, petani yang lebih sejahtera, dan lingkungan yang
sehat.

52
53
Komunitas 1000Kebun mulai berdiri pada tahun
2015 di Arcamanik, Bandung. Merupakan
komunitas yang peduli terhadap lingkungan dan
pecinta berkebun organik. Memiliki visi yang
dijunjung tinggi yaitu meningkatkan kualitas
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Berawal dari mengajak mengkonsumsi makanan organik dan berkebun
organik, memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif di sekitar
masyarakat menjadi taman pangan, mensosialisasikan gaya hidup
sehat, memudahkan akses masyarakat ke produk-produk sehat dan
ramah lingkungan sehingga dapat membantu mensejahterakan
masyarakat.
Komunitas 1000Kebun memiliki berbagai wadah interaksi bagi sesama
anggota komunitas, seperti WhatsApp Grup, Pasar Sehat 1000 kebun,
Workshop Ngebun Seru Yuk! (NgeRuk!), Wisata Kebun, Diskusi Online
(Dion), Warung 1000Kebun, Bincang Seru di Sudut Kebun (SuKun), dan
Kebun Komunal Seni Tani.
Anggota komunitas terdiri dari berbagai latar belakang, dari mulai
pensiunan, penggiat lingkungan, dosen, peneliti, mahasiswa, ibu
rumah tangga dan sebagainya. Kami terbuka bagi siapapun yang mau
bergabung berbagi cerita dan pengalaman.

Instagram: www.instagram.com/komunitas1000kebun/
Website: https://1000kebun.org/
YouTube Channel: www.youtube.com/channel/UCGc25fU3_p7jPJEiBKDRnpw

54
Ayo Jadi Petani Muda! adalah program inovasi dan pembelajaran yang
bertujuan untuk memfasilitasi kelompok muda marginal (perempuan
dan laki-laki) untuk mendapatkan akses lahan pertanian dan
keterampilan bertani inovatif. Program ini juga ditujukan untuk
menguatkan kapasitas pengorganisasian orang-orang muda di desa.

Program Ayo Jadi Petani Muda! didukung oleh Program VOICE


Indonesia dan dilaksanakan oleh AKATIGA bersama dua mitra
pendamping dan mitra pelaksana di atas.

55

Anda mungkin juga menyukai