Anda di halaman 1dari 41

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agronomi merupakan istilah bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
agros artinya lapangan produksi dan nomos artinya pengelolaan(manajemen
produksi). Jadi, agronomi adalah ilmu yang mempelajari cara pengelolaan
produksi dan lingkungan dengan tujuan memperoleh produksi yang maksimal.
Dasar-dasar agronomi adalah ilmu mendasar dalam mempelajari cara pengelolaan
produksi dan lingkungan.Dasar Budidaya Tanaman merupakan suatu ilmu yang
mempelajari tentang pertumbuhan tanaman dari sifat genetik, faktor iklim, tanah
dengan pertumbuhan tanaman, pupuk, dan sifat-sifatnya, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, peranan benih dan zat tumbuh, pemasakkan tanaman
dalam kaitannya dengan umur panen, pengelolaan lingkungan tanaman, pola
tanam serta pengendalian hama, penyakit dan gulma.
Sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi,
dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan
manusia secara lebih baik.

Kegiatan budidaya termasuk dalam bagian hulu agribisnis. Apabila produk


budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut
pertanian subsistem, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif.
Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi
keperluan sehari-hari.Dalam arti luas agribisnis tidak hanya mencakup kepada
industri makanan saja. Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan produk
pertanian berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya


tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan,
peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini
dilakukan berdasarkan objek budidayanya:

Universitas Sriwijaya
2

 Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang
diolah secara intensif,
 Kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada
lahan yang setengah liar,
 Peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata
kecuali ikan dan amfibia),
 Perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-
vertebrata).

Telah lama sampah menjadi permasalahan serius dii berbagai kota besar di
Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan
sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sampah berdasarkan kandungan zat kimia
dibagi menjadi dua kelompok, yatu sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik pada umumnya mengalami pembusukan, seperti daun, sisa
makanan,dll. Sedangkan sampah anorganik pada umumnya tidak mengalami
pembusukan, seperti plastik, logam, dll. Secara alami bahan-bahan organik akan
mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah
lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama
dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak
dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan.
Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan
kimia, fisik, dan biologi tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang
penting untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk cair dengan
memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang
kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL (mikroorganisme lokal) adalah
larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar berbagai sumber daya yang tersedia.
Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik
digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil
produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-
bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai

Universitas Sriwijaya
3

media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam


mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai
tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan sebagai
pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa macam
organisme penganggu tanaman (OPT). MOL juga diindikasikan mengandung zat
perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan
tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin. Larutan MOL
menggandung unsur hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan
sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman.
Pengaplikasiannya mampu memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan
unsur hara bagi tanah dan tumbuhan dengan aman. Nilai tambah dari penggunaan pupuk
organik diketahui bersama seperti produk pertanian dengan menggunakan pupuk organik
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibanding dengan pertanian anorganik (pupuk
buatan pabrik), apalagi dipadukan dengan penggunaan pestisida organik dimana
produknya dikenal sebagai beras organik non pestisida, mempunyai harga jual hampir
dua kali dari produk pertanian anorganik. Meskipun segmen pasarnya masih tertentu,
misalnya jaringan perhotelan, supermarket dengan pelanggan orang asing, restoran-
restoran dll. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal
tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk melakukan praktikum pembuatan
pupuk organik cair sehingga kita dapat memahami cara pembuatan pupuk dan
memanfaatkan limbah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini, yaitu :
 Untuk mengetahui pengaruh kesesuaian lahan terhadap budidaya tanaman.
 Untuk mengetahui cara membuat pupuk cair organik dengan
menggunakan bahanyangadadisekitarkita.
 Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk kompos/MOL
 Untuk mempelajari ilmu dasar dasar agronomi dengan praktikum langsung
kelapangan
 Untuk mempelajari bagaimana cara berbudidaya tanaman pangan,
tanaman hias, tanaman sayuran , dan tanaman obat

Universitas Sriwijaya
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Kompos


2.1.1. Pengertian kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan
adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami
tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat
campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi,
dan penambahan aktivator pengomposan.
2.1.2 Sampah Organik pada Kompos
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata
persentase bahan organik sampah mencapai ±80%,sehingga pengomposan
merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk
dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang
dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan
lepasnya gas metana ke udara. (Rohendi, 2005).
2.1.3 Proses Pembuatan Kompos
Pertanian organik menjadi hal yang saat ini sedang dikembangkan
dengan pesat. Hal ini dilatarbelakangi dengan masalah,dimana semakin jenuhnya
pemberian pupuk yang berasal dari industri. Tanah semakin kering, semakin
kurangnya kandungan hara organik yang pada akhirnya merugikan petani.
Dasar inilah diperlukan upaya dalam peningkatan kebutuhan bahan organik
bagi tanaman. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik
untuk diolah menjadi kompos.
Secara garis besar membuat kompos berarti merangsang pertumbuhan bakteri
(mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang

Universitas Sriwijaya
5

dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain. Proses yang terjadi adalah
dekomposisi, yaitu menghancurkan ikatan organik molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil, mengeluarkan ikatan CO2 dan H2O serta penguraian
lanjutan yaitu transformasi ke dalam mineral atau dari ikatan organik menjadi
anorganik. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam
senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik yang larut sehingga
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses
pengomposan oleh bahan organik mengalami penguraian secara
biologis,khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Karakteristik umum yang dimiliki kompos antara lain : mengandung unsur
hara dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, menyediakan
unsur secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai
fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Kehadiran kompos
pada tanah menjadi daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas
pada tanah dan, meningkatkan meningkatkan kapasitas tukar kation. Hal yang
terpenting adalah kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan,
(Dipoyuwono, 2007).

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan


Dengan mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses
pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat dipengaruhi
oleh kelembaban dan perbandingan C dan N bahan baku, maka untuk menentukan
standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan
kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang
memiliki standar tertentu. Setelah standar campuran bahan baku kompos dapat
dipenuhi yaitu kelembaban ideal 50 – 60 persen dan mempunyai perbandingan C /
N bahan baku 30 :terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses

Universitas Sriwijaya
6

pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan terhadap:


(1). Temperatur (2). Kelembaban (3). Odor atau Aroma (4). pH.
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu :
(1). Rasio C/NRasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar
antara 30:1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan
menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40
mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila
rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein
sehingga dekomposisi berjalan lambat.
(2). Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan
udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba
dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel
juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan
luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan
tersebut.
(3). Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup
oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan
suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk
ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air
bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob
yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
(4). Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos.
Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.
Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen
untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan
oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.
(5). Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan yang
sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung
berpengaruh pada suplai oksigen. Kelembaban 40 – 60 % adalah kisaran optimum
untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas
mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban

Universitas Sriwijaya
7

15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara
berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi
anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
(6). Temperatur/suhu panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Semakin tinggi
temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula
proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan
kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 – 60oC menunjukkan aktivitas
pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh
sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan
hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman
dan benih-benih gulma.
(7). pH : proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH
yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5.
(8). Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang
dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa
penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan
berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-
benar matang. (Jakmi, 2009)

2.1.5 Cara Mengetahui Kematangan Kompos


Mengetahui kematangan kompos dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu
(1). Dicium : kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum.
Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi
anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahaya
bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti
kompos masih belum matang.
(2). Kekerasan bahan : kompos yang telah matang akan terasa lunak ketika
dihancurkan. Bentuk kompos mungkin masih menyerupai bahan asalnya, tetapi
ketika diremas – remas akan mudah hancur.
(3). Warna kompos : kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam –
hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan
bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang. Selama proses

Universitas Sriwijaya
8

pengomposan pada permukaan kompos seringkali juga terlihat miselium jamur


yang berwarna putih.
(4). Penyusutan : terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan
kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik bahan
mentah dan tingkat kematangan kompos. Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %.
Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan
belum selesai dan kompos belum matang.
(5). Suhu : suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal
pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50oC, berarti proses
pengomposan masih berlangsung aktif dan kompos belum cukup matang.
Sifat khusus dari pupuk organik antara lain kandungan hara rendah dan
sangat beragam, pelepasan hara terjadi secara lambat, penyediaan hara dengan
jumlah terbatas. Keunggulan dalam pemanfaatan pupuk organik antara lain adalah
perbaikan pada sifat fisik tanah, perkayaan kandungan kimiawi tanah lebih
berimbang, meningkatkan biodiversitas kehidupan biologi tanah, dan aman bagi
lingkungan. Walaupun demikian pupuk organik juga memiliki kelemahan antara
lain memerlukan jumlah besar bagi satu musim tanaman, jumlah dan jenis hara
sangat beragam, voluminous/bulky dalam transportasi dan dosisi lapangan,
berdampak negatif jika diberikan belum matang benar.

2.1.6 Manfaat Kompos


Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
(A). Aspek Ekonomi :
(1). Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
(2). Mengurangi volume/ukuran limbah.
(3). Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

(B). Aspek lingkungan :


(1). Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan
gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri
metanogen di tempat pembuangan sampah.
(2). Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Universitas Sriwijaya
9

(C). Aspek bagi tanah/tanaman :


(1). Meningkatkan kesuburan tanah.
(2). Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
(3). Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah.
(4). Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
(5). Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
(6). Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
(7). Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman.
(8). Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.
(Rahmi,2008)

2.2 Pupuk MOL


2.2.1 Pengertian MOL
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan
mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik,
perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai
penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas
menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah
kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi
melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan
kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan
sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan
utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan
sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat
berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga.

Universitas Sriwijaya
10

Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari


limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan
daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air
kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk,
terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi. (Hadinata, 2008).
Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu
membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.
Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti
adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas,
dan bau asam (Hidayat, 2006)
2.2.2 Penggunaan dan Manfaat MOL
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam
meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah.
Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL
dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan
pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung
bakteripengurai di dalam larutannya. Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai
berikut :
(1). Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah
berupa larutan.
(2). Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui
dedaunan tanaman.
(3). Dapat digunakan sebagai dekomposer dalam pengomposan.
(4). Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
(5). Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas
tanaman.
(6). Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain
dapat dimanfaatkan.
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan
sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman
secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah

Universitas Sriwijaya
11

teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat,


kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah
menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap
penyakit yang dapat menyerang tanaman. Larutan MOL ini dibuat sangat
sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di
sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong
pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain (Faradiaz,
2013).

2.3. Budidaya Tanaman


2.3.1 Tanaman Cabai
Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang tumbuhnya tegak dengan
batang berkayu dan bercabang serta tergolong tumbuhan yang menghasilkan biji
(spermatophyta) dalam dunia tumbuhan Plantanum. Menurut Rahman (2010),
tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (Suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L

Universitas Sriwijaya
12

Berdasarkan pertumbuhan akarnya, cabai keriting mempunyai akar tunggang


yang kuat dan membentuk percabangan ke samping yang disebut akar serabut.
Akar serabut dapat menembus tanah sampai kedalaman 50 cm dan perkembangan
ke samping selebar 45 cm (Setiadi, 2006). Hal ini tidak berbeda jauh dengan
pendapat Prajnanta (2007) yang menyatakan bahwa perakaran tanaman cabai
rawit tergolong akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar
lateral (sekunder). Akar lateral mengeluarkan serabut-serabut akar (akar tersier).
Panjang akar primer berkisar 35-50 cm dan akar lateral menyebar dengan panjang
sekitar 35-45 cm.
Pertumbuhan batang utama cabai keriting yaitu tegak lurus dan kokoh
mencapai tinggi sekitar 30-37,5 cm dengan diameter batang antara 1,5-3 cm.
Batang utama tanaman cabai keriting berkayu dan berwarna coklat kehijauan serta
pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi mulai umur 30 hari setelah
tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada
umur 10 hari setelah tanam, namun tunas‐tunas ini sebaiknya dihilangkan sampai
batang utama menghasilkan bunga pertama tepat diantara cabang primer. Cabang
primer ini yang terus dipelihara dan tidak dihilangkan sehingga bentuk
percabangan dari batang utama ke cabang primer berbentuk huruf Y dan cabang
primer akan menghasilkan cabang sekunder (Prajnanta, 2007).Pertambahan
panjang cabang menurut Prajnanta (2007) diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup
ketiak daun secara terus-menerus dan pertumbuhan ini disebut
pertumbuhan simpodial. Dari cabang sekunder akan membentuk percabangan
tersier dan seterusnya. Pada akhirnya terdapat kira-kira 7-15 cabang per tanaman
(tergantung varietas). Jika tanaman masih sehat maka pembungaan pertama dapat
dilanjutkan ke tahap pembungaan kedua, sehingga jumlah cabang mencapai 21-
23.
Daun cabai keriting berwarna hijau muda sampai hijau gelap (tergantung
varietasnya) dengan panjang 4 - 10 cm dan lebar 1,5 - 4 cm . Daun ditopang oleh
tangkai daun dan tulang daun berbentuk menyirip. Secara keseluruhan bentuk
daun cabai adalah lonjong dengan ujung daun yang meruncing (Hadiyanto, 2005).
Posisi bunga cabai keriting biasanya menggantung dengan warna mahkota
bunga putih dan memiliki 5 – 6 kelopak bunga dengan panjang bunga 1 – 1,5 cm,

Universitas Sriwijaya
13

lebar 0,5 cm dan panjang tangkainya 1 - 2 cm. Tangkai putik berwarna putih,
panjangnya sekitar 0,5 cm. Warna kepala putik kuning kehijauan, tangkai sari
berwarna putih, tetapi yang dekat dengan warna kepala sari ada bercak
kecoklatan. Panjang tangkai sari 0,5 cm dengan warna kepala sari berwarna biru
atau ungu (Hadiyanto, 2005).
Panjang buah cabai keriting dari tangkai hingga ujung buah mencapai 3,7–
5,3 cm, dan buahnya berukuran kecil. Biji cabai keriting yang masih muda
berwarna kuning, namun setelah tua berubah warna menjadi coklat. Biji cabai
keriting berbentuk pipih dengan diameter ± 4 mm serta memiliki rasa buah
yang pedas dan dapat mengeluarkan air mata bagi orang yang menciumnya.
Cabai keriting memiliki rasa yang pedas karena mengandung capsicol (Setiadi,
2006).
Tanaman cabai keriting sangat cocok ditanam pada ketinggian 0 – 500 m dpl
dengan suhu antara 190 – 300 C dan curah hujan 1.000 – 3.000 m
m/tahun.Tanaman cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak
mengandung unsur hara serta dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan
andosol dengan pH tanah antara 6 - 7. Untuk menghindari genangan air pada
lahan, Untuk penanaman cabai keriting lebih baik pada lahan yang agak miring
dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari 250. Lahan yang terlalu miring dapat
menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan (Rahman,
2010).

2.3.2 Tanaman Bawang Merah

Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama


tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari
tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan
Indonesia.

Universitas Sriwijaya
14

Klasifikasi Bawang Merah :


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Ordo : Lililales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L. Var. Aggregatum
Bawang merah merupakan bagian penting dari bumbu masakan, baik untuk
masakan rumah tangga, restoran maupun industri makanan, di samping itu
bawang merah juga bisa di manfaatkan sebagai obat herbal. Bawang merah
memiliki nama lokal di antaranya: Bawang abang mirah (Aceh), Bawang abang
(Palembang), Dasun merah (Minangkabau), Bawang suluh (Lampung), Bawang
beureum (Sunda), Brambang abang (Jawa), Bhabang merah (Madura), dan masih
banyak lagi yang lainnya, masing-masing daerah memiliki sebutan tersendiri.
Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis.
Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga.
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi
bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.
Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan
minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto dan
sup menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangka.bawang
goreng merupakan bumbu yang paling sering di gunakan orang indonesia untuk
membuat masakan.
Umbi bawang merah dan bawang bombay dikenal dapat menginduksi
keluarnya air mata apabila diiris. Hal ini disebabkan reaksi berantai yang terjadi
dalam sel-sel umbinya. Apabila umbi lapis diiris, sel-selnya akan pecah dan

Universitas Sriwijaya
15

melepaskan berbagai senyawa yang terkandung di dalamnya. Dua senyawa yang


terlepas di antaranya adalah enzim allinase and asam amino. Allinase yang
bertemu dengan asam amino yang mengandung belerang (sulfoksida, yaitu sistein
dan metionin) akan melepaskan asam sulfenat (R-SOH). Asam sulfenat bersifat
tidak stabil dan segera berubah menjadi tiosulfinat [R-S(O)-S-R']. Tiosulfinatlah
yang bertanggung jawab atas aroma khas bawang. Selain menjadi tiosulfinat,
asam sulfenat yang bertemu dengan enzim lain, LF-sintase (LF singkatan dari
lacrymatory factor: "faktor air mata"), akan diubah menjadi syn-propanethial-S-
oxide yang berwujud gas. Apabila gas ini mengenai kornea mata, signal dikirim
sebagai gangguan pada mata dan mata akan berkedip-kedip serta mengeluarkan
air mata untuk "mengusir" pengganggu ini.
Bawang Merah menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu agak
panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang merah dapat
tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi (0-900 mdpl) dengan curah
hujan 300 - 2500 mm/th dan suhunya 25 derajat celcius - 32 derajat celcius. Jenis
tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah regosol, grumosol, latosol,
dan aluvial, dengan pH 5.5 - 7. (Anonim, 2013)

2.3.3 Tanaman Pangan ( Ubi kayu )

Ubi kayu (nama botani: Manihot Esculenta Crantz) ialah tumbuhan


tropika dan subtropika dari famili Euphorbiaceae yang terkenal sebagai sumber
utama karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Ubi kayu dikatakan berasal dari
bahagian tropika Amerika Selatan tetapi kini taburannya hampir di semua
kawasan tropika seluruh dunia.

Nama lain bagi ubi kayu adalah ubi benggala, ubi belanda dan cassava
(bahasa Inggeris). Dalam penerbitan bahasa Inggeris, tanaman ini biasanya

Universitas Sriwijaya
16

dirujuk dengan menggunakan nama-nama tempatannya, seperti mandioca, aipim,


atau macaxeira (Brazil), kassav (Haiti), mandi´o (Paraguay), akpu atau ugburu
(Nigeria), bankye (Ghana), mogo atau mihogo (kawasan di Afrika yang berbahasa
Swahili), kappa (India), maniok (Sri Lanka), singkong (Indonesia), kamoteng
kahoy atau balanghoy (Filipina), mushu (China), củ sắn or khoai mì (Vietnam)
dan manioke atau manioca (Polynesia).

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Subfamily : Crotonoideae
Genus : Manihot
Spesies : M. esculenta

Penanaman

Ubi kayu biasanya ditanam dengan keratan batang yang dicucuk ke dalam tanah.
Ubi kayu senang ditanam dan akan menghasilkan akar pada bahagian batang yang
dikambus dalam masa beberapa hari sahaja selepas ditanam. Hujung keratan yang
terbenam dalam tanah akan mula menghasilkan banyak akar antara dua hingga
empat bulan selepas ditanam dan akar ini pula akan menghasilkan ubi. Ubi kayu
biasanya dituai antara sembilan hingga 12 bulan.

2.3.4 Tanaman Hias (Brokoli Kuning)

Brokoli kuning (disebut juga daun kuning atau brokoli hias) banyak
diandalkan dalam pembuatan taman karena perawatannya sangat mudah (tidak
rewel), warna daun menarik yaitu kuning cerah, teksturnya keriting halus dan
berbentuk bulat, sangat indah bila dilihat dari jauh.

Universitas Sriwijaya
17

Rekomendasi dataran dan kondisi tempat tumbuh optimal: dataran rendah –


tinggi,suhupanas maupun dingin
Kebutuhan sinar matahari: partial shade (di bawah naungan / teduh) sampai full
sun. Jika ditanam di pot, rekomendasi ukuran pot: diameter 25 cm
Media tanam yang digunakan: tanah humus atau tanah kompos
Intensitas penyiraman: satu kali dalam sehari
Ilustrasi ukuran tanaman saat dikirim ke Anda: 20-30 cm
Ilustrasi tinggi tanaman ketika tumbuh besar: < 100 cm
Tips pemberian pupuk (pemupukan): dilakukan kira-kira 30 hari sekali,
menggunakan pupuk NPK Daun

2.3.5 Tanaman Kangkung

Menurut Anggara (2009), sistematiks tanaman kangkung darat (Ipomoea


reptans L. poir) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir.
Berdasarkan klasifikasi tanaman kangkung di atas, maka secara morfologi
tanaman kangkung memiliki dua varietas yaitu kangkung air dan kangkung darat.
Kangkung darat, yang mempunyai daun-daun yang panjang dengan ujung yang
runcing, berwarna hijau keputih-putihan dan bunganya berwarna putih.Kangkung
darat biasanya ditanam di tempat-tempat yang agak kering, sedangkan kangkung
air biasa ditanam di pinggir-pinggir kolam, rawa dan lain lain. Kangkung air

Universitas Sriwijaya
18

(Ipomea aquatic forsk), yang mempunyai daun panjang dengan ujung yang agak
tumpul berwarna hijau kelam dan bunganya berwarna kekuningkuningan atau
ungu. Kangkung air memiliki warna bunga putih kemerah-merahan, ukuran
batang dan daun lebih besar dibandingkan dengan kangkung darat, berbatang
hijau dan berbiji sedikit. Buah kangkung memiliki diameter 7 – 9 mm, halus,
berwarna kecoklatan dan berisi 2 – 4 biji . (Sumaryono, 2000)
Kangkung darat memiliki karakteristik warna bunga putih hingga merah
muda, daun agak kecil, warna batang putih kehijauan hingga keunguan. Pada
kondisi hari pendek, tangkai bunga tegak berkembang pada ketiak daun. Biasanya
terbentuk satu atau dua kuntum bunga berbentuk terompet dengan leher ungu.
Warna mahkota putih, merah jambu muda, atau ungu, berbeda-beda menurut tipe
tanaman. Biji mudah terbentuk dan berkembang dalam bulir polong. Kangkung
merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu bulan.
Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous) dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung
tumbuh merambat atau menjalar dengan percabangan yang banyak. Kangkung
memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menjalar
keseluruh arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm serta
melebar secara mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air. Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daun
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun
umumnya seperti jantung hati, ujung daunnya meruncing atau tumpul, permukaan
daun sebelah atas berwarna hijau tua dan permukaan daun bagian bawah berwarna
hijau muda. (Sunarjono, 2009)
Kangkung tumbuh pada tipe tanah lempung, sampai lempung berpasir,
gembur, dan mengandung bahan organik serta lokasi yang terbuka dan
memperoleh sinar matahari langsung, masih bisa ditanam di tanah rawa yang
drainase airnya tidak lancar. Kangkung termasuk tipe sayuran dataran rendah yang
pertumbuhannya kurang optimal bila ditanam di dataran lebih dari 700 mil dari
permukaan laut. Kangkung dapat tumbuh di daerah dengan iklim panas dan
tumbuh optimal pada suhu 25 – 30°C (Palada dan Chang, 2003 dalam Sunarjono
(2009). Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang

Universitas Sriwijaya
19

dengan kelembaban 60%. Kangkung darat tumbuh optimal pada tanah banyak
mengandung bahan organik, tinggi kandungan air dengan pH 5.3-6.0 (Sunarjono,
2009).
Kangkung merupakan tanaman hari pendek dan termasuk tipe sayuran
dataran rendah. Kangkung jarang tumbuh pada ketinggian lebih dari 700 m2
karena pada suhu rata-rata 23 0C kecepatan pertumbuhannya akan mengalami
penurunan, oleh karenanya jika dibudidayakan sebagai sayuran komersial tidak
akan memberikan keuntungan pada petani. Kangkung umumnya tumbuh di daerah
yang memiliki garis lintang yang tinggi seperti Thailand Utara, Vietnam Utara
dan Hongkong sebagai sayuran musim panas. (Lina, 2006)
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika dibudidayakan
pada tempat dengan ketinggian maksimal 2000 meter diatas permukaan laut.
Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan
organik sebagai tempat tumbuhnya, untuk kangkung darat khususnya tidak
menyukai lahan yang tergenang karena akarnya mudah membusuk, dan kangkung
air membutuhkan tanah yang selalu tergenang. Kangkung membutuhkan lahan
yang terbuka atau lahan yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sebagai
tempat tumbuhnya, karena di lahan yang ternaungi tanaman kangkung akan
tumbuh memanjang.Tanaman ini tumbuh baik sepanjang tahun, curah hujan yang
optimal untuk kangkung adalah 500 – 5000 mm/tahun. Kangkung merupakan
tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga dapat tumbuh
dihampir semua kondisi lahan, namun jika ditanam pada lahan yang memiliki
suhu udara relatif panas batang tanaman ini akan mengeras.Waktu bertanam yang
baik ialah pada musim hujan untuk kangkung darat ataumusim kemarau untuk
kangkung air (Anggara, 2009)
Perbedaan jumlah biji yang dihasilkan berpengaruh terhadap perbanyakan
kangkung. Kangkung darat diperbanyak melalui biji sedangkan kangkung air
melalui stek pucuk batang. Kangkung dapat dipanen pada umur 30 – 45 Hari
Setelah Tanam (HST) tergantung varietas dan tipe tanaman. Kangkung dapat
dipanen sekali dengan mencabut tanaman hingga ke akarnya atau beberapa kali
dengan memotong sepanjang 15 – 25 cm pada bagian batang.Panen pada tanaman
kangkung yang ditanam di darat bisanya dilakukan pada umur 20 – 50 hari setelah

Universitas Sriwijaya
20

benih disebar. Hasil tanamannya berkisar antara 7– 30 ton/ha produk segar, dan
dapat mencapai 400 ton/ha/tahun. Kangkung yangditanam di air, di Thailand hasil
produksinya dapat mencapai 90 ton/ha produksegar (Lina, 2006).
Kangkung sudah bisa dipanen pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam,yaitu
saat panjang batangnya kira-kira 20 25 cm. Panen perdana ini untuk mendapatkan
hasil bahan sayuran daun juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
(pucuk-pucuk) berikutnya yang lebih banyak. Kangkung dapat pula dipangkas
sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman. Cara memanen kangkung darat
adalah pangkas batangnya dan menyisakan sekitar 2 – 5cm di atas permukaan
tanah atau meninggalkan 2 – 3 buku tua.
Cara pemanena kangkung darat juga dapat dilakukan dengan mencabut
tanaman beserta dengan akar-akarnya Panen dilakukan pada sore hari dengan
tujuan agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara
yang panas ataupun teriknya sinar matahari. Panen dilakukan dengan cara
memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar.
Panen dilakukan 2–3 minggu sekali setiap kali habis panen biasanya akan
terbentukcabang-cabang baru. Produksi kangkung akan menurun baik secara
kuantitatif maupun kualitatif setelah kangkung dipanen sebanyak 5 kali. Setelah
berbunga maka perlu disisakan ± 2 m2 agar bijinya dapat diproduksi sebagai
benih. Hal ini membutuhkan waktu ± 40 hari sampai biji kering. (Palada dan
Chang, 2003)
Tanaman kangkung yang telah berumur satu tahun biasanya tumbuh lambat,
kerdil, dan kurang produktif. Gejala ini dapat disebabkan oleh tuanya umur
tanaman dan kondisi tanah tidak subur lagi. Oleh karena itu, tanaman ini
sebaiknya dilakukan peremajaan kembali. Pertanaman kangkung dibongkar,
tanahnya diolah secara sempurna, dan diberi pupuk kandang seperti pada
permulaan berkebun , kemudian ditanami bahan tanaman/benih/bibit baru yang
unggul dan sehat.Tahapan panen dan pasca panenkangkung adalah kangkung
dapat dipanen pada umur 20 – 30 HST, melakukan pembasahan lahan (pengairan)
menjelang panen untuk memudahkan pencabutan tanaman, mencabut tanaman
beserta akarnya untuk mempertahankan tingkat kesegaran tanaman dalam waktu
yang relatif lama, mengumpulkan hasil panen ditempat pencucian, mencuci

Universitas Sriwijaya
21

kangkung yang telah dipanen, terutama di bagian akarnya dari bekas-bekas tanah
hingga bersih, menyusun rapi kangkung yangtelah dicuci di rak-rak terbuka untuk
diangin-anginkan dan agar bekas air pencucian bisa tiris dan mengemas kangkung
menggunakan label isolasi denganberat sesuai permintaan pasar. Umumnya, berat
kangkung per ikat sekitar 200gram atau 250 gram. (Sunarjono, 2009).

2.3.6 Tanaman Obat( Serai)

Sereh merupakan tanaman semak berupa herba yang berasal dari daerah
beriklim tropis. Sereh ini sering digunakan dalam bumbu dalam berbagai masakan
karena memiliki aroma yang sedap dan juga berbau seperti lemon tanaman sereh
ini disebut dengan herba lemon.Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah
ditemukan tanaman sereh. Di Indonesia tanaman sereh ini dikenal dengan
berbagai nama. Di Jawa Tengah, Sunda, Madura disebut dengan Sere. Di Sumba
disebut dengan kendong witu dan di Makassar disebut dengan Sare.
Klasifikasi Tanaman Sereh
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Graminae/Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cympogon nardus
Karakteristik tanaman sereh ialah tanaman rumput tahunan dengan akar
serabut. Tanaman sereh ini dapat mencapai tinggi 50-100 bm dengan batang tidak
berkayu.

Universitas Sriwijaya
22

Ciri-ciri tanaman sereh :


(1). Berdaun tunggal.
(2). Berpelepah.
(3). Ujung daun runcing.
(4). Panjang daun 20-75 cm.
(5). Lebar daun 5-15 cm.
(6). Bertulang daun sejajar.
(7). Pangkal pelepah memeluk batang.
(8). Tepi daun rata.
Tidak banyak yang tahu, bahwa serai mengandung vitamin dan mineral
yang baik untuk tubuh, seperti vitamin A, B, C, asam folat, seng, magnesium,
tembaga, zat besi, fosfor, kalium, kalsium, serta mangan.
Sereh juga mengandung minyak atsiri yang terdiri dari sitrat, sitronelol, a-
pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren beta, p-simen, limonen, cis-osimen,
terpinol, sitronelal, borneol, terpinen -4-ol, a-terpineol, geraniol, farnesol,
metilheptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptanenon, bornilasetat,
geranilformat, terpinil astet, sitronil asetat, geranil asetat, beta-elemen, beta-
kariofilen, beta-bergamoten, trans-metilsoeugenol, beta-kadinen, elemol,
kariofilen oksida. Senyawa lain adalah geranial, geranil butirat, lomonen, eugenol
dan metileugenol.
Serai mengandung antioksidan flavonoid, dan senyawa fenolik seperti
luteolin, glikosida, quercetin, kaempferol, elimicin, catecol, asam klorogenat,
asam caffeic yang berkhasiat obat. Senyawa utama dalam serai adalah lemonal
atau citral, yang memiliki sifat anti-jamur dan anti-mikroba, serta menyediakan
bau lemon yang berbeda-beda.

Manfaat serai adalah


(1). Kolesterol sehat:sereh memiliki sifat anti-hiperlipidemia dan
hiperkolesterolemia , yaitu mendukung kadar kolesterol yang sehat. Penelitian
menunjukkan bahwa konsumsi sereh secara rutin memberikan hasil signifikan
dalam mempertahankan tingkat sehat trigliserida dan mengurangi kolesterol LDL
dalam tubuh. Ini akan membantu mencegah akumulasi lipid dalam pembuluh

Universitas Sriwijaya
23

darah, dan meningkatkan aliran darah yang terhalang di arteri sehingga mencegah
aterosklerosis dan berbagai gangguan jantung.
(2). Detoksifikasi:sereh dapat membantu membersihan racun berbahaya keluar
dari tubuh, karena sifat diuretiknya. Detoksifikasi akan membantu kelancaran
fungsi berbagai organ tubuh, termasuk hati dan ginjal serta
membantu menurunkan kadar asam urat. Efek diuretik serai akan membantu
meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air kecil, sehingga membantu menjaga
kesehatan pencernaan.
(3). Anti Kanker: sereh efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker tanpa
mempengaruhi sel-sel tubuh yang normal dan sehat. Penelitian membuktikan
aktivitas anti kanker sereh yang telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam
pencegahan kanker kulit. Penelitian lain juga telah menunjukkan sereh juga
membantu untuk menghambat pertumbuhan sel kanker hati fase awal dan
mencegah pembentukan lebih lanjut. Efek lainnya Yang diketemukan adalah juga
dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
(4). Mencegah infeksi akibat Staphylococcus aureus: Studi telah membuktikan
bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki aktivitas anti biofilm , yang bermanfaat
pencegahan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Sereh
mengandung fenol yang memiliki kemampuan menyebar dengan cepat melalui
jaringan tubuh, dan menyembuhkan biofilm yang terletak di mana saja pada
tubuh. Sereh akan mengganggu pertumbuhan dan komunikasi kuman, sehingga
akan membantu menghambat pembentukan biofilm. Minyak esensial dari sereh
berguna untukpenggunaan topikal maupun internal untuk penyakit yang
didiagnosis dengan biofilm seperti penyakit Lyme.
(5). Gangguan Perut : penelitian telah menunjukkan bahwa minyak atsiri dalam
sereh memiliki sifat anti mikroba dan anti-bakteri yang membantu memerangi
infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri patogen seperti Helicobacter pylori
dan Escherichia coli. Sereh bermanfaat untuk pencegahan gangguan gastro
intestinal seperti ulkus lambung, membantu merangsang fungsi usus dan
memperbaiki pencernaan. Sifat anti inflamasi sereh bermanfaat untuk mengobati
sembelit, ulcerative colitis, diare, mual dan perut nyeri.

Universitas Sriwijaya
24

2.3.7 Tanaman Buah(Jagung)

Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan
biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman jagung berasal
dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika, melalui kegiatan bisnis orang
Eropa ke Amerika. Pada abad ke-16 orang portugal menyerbarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Jagung oleh orang Belanda dinamakan main dan oleh orang
Inggris (Ki-Jin, 2000).
Secara umum, jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin. Di antaranya
kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, dan mengandung banyak vitamin.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L
Pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah. Bedengan dilengkapi
dengan saluran pembuangan air. Ukuran bedengan adalah lebar 1-1,2 meter.
Panjang 3-5 meter, dan tinggi 15-20 cm antara dua bedeng, dibuat parit untuk
memasukkan dan mengalirkan air ke tempat penanaman (Yudiwanti, 2010).
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik,
fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak
tercampur benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih
bersertifikat. Pada waktu pengolahan lahan, keadaan tanah hendaknya tidak

Universitas Sriwijaya
25

terlampau basah, tetapi cukup lembab hingga mudah dikerjakan, sampai tanah
cukup gembur. Tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak memerlukan
pengerjaan tanah. Pada tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat (drainase)
pembuatan saluran dan pembubunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya
genangan air. Tanah gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah: andosol, latosol,
grumosol, dan tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan pengolahan tanah
yang baik. Tanah terbaik bertekstur lempung/liat berdebu. pH tanah 5,6 – 7,5.
Aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Kemiringan ≤ 8%, lahan miring >
8%, perlu di teras. Tinggi tempat 1.000-1800 m dpl, optimum 0-600 m dpl
(Sukarsono, 2003).

Universitas Sriwijaya
26

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2017 setiap hari
senin pukul 16.00 sampai selesai.
Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Pertanian sebelah ATC
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan adalah (1). Parang (2). Drum/Ember (3).
Tongkat Pengaduk (4). Cangkul (5). Skop Tanah (6). Kayu Ajir (7). Pisau/Cutter
(8). Plastik bening (9). Selang (10). Botol 250 ml.
Adapun bahan yang digunakan adalah (1). EM4/Biofitalik (2). Sampah sisa
dapur (sampah organik) (3). Pupuk kandang (4). Gula (5). Pupuk Urea (6). Tanah
subur (7). Polybag (8). Tali raffia (9). Benih jagung (10). Benih cabai (11). Garam
(12). Telur (13). Tissue (14). Benih bawang (15). Benih kangkung (16). Benih
tanaman hias (17). Benih serai (18). Benih nanas.

3.3 Cara Kerja


3.3.1Kompos
Berikut ini cara membuat pupuk kompos sederhana step by step :
1. Langkah pertama siapkan bahan baku dan peralatannya.
Bahan baku : sampah limbah rumah tangga yang sudah anda sortir, sampah
coklat, sampah hijau, tanah.
Alat : Bak atau drum plastik besar, karung goni, paving block.
Bahan tambahan : EM4
2. Langkah kedua campurkan satu bagian sampah hijau dengan satu bagian
sampah coklat ke dalam bak atau drum plastik besar yang di bawahnya telah
ditutupi dengan tanah dan diberi lubang sebagai jalan mengeluarkan kelebihan air.
3. Berikutnya tambahkan satu lapisan tanah pada bagian atas dan biarkan mikroba
aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi pupuk kompos.

Universitas Sriwijaya
27

4. Ulangi proses kedua dan ketiga untuk lapisan berikutnya hingga bahan baku
sampah dan tanah habis. Kemudian tutup drum dengan karung goni.
5. Setelah satu minggu, buka dan aduk pupuk kompos tersebut, kemudian tutup
kembali dan lakukan proses tersebut setiap seminggu sekali.
6. Untuk mempercepat proses pengomposan, anda dapat menambahkan bio-
activator berupa larutan effective microorganism (EM4) yang dapat anda beli di
toko pertanian.
7. Setelah kurang lebih 1 bulan, cek akhir pupuk kompos. Jika campuran pupuk
sudah berwarna kehitaman dan tidak berbau sampah lagi, berarti proses
pengomposan telah selesai dan tidak ada masalah.
8. Langkah terakhir adalah memisahkan bagian yang kasar dengan ayakan, ambil
yang halus. Pupuk kompos yang kasar dapat dicampurkan kembali ke dalam bak
pengomposan sebagai activator.
3.3.2 MOL
Berikut ini langkah-langkah pembuatan pupuk mol :

1). Siapkan botol plastik bekas AMDK (air minum dalam kemasan) ukuran 1000-
1500 ml/ 1 liter-1,5 liter.
2). Masukkan sekitar segenggam tapai singkong yang matang ke dalam botol, lalu
masukkan air hingga mencapai setengah botol.
3). masukkan 5 sendok gula pasir atau 1 balok gula merah yang telah dicairkan
terlebih dahulu. Total air botol maksimal 3/4 ukuran botol.
4). Kocok dengan cara menutup botol, lantas menggoyang- goyangkan botol
selama 2-3 menit agar terjadi fermentasi dari larutan yang sudah tercampur rata.
5). Biarkan botol terbuka selam 5-7 hari atau di tutup, tetapi sesekali tutup dibuka
sedikit untuk membuang gas hasil fermentasi. Biarkan mikroorganisme lokal
(MOL) berkembang
6). Setelah 5-7 hari akan tercium bau alkohol dan berwarna agak kecoklatan,
pertanda pupuk cair organik siap digunakan. Cara penggunaan adalah dengan cara
mengencerkan larutab MOL dengan air dengan perbandingan 1: 15, lantas
disiramkan ke media tanah di sekeliling pohon. Fungsi MOL adalah membantu
memaksimalkan media tanam agar mampu menyediakan unsur hara yang
nantinya diserap oleh tanaman melalui akar-akar.

3.3.3. Cabai
1. Pilihlah benih cabai yang akan ditanam.
2. Rendam benih ke dalam air dan ambil benih yang tenggelam.
3. Semai benih cabai ke dalam nampan besar sampai 2 minggu.
4. Buat lubang tanam pada polybag 5-7 cm.

Universitas Sriwijaya
28

5. Pindahkan tanaman cabai tersebut ke dalam polybag yang telah berisi


tanah dan pupuk kandang (kotoran ayam).
6. Siram tanaman cabai sekurang-kurangnya 3 kali sehari.
3.3.4 Bawang Merah
1. Pilihlah bawang merah yang tunggal.
2. Lakukan pemotongan pada bagian ujung umbi kurang lebih 1⁄2 cm.
3. Berilah jarak tanam antar umbi kira-kira 15 cm x15 cm.
4. Tanamlah seluruh bagian umbi ke dalam tanah.
5. Siramlah tanaman bawang merah yang berusia 0-10 hari setiap pagi dan
sore.
6. Setelah berusia lebih dari 10 hari, intesitas penyiraman dapat dikurangi
menjadi sehari sekali saja.
3.3.5 Tanaman Pangan (Ubi Kayu)

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara menanam ubi kayu, terlebih
dahulu Anda pahami syarat pertumbuhan dari ubi kayu tersebut :

 Curah hujan antara 1.000 hingga 2.500 mm/th


 Suhu terendah bagi ubi kayu adalah 10 derajat celcius
 Kelembaban udara dari lahan untuk menanam ubi kayu antara 60% – 65%
 Membutuhkan sinar matahari sepanjang hari
 Jenis tanah yang dianjurkan adalah jenis grumosol, andosol, serta alluvial
latosol.
 Lahan kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
 PH ideal cara menanam ubi kayu adalah 5 hingga 6 .

Setelah Anda menentukan lokasi lahan yang sesuai dengan kriteria diatas,
maka langkah berikutnya cara menanam ubi kayu adalah sebagai berikut :

1. Bibit

Cara menanam ubi kayu yang baik diawali dengan mendapatkan bibit ubi
kayu yang baik pula agar hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan Anda.
Beberapa ciri-ciri bibit ubi kayu yang ideal adalah :

 Ubi kayu berasal dari induk yang cukup tua ( 1 tahun )


 Pertumbuhan ubi kayu sehat dan seragam
 Batang ubi kayu telah berkayu, lurus, dengan diameter 2 hingga 3 cm
 Belum terdapat pertumbuhan tunas baru
 Bibit ubi kayu berupa stek batang

Universitas Sriwijaya
29

2. Penataan Lahan

Persiapan lahan harus dilakukan diawal. Mengingat cara menanam ubi kayu
memerlukan media tanam yang baik. Hal yang perlu Anda ketahui juga
adalah penentuan jadwal kapan akan mulai mengarap lahan, sebaiknya dimulai
diawal musim penghujan.

Langkah persiapan lahan :

 Bersihkan lahan dari gulma dan tanaman liar yang mengganggu


 Cangkul atau bajaklah lahan agar menjadi gembur, kemudian diamkan
selama kurang lebih 1 minggu agar racun tanah hilang terbawa angin.
 Berikan pupuk kandang yang sudah matang untuk menambah kandungan
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
 Cara menanam ubi kayu selanjutnya adalah dengan membuat bedengan
dengan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, lebar kurang lebih 100
cm, tinggi 30cm, serta diberikan jarak antar bedengan yang juga berfungsi
sebagai drainase dengan jarak kurang lebih 50cm.

3. Proses Cara Menanam Ubi Kayu

Cara menanam ubi kayu yang baik, terutama jika jenis lahan Anda adalah
jenis lahan kering atau tegalan, maka sebaiknya awal masa tanam dimulai pada
awal musim penghujan agar bibit yang baru ditanam mendapat pasokan air hujan
yang cukup disamping tentu saja dibantu dengan penyiraman secara berkala.

Setelah bibit tersedia, cara menanam ubi kayu adalah dengan cara meruncingkan
batang stek ubi kayu, kemudian langsung ditancapkan kedalam bedengan sedalam

Universitas Sriwijaya
30

sepertiga dari batang bibit stek ubi kayu tersebut. Jarak antar batang stek yang
ditanam adalah kurang lebih 20 – 30 cm tergantung luas bedengan yang Anda
buat.

4. Pemeliharaan

Tahap selanjutnya tentang cara menanam ubi kayu yang baik setelah masa
tanam adalah memelihara kelanjutan dari bibit tersebut agar tumbuh sempurna
dan dapat dipanen sesuai dengan harapan.Gantilah bibit ubi kayu yang tidak
tumbuh sempurna dengan bibit yang baru agar pertumbuhan ubi kayu di lahan
Anda dapat tumbuh seragam. Cara menanam ubi kayu selanjutnya adalah dengan
membersihkan gulma dan tanaman liar yang mengganggu pertumbuhan dari
tanaman ubi kayu. Kedua tahap penyulaman dan penyiangan tersebut dapat
dilakukan pada saat bersamaan.

Cara menanam ubi kayu juga penting untuk dilakukan pemangkasan pada
tanaman yang berlebihan perkembangan tunasnya. Sebaiknya setiap tanaman ubi
kayu hanya bercabang 2 hingga 3 cabang saja. Pangkaslah cabang yang tumbuh
berlebihan pada tanaman ubi kayu Anda.Pemupukan susulan juga penting
dilakukan dalam cara menanam ubi kayu yang benar agar kandungan unsur hara
di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman ubi kayu dapat terjaga
ketersediannya. Lakukan juga penyiraman secara rutin terutama jika menghadapi
musim kemarau, penyiraman dapat dilakukan setiap pagi hari.

5. Panen Ubi Kayu

Tahap terahir dari cara menanam ubi kayu adalah masa panen dimana
biasanya pada varietas ubi kayu konvensional dapat dipanen pada usia tanam 10
hingga 12 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh umbi yang
ada di dalam tanah, serta gunakan garpu tanah untuk umbi yang kerap tertinggal
didalam tanah.

3.3.6 Tanaman Hias (Brokoli Kuning)


Dalam melakukan penanaman serta pengembangbiakan atau budidaya brokoli
kuning sangat mudah sekali. Metode yang digunakan ialah dengan melakukan
penyetekan pada pucuk tanaman induk.
Berikut langkah-langkahnya:

 Media Tanam

Siapkan polybag atau pot berukuran besar, kemudian isi dengan campuran
antara tanah dengan pupuk kandang, gunakan tanah yang gembur. Untuk
perbandingan campurannya cukup 1:1 saja. Siram dengan air media tanam
tersebut agar terjaga kelembabannya.

 Pembibitan

Universitas Sriwijaya
31

Guntinglah pucuk tanaman hias brokoli kuning, satu pucuk ini terdiri dari satu
pangkal tanaman dengan beberapa cabang batang daun.
Kemudian celupkan pangkal dari pucuk tersebut pada cairan ZPT yang banyak
tersedia di toko-toko pertanian. Setelah dicelupkan lalu segera tanam pada media
tanam yang telah dipersiapkan tadi.Rawatlah dengan teratur melakukan
penyiraman. Bibit ini akan berakar pada waktu sekitar satu bulan
kemudian.Setelah berumur dua bulan, bibit ini siap dipindahkan atau di tanam ke
tanah. Hati-hati saat memindahkan bibit brokoli kuning tersebut jangan sampai
merusak akar.

 Penanaman

Harus diperhatikan dalam menanam brokoli kuning ini, berilah jarak antara
tanaman satu dengan yang lainnya (15-25cm), karena nantinya daun dari tanaman
brokoli daun kuning ini akan tumbuh membulat sehingga jika tidak diatur
jaraknya maka akan saling beradu dan menempel.

 Proses selanjutnya ialah pemeliharaan tanaman hias brokoli kuning dengan


carapemupukan serta penyiraman yang teratur.

3.3.7 Tanaman Sayuran (Kangkung)

Oleh masyarakat, kangkung darat dinilai lebih populer dan mudah untuk
dipasarkan dibandingkan dengan kangkung air. Sayuran kangkung memiliki
siklus panen yang relativ singkat serta cara menanam kangkung darat yang
mudah, sehingga budidaya kangkung darat memiliki perputaran uang yang cepat.

Berikut ini langkah-langkah cara menanam kangkung darat

1. Persiapan Bibit kangkung Darat

 Benih kangkung harus steril dari hama penyakit


 Daya tumbuh benih kangkung hingga 95 %

Universitas Sriwijaya
32

 Jangan memakai benih kangkung yang telah disimpan lebih dari satu tahun
karena biasanya produktivitas benih yang disimpan terlalu lama akan
menurun
 Beberapa contoh benih unggulan untuk cara menanam kangkung darat
yang baik adalah varietas sutera, Bangkok, kangkung bisi, atau kangkung
panah merah

2. Persiapan Lahan Untuk Cara Menanam Kangkung Darat

 Cangkul atau bajak lahan sedalam 30 cm agar menjadi gembur


 Buatlah bedengan selebar 1 meter dengan panjang sesuai dengan kondisi
lahan
 Berikan jarak antar bedengan kurang lebih 40 cm yang berfungsi sebagai
drainase lahan
 Untuk pemberian pupuk awal, sebaiknya gunakan pupuk dari tahi ayam
karena pupuk jenis tersebut lebih cepat terurai dibandingkan dengan pupuk
dari kotoran kambing atau sapi.
 Tambahkan pupuk kandang tahi ayam sebanyak 10 ton / hektar lahan serta
cukup diamkan selama 3 hari agar pupuk terurai dengan baik

3. Teknik Cara Menanam Kangkung Darat

Tanaman kangkung adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh serta siklus
panennya yang cepat, maka, cara menanam kangkung darat tidak membutuhkan
proses persemaian benih seperti pada model sayuran lainnya. Cara menanam
kangkung darat dapat dilakukan dengan langsung menebar benih ataupun dengan
cara ditugal.

4. Pemupukan Tanaman Kangkung

 Cara menanam kangkung darat sebenarnya tidak membutuhkan


pemupukan tambahan, apalagi jika lahan tanam adalah bekas tanaman
kacang – kacangan
 Pemupukan susulan diperlukan jika daun tanaman kangkung berwarna
hijau pucat atau pudar
 Kotoran ayam yang kaya akan nitrogen adalah pupuk terbaik untuk cara
menanam kangkung darat, sebab tanaman ini sangat responsive dengan
nitrogen

5. Pengairan dan Penyiraman Kangkung Darat

 Cara menanam kangkung darat sangat membutuhkan air yang banyak,


lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari jika menghadapi musim
kemarau
 Pada musim hujan, perhatikan drainase lahan agar air hujan tidak
menggenangi tanaman yang justru akan menyebabkan penyakit busuk akar

Universitas Sriwijaya
33

6. Panen Kangkung Darat

 Jika cara menanam kangkung darat yang Anda lakukan dilakukan dengan
optimal, maka panen sudah dapat dilakukan pada saat usia 30 sampai 45
hari sejak masa tanam benih
 Cara memanennya adalah dengan mencabut kangkung darat bersamaan
dengan akarnya, karena pada dasarnya konsumen lebih menyukai
kangkung yang masih terdapat akarnya
 Cucilah kangkung darat setelah panen dengan air mengalir untuk
membersihkan sisa tanah di bagian akar tanaman
 Tempatkan kangkung hasil panen di lokasi yang lembab agar tetap segar
hingga sampai kepada konsumen

3.3.8 Tanaman Obat (Serai)


1. Pilihlah tanaman serai dewasa sebagai bibit, pilih yang unggul.
2. Tanam serai dewasa serta sisa umbinya dalam lubang yang sama.
3. Beri jarak tanam 5 cm untuk menanam serai selanjutnya.
4. Siram air ke tanaman serai tersebut.
5. Bersihkan gulma apabila terdapat gulma di sekitarnya.

3.3.9 Tanaman Buah (Jagung)

1. Tanam biji jagung yang sudah disiapkan. Untuk setiap orang yang intensif
mengonsumsi jagung, tanamlah 10 hingga 15 tanaman
2. Lakukan penyiraman minimal 3x sehari
3. Basmi gulma di sekitar tanaman jagung yang masih muda
4. Beri pupuk bila ingin cepat pertumbuhannya
5. Tunggu pertumbuhannya sekitar 1-2 bulan
6. Petik jagung dan nikmatilah.

Universitas Sriwijaya
34

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kompos
Minggu ke- Pengamatan
Tekstur Bau Warna Kompos Jadi
1 Halus Menyengat Coklat tua Belum jadi
2 Rada halus Sangat Sedikit Belum jadi
menyengat kehitaman
3 Mulai Sedikit Hitam Belum jadi
mengembur menyengat
4 Sedikit Tidak Hitam Belum jadi
mengembur terlalu
menyengat
5 Mengembur Tidak Hitam Jadi
menyengat

4.1.2 MOL
Minggu ke- Pengamatan
Bau Warna
1 Bau menyengat Coklat kekuningan
2 Bau sedikit Agak kecoklatan
berkurang
3 Bau mulai Coklat
berkurang

4 Bau berkurang Coklat muda

5 Bau menghilang Coklat muda

Universitas Sriwijaya
35

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kompos
Pada pembuatan kompos, pemberian larutan EM4/Biofitalik dan air gula
sangat berperan penting dalam proses pengomposan sehingga pengadukan dan
pemberian secara merata harus dilakukan. Maka untuk mendapatkan hasil kompos
yang baik yaitu dengan melihat perubahannya terutama pada warna, semakin
hitam bertandakan kompos ini sudah jadi atau siap untuk digunakan. Dilihat dari
hasil praktikum, kompos yang kami buat mengalami pembusukan dengan
menunjukan perubahan warna menjadi hitam. Pada awalnya kompos berwarna
coklat tua mendekati kehitaman. Selain warna yang berubah dapat dirasakan
aroma kompos yang berbau busuk dan sangat menyengat di hidung. Namun,
setiap minggunya terjadi perubahan bau sehingga tidak terasa lagi bau busuk
yang menyengat melainkan bau tersebut menghilang. Warna pada kompos pun
menjadi warna hitam dan kompos telah mengembur secara sempurna yang
menandakan kompos telah benar-benar telah jadi. Hal ini juga berpengaruh pada
pengadukan yang dilakukan setiap minggunya.
4.2.2 MOL
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
bahan utama yang baik dari pembuatan MOL adalah sampah-sampah dapur yang
berupa sisa-sisa sayuran dan buah-buahan. Hal ini dikarenakan bahan baku pupuk
cair yang sangat bagus yaitu bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi
seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi, selada, kulit jeruk,
pisang, durian, kol, dsb). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik
maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah
terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.Dalam proses
pembuatan MOL ini ditambahkan air gula yang telah dicampurkan
EM4/Biofitalik. Air gula ini bertindak sebagai molase yang merupakan sumber
energi bagi mikroorganisme yang akan menguraikan atau fermentasi dari bahan
dasar dari MOL ini.MOL ini sangat baik digunakan karena berbahan dasar buah-
buahan yang berasal dari alam sehingga tidak meninggalkan residu yang akan
merusak lingkungan serta harga dan proses pembuatannya yang tidak sulit. Pada
pembuatan MOL kami, telah terjadi perubahan pada minggu berikutnya yakni

Universitas Sriwijaya
36

munculnya ulat-ulat yang menempel dan berada di semua bagian MOL beserta
ember dan plastik penutupnya. Hal ini menyatakan bahwa proses pembuatan
MOL kami sudah mencapai keberhasilan. Namun, bau yang dihasilkan sangat
menyengat seperti bau gas. Setiap minggunya, MOL menjadi mengendap dan
baunya semakin berkurang. Pada minggu terakhir, MOL menjadi tidak berbau lagi
dan telah mengendap sempurna serta warnanya menjadi coklat terang atau coklat
muda.

Universitas Sriwijaya
37

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tingkat kelembaban dan pembusukan yang terjadi pada pembuatan
kompos sangat berpengaruh pada hasil akhir pengomposan.
2. MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan
unsur hara mikro dan makro.
3. Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah
satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat
jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah.
4. Persiapan benih sebelum ditanam harus diawali dengan pemeriksaan
kualitas benih yang memiliki kriteria unggul, sehat, dan berdaya tumbuh
tinggi.
5. Penyiangan dan penyulaman sangat berperan dalam pembudidayaan
tanaman untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik dan sehat.
5.2 Saran
Saran saya untuk kedepannya pada lahan yang belum pernah ditanami jenis
tanaman kacang kacangan di Inderalaya, sebaiknya lahan tersebut terlebih dahulu
diinkulasi rhizobium karena banyak mengandung Nitrogen yang sangat
dibutuhkan untuk tanaman. Kemudian sebaiknya pemilihan benih dilakukan
dengan cara memasukkan benih kedalam air, dan apabila mengapung bearti benih
tersebut sudah rusak. Lalu saran saya dikarenakan lahan di Inderalaya ada yang
tanahnya masih keras sebaiknya diberi pupuk kompos atau pupuk kandang agar
tanah tersebut gembur dan subur. Dan untuk para praktikan yang baru kalau pas
buka lahan sebaiknya ditandai jangan sampai ada perebutan sengketa lahan serta
bagi praktikan kelas Palembang siap-siap cari kawan untuk membantu merawat
tanamannya agar tidak layu atau mati.
Serta sebaiknya asisten dapat memberikan lebih banyak lagi penjelasan
sehingga praktikkan dapat mendapatkan ilmu lebih tinggi lagi mengenai
praktikum yang dilaksanakan serta kami mohon dipermudahkan nilai praktikum
Dasar-Dasar Agronomi kami..

Universitas Sriwijaya
38

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2000. Bertanam Pohon Buah-Buahan. Yogyakarta : Kanisius.


Anggara, R. 2009. Pengaruh Kangkung Darat (Ipomea reptans Poi.) Terhadap
Efek Sedasi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Anonim. 2013. “Budidaya Tanaman Bawang Merah.”(online): www.
anekamakalah.com (diakses pada 3 Desember 2017).
Anonim. 2016. “Observasi Tanaman Sereh (Serai)”(online):
http://www.warnetgadis.com(diakses pada 3 Desember 2017).
Crawford,J.H. 2003. Kompos.Bogor : Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia.
Dipoyuwono. 2007. Meningkatkan Kualitas Kompos dan Kiat Mengatasi
Permasalahan Praktis. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Fardiaz, S. 2013. Mikrobiologi Pangan. Bogor : IPB.
Hadinata, I. 2008. Pembuatan Mikroorganisme Lokal. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Hadiyanto, I. 2005. Bertanam Cabai. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama.

Hidayat.2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Kanisius.


Jakmi.2009. Kompos. Bandung : Alfa Beta.
Ki-jin. 2000. Morfologi Jagung.Jakarta : Erlangga.
Palada, M. C. dan Chang L. C. 2003. Suggested Cultural Practices For Vegetable
Amaranth. Asian Vegetable Research and Development Center.
Prajnanta. F, 2007. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu Siklus
Kehidupan. Bogor : IPB.
Rahman, S. 2010. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan
Polybag.Yogyakarta : Lily Publisher.
Rahmi. 2008. Pupuk Organik. Jakarta : Erlangga.
Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah. Jakarta: Erlangga.
Selviningsih, Lina. 2006. Kajian berbagai padatan tanam terhadap pertumbuhan
dan pertumbuhan dan hasil dua kultivar tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir).Jakarta : Grasindo.

Universitas Sriwijaya
39

Setiadi, 2006. Jenis dan Budidaya Cabai Keriting. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sukarsono. 2003. Penanaman Tanaman Pangan. Yogyakarta : Kanisius.
Sumaryono. 2000. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia.
Indonesia : Seminar.
Sunarjono, H. 2009. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutedjo. 2002. Potensi dan Pemanfatan Limbah Gula Sebagai Bahan Pembuatan
Pupuk Organik Tanah. Jakarta : Nalai Industri Indonesia.
Yudiwanti. 2010. Penanaman Jagung. Bandung : ITB.

Universitas Sriwijaya
40

LAMPIRAN

Pengadukan kompos potongan kecil sayuran

Pengambilan pupuk Pupuk MOL

Universitas Sriwijaya
41

Tanaman Melon Tanaman Cabai

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai