Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA


TANAMAN MENTIMUN (Cucumissativus L.) DI LAHAN
PRAKTIK AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

APPLICATION OF ORGANIC FERTILIZER IN CUCUMBER


PLANTS (Cucumissativus L.) IN AGRIBUSINESS PRACTICES
FACULTY OF AGRICULTURE, SRIWIJAYA UNIVERSITY

HERYANA H. UTAMI
05011381621133

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
RINGKASAN

HERYANA HARTA UTAMI , Aplikasi Pupuk Organik dalam Budidaya


Tanaman Mentimun (Cucumis sativus) di Lahan Praktik Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya (Dibimbing oleh EKA MULYANA).

Tujuan dari Praktik Lapangan ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh
penggunaan Pupuk Organik dalam Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus) di Klinik Agribisnis Fakulas Pertanian Universitas Sriwijaya. (2) Untuk
Memperoleh Pengetahuan dan Pengalaman, dalam Budidaya Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus) di Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
(3) Untuk Mengetahui Manfaat Pengunaan Pupuk Organik dalam Meningkatkan
Usahatani. Metode yang digunakan dalam praktik lapangan ini adalah metode
partisipasi aktif, dimana praktikan sendiri yang terjun langsung untuk melakukan
kegiatan Budidaya Mentimun, dimulai dari pengolahan tanah, penanaman hingga
pemeliharaan. Selain itu, praktikan juga menggunakan Pupuk Organik dalam
pengaplikasian Mentimun. Berdasarkan kegiatan praktik lapangan Budidaya
Mentimun dilakukan dengan beberapa tahap yaitu persiapan lahan meliputi
mengolah tanah dan membuat bedengan ,pemupukan dasar meliputi pemberian
pupuk organik pada lahan, persiapan benih yaitu meliputi pemilihan benih
mentimun lokal dan persiapan sarana dan prasarana, penanaman, pemeliharaan
yaitu meliputi penyiraman, dan penyiangan, serta pemanenan mentimun

Kata Kunci: Budidaya Mentimun, Pengaplikasian Pupuk


Organik.
SUMMARY

HERYANA HARTA UTAMI, Application of Organic Fertilizer in Cucumber


Cultivation (Cucumis sativus) in the Field of Agribusiness Practice of the Faculty
of Agriculture, Sriwijaya University (Guided by EKA MULYANA).

The objectives of this Field Practice are (1) To determine the effect of the use of
Organic Fertilizer in Cucumber Cultivation (Cucumis sativus) at the Agribusiness
Clinic of the Sriwijaya University Agricultural Faculty. (2) To obtain knowledge
and experience in cucumber cultivation (Cucumis sativus) at the Agribusiness
Clinic of the Faculty of Agriculture, Sriwijaya University. (3) To Know the
Benefits of Using Organic Fertilizers in Increasing Farming. The method used in
this field practice is the method of active participation, where the practitioners
themselves are directly involved in the cultivation of cucumbers, starting from
tillage, planting to maintenance. In addition, the practitioner also uses Organic
Fertilizer in the application of Cucumber. Based on the field practice of Cucumber
Cultivation carried out in several stages, namely land preparation includes
processing the soil and making beds, basic fertilization includes the provision of
organic fertilizer on the land, seed preparation which includes the selection of
local cucumber seeds and preparation of facilities, planting, maintenance which
includes watering and weeding, and harvesting cucumbers

Keywords: Cucumber Cultivation, Application of Organic Fertilizers


LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA


TANAMAN MENTIMUN (Cucumissativus L.) DI LAHAN
PRAKTIK AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

APPLICATION OF ORGANIC FERTILIZER IN CUCUMBER


PLANTS (Cucumissativus L.) IN AGRIBUSINESS PRACTICES
FACULTY OF AGRICULTURE, SRIWIJAYA UNIVERSITY

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

HERYANA H. UTAMI
05011381621133

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LAPORAN PENGESAHAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA


TANAMAN MENTIMUN (Cucumissativus L.) DI LAHAN
PRAKTIK AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Oleh :

HERYANA H. UTAMI
05011381621133

Palembang, September 2019


Pembimbing Akademik, Ketua Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian,

Eka Mulyana, S.P.,M.SI. Dr.Ir Maryadi,M.Si.


NIP 197710142008122002 NIP196501021992031001
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Heryana H. Utami


NIM : 05011381621133
Judul : Aplikasi Pupuk Organik dalam Budidaya Tanaman Mentimun
(Cucumissativus L.) di Lahan Praktik Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya.

Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat di dalam


Laporan ini merupakan hasil penelitian saya sendiri di bawah supervisi
pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila
dikemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam Laporan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat
paksaan dari pihak manapun.

Palembang, September 2019

Yang membuat pernyataan,

Heryana H. Utami
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Mei 1999, di Kota Palembang. Penulis


merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, Tahun 2004 penulis memulai
pendidikan pertamanya di SDN 179 Palembang. kemudian Tahun 2010
melanjutkan pendidikan keduanya di SMPN 19 Palembang. Pada Tahun 2013
melanjutkan pendidikan di SMAN 13 Palembang dan menyelesaikan Pendidikan
ketiganya pada Tahun 2016. Sekarang penulis sedang melanjutkan Pendidikan
sebagai Mahasiswa di Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Program studi Agribisnis di Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada tahun 2016/2017 Penulis mengikuti Organisasi GAMATA (Galeri
Mahasiswa Pertanian) dan HIMASEPERTA Penulis mempunyai Hobi yang
terkait dengan seni seperti menggambar, melukis dan desain , walaupun penulis
masuk jurusan yang berkaitan dengan pertanian maka setiap menggambar,
melukis atau mendesain selalu ada unsur tanaman-tanaman. Setelah penulis
menamatkan kuliah dan berkerja, walaupun berkerja penulis ingin mempunyai
usaha sampingan.
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik-Nya. Tidak ada yang lebih menguasai sesuatu
apapun dimuka bumi selain Allah SWT. Dia lah yang maha melihat, Maha
Mendengarkan dan maha sempurna atas segalanya. Puji dan syukur hanya
tercurahan untuk Nya dan shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah SWT sebagai utusannya. Berkat limpahan rahmat dan karunia
Nya lah, yang telah melancarkan segala urusan hingga penulis bisa menyelesaikan
tugas Laporan praktik lapangan ini.
Adapun judul dari Laporan praktek lapangan ini ialah “Aplikasi Pupuk
Organik dalam Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumissativus L.) di Lahan
Praktik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya”. Laporan praktik
lapangan ini ditunjukan sebagai syarat untuk melaksanakan kegiatan praktik
lapangan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Mulyana,S.P.,M.Si.
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan
laporan praktik lapangan ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Dr. Ir. Maryadi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Agribisnis yang telah
memberikan izin sehingga pelaksanaan praktik lapangan akan dapat dilaksanakan
dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan
terhadap laporan ini.
Selain itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan
positif terhadap proposal proyek penelitian ini karena dalam penulisan kata,
penulis masih jauh dari kata kesempurnaan.
Dengan mengharapkan Ridho dari Allah SWT semoga laporan praktik ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, September 2019

Penulis

viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Kegunaan............................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
2.1 Tanaman Mentimun .............................................................................. 3
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun ................................ 3
2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun ................................................ 5
2.2 Teknik Budidaya Tumbuhan Mentimun ............................................... 6
2.3 Pupuk Organik ...................................................................................... 9
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN .................................. 11
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................ 11
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................... 11
3.3 Metode Praktik Lapangan ..................................................................... 11
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 12
3.5 Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan ....................................................... 12
BAB 4 KEADAAN WILAYAH ................................................................. 13
4.1 Lokasi dan Batas Wilayah Administratif .............................................. 13
4.2 Sarana dan Prasarana............................................................................. 15
4.3 Lahan Praktik Klinik Agribisnis ........................................................... 15
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 17
5.1 Proses Budidaya Mentimun ( Cucumis Sativus L. ) ............................. 17
5.1.1 Persiapan dan Pembukaan Lahan ...................................................... 17
5.1.2 Pembersihan Lahan ........................................................................... 18
5.1.3 Pengolahan Lahan dan Pembuatan Bedengan................................... 18
5.1.4 Pemupukan Dasar.............................................................................. 19
5.1.5 Pemasangan Mulsa ............................................................................ 20

ix
Universitas Sriwijaya
5.1.6 Pemilihan dan Persiapan Benih ......................................................... 20
5.1.7 Penanaman ........................................................................................ 21
5.2 Pemeliharaan Tanaman ......................................................................... 22
5.2.1 Pupuk ................................................................................................ 22
5.2.2 Pemasangan Ajir ............................................................................... 24
5.2.3 Penyiangan ........................................................................................ 25
5.2.4 Penyiraman atau Pengairan ............................................................... 26
5.3 Pengendalian Hama dan Penyakit ......................................................... 27
5.4 Panen ..................................................................................................... 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 34
6.2 Saran ...................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan ............................................. 12
Tabel 5.1 Jumlah Hasil Panen Mentimun ................................................... 29
Tabel 5.2

xi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Rektorat Universitas Sriwijaya................................................ 13
Gambar 4.2 Fakultas Pertanian ................................................................... 14
Gambar 4.3 Lahan Praktik Klinik Agribisnis ............................................. 16
Gambar 5.1 Persiapan dan Pembukaan Lahan ............................................ 18
Gambar 5.2 Pengolahan Lahan ................................................................... 19
Gambar 5.3 Pemupukan Dasar .................................................................... 20
Gambar 5.4 Pemasangan Mulsa .................................................................. 20
Gambar 5.5 Benih Mentimun Mercy F1 ..................................................... 21
Gambar 5.6 Penanaman .............................................................................. 22
Gambar 5.7 Pupuk Organik Cair................................................................. 24
Gambar 5.8 Pemasangan Ajir ..................................................................... 25
Gambar 5.9 Penyiraman Tanaman Mentimun ............................................ 26
Gambar 5.10 Pengendalian Hama dan Penyakit ......................................... 27
Gambar 5.11 Panen ..................................................................................... 29

xii
Universitas Sriwijaya
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mentimun (Cucumis sativus L.) suku labu-labuan atau Cucurbitaceae
merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya
biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar,
tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dalam
makanan dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga
berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu
melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Meskipun bukan merupakan tanaman asli di Indonesia. Mentimun sudah
sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran dengan mudah dapat di
temukan di seluruh pelosok Indonesia. Mentimun berasal dari bagian Utara India
kemudian masuk kewilayah mediteran yaitu China pada tahun 1882 Decondolle
memasukan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India dan di China mentimun
baru dikenal 2 abad masehi. Jenis mentimun tersebut yaitu sejenis mentimun liar
yang dikenal dengan nama ilmiah Cucucmis Hardwichini Royle.
Merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Kandungan gizi yang terdapat pada mentimun adalah protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, fosfor, besi, vitamin A,C,B1,B2,B6, air, kalium, natrium. Mentimun
memiliki khasiat, salah satunya adalah menurunkan tekanan darah (Rukmana, 1994).
Mentimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat
dimakan baik dalam kondisi segar atau pun diolah lebih lanjut. Selain untuk bahan
makanan, mentimun juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada pada industri
kecantikan. Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahalpotensinya
masih bisa ditingkatkan. Dengan kemampuan adaptasi pada berbagai iklim yag baik,
tanaman ini mudah dibudidayakan. Daya serap pasar juga tidak diragukan lagi, hal ini
menjadikan peluang usaha untuk budidaya mentimun masih terbuka lebar.

Universitas Sriwijaya
2

Mentimun merupakan salah satu tanaman yang syarat tumbuhnya sangat


fleksibel, Karena dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi.
Mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi dengan hampir semua jenis tanah
(Sumpena, 2001).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktik lapangan ini adalah :
1) Bagaimana cara Pengaplikasian Pupuk Organik pada Tanaman
Mentimun (Cucumis sativus L.)

1.3. Tujuan dan Kegunaan


Adapun Tujuan dari Praktik lapangan ini adalah :
1) Untuk mempeajari dan mempraktikan cara Pengaplikasian Pupuk
Organik pada Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

Adapun Kegunaan dari Pelaksanaan Praktik Lapangan ini adalah :


1) Dapat memperoleh pengalaman baru dalam melakukan proses
budidaya tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) mulai dari tahap
peng-olahan lahan hingga tahap pemanenan dan cara Pengaplikasian
pupuk Organik.
2) Dapat menjadi rujukan serta pustaka tambahan bagi pihak yang ingin
mempelajari ataupun melaksanakan budidaya tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.).

2
Universitas Sriwijaya
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Mentimun (Cucumis Satufus L.)


Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam
famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua
lapisan masyarakat. Buahnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci
mulut atau pelepas dahaga, bahan kosmetika, dan dapat dijadikan bahan obat-
obatan. Selain itu buah mentimun dapat digunakan sebahgai bahan baku industri
minuman, permen dan parfum.

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun


Menurut sejarah, tanaman mentimun berasal dari benua Asia, yaitu dari
Asia Utara dan Asia Selatan (Wijoyo, 2012). mentimun berasal dari cina bagian
tengah dan barat. Mentimun juga ditemukan di India timur laut dan Myanmar.
Berberapa sumber literatur Menyebutkan daerah asal tanaman Mentimun adalah
Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan (Rukmana,
1994).
Klasifikasi tanaman mentimun dimasukan kedalam bangsa Cucurbitales,
keluarga Cucurbitaceae, marga Cucumis, Marga Cucumis terdiri atas berberapa
spesies yang mempunyai arti ekonomi penting, diantaranya Cucumis sativus L.
mempunyai 7 genom, Cucumis angurial L (pare) mempunyai 12 genom dan
Cucumis melo L. (melon) mempunyai 12 genom (Sumpena, 2001)
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentu pilin
atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah
mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di
sajikan dalam bentuk buah segar.
Adapun nama-nama daerah dari mentimun antara lain bonteng, katimun,
timun, temon, antemon,boyuk (Jawa); dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka,
koto (Sumatra); kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu (Sumatra);
betiak, betik, lepang (Kalimantan); suai, bojo (Sulawesi). Sedangkan untuk nama

Universitas Sriwijaya
umumnya yakni (Indonesia); mentimun, (Inggris); cucumber (Melayu); temun
(Thailand); tengkwa lek (Filipina); pipino
Selain klasifikasi diatas, adapun morfologi dari tanaman mentimun
sebagai berikut :
1. Akar
Menurut Rukmana (1994), perakaran mentimun memiliki akar tinggang
dan bulu-bulu akar, tetapi daya tembus akar relative dangkal, pada kedalaman
sekitar 30-60cm. oleh sebab itu, tanaman mentimun termasu peka terhadap
kekurangan dan kelebihan air, hal ini bisa kita lihat pada wujud buahnya yang
memang mengandung air yang cukup banyak di dalamnya.
2. Batang
Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau berbulu dengan
panjang yang bisa mencapai 1,5. dan umumnya batang mentimun mengandung air
dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi
tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya
peka sentuhan. Bila menyentuh gala, maka sulur akan mulai melingkarinya.
Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah. Kira-kira sehari setelah
sentuhan pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung
maupun pangkal sulur. Gelung-gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah
sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam, sulur teah tergulung ketat
(Sunarjono,2007).
3. Daun
Daun mentimun lebar berbentuk menjari dan dangkal, berwarna hijau
muda sampai hijau tua. Daunya beraroma kurang sedap dan langu, serta berbulu
tetapi tidak tajam dan berbentuk bulat lebar dengan bagian ujung yang meruncing
berbentuk jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara
satu daun dengan daun diatasnya. Daun nya merupakan daun tunggal, letaknya
berseling, bertangkai panjang, dan bentuknya bulat telur lebar, mempunyai tajuk
3-7 dengan panjangnya 7-18 cm dan lebarnya 7-15cm (Sumpena, 2001).
4. Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini
berubah satu, artinya bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam

4
Universitas Sriwijaya
satu pohon. bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang
membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah
mahkota bunga (Sunarjono, 2007).
5. Buah
Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda,
hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang diusahakan. sementara
buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna coklat, coklat tua
bersisik, uning tua, dan putih bersisik. Panjang dan diameter buah mentimun
antara 12-25cm dengan diameter antara 2-5cm atau tergantung kultivar yang
diushakan. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya berkembang
dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen
ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak
biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam. (Sumpena, 2001).

2.1.2. Syarat tumbuh tanaman mentimun


1) Iklim
Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap
lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat ditanam di dataran rendah
maupun tinggi yaitu lebih kurang 1.000 mdpl (Sumpena, 2001). Tanaman
mentimun tumbuh dan berporduksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20⁰C-
32⁰C, dengan suhu udara optimal 27⁰C. Di daerah tropis seperti di Indonesia,
keadaan suhu udara ditentukan oleh tinggi permukaan laut. Cahaya merupakan
faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena
penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan
berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003). Kelembapan reatif udara (RH)
yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhanya antara 50-85%.
Sementara curah hujan optimal yang diinginkan tanaman sayuran ini antara 200-
400 mm/ bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan
tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena cura hujan yang
tinggi aan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001).

2) Tanah
Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan

5
Universitas Sriwijaya
pertanian, cocok ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dan
kualitas baik tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung humus, tidak tergenang dan pH berkisar antara 6-7. Namun
mentimun masih toleran pada pH sampai 5,5 sebagai batasan minimal dan 7,5
sebagai batas maksimal. Pada pH tanah kurang 5,5 akan terjadi gangguan
penyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu,
sedangkan pada tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan menderita
penyakit klorosis. Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik memiliki
tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Rukmana, 1994).

2.2. Teknik Budidaya Tanaman Mentimun


1. Waktu Tanam Mentimun
Untuk menanam Mentimun, waktu merupakan salah satu hal terpenting
yang harus diperhatikan. Sebelumnya perhatikan kondisi tanah saat itu jangan
sampai kondisi tanah lembab ataupun dingin, tanah yang baik untuk menanam
Mentimun yaitu tanah pada suhu yang hangat dan usahakan ketika menanam
Mentimun jangan sampai di waktu musim penghujan tiba.menanam ketimun pada
bulan april atau mei dimana musim penghujan sudah mulai reda atau anda bisa
menyesuaikan musim dan cuaca saat ini. Karena saat ini musim dan cuaca sangat
susah untuk diprediksi.Jika ragu, dapat mengukur suhu tanah saat itu. Ukuran
suhu tanah yang baik yaitu berkisar antara 19 hingga 22 derajat celcius, dan
perhatikan juga suhu udaranya karena suhu tanah biasanya lebih dingin dari suhu
udara.
2. Lahan Tanam Mentimun
Setelah memilih waktu yang tepat selanjutnya dapat mulai mempersiapkan
lahan tanam, lalu dipilihlah lokasi lahan tanam yang memiliki pencahayaan
matahari cukup hangat dan perlu diketahui bahwa mentimun akan sangat baik jika
diletakkan pada ruang yang memiliki sinar pencahayaan yang cukup. Sinar
matahari sangat penting sebagai sumber nutrisi dan pengatur suhu tanah. Dengan
sinar matahari yang cukup maka tanah akan memiliki suhu yang hangat sehingga
pertumbuhan mentimun akan sangat baik, selain pencahayaan.

6
Universitas Sriwijaya
3. Pembenihan/Pembibitan Mentimun
Setelah lahan tanam siap, selanjutnya tahap pembenihan. Pada tahap ini,
memilih jenis varietas mentimun terbaik untuk lahan tanam yang sudahdisiapkan.
Untuk varietas mentimun sendiri dibedakan menjadi dua yaitu varietas sulur dan
lemak, varietas sulur lebih banyak diminati namun varietas semak lebih mudah
untuk dirawat dalam ruang yang sempit.
4. Penanaman Mentimun
Sebelum menanam bibit mentimun yang telah siap tanam, perhatikan
kembali kondisi lahan tanam mentimun yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila
kondisinya sudah mulai mengering maka siramlah sedikit dengan air hingga
kondisi tanahnya cukup lembab dan sedikit basah.Kelembaban sangatlah penting
bagi proses penanaman mentimun agar mentimun dapat tumbuh subur nantinya,
namun jika kondisi tanah benar-benar kering maka anda bisa menggali lubang-
lubang kecil di sekitar tanah lahan dengan kedalaman 2,5 cm dan masukkan air di
setiap lubang sembari anda menyiramnya.
5. Perawatan Tanaman Mentimun
Perawatan tanaman mentimun terbilang sangat membutuhkan ketelatenan
serta ketekunan yang ekstra agar menghasilkan panen yang banyak dan
berkualitas baik. Dalam perawatannya harus rajin- rajin melihat dan memantau
kondisi tanaman ataupun tanah lahan.Jangan sampai tanaman layu dan kondisi
tanah yang mengering, selain itu juga diharuskan rajin- rajin memupuk dan
menyiram tanaman. Dalampenyiraman tanaman mentimun sendiri juga haruslah
berhati- hati, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dalam menyiramnya.
6. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir ( turus ) sebaiknya dilakukan seawal mungkin (lebih
dari 5 hari setelah penanaman) agar tidak menggangu atau merusak perakaran
tanaman mentimun. Fungsi ajir adalah merambatakan tanaman, memudahkan
pemeliharaan, dan tempat menopang buah yang letaknya bergelantungan. Ajir
dapat berupa sebilah bambu, cabang cabang kayu maupun bahan lain, dapat pula
diganti dengan bentangan tali rafia. Tiap tanaman dipasangi satu ajir yang
posisinya tegak, menggabungkan tiga buah ajir yang diikat menjadi satu pada
bagian ujung ujung atasnya

7
Universitas Sriwijaya
7. Penambahan Mulsa
Tambahkan mulsa saat tunas pada tanaman mentimun anda sudah mulai
tumbuh. Menutupi tanah lahan tanam menggunakan mulsa dapat membatasi
jumlah gulma yang muncul sehingga nutrisi serta kesuburan tanah lahan tanam
tetap terjaga.
8. Penyiraman Tanaman Mentimun
Seperti halnya jika menanam tanaman lain, dalam menanam mentimun
perlu melakukan penyiraman. Penyiraman ini harus dilakukan secara teratur dan
secara cukup. Siramlah tanaman mentimun setiap minggu sebanyak 2 kali pagi
dan sore menggunakan selang atau penyiram tanaman dan berikanlah air
secukupnya hingga dirasa tanah sudah basah. Diusahakan tanah lahan tidak
pernah kering dan selalu dalam keadaan lembab. Cara lain bisa menggunakan
sistem irigasi tetes untuk mengatur aliran air agar penyiraman tetap konsisten.
9. Pempupukan Tanaman Mentimun
Pemberian pupuk pada tanaman mentimun sangatlah penting, beri pupuk
pada tanaman Setiap dua minggu sekali. Pemupukan dilakukan dengan
memupukkan Pupuk Organik Cair ke atas tanah lahan tanam. Dengan pupuk
Organik Cair yang digunakan, akan mempermudah penyerapan pupuk untuk akar
mentimun. Pupuklah tanaman mentimun secukupnya saja jangan terlalu banyak,
pupuk yang terlalu banyak akan menghambat proses pembuahan pada mentimun.
10. Panen Mentimun
Untuk mentimun, pemanenan ketika buah masih muda dan berwarna hijau
dengan ukuran sepanjang 15 hingga 30 cm untuk menjaga agar mentimun dapat
disimpan lama dan terjaga kesegarannya. Panenlah mentimun dengan warna yang
hijau segar, dan panen sebelum mentimun berwarna pucat.Jika menemukan
mentimun dengan ukuran terlalu besar dan berwarna kuning dibuang dan jangan
dikonsumsi, selain kandungan yang berbahaya rasanya juga pahit.Untuk memanen
Mentimun, anda bisa mencabutnya atau memetiknya dari sulur tanpa harus
menggunakan gunting ataupun pisau.Lakukanlah pemetikan secara hati- hati agar
tidak merusak tanaman mentimun.

8
Universitas Sriwijaya
2.3. Pupuk Organik
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemem seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
Meskipun demikian, dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan
sejumlah material suplemen.
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang
diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen,
fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium magnesium, besi, tembaga,
seng, dan boron merupakan unsur-unsir yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
(mikronutiren).
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,
agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Teralu sedikit atau
terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah atau disemprotkan ke daun.
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan
pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan,
butiran, atau Kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau
cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/ media tanam, sementara
pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggl dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu pupuk, sedangkan pupuk
majemuk paling tidak mengandung dua pupuk yang diperlukan. Terdapat pula
pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro
(micronutriens). Berberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi
campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainya untuk meningkatkan efektivitas
penyerapan hara yang diberikan.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau yang mempunyai

9
Universitas Sriwijaya
kandungan unsur hara rendah tersebut mengalami proses pembusukan oleh
mikroorganisme.Pupuk organik tersedia setelah zat Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada
kadar haranya.pupuk organik lebih banyak mengandung bahan organiknya dari
pada unsur haranya sehingga penggunaan pupuk terbilang harus lebih
banyak.Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang, sisa panen seperti jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan
sabut kelapa, dan juga dari limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Macam-macam pupuk organik adalah
sebagai berikut:
1. Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukan sisa-
sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara yang
berguna untuk perbaikan struktur tanah.
2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam
tanah. Pupuk organik jenis ini mempunyai pertimbangan C/N rendah, sehingga
dapat terurai dan cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber
nitrogen cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organik dan sebagai
penambah unsur mikro dan perbaikan struktur tanah.
3. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan.
Kandungan hara dalam pupuk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2 O5, dan
5% k2 O (tergantung dari jenis hewan dan makanannya). Makin lama pupuk
kandang mengalami proses pembusukan makin rendah pertimbangan C/N-nya.

10
Universitas Sriwijaya
11

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

3.1. Tempat dan Waktu


Praktik lapangan ini dilaksanakan di lahan klinik agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya. Adapun pelaksanaan kegiatan praktik lapangan
ini dimulai pada bulan Februari 2019 sampai dengan Juni 2019.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktik budidaya tanaman mentimun dengan
menggunakan pupuk organik adalah
1. Pupuk Organik cair
Alat yang digunakan dalam praktik lapangan pengaplikasian mentimun
organik ialah sebagai berikut :
1. Ajir/bambu
2. Cangkul
3. Ember plastik
4. Mulsa
5. Tali Rafia
6. Banner

3.3. Metode Praktik Lapangan


Metode pelaksanaan praktik lapangan dilakukan dengan metode partisipasi
aktif serta melakukan studi pustaka untuk memperlancar praktik lapangan.
Metode partisipasi aktif yaitu praktikan terlibat langsung di lapangan dalam
kegiatan praktik lapangan budidaya tanaman timun (Cucumis sativus L.) dengan
Pupuk Organik dan selanjutnya data yang diperoleh akan dijelaskan secara
deskriptif dan sistematis.

Universitas Sriwijaya
3.4. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan praktik lapangan yang akan dilaksanakan menggunakan metode
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh dari
hasil pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder akan diperoleh
dari berbagai literatur yang mendukung dan membantu penulis dalam pelaksanaan
kegiatan praktik lapangan tersebut.

3.5. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan


Jadwal kegiatan praktik lapangan dilaksanakan pada bulan Febuari 2019
sampai dengan bulan Juni 2019. Dimulai dari pengajuan judul, kegiatan
konsultasi, dan penyelesaian penyusunan laporan. Adapun jadwal pelaksanaan
kegiatan praktik lapangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan

Maret April Mei Juni


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1 x x
Judul
Studi
2 x x
Literasi
Penyusunan
dan x
3 x x
Konsultasi
Proposal
Pelaksanaan
4 praktik x x x x x x x x
lapangan
Penyusunan
5 x x x x
Laporan
Keterangan :
1, 2, 3, 4 : Minggu ke-
x : Pelaksanaan minggu ke-

12
Universitas Sriwijaya
13

BAB 4
KEADAAN WILAYAH

4.1. Lokasi dan Batas Wilayah Administratif


Kegiatan praktek lapangan ini dilaksanakan di lahan praktek klinik
Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Alamat lahan praktek ini yaitu di JL. Raya Palembang-Lampung KM
32, RT 08 RW 04, Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten
Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya memiliki luas lahan
712 hektar yang terletak 32 kilometer ke arah selatan Kota Palembang.
Universitas sriwijaya secara administratif terletak di wilayah Kelurahan
Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan ilir. Kecamatan
Indralaya Utara sendiri terdiri dari 12 Desa, diantaranya yaitu (1) Desa Paya
Kabung, (2) Desa Pulau Semambu, (3) Desa Sungai Rambutan, (4) Desa Palem
Raya, (5) Desa Tanjung Pering, (6) Desa Tanjung Baru, (7) Desa Lorok, (8) Desa
Permata Baru, (9) Desa Soak Batok, (10) Desa Parit, (11) Desa Suka Mulya, dan
(12) Desa Bakung. Batas wilayah Universitas Sriwijaya sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Palem Raya.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Pering.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Paya Kabung.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tanjung Seteko.

Gambar 4.1. Rektorat Universitas Sriwijaya

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya memiliki sepuluh Fakultas yang terbagi menjadi
delapan zona sesuai dengan kedekatan Fakultas, yaitu :
1. Zona A berada di Fakultas Ekonomi
2. Zona B berada di Fakultas FKIP
3. Zona C berada di Fakultas Pertanian
4. Zona D berada di Fakultas MIPA
5. Zona E berada di Fakultas Teknik
6. Zona F berada di Fakultas Kedokteran
7. Zona G berada di Fakultas Hukum, dan
8. Zona H berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Pertanian tertelak di Zona C yang terletak antara Fakultas MIPA
dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Fakultas Pertanian memiliki sepuluh
program studi, diantaranya yaitu; Program Studi Agribisnis, Program Studi
Agroekoteknologi, Program Studi Ilmu Tanah, Program Studi Agronomi,
Program Studi Proteksi Tanaman,Program Studi Budidaya Perairan, Program
Studi Teknologi Hasil perikanan, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Program Studi Teknik Pertanian, Program Studi Peternakan.

Gambar 4.2. Fakultas Pertanian

Secara administratif Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi


Agribisnis memiliki batas-batas yaitu :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Lahan Praktek Klinik Agribisnis.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Ruang Dosen Program Studi Ilmu
Tanah.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Dekanat Fakultas Pertanian

14
Universitas Sriwijaya
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
5. Sebelah timur berbatasan dengan FKIP.
4.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian adalah
bangunan kampus seluas ± 9.479 m2 yang terdiri dari gedung dekanat, ruang
kuliah dan ruang dosen. Gedung kuliah memiliki luas ± 3.467m2. Ruang kuliah
zona c (RKC) dua lantai dengan jumlah kelas sebanyak 14 kelas dan dilengkapi
dengan 4 ruang WC, gedung dekanat, kantor setiap jurusan, mushola, lapangan
parkir, laboratorium jurusan, laboratorium computer, bus dosen, warung fotokopi
dan lahan percobaan mahasiswa.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi Agribisnis adalah milik bersama. Sebelum tahun 2009 jurusan ini
bernama Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang terdiri dari Program Studi
Agribisnis (PSA) dan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
(PKP). Setelah tahun 2009, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian diganti menjadi
Program Studi Agribisnis. Jurusan ini merupakan gabungan dari dua program
studi sebelumnya.

4.3. Lahan Praktek Klinik Agribsinis


Lahan praktek Klinik Agribisnis merupakan lahan praktek yang dimiliki
oleh program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya berfungsi
sebagai tempat melaksanakan praktek lapangan oleh mahasiswa program studi
Agribisnis. Di lahan ini mahasiswa dapat melaksanakan praktek lapangan apapun,
mulai dari pembibitan, budidaya tanaman hortikultura sampai dengan peternakan
dan perikanan. Luas lahan Praktek Klinik Agribisnis ± 3,5 hektar. Lahan Praktik
Klinik Agribisnis dimanfaatkan oleh mahasiswa Program Studi Agribisnis
angkatan 2016 sebagai lokasi lahan praktik lapangan yang terbagi menjadi
beberapa kelompok. Kegiatan praktik berlangsung selama tiga bulan.
Pemeliharaan lahan praktik Klinik Agribisnis dilakukan oleh penjaga
kebun bernama Pak Bandi. Ia bertugas membersihkan lahan dan menjaga lahan
praktik yang dimanfaatkan oleh mahasiswa agribisnis. Penjaga kebun telah

15
Universitas Sriwijaya
memiliki keterampilan dan berpengalaman dalam bercocok tanam serta
membudidayakan berbagai komoditi pertanian di lahan klinik agribisnis tersebut.

Gambar 4.3. Lahan Praktik Klinik Agribisnis

16
Universitas Sriwijaya
17

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proses Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.)


Budidaya tanaman mentimun sangat berpengaruh pada hasil panen yang
diperoleh. Hasil panen yang maksimal tentu menjadi dambaan setiap petani, maka
diperlukan teknik pengolahan baik mulai dari persiapan lahan sebelum ditanam
hingga pemeliharaan tanaman yang baik dan benar sesuai dengan tata cara yang
berlaku. Dalam praktik lapangan ini, diperlukan teknik penanaman mentimun
yang tepat agar hasil produksi yang didapat dengan maksimal. Berikut ini tahapan
dalam penanaman mentimun dari pengolahan lahan sampai panen.

5.1.1. Persiapan dan Pembukaan Lahan


Persiapan lahan dalam proses penyiapan tempat yang digunakan sebagai
tempat penanaman mentimun, pembukaan lahan ini harus diperhatikan oleh
praktikan sebagai bahan dasar penanaman. Dalam pembukaan lahan ini harus
diperhatikan beberapa langkah yang dilakukan agar mendapatkan lahan yang baik,
langkah-langkah dalam pembukaan lahan antara lain; pembersihan lahan dari
rerumputan, pengolahan lahan dan pembuatan bedengan, serta pemupukan dasar.
Pengolahan lahan dilakukan sebelum dan sesudah penanaman yang
bertujuan untuk menggemburkan tanah yang sedang digunakan sebagai tempat
penanaman, dan membersihkan rumput-rumput liar yang dapat mengganggu
tanaman, sebab tanaman mentimun menghendaki struktur tanah yang gembur
serta memiliki drainase dan aerasi yang baik. Luas lahan yang digunakan untuk
praktik lapangan ini adalah 2x20 m dengan jarak tanam 50cm . Lahan yang baru
dibuka dibiarkan selama satu minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit
penyakit mati karena tekanan sinar matahari. Dalam kegiatan pembersihan lahan,
pembuatan bedengan, serta pemasangan mulsa plastik. Praktikan melakukan
pembukaan lahan 2 minggu sebelum penanaman.

Universitas Sriwijaya
Gambar 5.1. Persiapan dan Pembukaan Lahan

5.1.2. Pembersihan Lahan


Pembersihan lahan yang digunakan sebagai lahan penanaman mentimun
ini haruslah bersih dari segala rerumputan yang ada dilahan tersebut, serta bersih
dari gulma-gulma yang ada pada lahan, dimana gulma tersebut jika tidak
dibersihkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman mentimun, sehingga
pertumbuhan mentimun dapat terhambat dan pertumbuhan tidak maksimal.
Pembersihan lahan yang dilakukan dimulai dari pembersihan rumput yang tinggi
dengan cara menebas atau membabat menggunakan sabit. Setelah gulma- gulma
selesai ditebas kemudian gulma ditumpuk dan dikeringkan, setelah kering gulma
tersebut dibakar agar tidak ada gulma yang tumbuh lagi, setelah lahan bersih dari
gulma maka dilanjutkan dengan pengolahan lahan dengan cara mencangkul.

5.1.3. Pengolahan Lahan dan Pembuatan Bedengan


Setelah pembersihan gulma selesai dan sudah dibakar, maka dilanjutkan
dengan pengolahan lahan, pengolahan lahan ini dilakukan dengan cara
mengemburkan tanah yang digunakan sebagai tempat penanaman mentimun
tersebut, pengolahan lahan menggunakan bantuan traktor ini dapat mempermudah
dan mempercepat proses pengolahan lahan yang ada dan setelah itu digemburkan
kembali menggunakan cangkul. Pengolahan lahan ini dilakukan dengan cara
menjalankan traktor dan menggemburkan permukaan tanah yang terdapat pada
lahan. Setelah proses menggemburkan tanah selesai maka dilanjutkan dengan
pembuatan bedengan. Pembuatan bedengan yang baik dapat membantu dalam

18
Universitas Sriwijaya
penanaman tanaman mentimun yang berfungsi sebagai drainase yang bertujuan
agar pada saat hujan turun air yang tidak dapat merendam akar tanaman serta
dapat menguraikan udara yang terdapat dalam tanah, sehingga kelembaban tanah
tidak terlalu tinggi.
Setelah pembuatan bedengan selesai maka dilanjutkan dengan
penyampuran pupuk organik (pupuk kandang kotoran ayam) sebagai pupuk dasar
yang digunakan pada saat praktik lapangan.

Gambar 5.2 Pengolahan Lahan

5.1.4. Pemupukan Dasar


Pemupukan dasar merupakan suatu proses yang dasar dalam proses
pengolahan tanah yang dapat membuat tekstur tanah menjadi subur, karena dengan
pemberian pupuk dasar ini mempunyai konsentrasi relatif tinggi. Pupuk dasar yang
diberikan yaitu pupuk kandang (kotoran ayam), selain itu juga digunakan kapur
sebagai bahan dasar yang bertujuan untuk penetralisir asam yang terdapat pada
bedengan. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk
pada permukaan bedengan, kemudian diratakan dengan menggunakan cangkul
yang bertujuan agar seluruh permukaan bedengan dapat tercampur dengan pupuk
dasar tersebut. Sehingga kesuburan yang didapat bisa merata dan tidak adanya
lahan yang kekurangan unsur hara. Pupuk dasar yang diberikan pada bedengan
yaitu pupuk kandang yang mempunyai kondisi kering atau setengah kering,
dimana pupuk tersebut tidak membawa penyakit terhadap tanaman mentimun
yang dibawa oleh kotoran ayam yang digunakan. Pupuk kandang yang digunakan
dalam praktik lapangan kali ini sebanyak satu karung yang berisi 10 kg pupuk per

19
Universitas Sriwijaya
karung, total pupuk organik yang digunakan sebanyak 10 kg. Dengan pemberian
pupuk dasar ini diharapkan agar dapat memberikan kesuburan tanah yang baik
serta dapat membantu pertumbuhan tanaman mentimun yang dibudidayakan.

Gambar 5.3. Pemupukan dasar

5.1.5. Pemasangan Mulsa


Setelah dilakukan pemupukan dasar, maka dilakukan pemasangan mulsa
sepanjang 20m. Bedengan yang telah rata dan tercampur dengan pupuk ditutup
dengan mulsa. Adapun budidaya mentimun dengan penggunaan mulsa bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah aerosi
tanah, menghemat tenaga kerja penyiangan, dan merangsang pertumbuhan akar.

Gambar 5.4. Pemasangan Mulsa

5.1.6. Pemilihan dan Persiapan Benih


Benih yang baik merupakan faktor penentu dalam usahatani mentimun
untuk mendapatkan produksi yang tinggi. Benih yang daya tumbuhnya rendah

20
Universitas Sriwijaya
mengakibatkan populasi tanaman kurang dari semestinya, sehingga hasil yang
diperoleh pun menjadi rendah.
Benih yang bermutu adalah benih yang bervarietas unggul yang dihasilkan
melalui proses pemulaian tanaman, bisa merupakan benih sertifikat atau tidak.
Varietas unggul mentimun ditandai dengan sifat-sifat yang lebih baik daripada
jenis-jenis lainnya, antara lain daya tumbuh dan hasil tinggi, tanaman berumur
pendek, tahan terhadap penyakit, serta toleran terhadap berbagai kondisi
lingkungan tempat tumbuh. Benih yang dipakai praktikan dalam praktik lapangan
ini merupakan benih mentimun berlabel panah merah yang dibeli secara langsung
di Trubus Soekarno Hatta Palembang. Benih mentimun yang dibeli ini
mempunyai produktivitas tinggi dengan kualitas yang baik. Disamping produksi
yang tinggi, jenis mentimun ini mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap
hama dan penyakit tanaman, mempunyai keseragaman tanaman yang sama.
Penyiapan benih diawali dengan melakukan perendaman benih didalam
botol aqua plastik yang berisi air selama dua menit untuk mengetahui benih yang
baik. Setelah direndam akan tampak benih yang layak ditanam yaitu benih yang
tidak mengapung atau tenggelam. Sedangkan benih yang mengapung akan
dibuang karena benih tersebut tidak layak untuk ditanam.

Gambar 5.5. Benih Mentimun Mercy F1

5.1.7. Penanaman
Penanaman Benih Tanaman Mentimun Dilakukan Pada lahan seluas 2x20
m Dengan diameter lubang 2 cm dan kedalam lubang 2 cm dengan jarak tanam
50cm .selanjutnya setiap lubang dimasukkan benih 1 – 2 benih agar mengurangi
kemungkinan tanaman timun tersebut tidak tumbuh. Penanaman benih terlebih

21
Universitas Sriwijaya
dahulu dilakukan perendaman benih kemudian dilihat jika benih tersebut terapung
maka benih tersebut kualitasnya jelekakan tetapi jika Benih tersebut mengapung
maka kualitas benih tersebut dipastikan berkualitas. Bibit yang sudah siap ditanam
haruslah mendapatkan siraman air secara rutin, dimana penyiraman dapat
dilakukan 2x sehari, yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari. Dimana dengan
penyiraman secara rutin dapat memudahkan dan mempercepat proses
pertumbuhan bibit mentimun yang masih kecil tersebut, serta dapat mengurangi
kematian pada bibit mentimun yang ditanam akibat kepanasan atau kekurangan
air yaitu akan menjadi layu bahkan juga megalami kematian. Penanaman mulai
dilakukan pada tanggal 4 mei 2019.

Gambar 5.6. Penanaman

5.2. Pemeliharaan Tanaman


Tanaman yang sudah selesai ditanam haruslah dilakukan perawatan
dengan baik, agar mendapatkan pertumbuhan dengan maksimal serta
mendapatkan hasil yang maksimal juga serta menghasilkan hasil panen yang
berkualitas baik. Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman,
penyiangan dan pembubunan, perempelan tunas dan bunga, serta pegendalian
hama dan penyakit.

5.2.1 Pupuk
Jenis Pupuk yang dipakai adalah Pupuk Organik Cair . Ada 3 jenis pupuk,
Organox (Pupuk bio organik cair), Bio Extrim (Pupuk hayati majemuk cair), dan
Hormax (Hormon perangsang tumbuh organik).

22
Universitas Sriwijaya
Komposisi pupuk Organox ini mengandung Auksin, Sitokinin kinetin,
Zeatin),ABA, IBA, Giberelin GA3, Etilena, Asam Traumalin, Humin Acid
Mikroba, E. Coli, Salmonella, Patogenitas. Manfaat dan keunggulan dari
penggunaan pupuk Organox ini mengandung hormone/ zat perangsang tumbuh
organik terlengkap, merangsang percepatan keluarnya akar, panjang akar
perbanyak serabut akar dan mata akar, merangsang proses pertumbuhan dengan
cara membelah sel, memperbesar ukuran sel dan jaringan, merangsang keluarnya
bunga dan buah secara serentak, merangsang proses penyembuhan dari luka petik
atau luka gigitan hama penyakit, dan merangsang pembesaran pada umbi-umbian
dengan ekstra cepat dan ekstra besar. Cara penggunaan Pupuk Organox terhadap
tanaman mentimun ini pada awal penanaman, dilakukan penyemprotan kabut
pada daun di pagi/sore tiap 1 minggu sekali dengan dosis 4ml/liter air (1 tutup per
5 liter botol pompa spray). Selanjutnya untuk pemupukan minggu berikutnya
dilakukan 1 minggu 2 kali.
Komposisi Bio Extrim ini mengandung Mikroba Rhizobium,
Azospirillum, Azotobacter, Pseudomonas, Bacillus bakteri pelarut phospat,
Salmonella, E. Coli, Patogenitas sedangkan unsur hara nya ada C- Organik, N, P,
K, Ca, pH, ZPT, Auksin, Sitokinin, Giberelin, Asam Absisat. Dan Pupuk Hormax
ini mengandung komposisi Auksin, Sitokinin, Kinetin, Zeatin, ABA, IBA,
Giberelin, GA3, Estilena, Asam Traumalin, Human Acid, Mikroba, E-Coli,
Salmonella, Patogenitas. Manfaat dari pemakaian Bio Extrim ini mengandung
mikroba multifungsi sebagai penambat N pelarut P, K dan unsur hara lainya
dengan jumla strain dan koloni yang sangat ekstrim, diperkaya C-Organik sangat
tinggi sebagai media pembiakan mikroba dan percepatan penyehatan struktur
tanah, menghasilkan fitohormon/ zat perangsang tumbuh organik untuk memacu
percepatan perbanyakan akar, pertumbuhan tanaman,keluarnya bunga serta buah
secara ekstrim, Melindungi tanaman dari serangan hama & penyakit, misal akar
pada tanaman, mengurangi penggunaan NPK sitentis minimal 50%, meningkatkan
hasil panen >30%. Pupuk Bio Extrim cara penggunaanya ketika pra tanam setelah
tanaman diolah dan diberi pupuk kandang, semprotkan larutan Bio Extrim ini
dengan dosis 1 tutup botol dicampur dengan 5 liter botol pompa spray secara
merata pada lahan (becek). Biarkan selama 3 hari, kemudian lahan siap ditanami.

23
Universitas Sriwijaya
Dan pada saat pengaplikasian selanjutnya semprotkan larutan Bio Extrim dengan
dosis 4ml/liter air ( 1 tutup botol per 5 liter botol pompa spray) secara merata pada
lahan (daerah perakaran) setiap 2 minggu sekali.
Pupuk Hormax cara penggunaanya Penyemprotan kabut pada daun di
pagi/sore hari tiap 1 minggu sekali dengan takaran 4ml/liter air (1 tutup botol per
5 liter botol pompa spray ).Manfaat dari pupuk Hormax ini hampir sama dengan
manfaat dari pupuk organox yaitu proses pertumbuhan batang,akar,daun lebih
cepat dan maksimal, pertumbuhan bunga dan buah juga lebih cepat dan dapat
maksimal, untuk tanaman mentimun juga mempercepat pertumbuhan mentimun
sampai maksimal, jika terjadi kerusakan pada tanaman, pupuk ini juga membantu
mempercepat proses tumbuhnya.

Gambar 5.7. Pupuk Organik Cair


5.2.2. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dilakukan agar tanaman mentimun tersebut tidak
menjalar ketanah dan dapat memperhambat pertumbuhan tanaman mentimun. Dan
juga pemasangan ajir tersebut bisa tertata rapi. Pemasangan ajir dapat dilakukan
bersama tanaman atau setelah tanaman mempunyai tinggi 20 – 30 cm. Ajir dibuat
dari bahan bambu berukuran lebar 4 cm, panjang 2 – 2,25 cm, dan bagian bawah
ajir dibuat runcing. Ajir ini berfungsi untuk merambatkan tanaman mentimun
sehingga dapat tumbuh tegak mengikuti arah ajir. Pemasangan ajir dilakukan
dengan cara menancapkan ajir ke dalam tanah sedalam 20 – 30 cm pada posisi
miring kearah dalam. Ajir dipasang secara berjajar mengikuti arah panjang
bedengan.

24
Universitas Sriwijaya
Gambar 5.8. Pemasangan Ajir
5.2.3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung pada kondisi lahan terhadap
pertumbuhan gulma yang ada, penyiangan dilakukan secara rutin dapat
memperkecil kemungkinan hama untuk menjadikan tanaman mentimun sebagai
inangnya dalam penularan penyakit, serta menggemburkan tanah sehingga tanah
memiliki aerasi yang baik. Tanaman mentimun sangat peka terhadap persaingan
dengan tanaman pengganggu atau disebut juga dengan gulma. Penyiangan sangat
baik dilakukan agar pertumbuhan mentimun dapat maksimal, dikarenakan dengan
penyiangan terhadap gulma yang dapat mengurangi hilangnya unsur hara yang
ada karena diserap oleh gulma, penyiangan yang dilakukan agar mendapatkan
hasil yang lebih maksimal dapat juga dilakukan penggemburan tanah,
penggemburan tanah dilakukan agar dapat membalik atau membunuh akar-akar
gulma yang ada, sehingga gulma dapat mati secara menyeluruh.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman mentimun sudah
berumur 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan sebanyak tiga kali selama
kegiatan budidaya sampai proses panen, yaitu dilakukan selama dua minggu
sekali. Penyiangan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan arit untuk
jarak antar bedengan, agar lebih ekonomis dari penggunaan waktu. Selain itu
pencabutan rumput secara manual dengan mengggunakan tangan dengan bantuan
arit secara langsung untuk disekitar lubang tanam. Hal ini dilakukan pada gulma
yang mudah dicabut, seperti gulma jenis herba, tali putri, dan rumput-rumput
kecil. Dalampenyiangan secara manual ini harus dilakukan secara berhati-hati
agar tidak mengganggu perakaran tanaman timun suri. Bersamaan dengan

25
Universitas Sriwijaya
penyiangan juga dilakukan penambahan tanah karena pada saat kondisi hujan
turun , tanah terikut arus air hujan dan dilakukan pembubunan di antara barisan
tanaman untuk mengatur aerasi.

5.2.4. Penyiraman atau Pengairan


Kebutuhan air untuk pertumbuhan mentimun dilahan sangat tergantung
pada curah hujan yang turun selama pertumbuhan. Tanaman mentimun
memerlukan kondisi tanah yang lembab sejuk saat tanam yaitu pada umur 0–4
hari. Pada masa-masa tersebut penyiraman sangat diperlukan, terutaam pada saat
tidak turun hujan atau penanaman dilakukan pada saat musim kemarau. Pada saat
tanaman mentimun sudah ditanam pada lahan yang sudah disiapkan, maka
penyiraman atau pengairan harus dilakukkan secara rutin, dikarenakan perlunya
penyiraman tanaman secara rutin dapat membuat tanaman mentimun menjadi
tumbuh dengan subur, sedangkan kematian yang ditimbulkan oleh kekeringan
atau kurangnya air dapat di hindari.
Penyiraman dengan rutin dapat mengakibatkan atau membuat tanaman
mentimun dalam pembentukan bakal buah ataupun dalam proses pembungaan.
Pengaturan air perlu diperhatikan karena tanaman mentimun pada umumnya tidak
tahan terhadap kekeringan dan genangan air. Kebutuhan air untuk tanaman
mentimun tergantung pada musim dan keadaan tanahnya. Air tanah dalamkeadaan
kapasitas lapang sangat mendukung pertumbuhan, sebab masa kritis tanaman
adalah saat pembentukkan bunga dan bakal buah.

Gambar 5.9. Penyiraman Tanaman Mentimun

26
Universitas Sriwijaya
5.3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Perlindungan tanaman ditunjukkan terhadap Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), berupa hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan budidaya tanaman mentimun. Meskipun tanaman
telah dipelihara secara cermat dan baik, kemungkinan tanaman untuk diserang
hama tetap ada. Untuk itu pencegahan serta tindakan pengendalian terhadap
organisme pengganggu ini memegang sesuatu yang sangat penting untuk
keberhasilan produksi tanaman mentimun.
Serangan hama penyakit menjadi kendala yang begitu serius bagi budidaya
tanaman mentimun. Penyakit yang tampak pada tanaman ini yaitu antraknose atau
layu. Penyakit antraknose memang sangat ditakuti oleh petani yang berkembang
pesat pada musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Colletotrichumcapsini, membentuk bercak cokelat kehitaman, kemudian busuk
lunak. Seanganberat menyebabkan buah mengering dan keriput. Sementara
Gloeosporiumpiperatum menyerang buah muda dan menyebabkan busuk pada
bagian ujung buahHama belalang, ulat, dan lalat buah menyerang tanaman
mentimun dengan cara memakan daun-daun mentimun serta buahnya, sehingga
daun-daun tersebut banyak yan bolong-bolong. Pada hama belalang, ulat, dan lalat
buah ini dilakukanpengendalian secara mekanik yaitu dengan membuang
langsung hama yang menyerang dari tanaman dengan menggunakan tangan dan
membuang atau menggunting bagian tanaman yang rusak agar tidak menyebar ke
bagian tanaman lainnya.

Gambar 5.10. Pengendalian Hama dan Penyakit.

27
Universitas Sriwijaya
5.4. Panen
Panen merupakan salah satu tahap yang sangat penting, karena
berpengaruh terhadap kualitas produksi. Panen dengan hasil yang berkualitas
adalah yang dapat dikehendaki. Saat dan cara panen merupakan kegiatan prapanen
tahap terakhir yaitu menentukan tinggi rendahnya mutu benih yang dihasilkan.
Untuk itu perlumemperhatikan waktu panen dan cuaca panen karena saat yang
tidak tepat dan cara yang salah dapat menurunkan kualitas buah hasil panen.
Ciri buah mentimun yang siap dipanen yaitu terjadi perubahan warna buah
(cerah), dan batang buah serta bunga mulai mengecil dan melayu, bebas dari hama
an penyakit minimum 5-14 hari sebelum panen, bentuknya standar dan beragam,
tidak ksam dan bengkok, ukuran normal dan proporsional,dan serta tidak ada luka
dibuahnya. Buah yang lambat dipanen biasanya akan tampak gejala tidak mulus,
terutama bila kelebihan air atau saat musim hujan tiba yang akan dipanen
Waktu panen yang baik yaitu pada pagi hari saat cuaca cerah (tidak
mendung) sehingga buah dalam keadaan kondisi kering permukaan kulitnya, serta
tahan selama penyimpanan. Pada praktik lapangan ini, panen buah mentimun
sudah dapat dilakukan setelah berumur 35-59 hari sejak ditanam. Buah dipanen
dengan cara dipetik beserta dengan tangkainya agar buah dapat disimpan lebih
lama. Tetapi pada praktik lapangan inipraktikkan menggunakan gunting atau
cutter untuk memanen buah mentimun agar ujung buah mentimun tidak terkelupas
dan rusak.
Panen buah mentimun dilakukan 2 kali panen pada tanggal 6 juni dan 15
juni. Setelah daun-daun tanaman sudah mulai kering karena buah sudah tidak
dapat berkembang lagi, buah mentimun segera dipetik. Buah yang telah dipetik
lalu dikumpulkan menjadi satu didalam karung lalu dipindahkan ketempat yang
teduh, agar hasil panen tidak rusak terkena sinar matahari.

28
Universitas Sriwijaya
Gambar 5.11. Panen

Tabel 5.1. Jumlah hasil Panen Mentimun


Tanggal Panen Panen Ke Jumlah Produksi Per
(Kg)

6 Juni 2019 I 13
13 Juni 2019 II 10

19 Juni 2019 III 7,5

Total Produksi 30,5

5.5. Pasca Panen


Dalam penanganan pasca panen mentimun, mentimun yang telah dipetik
segera dikeluarkan dari dalam karung, kemudian ditempatkan pada tempat yang
teduh dan terbuka, selanjutnya diangin-anginkan. Mentimun dibersihkan secara
hati-hati. Setelah di sortir, Mentimun kemudian dibersihkan dan dilap memakai
kain guna menghilakan otoran berupa percikan tanah, debu. Hasil panen yang
telah diperoleh dari panen berjumlah 30,5 kg dilakukan selama tiga bulan kurang
dan menggunakan lahan luas 2 x 20 m dengan jarak tanam 50cm. Benih
mentimun yang digunakan sebanyak 175 biji. dan dapat diuraikan biaya-biaya
yang sudah dikeluarkan dalam berusahatani mentimun tersebut.

29
Universitas Sriwijaya
5.6. Biaya Produksi
5.6.1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam satu kali produksi dan
tidak habis dalam satu kali proses produksi. Biaya tetap tanaman mentimun dapat
dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Biaya Tetap Pada Usahatani Mentimun


No Nama Alat Jumlah Harga Satuan Umur Pakai Penyusutan
(Rp) (tahun) per Tahun
(Rp)
1. Cangkul 1 Unit 35.000 3 11.700
2. Ember 1 Unit 10.000 2 5.000
3. Penggaris 1 Unit 5.000 1 5.000

Jumlah 27.700

5.6.2. Biaya Variabel


Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam beberapa kali
produksi atau biaya yang habis dalam satu kali di gunakan dalam proses produksi.
Biaya Variabel tanaman mentimun dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Biaya Variabel pada Usahatani Mentimun


Uraian Jumlah Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)
Barang/Satuan (Rp)
1. Benih Mentimun 1 Bungkus 15.000 15.000
2. Pupuk Organox 1 Botol 20.000 20.000
3. Pupuk Bio Extrim 1 Botol 20.000 20.000

4. Pupuk Hormax 1 Botol 20.000 20.000


5. PupukKotoran 2 Karung 15.000 30.000
Ayam
6. Banner 1 Unit 6.000 6.000
8. Mulsa Perak 1 Unit 20.000 20.000
Jumlah Biaya Variabel 131.000

30
Universitas Sriwijaya
5.6.3. Total Biaya Produksi
Total biaya produksi adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Total
biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Total Biaya produksi Usahatani Mentimun
No Uraian Nilai (Rp)

1. Biaya Tetap 27.700


2. Biaya Variabel 131.000
Total 158.000

Berbagai biaya yang digunakan dalam budidaya mentimun yang terdiri


dari biaya tetap, biaya variabel, dan biaya tenaga kerja, maka total biaya produksi
yang diperoleh dari jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama satu
periode tanaman mentimun adalah sebesar Rp.158.000

5.6.4. Penerimaan
Penerimaan adalah penerimaan dari semua sumber usahatani. Penerimaan
dari usahatani mentimun ini didadpat dari perkalian antara produksi yang
diperoleh dalam budidaya mentimun dengan harga jual yang di tentukan. Dalam
praktik lapangan budidaya mentimun ini didapat produksi mentimun sebanyak
30,5 kg Uraian mengenai jumlah produksi mentimun dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Tabel Produksi Mentimun


Tanggal Panen Panen Ke Jumlah Produksi Per
(Kg)

6 Juni 2019 I 13
13 Juni 2019 II 10
19 Juni 2019 III 7,5

Total Produksi 30,5

5.6.5. Pendapatan
Pendapatan usahatani mentimun adalah selisih antara penerimaan yang
didapatkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani mentimun.

31
Universitas Sriwijaya
Dari jumlah produksi mentimun yang diperoleh maka dapat ditentukan hasil
pendapatan dari hasil usahatani mentimun di Lahan Praktik Klinik Agribisnis.
Uraian mengenai pendapatan secara rinci dapat di lihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Pendapatan Usahatani Mentimun


Uraian Bentuk Jumlah(Kg) Harga (Rp/Kg) Satuan
Penjualan Nilai (Rp)
Produksi Mentimun 30,5 8.000 244.000
Mentimun

Penerimaan 244.000

Total Biaya 158.000


Produksi
Pendapatan 86.000

Berdasarkan hasil perhitungan pendapat di atas, maka dapat diketahui


bahwa total biaya produksi yang diperoleh yaitu sebesar Rp 158.000 dikurangi
dengan biaya pemasaran sebesar Rp 244.000 sehingga pendapatan yang diterima
sebesar Rp 86.000, penjualan hasil produksi yang diperoleh dari budidaya
mentimun dilakukan ke pedagang pengumpul dengan harga Rp 8000/Kg.

5.6.6. Analisis Usahatani

Dari hasil analisis usahatani tersebut dapat diketahui bahwa usahatani


mentimun periode Juni 2019 layak untuk diusahakan karena penerimaan yang
diperoleh dalam budidaya mentimun yaitu sebesar Rp 244.000 lebih besar dari
biaya total produksi budidaya mentimun yaitu sebesar Rp 158.000. Penerimaan
yang didapatkan menunjukkan hasil positif dengan hasil analisis R/C Rasio senilai
1,5 R/C > 1 menunjukkan bahwa usahatani mentimun ini layak untuk diusahakan

32
Universitas Sriwijaya
Tabel 5.7. Analisis Usahatani Mentimun Periode Juni 2019
No. Uraian Nilai
1. Hasil Produksi (Kg) 30,5 Kg
2. Harga Jual 8.000/Kg
3. Penerimaan Total (Rp) Rp 244.000,-
4. Biaya Produksi
a. Biaya Total Tetap (Rp) Rp 27.700,-
b. Biaya Variabel Ttl (Rp) Rp 131.000,-
c. Biaya Produksi Ttl (Rp) Rp 158.000,-
5. Biaya Pemasaran Rp 244.000,-
6. Pendapatan (Rp) Rp 86.000,-
7. R/C Ratio 1,5

33
Universitas Sriwijaya
34

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang terdapat di dalam bab
sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembudidayaan tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) meliputi
persiapan dan pengolahan lahan, penanaman benih, pemeliharaan tanaman
kacang panjang (pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir, penyiangan dan
pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit), panen , pasca panen
budidaya mentimun.
2. Pertumbuhan fase vegetatif, rata-rata tinggi tanaman mentimun yang
diamati pada minggu pertama sebesar 4,8 cm, minggu kedua 6,4 cm, dan
minggu ketiga sebesar 21,97 cm. Sedangkan jumlah daun, rata-rata
bertambah dua helai daun setiap minggunya.
3. Jumlah produksi mentimun sebanyak 30,5 kg, yaitu minggu pertama
sejumlah 13 kg , minggu kedua sejumlah 10 kg, dan minggu ketiga
sejumlah 7,5 kg.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari kegiatan praktik lapangan ini untuk
penelitian selanjutnya yaitu kegiatan budidaya tanaman mentimun
(Cucumissatuvus L.) sebaiknya dilakukan secara selektif, efektif, efisien dan
intensif dalam prosesnya sehingga produksi yang diperoleh dapat mencapai hasil
yang maksimal dengan biaya minimum.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Budi Jaya, Anggoro Hadi Permadi dan Aliudin. 1990. Percobaan Varietas
Ketimun (Cucumis sativus. L) di Bangkalan, Pulau Madura dalam Buletin
Penelitian Hortikultura, Vol XIX No.3 balai Penelitian Hortikultura
Lembang, Bandung.

Cahyono. 2003. Budidaya Tanaman Mentimun. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Darma Susetya, S.P. 2018. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik, Penerbit
Pustaka Baru Press, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 194 hal

Hendro Sumaryono, 1990. Pengantar Pengetahuan Dasar Holtikultura, Sinar


Baru, Bandung.

Parnata, Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Pracaya, 2000. Hama dan Penyakit Tanaman, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

R.D.M. Simanungkalit dkk, Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 2006.

Rachman Sutanto, 2002. Penerapan Pertanian Organik, Penerbit Kanisius,


Yogyakarta.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius, Yogyakarta.

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa Secara Tumpang


Gilir.Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunarjono, H. H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.
184 hlm.
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Jawa Barat: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian.

Susanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan


Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius.

Warsana, SP., M.Si, Ir Budi Samadi. 2018. Bertanam Mentimun Dimusim


Kemarau Dan Musim Hujan. Jakarta. Papas Sinar Sinanti 82 hlm

Wijoyo, P.M. 2012. Budidaya Mentimun yang Lebih Menguntungkan. Jakarta: PT


Pustaka Agro Indonesia. 69 hal

36
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pengamatan Praktik Lapangan
Tabel Pertumbuhan Tanaman Timun Fase Vegetatif Minggu ke-1
Nomor Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun
1 6 3
2 4 3
3 4,3 3
4 3,5 3
5 3,9 3
6 5,5 3
7 6,6 3
8 5 3
9 3,5 3
10 4 3
11 4,2 3
12 5,1 3
13 4,9 3
14 3,6 3
15 3,5 3

34
Universitas Sriwijaya
Tabel Pertumbuhan Tanaman Timun Fase Vegetatif Minggu ke-2
Nomor Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun
1 8,5 5
2 6,9 5
3 6,5 5
4 5 5
5 5 5
6 7,5 5
7 9 6
8 7,5 5
9 6 5
10 5 5
11 6,1 5
12 7 5
13 6 5
14 5,2 5
15 5,5 4

35
Universitas Sriwijaya
Tabel Pertumbuhan Tanaman Timun Fase Vegetatif Minggu ke-3
Nomor Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun
1 24 10
2 22 7
3 24,2 7
4 20 7
5 21 7
6 26 8
7 39 10
8 28 8
9 30 9
10 23 7
11 21 7
12 22,5 7
13 20 7
14 23,5 7
15 22,6 7

36
Universitas Sriwijaya
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Generatif
Tabel Pertumbuhan FaseGeneratif Minggu Ke-4
Munculnya Bunga
Nomor Tanaman
Bunga Jantan Bunga Betina
1 3 -
2 1 -
3 2 -
4 - -
5 1 -
6 3 -
7 1 -
8 3 -
9 4 -
10 2 -
11 - -
12 - -
13 - -
14 - -
15 2 -

37
Universitas Sriwijaya
Tabel Pertumbuhan Fase Generatif Minggu Ke-5
Nomor Tanaman Jumlah Bunga Betina Panjang Bakal Buah
1 1 2 cm
2 - -
3 1 2,1 cm
4 - -
5 2 5,5 cm dan 4,8 cm
6 - -
7 2 2,5 cm dan 3 cm
8 - -
9 2 2 cm dan 2,6 cm
10 1 3 cm
11 - -
12 - -
13 1 2,2 cm
14 - -
15 3 3,5 cm, 2,9 cm dan 2,5 cm

38
Universitas Sriwijaya
Data Jumlah Hasil PanenMentimunselama 4 Minggu
No. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 - 2 1 -
2 - 1 - -
3 1 2 2 1
4 - 1 1 -
5 2 2 1 1
6 - 2 2 -
7 2 (Gagal 1) 1 - -
8 - 1 - -
9 1 2 1 1
10 1 1 1 -
11 - 1 - 1
12 - - 2 -
13 1 1 - -
14 - 3 - -
15 3 (Gagal 1) 2 1 1

Jumlah hasil Panen Mentimun


Tanggal Panen Panen Ke Jumlah Produksi Per
(Kg)

6 Juni 2019 I 8,5


13 Juni 2019 II 9

Total 17,5

39
Universitas Sriwijaya
Proses Pencangkulan Tanah

Proses Pemasangan Mulsa

Proses Penanaman benih Mentimun

40
Universitas Sriwijaya
Proses Pemanenam Mentimun

Pupuk Organik Cair yang digunakan

Pembersihan Gulma

41
Universitas Sriwijaya
mun

Tanaman Mentimun siap panen

Bunga Tanaman Mentimun

Tanaman Mentimun yang berumur 10 Hari

42
Universitas Sriwijaya
Proses Penyiraman Tanaman Mentimun

43
Universitas Sriwijaya
Sketsa Lokasi Klinik Agribisnis

Lahan Praktik Mahasiswa

Lokasi PL Tanaman
Mentimun

Kolam

Rumah
Penjaga

Lahan Praktik Mahasiswa


Lahan Praktik
Mahasiswa

PINTU MASUK

44
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai