Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM BIOKIMIA
“PEMBUATAN ECO-ENZYM”

Oleh:
Nadila Aulya Putri
NIM 19031032
Pendidikan Biologi D

Dosen Pengampu:
Dr. Fitri Arsih, S.Si., M.Pd
Siska Alicia Farma S.Pd., M.Biomed

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Pembuatan Eco-Enzym

A. Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan Eco-enzyme
serta mengetahui manfaat dari Eco-enzyme.
B. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Rabu/ 25 Agustus 2021
Waktu : 07.00 WIB – 08.40 WIB
Tempat : X Koto, Kabupaten Tanah Datar (rumah masing-masing
secara virtual)
C. Dasar Teori
Eco-Enzyme merupakan produk hasil fermentasi limbah dapur organik seperti
ampas buah, kulit buah, dan sayuran dengan mengolahnya melalui proses
fermentasi. Memiliki karakteristik berwarna coklat dan aroma khas fermentasi
yaitu asam manis yang kuat. Eco-Enzyme pertama kali diperkenalkan ke publik
oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pioneer pendiri Asosiasi
Pertanian Organik Thailand (Arun; Sivashanmugam. 2015).
Pada dasarnya, eco-enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk
menghasilkan enzim yang berguna dengan memanfaatkan sampah buah atau
sayuran. Enzim yang dihasilkan dari fermentasi ini adalah salah satu cara
manajemen limbah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan
sesuatu yang sangat bermanfaat. Eco-Enzyme dapat dijadikan cairan multifungsi
dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian, peternakan, dan bahkan pada
bidang kesehatan (Kumar et al, 2020).
Enzim eko memiliki banyak kegunaan dan aplikasi di berbagai bidang seperti.
Fungsinya dibagi menjadi empat kelompok besar yaitu dekomposisi, penyusunan,
transformasi dan katalisis. Pertama, eco enzyme dapat dimanfaatkan untuk
keperluan rumah tangga seperti pembersih untuk menghilangkan kotoran di
permukaan karena sifatnya yang asam. Selanjutnya dapat menyamakan pencemar
terutama racun yang ada di atmosfer, badan air atau daratan. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai pembersih udara atau pewangi seperti yang tertera pada tabel
untuk menghilangkan bau dan udara beracun terlarut. Aplikasi eco enzyme lainnya
digunakan sebagai pengawet makanan karena kandungan asam propionatnya yang
efektif dalam mencegah pertumbuhan mikroba (Rasit, 2019).
Sebagaimana diketahui jika satu kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam
Asetat (H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan Enzyme itu sendiri adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan Mampu
membunuh /mencegah bakteri Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat)
dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari
segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli
cairan pembersih lantai ataupun pembasmi serangga (Eviati & Sulaeman, 2009).
Menurut kajian literatur fermentasi eco-enzyme dapat dikatakan berhasil jika
terbentuk larutan berwarna kecoklatan dan memiliki bau seperti jeruk atau bau
seperti buah-buahan dan memiliki pH dibawah 4 atau pH asam. Hal ini sesuai
dengan hasil percobaan yang dilakukan, dimana semua warna produk eco-enzyme
mengalami perubahan yang semula berwarna coklat bening (warna asal dari
larutan gula aren) berubah menjadi berwarna coklat keruh (Larasati et al., 2020).
Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari kulit buah jeruk atau limbah dapur.
Kulit buah jeruk digunakan karena khasiatnya yang berbeda seperti wangi dan rasa
yang tajam, sumber vitamin C dan juga kaya akan khasiat obat serta nilai
keasaman yang tinggi. Gula yang ditambahkan digunakan oleh mikroba; Karena
metabolisme yang diturunkan ozon dapat membunuh bakteri (Pinang) Eco-enzyme
bertindak sebagai agen anti jamur, anti bakteri dan insektisida. Ini juga dapat
digunakan sebagai agen pembersih. Dalam studi ini kami mengerjakan produksi
Eco-enzyme dari kulit buah jeruk dan aplikasinya yang berbeda (Vama, 2020).
Selama proses fermentasi, berlangsung reaksi : CO2 + N2O + O2 → O3 +
NO3 + CO3 Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme (likuid
berwarna coklat gelap) terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu
tersuspensi di bagian bawah yang merupakan sisa sayur dan buah. Residu dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri,
dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai rumah.
2. Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
3. Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan
ezim dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
4. Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran
pembuangan air kotor.
Pembuatan enzim ini juga memberikan dampak yang luas bagi lingkungan
secara global maupun ditinjau dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi
lingkungan, selama proses fermentasi enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang
merupakan gas yang dikenal dengan sebutan ozon (Rubin, 2001).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Toples plastik
b. Sendok pengaduk
c. Label

2. Bahan
a. Sayur dan buah (batang serai, daun pandan, daun kelor, kacang, pir,
rambutan, daun kemangi, arbei, kentang, tomat, jeruk nipis, sawi)
b. Air
c. Gula aren

E. Cara Kerja
1. Menyiapkan wadah berupa toples plastic dan mengukur volume wadah.
2. Setelah mengukur volume wadah, takar bahan yang di gunakan dengan jumlah
yang disarankan yaitu gula merah sebanyak 10%, potongan sisa buah dan
sayuran sebanyak 30% dan air sebanyak 60% dari volume wadah yang
digunakan
3. Memasukan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah ke dalam wadah
yang telah disediakan.
4. Memasukan gula aren yang sudah dihancurkan sebanyak 10% dari volume
wadah tersebut.
5. Memasukan potongan sisa buah dan sayuran sebanyak 30%.
6. Lalu mengaduk rata semua bahan tersebut.
7. Menutup rapat wadah toples dan jangan lupa untuk membuat tanggal
pembuatan dan tanggal panen.
8. Pada minggu pertama buka dan tutup wadah untung membuang gas.
9. Pada hari ke 7 aduk eco enzyme dan pada hari ke 30 (kecuali ada Mama
Enzyme), dan pada hari ke 90.
10. Menyimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, memiliki
sirkulasi udara yang baik, dan jauhkan dari Wi-Fi, WC, Tong sampah. Tempat
pembakaran sampah dan bahan bahan kimia
DAFTAR PUSTAKA

Arun, C., & Sivashanmugam, P. (2015). Solubilization of Waste Activated Sludge


Using a Garbage Enzyme Produced From Different Pre-consumer Organic
Waste. Journal of Royal Society of Chemistry, 5, 51421-51427.
https://doi.org/10.1039/C5RA07959D

Eviati & Sulaeman. (2009). Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air Dan Pupuk. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Kumar M.H.A. et al. (2020). Antimicrobial Efficacy of Fruit Peels Eco-Enzyme


against Enterococcus faecalis: An In Vitro Study. International Journal of
Environmental Research and Public Health

Larasati, D., Astuti, A. P., & Maharani, E. T. (2020). Uji Organoleptik Produk Eco-
Enzyme Dari Limbah. Jurnal Edusaintek

Rasit, Nazaitulshila.2019. Production and Characterization of Eco Enzyme Produced


From Tomato and Orange Wastes and its Influence on the Aquaculture Sludge.
International Journal of Civil Engineering and Technology 3 (10).Malaysia
:Universitas MalaysiaTerengganu

Rubin, M. B. (2001). The history of ozone. The Schönbein period, 1839–1868. Bull.
Hist. Chem, 26(1), 40–56.

Vama,Lapsia AND Cherekar,Makarand.2020. Production, Exraction and Uses of


Eco-Enzyme Using Citrus Fruit Waste: Wealth From Waste. Asian Jr. of
Microbiol. Biotech. Env. Sc. Vol. 22 (2). India : Mahatma Gandhi Mission’s,
College of Computer Science and IT
LAMPIRAN

Menyiapkan Alat dan Bahan

Memasukkan gula aren yang dicairkan

Mengaduk hingga rata


Memasukkan sayur dan buah

Menutup tutup toples

Menempelkan label

Anda mungkin juga menyukai