Anda di halaman 1dari 16

KARYA ILMIAH

PEMBUATAN ECOENZYME DARI SAMPAH


ORGANIK

Ditulis oleh kelompok 4


Kelas XI Mipa 3
Nama :
1.Dolarin Oktoradilova Adisty
2.Fathan Aqilhuda
3.Jefra Iskandar
4.Khairunisa Raidatul Qalbi
5.Zhafira adzra

SMAN 1 Pasaman
Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami mampu menyelesaikan Karya
Ilmiah kami yang berjudul Pembutan Ecoenzyme dari Sampah Organik tepat pada waktu
yang telah ditentukan.

Pembahasan karya ilmiah ini dimulai dengan pengertian ecoenzyme yang merupakan
ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-buahan dengan subtrat
gula merah atau maltase. Proposal ini juga berisi tentang cara pembuatan dan penggunaan
ecoenzyme dalam kehidupan sehari-hari. Proposal ini juga membahas manfaat penggunaan
ecoenzyme dan bagaimana tanggapan masyarakat menegenai pembuatan ecoenzyme.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zulhasniah selaku guru
pembimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, karya ilmiah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak dan kerja
sama kelompok dalam menyelesaikan hambatan-hambatan selama mengerjakan karya ilmiah
ini.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
selaku penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Akhir kata, kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kata-
kata yang salah. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Simpang Empat

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB 1................................................................................................................................1

BAB 2................................................................................................................................3

BAB 3................................................................................................................................6

BAB 4................................................................................................................................8

BAB 5..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
PROPOSAL PENELITIAN

PEMBUATAN ECOENZYME DARI SAMPAH ORGANIK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ecoenzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan
buah-buahan dengan subtrat gula merah atau maltase. Pembuatan ecoenzyme sendiri
sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambahkan air sebagai media
pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena
lebih mudah digunakan dan memiliki banyak manfaat. Manfaat dari ecoenzyme ini bisa
digunakan sebagai sabun cuci piring, pembersih lantai, pembersih meja, pembersih kaca juga
sebagai pengharum ruangan.

Biasanya, di zaman sekarang orang-orang lebih sering menggunakan produk yang


dibeli secara instan dan banyak mengandung bahan kimia. Namun, ada cara lain yang bisa
digunakan untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan yang mengandung bahan tersebut salah
satunya dengan menggunakan ecoenzyme yang terbuat dari bahan-bahan alami.

Ecoenzyme umumnya dapat dibuat dari kulit buah dan sayuran seperti kulit jeruk,
kulit pisang, kulit buah nanas, batang kangkung dan sawi kol. Dari bahan-bahan di atas dicoba
untuk membuat ecoenzyme, karena dengan cara ini manusia bisa mengurangi pemakaian
bahan kimia, mengurangi jumlah sampah dan memanfaatkannya serta bisa melestarikan
lingkungan di sekitar kita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian adalah
sebagai berikut.

1. Bagaimana cara pembuatan ecoenzyme dari sampah organik?


2. Bagaimana cara penggunaan ecoenzyme?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap penggunaan ecoenzyme dari sampah
organik?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Untuk mengetahui cara pembuatan ecoenzyme dari sampah organik.


2. Untuk mengetahui cara penggunaan ecoenzyme.
3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap penggunaan ecoenzyme dari
sampah organik.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat untuk Siswa


Manfaat untuk siswa dari penelitian ini adalah agar mengetahui cara memanfaatkan
sampah organik dan mengenal ecoenzyme dari penelitian ini.
2. Manfaat untuk Pembaca
Manfaat untuk pembaca pada umumnya penelitian ini dapat digunakan sebagai
rancangan pengolahan sampah organik melalui pembuatan ecoenzyme untuk
mengurangi penggunaan produk-produk berbahan kimia.
3. Manfaat untuk Penulis
Manfaat untuk penulis adalah sebagai pembelajaran dalam menulis sebuah proposal
atau karya penelitian.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Ecoenzyme
a. Sejarah Ecoenzyme

Ecoenzyme merupakan cairan fermentasi dari sampah rumah tangga yang pertama kali
dikenalkan oleh Dr. Rosukon Poompoanvong 1980 yaitu pendiri Asosiasi Pertanian Oganik
Thailand yang aktif mengenai penelitian ecoenzyme selama 30 tahun, Kemudian pada tahun
2006 ecoenzyme dipublikasikan lebih luas oleh Dr. Joean Oon seseorang periset Naturopathy
dari penang, Malaysia yang merupakan murid dari Dr. Rosukon Poompoanvong. Berdasarkan
hasil penelitiannya mengenai pengelolaan sampah makanan menjadi enzim ramah lingkungan
dan untuk pengolahan eco-enzyme dari limbah ataupun sampah organik yang umumnya kita
buang di tong sampah, yang dapat diolah sebagai pembersih organik, ataupun bahan
pembersih rumah tangga.

b. Pengertian Ecoenzyme

Ecoenzyme adalah produk yang ramah lingkungan yang sangat fungsional, mudah
dibuat dan digunakan, ecoenzyme yaitu cairan zat organik kompleks yang dibuat dari proses
fermentasi dari limbah dapur organik. Pengolahan enzim dari limbah ataupun sampah organik
dapat menjadi pembersih organik dari hasil fermentasi ampas buah, kulit buah, serta sayur
mayur, gula (gula tebu ataupun gula merah) dan air. Larutan ecoenzyme menghasilkan warna
coklat pekat dan mempunyai aroma fermentasi yang khas asam segar yang kuat, ecoenzyme
mempercepat reaksi biokimia.

c. Manfaat Ecoenzyme

Setelah proses fermentasi sempurna, ecoenzyme memproduksi residu di bagian dasar


yang merupakan sisa sayur dan buah, residu dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sedangkan
cairan ecoenzyme bisa dimanfaatkan sebagai berikut.

1. Untuk kesehatan : disinfektan organik, obat jerawat, handsanitizer, obat gatal, obat
luka,sabun mandi, obat kumur, kompres, pengganti obat merah dan menyembuhkan
luka penderita diabetes mellitus.

3
2. Untuk kecantikan : masker, shampoo, lulur, hair tonic, toner wajah dan penganti
deodoran.
3. Untuk lingkungan : penangkal radiasi, memperbaiki kualitas udara,pengharum
ruangan, pupuk tanaman dan penjernih air kotor (Rochyani et al.).
4. Untuk Rumah Tangga : mencuci piring, membersihkan toilet dan area dapur,mengepel
lantai,mencuci sayuran dan buah juga sebagai pupuk organik.

d. Fermentasi

Fermentasi merupakan hasil proses terjadinya penguraian senyawa organik serta


menciptakan energi dan terjadinya perubahan substrat menjadi suatu produk baru oleh
mikroba. Fermentasi diperoleh sebagai metabolisme mikroba pada suatu bahan dalam kondisi
anaerob, dan mikroba yang melangsungkan fermentasi memerlukan energi bersumber dari
glukosa dan gas yang bisa memecahkan wadah yang digunakan menyimpan ecoenzyme.
(Edusainstek et al.)Reaksi yang berlangsung selama proses fermentasi yaitu :

CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3

Selama terjadinya proses fermentasi ecoenzyme dihasilkan yaitu gas metana,


karbondioksida dan berbagai asam organik yang mudah menguap serta ozon (O3), dan
kandungan dalam cairan eco-enzyme yaitu Asam Asetat (H3COOH) bisa membunuh virus,
bakteri serta kuman. Sebaliknya enzyme memiliki kandungan yaitu lipase, Tripsin, dan
Amilase yang bisa mencegah serta membunuh bakteri patogen, tidak hanya itu NO3 (Nitrat)
serta CO3 (karbon Trioksida) yang diperlukan oleh tanah sebagai nutrient (Rochyani et al.).

2. Limbah Organik
a. Pengertian Limbah Organik

Limbah organik adalah sisa bahan atau sampah yang dapat didaur ulang dan berasal
dari makhluk hidup, seperti limbah makanan, limbah kotoran makhluk hidup, ataupun limbah
tanaman,dengan kata lain, limbah organik adalah bahan sisa atau sampah yang diperoleh dari
proses produksi atau kegiatan, baik kegiatan dalam ranah rumah rumah tangga maupun ranah
industri. Limbah organik ini adalah limbah atau sampah yang mudah terurai melalui beberapa
proses alami. Hal itu karena limbah organik didalamnya memuat zat kimia yang bisa
dikatakan sifatnya stabil sehingga limbah organik ini akan lebih mudah tertimbun atau
mengendap di dalam tanah, danau, sungai, bahkan laut sekalipun.Jenis limbah organik ini
lebih cepat membusuk dalam kurun waktu singkat hingga akhirnya terurai menjadi sebuah

4
bahan yang kecil, tetapi tak menimbulkan bau. Akan tetapi, limbah organik akan
menimbulkan bau tak sedap, bahkan penyakit apabila tidak dikelola secara baik.

b. Jenis-Jenis Limbah Organik

Limbah organik terbagi menjadi dua, yaitu limbah organik basah dan limbah organik
kering. Untuk penjelasan lengkapnya sebagai berikut :

1. Limbah Organik Basah


Limbah organik basah adalah salah satu jenis limbah organik yang di dalamnya
terpendam kandungan air dengan kadar yang terbilang tinggi dan banyak. Lazimnya, limbah
organik basah mempunyai taraf kekerasan yang rendah atau bisa dikatakan lebih lunak
sehingga bakteri-bakteri juga lebih mudah untuk mengolah dan menghancurkan limbah atau
sampah. Contoh Limbah organik basah, yaitu
a. Sisa bahan makanan
sisa sayuran, kulit jagung, sisa buah yang membusuk, kulit bawang, biji-bijian, kulit
pisang, jerami dan semacamnya. Sisa bahan yang telah disebut itu, sering kita jumpai untuk
bahan memasak di dapur.
b. Kotoran makhluk hidup
Limbah organik basah dari kotoran makhluk hidup dapat diolah kembali untuk dijadikan
pupuk kandang yang bisa bermanfaat untuk tanaman di rumah. Biasanya, pupuk kandang
dihasilkan dari kotoran hewan seperti kotoran ayam, kotoran sapi, ataupun kotoran kambing.
2. Limbah Organik Kering
limbah organik kering umumnya menyimpan kandungan air dengan kadar yang
cenderung sedikit. Hal itu menyebabkan limbah organik kering memerlukan jangka lebih
lama untuk hancur agar bisa diolah kembali. Contoh limbah organik kering yaitu batang
kayu,kulit telur,dan tempurung kelapa.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah peneliti, di Yaptip, Kecamatan Pasaman, Kabupaten


Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Waktu yang digunakan untuk penelitian
beserta penulisannya selama 20 minggu. Penelitian ini juga dilakukan dengan mewawancarai
masyarakat tentang penggunaan ecoenzyme dari sampah organik.

2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain botol plastik, kompor, panci,
pisau, saringan, sendok. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah air, gula aren,
sampah organik seperti kulit buah-buahan atau kulit sayur-sayuran.
3. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecoenzyme yang diperoleh dari
pengolahan limbah organik seperti kulit buah-buahan, kulit sayur-sayuran yang dilakukan
sendiri. Pengambilan sampel ini dilakukan secara menyeluruh.

4. Langkah Kerja
Ukur air, sisa sayur atau buah, dan gula aren dengan perbandingan 10:3:1. Contoh 10
gram gula aren, 30 gram sisa sayur atau buah dan 100 gram air. Lalu potong sisa sayuran dan
buah menjadi ukuran kecil.
Campurkan semua bahan ke dalam botol plastik dan aduk. Penggunaan botol plastik
dipilih agar lebih fleksibel dan tidak meledak saat gas hasil fermentasi bertambah. Tutup
wadah sampai wadah kedap udara.
Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah. Biarkan selama 3
bulan,dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian
seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan gas yang terperangkap di dalam, dan
mencegah wadah meledak, karena pada ada minggu pertama pembuatan akan ada banyak gas
yang dihasilkan.
Setelah 3 bulan, cairan ecoenzyme yang sukses akan berubah menjadi coklat gelap dan
bebau cuka. Dalam beberapa kondisi, kerap terjadi perubahan cairan berwarna hitam yang

6
mengindikasi kegagalan fermentasi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, solusinya dilakukan
penambahan gula untuk mengulang proses fermentasi.
Jika muncul cacing atau serangga, hanya perlu dibiarkan karena akan terurai dengan
sendirinya dalam cairan. Jika sudah berhasil, cairan ecoenzyme bisa langsung disaring dan
residu atau sampah organik masih bisa digunakan untuk mengulang proses pembuatan.

7
BAB IV

DATA DAN HASIL PENELATIAN

A. Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dikumpulkan tentang pembuatan ecoenzyme dari
sampah organik, maka dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut.

Dalam teknik pembuatan ecoenzyme ini, sesuai dengan hasil percobaan yang terdapat
dalam penelitian yaitu ukur air, sisa sayur atau buah, dan gula aren dengan perbandingan
10:3:1. Rumus tersebut berarti 10 bagian air, 3 bagian sisa sayur atau buah, dan 1 bagian gula
aren. Misalnya volume wadah sebesar 10 liter maka bagian gula sebesar 600 gram, air sebesar
6 liter serta sisa sayur atau buah sebesar 1800 gram.

Setelah semua bahan dicampurkan dan dibiarkan selama 3 bulan, wadah dibuka setiap hari
di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Hal ini dilakukan
untuk mengeluarkan gas yang terperangkap di dalam, dan mencegah wadah meledak, karena
pada minggu pertama pembuatan akan ada banyak gas yang dihasilkan karena hasil
fermentasi.
Pada penyimpanan yang berlangsung selama 3 bulan terjadi beberapa kondisi, seperti
perubahan cairan berwarna hitam dan berbau got yang mengindikasi kegagalan fermentasi.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kontaminasi mikroba tidak baik. Kemungkinan karena
karena penempatan lokasi yang kurang baik. Namun untuk mengatasi kondisi tersebut,
solusinya dapat dilakukan dengan memperbaiki kerapatan wadah serta dengan penambahan
gula untuk mengulang proses fermentasi agar bau got dapat hilang.
Dari hasil percobaan yang dilakukan jika muncul cacing atau serangga, hanya perlu
dibiarkann karena akan terurai dengan sendirinya dalam cairan. Apabila sudah berhasil, cairan
ecoenzyme bisa langsung disaring dan residu atau sampah organik masih bisa digunakan
untuk mengulang proses pembuatan. Jika fermentasi berjalan dengan baik larutan fermentasi
akan beraroma alkohol setelah 1 bulan dan beraroma asam segar seperti cuka dalam waktu 2
bulan.

B. Hasil

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tentang pembuatan ecoenzyme dari
sampah organik maka didapat hasil sebagai berikut.
8
1. Penggunaan ecoenzyme sangat baik karena terbebas dari bahan kimia

Ecoenzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-
buahan dengan subtrat gula merah atau maltase. Pembuatan ecoenzyme yang menggunakan
bahan yang alami ini membuat ecoenzyme ini terbebas dari penggunaan bahan kimia yang
membahayakan.

2. Penggunaan ecoenzyme sangat aman untuk anak-anak karena dibuat dari bahan
organik yang tidak mencemari lingkungan.

Bahan organik yang digunakan dalam pembuatan ecoenzyme membuat cairan ini terbebas
dari bahan-bahan yang berbahaya terutama untuk anak-anak. Dengan menggunakan bahan
organik sebagai bahan baku pembuatan, ecoenzyme ini tentu efektif untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dari pemakaian bahan kimia yang berbahaya dan membantu
mengurangi jumlah sampah di lingkungan.

3. Penggunaan ecoenzyme sangat efektif untuk membersihkan rumah

Penggunaan ecoenzyme sebagai pembersih rumah jauh lebih aman digunakan


dibandingkan pembersih rumah tangga biasa yang dapat mengiritasi kulit dan cenderung
berbahaya untuk lingkungan. Namun, menggunakan ecoenzyme sebagai pembersih rumah
tidak boleh sembarangan, terdapat takaran tertentu yang harus diikuti agar ecoenzyme bisa
bekerja secara maksimal.

9
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.

1. Untuk membuat ecoenzyme yang berkualitas, harus memperhatikan hal – hal berikut ini.

a. Dalam mencampurkan air, sisa sayur, dan gula aren harus memiliki perbandingan
10:3:1.
b. Bahan yang telah dicampurkan harus dimasukkan dalam botol plastik yang fleksibel
agar tidak meledak.
c. Tutup wadah harus kedap udara dan simpan di tempat yang kering dan sejuk dan
biarkan selama 3 bulan sambil dibuka setiap hari di 2 minggu pertama.
d. Ecoenzyme yang dihasilkan dari proses di atas dapat bertahan lama jika proses
dilakukan dengan benar.

2. Cara penggunan ecoenzyme adalah dapat digunakan untuk kesehatan seperti disinfektan
organik, obat jerawat, handsanitizer, obat gatal, obat luka, sabun mandi. Ecoenzyme untuk
kecantika seperti masker, shampoo, lulur, hair tonic, toner wajah dan penganti deodorant.
Ecoenzyme untuk lingkungan seperti penangkal radiasi, memperbaiki kualitas
udara,pengharum ruangan, pupuk tanaman dan penjernih air kotor. Ecoenzyme juga dapat
digunakan untuk Rumah Tangga seperti mencuci piring, membersihkan toilet dan area
dapur,mengepel lantai,mencuci sayuran dan buah juga sebagai pupuk organik.

3. Tanggapan masyarakat terhadap penggunaan ecoenzyme ini adalah masyarakat sangat


mendukung kegiatan pembuatan ecoenzyme ini. Masyarakat lebih menyukai pemakaian
produk buatan sendiri yang berasal dari bahan-bahan alami daripada pemakaian produk yang
berbahan baku dari bahan-bahan kimia. Masyarakat juga akan ikut mencoba membuat
ecoenzyme untuk digunakan di rumah agar dapat mengurangi pemakaian bahan kimia di
dalam kehidupan saat ini.

B. Saran

10
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa penggunaan bahan kimia berbahaya dan
sampah organik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk membuat sesuatu yang berguna.

2. Sebaiknya masyarakat harus mulai mengurangi pemakaian barang-barang rumah tangga


yang terbuat dari bahan kimia dan menggantinya dengan menggunakan ecoenzyme.

3. Hendaknya dilakukan sosialisasi tentang pembuatan ecoenzyme agar masyarakat tau cara
membuat ecoenzyme dan mempraktekannya di rumah.

4. Pemerintah harus mendukung pembuatan ecoenzyme ini untuk melestarikan lingkungan


dan mendapatkan kehidupan yang sehat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang
terbebas dari bahan yang berbahaya bagi tubuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/345/3/3.%20BAB%20I.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/limbah-organik/amp/

https://news.maranatha.edu/featured/cara-membuat-eco-enzyme-yang-ramah-lingkungan/

https://ilmubudidaya.com/cara-penggunaan-eco-enzyme-untuk-tanaman

12
13

Anda mungkin juga menyukai