TEKNIK ECOPRINT
DISUSUN OLEH :
NIM : 2001035
KELAS : TPK-B
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan resmi praktikum pengujian Eco Print kulit kelinci dapat
diselesaikan secara lancar dan tepat waktu tanpa ada halangan apapun. Atas terselesaikannya
laporan praktikum resmi ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Entin Damyanti. selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknik Eco Print
2. Semua asisten dosen pembimbing mata kuliah Teknik Eco Print
Dalam laporan resmi berisi tentang proses metode eco print pada kulit dari mulai alat
dan bahan, cara pengujian, hasil pengujian, kesesuaian hasil pengujian terhadap kualitas kulit
finish. Dalam laporan ini dimungkinkan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan resmi ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan tentunya bagi para pembacannya pada umumnya.
Penulis
1
DAFAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
dikukus (Flint, 2001). Teknik ecoprint menggunakan bahan alam untuk mentransfer
warna dan bentuk secara langsung pada kain. “Disebutkan oleh Flint (2008), teknik
ecoprint diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui
kontak langsung” (Husna, 2016). Pewarnaan ecoprint seperti yang dijelaskan diatas,
yaitu mentransfer warna dan bentuk/motif, maka dalam proses pelaksanaannya, bahan
alam seperti daun ditempel pada kain.
Teknik eco print mengalami peningkatan pesat pada saat ini karena dianggap
memiliki nilai ekonomi dan mudah dalam pembuatannya. Selain itu, kain yang
dihasilkan dari teknik ecoprint memiliki tampilan yang lebih menarik dan bernilai
tinggi karena proses dalam pembuatannya dengan tangan atau handmade (Irmayanti et
al., 2020). Teknik ecoprint memiliki keunikan tersendiri yaitu terletak pada hasil akhir
motif yang tidak sama satu dengan lainnya meskipun menggunakan bahan, teknik dan
material yang sama. Sehingga teknik eco print tergolong unik dan ekslusif (Wahyuni
& Mutmainah, 2020).
B. Tujuan
4
`
BAB II
DASAR TEORI
5
6
BAB III
7
- Tawas.
- Bahan pewarna dari tanaman penghasil warna seperti daun atau bunga,
ranting.
B. Cara Kerja
8
1. Menyiapkan media kulit kelinci tersamak dan bahan bagian tanaman
bunga, daun.
2. Dilakukan proses mordanting bertujuan untuk menghilangkan kanji dan
kotoran yang berada pada bahan kulit tersamak.
3. Tanaman yang sudah ditata pola dan coraknya selanjutnya dilakukan
penggulungan dengan pipa plastik dan dialasi plastik/tidak, selanjutnya
diikat dengan tali rayon hingga rapat.
4. Setelah melakukan penggulungan dengan pipa plastik dan diikat dengan
benang, siap dilakukan pengukusan dengan arah mendatar cara
peletakannya.
5. Kemudian dikukus atau disteam kurang lebih 2 jam dengan suhu 60∘C.
6. Selanjutnya tambahkan secang sebagai ecodyeing dan direbus selama
kurang lebih 1 jam dengan suhu 60∘C.
7. Selanjutnya di hanging kemudian di staking, toggle, finishing dan plating.
9
BAB IV
A. Hasil
10
B. Pembahasan
Untuk metode yang pertama kali dicoba ialah metode ecosteam (kukus) dimana
kulit crust di wetting back terlebih dahulu lalu taruh sampel diatas meja kerja. Posisi
garain diatas. Pemilihan penggunan bahan baku utama pewarna juga penting dlanjut
dengan menyusun pola atau memposisikan tempat bunga/daun yang telah dipilih
sebelumya. Siapkan paralon serta plastic untuk menggulung sampel yang sudah
disiapkan. Gulung kulit dengan posisi plastic yang sudah ditata diatas sampel kulit,
penggulungan dimulai dari ujung ke ujung. Apabila sudah digulung pastikan
daun/bunga tidak ada yang keluar dari penggulungan. Setelah itu ikat penggulungan
dengan menggunakan tali kenur. Posisi ikat melingkari gulungan agar tidak ada yang
terlepas.
Sampel sudah siap dimasukkan kedalam wajan untuk dikukus. Proses kukus
dilakukan selama kurang lebih 1 jam dengan suhu stabil 50-60℃. Pemilihan daun
yang digunakan kali ini ialah daun kenikir. Harapannya dengan dilakukan pengukusan
dengan kurun waktu tertentu akan menghasilkan warna print alami yang sempurna.
Namun hasil yang didapat berbeda, warna kurang terpenetrasi sempurna sehingga
kami menambahkan komponen lain supaya dapat menghasilkan warna yang
sempurna. Untuk penambahan komponen daun dan bunga penmabah hasil kulit
menjadi sedikit kerut dan tidak mulur ketika saat diawal. Ini dikarenakan derajat atau
temperature kukus kurang stabil. Pengakalan dengan di platting tetap tidak mengubah
bentuk kerut kulit.
11
Selanjutnya untuk metode jumputan kelompok kami menggunakn bahan dasar
kunyit untuk pewarnaan dasarnya. Langkah pertama yaitu meletakkan kulit diatas
meja kerja dengan menyiapkan alat seperti (karet & batu). Batu digumpalkan kedalam
kulit lalu diikat. Buat beberapa gumpalan disetiap permukaan kulit. Warna yang
dihasilkan pada metode jumputan memang kurang maskimal karena waktu yang
masih kurang. Factor peremasan pada kulit juga kurang dan ikatan pada jumputan
kurang kencang mengakibatkan hasil yang sedikit buruk.
12
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum teknik ecoprint ini dilakukan 3 metode meliputi teknik ecoprint
metode ecosteam, teknik jumputan, teknik ecosteam metode ecodyeing. Dan hasil praktikum
ini untuk kelompok kami kurang bagus saat menyusun bunga, daun dan juga saat peremasan
teknik jumputan warnanya kurang rata, kemudian saat dikukus media daun dan bunga
tersebut kurang meresap ke kulit.
13
DAFTAR PUSTAKA
BBKKP. (2014). Proses Penyamakan Kulit Ikan. Retrieved September 30, 2019, from
https://www.academia.edu/28246111/PROSES PENYAMAKAN KULIT IKAN PARI
Chasanah, A. M. (2017). Batik Ecoprint, yang Sederhana Jadi Barang Mahal. Retrieved Februari 23,
2018, from http://wargajogja.net/bisnis/batik-eco-print-yang-sederhana-jadi-barang-
mahal.html
Leather, E. (2019). Retrieved September 30, 2019, from Jaket Kulit Sapi dan Domba Daftar Perbedaan
Kulit Sapi dan Domba: http://enjoyleather.id/jaket-ku
Lestari, R. (2017). Ecoprint, Teknik Pewarnaan Alami yang Unik. Retrieved Februari 23, 2018, from
http://www.wanita.me/culture/ecoprint/
Maharani, A. (2018). Motif dan Pewarnaan Tekstil di Home Industry Kain Art Fabric Ecoprint Natural
Dye. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negri Yogyakarta.
Murizar fazruza, M. N. (2018). Eksplorasi Daun Jati Sebagai Zat Pewarna Alam pada Produk Phasmina
Berbahan Katun dengan Teknik Ecoprint. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga , 3 (3).
Pressinawangi, N. (2014). Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna
Alam untuk Produk Fashion. Craft , 3 (1).
Saraswati, S. (2018). Perbedaan Hasil Rok Pias Ecoprint Daun Jati (Tectona Grandis) Menggunakan
Jenis dan Massa Mordan Tawas dan Cuka. Jurnal Tata Busana , 7 (2).
Sedjati, D. P. (2019). Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Berbahan Warna Tumbuhan dalam
Penciptaan Karya Seni Tekstil. Corak Jurnal Seni Kriya , 8 (1).
14