Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENANAMAN TANAMAN OBAT

KELUARGA (JAHE)

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Andini Nayla Putri 05
Annisa Ayu Febriyanti
06
Haidar Ali Yafi
17
Kernelia Maryam Riana Supeno Putri
20
Novi Anggraini Dwi Nabila 27
Rona Angelica Zahra
31
SMA NEGERI 1 CERME
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas kasih karunia-Nya
yang tak berkesudahan kami dapat menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut, akan kami terima dengan
senang hati. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini kami
telah mencurahkan semua kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil penyusunan
makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan
kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.1.1 Deskripsi Tanaman Obat Keluarga............................................................................................4
1.1.2 Sejarah Tanaman Obat Keluarga...............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Tujuan..............................................................................................................................................7
2.1.1 Tujuan Penanaman Tanaman Obat Keluarga............................................................................7
2.1.2 Tujuan Pembuatan Laporan Penanaman Tanaman Obat Keluarga...........................................7
2.2 Manfaat Laporan.............................................................................................................................7
2.3 Identifikasi Tanaman Jahe.............................................................................................................7
2.3.1 Klasifikasi Tanaman Jahe...........................................................................................................7
2.3.2 Manfaat Tanaman Jahe..............................................................................................................8
2.3.3 Ciri-ciri Tanaman Jahe..............................................................................................................9
2.4 Teknik Menanam Jahe....................................................................................................................9
2.5 Pemeliharaan Jahe........................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................11
BAB IV.....................................................................................................................................................12
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................................................12

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Deskripsi Tanaman Obat Keluarga


Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk ditamam
dilahan perkarangan dengan pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman
obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia, murah, dan mudah
didapat. (Mindarti S, 2015). Menurut Duaja et al., (2011) toga memiliki fungsi ganda selain
sebagai dekorasi halaman, tanaman obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk mengobati
berbagai penyakit yang seringkali timbul. Salah satu fungsi toga adalah sebagai sarana untuk
mendekatkan tanaman obat kepada upaya- upaya kesehatan masyarakat meliputi: 1) upaya
preventif (Pencegahan) 2) Upaya promotif (meningkatkan atau menjaga kesehatan) dan yang ke
3) Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) (Mindarti S, 2015).

Obat tradisional merupakan obat yang digunakan Sebagian besar masyarakat sebagai
bahan bakuobat secara turun menurun. Penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam penyembuhan
adalah pengobatan tertua didunia (Murni, 2012). Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia
merupakam program alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pelayanan kesehatan.
Menurut Karyadi Bhakti, et al., (2016) sampai saat ini pendayagunaan tanaman obat dapat
mencakup masyarakat lebih luas dan merata, baik masyarakat pedesaan maupun
perkotaan.Penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih aman dibandingkan dengan obat
konvensional, sehingga saat ini semakin banyak peminatnya. Kelebihan lainnya adalah obat
tradisional memiliki efek samping yang relative rendah dan juga obat tradisional mudah
diperoleh karena bahan bakunya dapat ditemukan di lingkunagan sekitar. Masyarakat luas
beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia
sehingga mereka lebih menyukai penggunaan obat tradisional sebagai penyembuhan penyakit.

Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat
sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat
atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu
usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.
Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Jahe atau Zingiber officinale, adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan
sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk jemari
yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe

5
disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk dalam famili Zingiberaceae
(temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh. Jahe diperkirakan
merupakan tumbuhan pribumi Asia Tenggara. Penyebarannya diperkirakan mengikuti migrasi
yang dilakukan oleh Suku Bangsa Austronesia pada abad ke-4 SM menyeberangi Kepulauan
Melayu dari Cina Tenggara sampai ke Taiwan. Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah
tersebut bersamaan dengan lengkuas, temu putih dan lempuyang.

Tumbuhan jahe dikategorikan sebagai tumbuhan kultigen dan tidak tersedia lagi dalam
bentuk liar di alam. Hal ini disebabkan karena jahe telah kehilangan kemampuannya tumbuh
melalui biji seperti kebanyakan jenis rempah-rempah lainnya dan hanya bisa berkembang biak
melalui reproduksi vegetatif menggunakan akarnya yang merupakan akibat dari seleksi buatan
yang dilakukan manusia. Tumbuhan ini telah lama didomestikasi di India dan Tiongkok. Suku
Bangsa Austronesia menggunakan jahe sebagai bahan-bahan masakan dan juga sebagai
penghangat tubuh dalam ritual kelahiran yang disebut dengan nama "benkidu". Ritual ini
merupakan ritual penghangatan ibu dan bayi baru saja dilahirkan di dalam sebuah ruangan
disebut dengan nama "bilik" dengan paparan api dan pemberian jahe sebagai penghangat selama
sebulan atau 41 hari. Bagi penutur bahasa proto oseanik, jahe digunakan di dalam ritual sihir.
Jahe disebarkan oleh Suku Bangsa Austronesia dengan membawanya dalam pelayaran dan
menanamnya di setiap taman di pulau-pulau yang mereka kunjungi selama berlayar. Kebiasaan
inilah yang menyebabkan jahe tersebar hingga ke Filipina dan Kepulauan Maluku, lalu ke
seluruh Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Pulau Papua sampai ke Selat Malaka. Penyebarannya
terus berlanjut hingga mencapai Eritrea dan Jazirah Arab sebagai pemasok jahe ke wilayah
Rumania dan Yunani untuk digunakan oleh para apoteker dan tabib sebagai bahan antidot seperti
mithridaticum yang secara rutin diminum oleh Mithridates VI dari Pontos. Jahe mulai dikenalkan
ke wilayah Laut Tengah pada Abad ke-1 Era Umum yang dibawa oleh pedagan dan terkenal di
Inggris pada Abad ke 11. Selanjutnya, bangsa spanyol membawanya ke Hindia Barat dan
Meksiko.

1.1.2 Sejarah Tanaman Obat Keluarga


Berikut merupakan sejarah adanya tanaman obat keluarga :

Mesir Kuno
Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 SM), para budak diberi ransum bawang untuk
membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa
itu. Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah
dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman
untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam
Papyrus Ebers. Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktikkan
pengobatan herbal.

Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman
obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 SM), Theophrastus (Tahun 372 SM) dan Pedanios
Dioscorides (Tahun 100 SM) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman
obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan

6
herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat
mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.

Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul
penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini
disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman
untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah
ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data
medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan
bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.

Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya
biara-biara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan
untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya
Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan
dalam perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang
dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-
Tanaman Obat dapat dilakukan. Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis
mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper (1616-1654) dengan
karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged,
diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya
menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah. Sejak saat itu banyak sekali
pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari
Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis
kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat
inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan
dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta
mempertahankan standar-standar praktik pengobatan.

Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan
tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius
(1592-1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere
Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh Hendrik Adriaan van Rheede tot
Draakestein dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan
menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat
digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman
obat-obatan semakin berkembang. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang
digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Penanaman Tanaman Obat Keluarga


Tujuan penanaman tanaman obat keluarga adalah 1) Untuk melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta melestarikan kekayaan alam melalui tanaman yang
ada disekitar kita, 2) Untuk mengetahui berbagai jenis toga dan manfaat serta cara menanamnya
dengan baik dan benar, 3) Memperbaiki status gizi keluarga, 4) Menambah penghasilan
keluarga, 5) Meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, 6) Melestarikan tanaman obat dan
budaya bangsa, 7) Sebagai obat alami untuk keluarga, 8) Memperindah rumah, 9) Peluang binis,
10) Bahan campuran jamu tradisional, 11) Bahan makanan sehari-hari.

2.1.2 Tujuan Pembuatan Laporan Penanaman Tanaman Obat Keluarga


Sedangkan, tujuan ditulisnya laporan penanaman tanaman obat keluarga adalah 1)
Mempelajari dan mengetahui cara menanam TOGA jahe, 2) Mempelajari dan mengetahui cara
merawat TOGA jahe, 3) Mempelajari cara memperoleh tanaman TOGA jahe yang berkualitas.

2.2 Manfaat Laporan


Manfaat dari ditulisnya laporan penanaman tanaman obat keluarga adalah 1) Mengetahui
cara menanam TOGA jahe, 2) Mengetahui cara merawat TOGA jahe, 3) mempelajari cara
memperoleh TOGA jahe yang berkualitas.

2.3 Identifikasi Tanaman Jahe

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Jahe


Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae,
dan genus Zingiber (Simpson, 2006). Kedudukan tanaman jahe dalam sistematika (taksonomi)
tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi :
Angiospermae, Kelas : Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus :
Zingiber, Spesies : Zingiber officinale Rosc. (Rukmana, 2000).

Berikut adalah tiga jenis jahe, berdasarkan buku Sehat dengan Rempah dan Bumbu Dapur
(2016), karya penulis Made Astawan yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas:

8
1. Jahe Putih

Jahe ini juga disebut dengan nama jahe kuning besar, jahe gajah, jahe badak, atau jahe
kombongan. Jahe putih memiliki rimpang yang besar dan gemuk, potongan melintang berwarna
putih kekuningan, berserat sedikit, dan lembut. Jahe gajah biasanya dikonsumsi saat masih muda
atau setelah aroma kurangnya tajam dan rasanya kurang pedas.

2. Jahe Putih Kecil

Nama lain dari jahe jenis ini adalah jahe sunti atau jahe emprit. Jahe ini memiliki
potongan melintang berwarna putih kekuningan, berbentuk agak pipih, berserat lembut, dengan
aroma yang agak tajam. Umumnya, jahe putih kecil dipanen dalam keadaan tua. Jenis jahe ini
memiliki rasa lebih pedas dibandingkan jahe gajah.

3. Jahe Merah

Disebut jahe merah karena warna rimpangnya berwarna jingga muda hingga berwarna
merah. Jahe ini memiliki serat yang kasar, aromanya sangat tajam, dan rasanya sangat pedas.
Jahe merah biasanya dipanen tua dan digunakan sebagai komponen obat-obatan dan jamu.
Sering kali jahe merah diambil oleoresin dan minyak atsirinya sebagai bahan pengobatan. 

2.3.2 Manfaat Tanaman Jahe


Berkaitan dengan unsur kimia yang dikandungnya, jahe dapat dimanfaatkan dalam
berbagai macam industri, antara lain sebagai berikut: industri minuman (sirup jahe, instan jahe),
industri kosmetik (parfum), industri makanan (permen jahe, awetan jahe, enting-enting jahe),
industri obat tradisional atau jamu, industri bumbu dapur (Prasetyo, 2003). Selain bermanfaat di
dalam industri, hasil penelitian Kikuzaki dan Nakatani (1993) menyatakan bahwa oleoresin jahe
yang mengandung gingerol memiliki daya antioksidan melebihi α tokoferol, sedangkan hasil
penelitian Ahmed et al., (2000) menyatakan bahwa jahe memiliki daya antioksidan yang sama
dengan vitamin C. Nutrisi Jahe (tiap 28 g) Kalori 22 Natrium 4 mg Karbohidrat 5 gr Vitamin C
1,4 mg Vitamin E (alfa tokoferol) 0,1 mg Niasin 0,2 mg Folat 3,1 µg Kolin 8,1 mg Magnesium
12 mg Kalium 116 mg Tembaga 0,1 mg Mangan 0,1 mg ADLN Perpustakaan Universitas
Airlangga Skripsi Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc.) var. Gajah Terhadap
Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus) yang Terpapar 2-Methoxyethanol Erinda Trias
Wardani 13 Jahe memiliki rimpang yang kaya akan kandungan poliphenol ternyata dapat
melindungi tubuh dari berbagai polutan yang ada di lingkungan. Efek antioksidan jahe juga dapat
meningkatkan hormon testosteron, LH dan melindungi testis tikus putih yang diinduksi oleh
fungisida mancozeb (Sakr et al., 2009). Jahe yang digunakan sebagai bumbu dapur ternyata juga
dapat melindungi tubuh dari berbagai bahan kimia, hal ini dapat dilihat bahwa jahe dapat
menurunkan kadar glukosa darah, kolesterol dan triasilglyserol pada mencit yang diinduksi oleh
streptozotocin (Al amin et al., 2006) dan juga menurunkan kadar glukosa darah tikus putih yang
diinduksi oleh aloksan (Olayaki et al., 2007). Rimpang jahe juga bersifat nephroprotektif
terhadap mencit yang diinduksi oleh gentamisin, dimana gentamisin meningkatkan reactive
oxygen species (ROS) dan jahe yang mengandung flavonoid dapat menormalkan kadar serum
kreatinin, urea dan asam urat pada tikus percobaan (Laksmi dan Sudhakar, 2010).

9
Penelitian yang dilakukan terhadap 24 mahasiswa pesantren yang diberi minuman jahe
selama 30 hari, memberikan hasil bahwa minuman jahe dapat menurunkan kadar MDA plasma
dan meningkatkan kadar vitamin E plasma dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi
minuman jahe, dari hasil ini menyatakan bahwa jahe berperan sebagai antioksidan dalam proses
peroksidasi lipid dimana dapat diukur dari kadar MDA plasma (Zakaria et al., 2000). Ekstrak
jahe ternyata dapat sebagai radioproteksi dengan menurunkan kadar enzim GPx dan MDA
plasma mencit yang diradiasi oleh fast neutron (Nabil et al., 2009). ADLN Perpustakaan
Universitas Airlangga Skripsi Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc.) var. Gajah
Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus) yang Terpapar 2-Methoxyethanol
Erinda Trias Wardani 14 Stoilova et al., (2007) menyatakan bahwa ekstrak CO2 dari Zingiber
officinale mengandung polyphenol yang menunjukkan kapasitas tinggi sebagai chelator sehingga
dapat mencegah inisiasi radikal hidroksil yang diketahui sebagai pencetus terjadinya peroksidasi
lipid, dengan demikian ekstrak CO2 dari jahe dapat digunakan sebagai antioksidan. Gugus
hidroksi fenolik dehidrozingeron mempunyai aktivitas antioksidan melalui penangkapan radikal
hidroksi (Nugroho et al., 2006).

2.3.3 Ciri-ciri Tanaman Jahe


Berikut adalah ciri-ciri dari jahe : 1) Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi
30 hingga 100 cm, 2) Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat, 3) Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan
panjang 8 hingga 15 mm, 4) Tangkai daun berbulu halus, 5) Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah
berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm, 6) Gagang
bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan
kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua, 7) Jahe mengandung berbagai vitamin dan
mineral. Dalam 100 gram akar jahe segar, terdapat: 79 kalori; 17,86 g karbohidrat; 3,6 g serat
makanan; 3,57 g protein; 0 g gula; 14 mg natrium; 1,15 g besi; 7,7 mg vitamin C; 33 mg
potassium. Nutrisi lain yang ditemukan dalam jahe dalam jahe adalah: vitamin B6; magnesium;
fosfor; zinc; folat; riboflavin; niasin.

2.4 Teknik Menanam Jahe


Berikut adalah teknik menanam jahe : 1) Siapkan alat dan bahan (bibit
jahe,pupuk,tanah,sekam,air beras,polybag,sekop tanaman, baskom), 2) Campurkan
tanah,pupuk,dan sekam dengan jumlah 1:1:1 kedalam satu wadah, 3) Masukkan campuran tanah,
pupuk,dan sekam kedalam polybag sebanyak setengah polybag, 4)Masukkan bibit kedalam
polybag lalu timbun dengan campuran tanah,pupuk, dan sekam, 5) Siram tanaman jahe
menggunakan air beras,6) Letakkan tanaman jahe di tampat yang terkena matahari.

10
2.5 Pemeliharaan Jahe
Berikut adalah cara pemeliharaan jahe dan tanaman obat keluarga lainnya secara umum :
1) Untuk merawat tanaman jahe, kamu perlu menaruh tanaman di tempat dengan suhu 24-30
derajat Celcius. Karena lingkungan yang terlalu dingin akan memperlambat pertumbuhan jahe,
bahkan bisa membuatnya tidak tumbuh. 2) Kamu juga harus memastikan untuk menyiram
tanaman jahe dengan air secara rutin, 3) Memberikan pupuk kandang secukupnya. Hal tersebut
di karenakan pupuk kandang mengandung unsur hara makro maupun mikro yang dibutuhkan
tanaman, 4) Memberikan pupuk organik, karena pupuk organik dapat memperbaiki struktur
tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, 5) Melakukan penyulaman bila terdapat
bibit yang mati atau pertumbuhannya tidak normal, 6) Melakukan penyiraman pada saat
penanaman atau tanaman masih kecil. Tanaman yang sudah besar relatif tidak memerlukan
penyiraman atau seandainya mengkhawatirkan, penyiraman dapat dilakukan dengan perendaman
parit bedengan, 7) Melakukan penyiangan secara berkala yakni dilakukan 1 atau 2 kali selama
masa tumbuh dan bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jahe adalah tumbuhan rempah yang digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional.Memiliki bau yang khas dan cukup menyengat. Cara penanamannya dapat
menggunakan polybag yang diisi tanah yang telah dicampur dengan pupuk dan sekam. Jahe yang
ditanam harus jahe yang telah memiliki tunas. Jahe sendiri berguna untuk penghangat
tubuh,mengurangi mual,rasa sakit,melindungi dari kanker dan peradangan serta membantu
proses detoksifikasi dan mencegah penyakit kulit. Berikut adalah cara pemeliharaan jahe dan
tanaman obat keluarga lainnya secara umum : 1) Untuk merawat tanaman jahe, kamu perlu
menaruh tanaman di tempat dengan suhu 24-30 derajat Celcius. Karena lingkungan yang terlalu
dingin akan memperlambat pertumbuhan jahe, bahkan bisa membuatnya tidak tumbuh. 2) Kamu
juga harus memastikan untuk menyiram tanaman jahe dengan air secara rutin, 3) Memberikan
pupuk kandang secukupnya. Hal tersebut di karenakan pupuk kandang mengandung unsur hara
makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman, 4) Memberikan pupuk organik, karena pupuk
organik dapat memperbaiki struktur tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, 5)
Melakukan penyulaman bila terdapat bibit yang mati atau pertumbuhannya tidak normal, 6)
Melakukan penyiraman pada saat penanaman atau tanaman masih kecil. Tanaman yang sudah
besar relatif tidak memerlukan penyiraman atau seandainya mengkhawatirkan, penyiraman dapat
dilakukan dengan perendaman parit bedengan, 7) Melakukan penyiangan secara berkala yakni
dilakukan 1 atau 2 kali selama masa tumbuh dan bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian
pupuk kandang.

12
BAB IV
LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Dokumentasi Penanaman Tanaman Jahe)

13
(Jahe Putih)

(Jahe Merah)

14

Anda mungkin juga menyukai