Anda di halaman 1dari 6

1

I.PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk memberikan pemahaman dan ketrampilan mengenai
pembuatan lilin aromateraphy
1.2.Dasar Teori
Pada umumnya lilin hanya berfungsi sebagai pengganti lampu dan secara fisik tidak
menarik. Praktikum ini akan membuat lilin aromaterapi yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat
penerangan, media terapi dan penyegar ruangan. Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi
aromaterapi secara inhalasi (penghirupan), yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari
beberapa tetes minyak atsiri dalam wadah berisi air panas. Lilin aromaterapi akan menghasilkan
aroma yang memberikan efek terapi bila dibakar (Primadiati, 2002).
Dewasa ini lilin aromateraphy banyak dijual dipasaran sebagai alat untuk aomateraphy.
Selain itu banyak pula yang dijual sebagai pengharum ruangan, pengusir serangga, atau juga
sebagai penghias pada restoran
1.3.Manfaat Praktikum
Praktikum ini dapat menjadi manfaat dan sebagai informasi dan juga pengetahuan yang
didapat dari praktikum lilin aromateraphy

II.METODE PRAKTKUM
2.1.Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan pada Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Pattimura Ambon.
2.2.Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini berlangsung hari Ra, 8 juli 2016 pukul 08.00 11.00
2.3.Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 36 gram paraffin blok, 4 gram stearin,
0,8 minyak atsiri sedangkan alat yang digunakan adalah kompor, seperangkat panci berbahan
dasar stanless stille, pengaduk kayu/kaca, gelas ukur dan cetakan lilin.
2.4.Prosedur Kerja
o Siapakan cetakan lilin masukan sunbu lilinkedalam cetakan kemudian sumbu di lem pada
bagian dasar cetakan menggunakan plastisin sehingga sumbu dapat tegak berdiri
o Timbang stearin 90 bagian dan paraffin 10 bagian (total stearin dan paraffin adalah 40
gram)
o Masukan stearin dan paraffin secara satu per satu kedalam panci lalu dipanaskan di atas
kompor dengan api kecil, aduk sampai lumer dan semuanya tercampur homogeny
o Angkat panci lalu tuangkan ke dalam gelas ukur kemudian tambahkan minyak atsiri
sebanyak 2%, aduk supaya homogeny
o Tuangkan lilin cair kedalam cetakan lilin, diamkan sampai liln membeku.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil

3.1.1 Hasil pengamatn yang dilakukan secara sensorik


Tabel 3.1.1 Hasil pengamatan yang dilakukan secara sensorik

Kelompok I

Parameter
Warna
Tekstur
Aroma
Kesukaan
Waktu deteksi aroma

Hasil Pengamatan
Putih pekat
Keras
Bau khas minyak kayu putih
Suka
1 menit, 46 detik

Kelompok II

Warna
Tekstur
Aroma
Kesukaan
Waktu deteksi aroma

Putih
Keras
Bau khas minyak melati
Suka
1 menit, 2 detik

3.2.Pembahasan
Pada praktikum kita akan membuat lilin aromatetaphy. Dimana bahan utama yang
digunakan adalah 36 gram stearin, 4 gram paraffin dan 0,8 gram minyak atsiri. Kemudian steatin
dan paraffin dicampur menjadi satu sampai homogen dan dipanaskan menggunakan api kecil.
Setelah itu diangkat dan di tambahkan minyak atisiri . Penambahan minyak atsiri
bertujuan agar pada saat lilin dibakar, aroma khas dari minyak atsiri tersebut dapat tercium oleh
alat sensorik manusia.
Dalam praktikum ini juga, ada beberapa tahap pengujian secara sensorik yang dilakukan
pada lilin aromateraphy dimana warna yang dihasilkan putih pekat karena bahan yang yang
digunakan berwarna putih, tekstur yang dihasilkan keras karena kualitas dari lilin aromateraphy
dilihat dari seberapa banyak kadar stearin yang digunakan dalam pembuatan lilin aromateraphy.
bedanya, dengan lilin dipasaran teksturnya kurang keras sehingga pada saat dibakar dalam

beberapa menit saja lilin tersebut sudah habis terbakar dikarenakan kadar stearin yand digunakan
sangat sedikit, waktu deteksi aroma 1 menit, 46 detik (kelompok 1) dan 1 menit, 2 detik
(kelompok 2) dilihat bahwa pada saat proses tuang lilin cair kedalam cetakan lilin kelompok 1
hanya menggunakan satu cetakan lilin saja dan dibagian tengah lilin masih sedikit basah
sehingga waktu deteksi aroma sedikit lebih lama dibandingkan kelompok 2 dan kelompok 2
menggunakan dua cetakan lilin dan lilin aromateraphy tidak basah sehingga waktu deteksi aroma
sangat cepat dan ini yang membedakan waktu deteksi aroma, tingkat kesukaan aroma yang
dihasilkan pada saat lilin dibakar disukai oleh panelis karena aroma khas dari minyak atsiri
sangat tercium.

IV.PENUTUP

Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan),


yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri dalam
wadah berisi air panas.
Bahan utama yang digunakan 36 gram stearin, 4 gram paraffin dan 0,8 gram minyak
atsiri.
Ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan yaitu warna, tekstur, waktu deteksi aroma,
tingka kesukaan
Kualitas lilin aromateraphy dilihat dari kadar stearin yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA

Association of Official Analytical Chemist. (1984) Official Methods of Analysis of The


Association of Official Analytical Chemist 14th ed AOAC Inc Arlington Virginia
Ketaren S (1984) Pengantar Teknologi Parfum. Jurusan Teknologi Industri Pertanian FATETA
IPB Bogor.
Primadiati Rachmi (2002) Aromaterapi: Perawatan Alami Untuk Sehat dan Cantik. PT Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai