Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • Menanti Senyum Mentari

    Diunggah oleh

    Luh Setiawathi
    529 tayangan1 halaman
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang selalu menantikan datangnya mentari untuk menerangi hatinya setelah hari-hari yang dilaluinya tanpa mentari. Ia merasa sedih karena rembulan hanya memberikan cahaya yang sedikit untuk menerangi kegelapan petang. Pada suatu pagi, ia akhirnya melihat mentari kembali tersenyum dan memberikan cahayanya, sementara rembulan mulai menghilang.

    Deskripsi Asli:

    silakan dicoba

    Judul Asli

    puisi bermajas

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang selalu menantikan datangnya mentari untuk menerangi hatinya setelah hari-hari yang dilaluinya tanpa mentari. Ia merasa sedih karena rembulan hanya memberikan cahaya yang sedikit untuk menerangi kegelapan petang. Pada suatu pagi, ia akhirnya melihat mentari kembali tersenyum dan memberikan cahayanya, sementara rembulan mulai menghilang.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    529 tayangan1 halaman

    Menanti Senyum Mentari

    Diunggah oleh

    Luh Setiawathi
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang selalu menantikan datangnya mentari untuk menerangi hatinya setelah hari-hari yang dilaluinya tanpa mentari. Ia merasa sedih karena rembulan hanya memberikan cahaya yang sedikit untuk menerangi kegelapan petang. Pada suatu pagi, ia akhirnya melihat mentari kembali tersenyum dan memberikan cahayanya, sementara rembulan mulai menghilang.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 1

    Menanti Senyummu Mentari

    Puisi By : Aang Imam

    Hari hari yang kulalui


    Petang tanpa ada mentari
    Kumenantimu mentari
    Menantimu menerangi hatiku lagi

    Mengapa rembulan yang selalu tertawa


    Tak kenal pagi hingga senja
    Rembulan pun selalu sengaja
    Hanya berikanku sepercik cahaya

    Kumenanti mentari datang


    Membawa sinarnya yang terang
    Berharap sang rembulan menghilang
    Dari gelapnya dunia yang petang

    Ada yang berbeda di pagi ini


    Kulihat mentari tersenyum lagi
    Rembulan pun perlahan pergi
    Tersadar ia hanya mampu petangi
    Sanubari ini yang sunyi
    Tanpa tambatan hati

    Anda mungkin juga menyukai