Anda di halaman 1dari 4

REVIEW PEMBUATAN LILIN DENGAN PERBEDAAN PENAMBAHAN

AROMA TERAPI
DARI MINYAK ATSIRI (KENANGA, CENGKEH DAN SEREH)

CANDLE MAKING WITH DIFFERENCES ADDING AROMA THERAPY


FROM ESSENTIAL OIL
(YANGA, CLOVE AND LETRACHOLE) : A REVIEW

Annisa Suci Parawansyah Harahap, Desti Lidya


D III Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya

Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30139
e-mail : annisaannisa393@gmail.com, desti.lidya@polsri.ac.id

ABSTRACT

Candles are one of the alternative lighting tools for lamps. However, along with the development of science and
technology, the function of candles has become diverse, whether it is used as a means of lighting, decoration and also as
aromatherapy candles. Aromatherapy candles are an alternative to aromatherapy applications by inhalation, namely
inhalation of aroma vapors produced from a few drops of essential oils. Indonesia produces 40-50 types of essential oil-
producing plants from 80 types of essential oils traded in the world and only some of these types of essential oils enter the
world market, including patchouli, citronella, agarwood, cloves, jasmine, ylang, eucalyptus, sandalwood. , and vetiver.
Seeing this, the potential for business through plant essential oil extracts is very wide open. One simple method and a
very good business opportunity is to extract essential oils from plants and the results can be modified into aromatherapy.

Key words: Aromatherapy candles, cloves, lemongrass, ylang

1. PENDAHULUAN dari hasil penyulingan dan apakah dapat bermanfaat


Pada umumnya lilin hanya berfungsi sebagai sebagai minyak aromaterapi pada sediaan lilin
pengganti lampu dan secara fisik tidak menarik. aromaterapi.
Penelitian ini akan membuat lilin aromaterapi yang Minyak atsiri digunakan secara luas pada
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat penerangan, media parfum, kosmetik, perasa makanan danminuman, dan
terapi dan penyegar ruangan. Lilin aromaterapi adalah juga pada produk pembersih rumah tangga. Beberapa
alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi minyak atsiri telah lama digunakan secara medis untuk
(penghirupan), yaitu penghirupan uap aroma yang berbagai klaim, dari perawatan kulit hingga pengobatan
dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri dalam kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling
wadah berisi air panas. Lilin aromaterapi akan utama saat ini adalah guna keperluan aromaterapi, yakni
menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila salah satu jenis pengobatan alternatif yang menyatakan
dibakar. Aroma lilin dihasilkan dari minyak atsiri melati bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman
dan lavender yang tergolong ke dalam jenis aroma yang memiliki efek penyembuhan.
mampu memberikan efek terapi menenangkan dan Pada aromaterapi, minyak atsiri dilarutkan
merilekskan (Primadiati,2002). dengan minyak pembawa (minyak zaitun, hazelnut, atau
Lilin aromaterapi dalam pembuatannya almond) dan digunakan untuk pemijatan, disebar ke
menggunakan beberapa bahan dan salah satunya udara menggunakan nebulizer atau lilin aromaterapi.
menggunakan minyak essential yang memiliki wangi Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan
aromaterapi. Aromaterapi sendiri memiliki sifat yang aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki
menenangkan dan juga memiliki aroma yang komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
menyegarkan. Dari bahan alam minyak jeruk dan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah
minyak sereh yang memiliki kandungan minyak digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan
essential, berapakah kadar minyak yang dapat diperoleh makanan dan obat (Buchbauer, 1991). Salah satu cara
merelaksasi pikiransetelah penat di tempat kerja adalah 6. tengahnya. Kemudian masukan campuran
dengan mencium aromaterapi. Segala lelah dan penat parafin dan stearin ke dalam cetankan dan
akan segera hilang dan pastinya akan bisa kembali segar tunggu hingga 2
dan rileks. Ada banyak sekali pilihan aromaterapi yang 7. jam.
hadir di pasaran, salah satunya yang tersedia dalam Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Sari
bentuk lilin aromaterapi. Penggunaan sediaan lilin dan Rizki (2017),li lin aromaterapi dengan
sebagai aromaterapi saat ini seringkali digunakan selain menggunakan metode peleburan terhadap bahan padat.
karena hemat energi karena tidak membutuhkan listrik, Penggunaan paraffin padat dilelehkan terlebih dahulu
hal itu juga memiliki efek samping yang minimal diatas cawan porselain yang diletakkan di atas kompor
karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. spiritus. Selanjutnya menambahkan white oil kedalam
Pengujian klinis efek sedatif dari jeruk dimulai oleh paraffin padat yang telah meleleh, pencampuran
Buchbauer (1993) yang telah membuktikan bahwa tersebut dilakukan sambil diaduk terus menerus, agar
wangi minyak atsiri jeruk dapat menurunkan aktivitas tidak memadat, lalu ditambahkan dengan minyak
lokomotor pada manusia (Buchbauer, 1991). kenanga, cengkeh dan sereh sesuai perbandingan
formula 1, formula 2, formula 3. Setelah ditambahkan
2. METODE minyak atsiri, campuran lilin cair dimasukkan ke dalam
Alat dan Bahan cetakan lilin yang sebelumnya telah dipasang dengan
alat dan bahan pembuatan lilin aroma sumbu.
therapy. Lilin yang sudah jadi selanjutnya dilakukan
Bahan : uji sediaan, yang terdiri dari uji organoleptis dan uji
 Paraffin kesukaan. Perlakuan untuk Uji Organoleptis disini
 Asam stearat dengan menguji warna, bau dan warna. Hasil yang
diperoleh dari uji organoletis dari formula I, II, III.
 Benang katun
bentuk padat, bau khas aromatik untuk formula I bau
 Bahan pengharum ( minyak atsiri
khas aromatik lemah, formula II bau khas aromatik
dari daun jeruk purut )
sedang, dan formula III bau khas aromatik kuat, dan
 Pin pengait sumbu (wiclab) warna lilin untuk keseluruhan yaitu putih. Perlakuan
Alat : untuk uji kesukaan dilakukan terhadap responden
 Panci ganda gelas tuang sejumlah 20 orang, yang telah dilakukan pertanyaan
 Cetakan dengan integrasi pertanyaan agak suka, suka, sangat
 Pengaduk suka, amat
 Thermometer sangat suka. Hasil yang diperoleh yaitu pada formula II
 Pipa kapiler (untuk menentukan memiliki nilai amat sangat suka yang tinggi
titik leleh) dibandingkan formula I dan formula II.
 Timbangan
 Sudip 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Alumunium foil Menurut penelitian Siti, dkk (2020). pada titik leleh
 Beaker glass lilin diukur dengan metode pipa kapiler menggunakan
termometer. Titik leleh diartikan sebagai titik dimana
Pembuatan lilin dilakukan dengan beberapa tahapan terjadinya perubahan fasa dari padat ke cair pada suatu
sebagai berikut:
benda. Titik leleh lilin aromaterapi cengkeh rerata
1. Asam stearat dimasukan ke dalam beaker glas
(1) dan dipanaskan pada suhu 55 c untuk sampel 0 ml (kontrol) adalah 69oC, untuk sampel
2. Tambahkan bahan pengharum (minyak atsiri 3 ml, 68.3oC, untuk sampel 5 ml, 68 oC, sedangkan
cengkeh, sereh, atau kenanga) dan panaskan untuk sampel 7 ml berada pada 67.7oC.
pada suhu 40oc
3. Setelah bahan tadi tercampur kemudian Nilai titik leleh lilin menurun pada setiap sampel
tambahkan sampel paraffin yang sebelumnya dikarenakan banyaknya minyak atsiri cengkeh yang
sudah dipanaskan pada beaker glas (2) pada digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai titik leleh
suhu 50oc . kemudian aduk hingga homogen.
berbanding terbalik dengan nilai penambahan minyak
4. Untuk bahan tambahan minyak cengkeh
perbandingan paraffin dan asam stearat 50:50, atsiri yang digunakan untuk membuat lilin aromaterapi
minyak kenanga dengan perbangian paraffin (Minah et al, 2017). Semakin bertambahnya jumlah
dan asam stearat 90:10, sedangkan minyak minyak atsiri yang digunakan mengakibatkan titik leleh
sereh perbandingan paraffin dan asam stearat lilin aromaterapi semakin rendah (Djanaka at al, 1984).
10: 90.
5. sebelum campuran parafin dan stearin mulai Kesukaan Aroma lilin
mengeras, siapkan cetakan yang telah diberi
sumbu di Kesukaan Aroma Sebelum di Bakar
Minyak atsiri pada lilin aromaterapi untuk netral artinya tidak ada kecenderungan untuk
merupakan sumber utama aroma yang akan terabsorpsi tidak menyukai atau menyukai produk lilin
kedalam lilin dan memberikan aroma khas yang aromaterapi, nilai 4 suka artinya dengan
dimilikinya saat dihirup, akibat dari minyak atsiri yang kecenderungan untuk menyukai lilin aromaterapi, dan
volatil (Agusta 2000). nilai 5 untuk menandai kesukaan panelis terhadap
produk yang diujikan. Hasil penelitian uji keadaan fisik
Pada uji kesukaan terhadap mahasiswa dan untuk warna lilin, yang mendapatkan nilai 5 tertinggi
masyarakat yang berada disekitar STIPER Agrobisnis yaitu pada sampel 7 ml berwarna orange sebanyak
Perkebunanan, mempunyai nilai penilaian yang sama 54%, 0 ml (kontrol) berwarna merah sebanyak 50%, 3
dengan uji organoleptik untuk keadaan fisik lilin. Lilin ml berwarna kuning sebanyak 27%, dan 5 ml berwarna
dengan penambahan minyak atsiri cengkeh sebanyak 7 hijau sebanyak 19%.
ml mendapatkan nilai 5 lebih disukai dengan hasil 58%
dibandingkan dengan lilin dengan penambahan minyak Fisik Lilin
atsirih cengkeh 0 ml sebanyak 0%, 3 ml sebanyak 8%,
dan 5 ml sebanyak 31%, dengan perbedaan kesukaan Uji kesukaan terhadap produk lilin
secara signifikan. Persentase setiap kriteria hasil uji aromaterapi secara keseluruhan (Tidak retak, tidak
aroma sebelum dibakar patah dan tidak cacat) juga melibatkan mahasiswa dan
masyarakat yang berada disekitar STIPER Agrobisnis
Kesukaan Aroma Sesudah di Bakar Perkebunanan sebagai panelis dengan melakukan
pengujian terhadap keadaan fisik lilin aromaterapi. Uji
Sifat lemak yang dimiliki oleh Stearic acid ini termasuk uji organoleptik hedonik dengan nilai 1
juga dapat mengabsorpsi minyak atsiri yang digunakan. untuk sangat tidak suka, nilai 2 untuk tidak suka, nilai
Proses pembakaran mampu melelehkan lilin bersamaan 3 untuk netral artinya tidak ada kecenderungan untuk
dengan penguapan minyak atsiri yang ditambahkan tidak menyukai atau menyukai produk lilin
(Raharja 2006). Uji kesukaan aroma lilin setelah aromaterapi, nilai 4 suka artinya dengan
dibakar dilakukan untuk mendapatkan akuransi data kecenderungan untuk menyukai lilin aromaterapi, dan
untuk penilaian. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui nilai 5 untuk menandai kesukaan panelis terhadap
penerimaan konsumen terhadap produk yang produk yang disajikan.
melibatkan mahasiswa dan masyarakat yang berada
disekitar STIPER Agrobisnis Perkebunanan sebagai
panelis dan sebagai konsumen. Hasil penelitian dari uji
kesukaan aroma lilin sesudah dibakar, menunjukan DAFTAR PUSTAKA
bahwa tingkat kesukaan panelis bernilai 5 terhadap lilin
Aisyah, S. dkk. 2020. web.archive.org. ptimasi
aromaterapi cengkeh dengan penambahan minyak atsiri
Pembuatan Lilin Aromaterapi Berbasis
7 ml mendapatkan hasil tertinggi yaitu 69% Stearicacid dengan Penambahan Minyak Atsiri
dibandingkan dengan lilin dengan penambahan minyak Cengkeh (Syzygium Aromaticum).
atsiri cengkeh 0 ml sebanyak 0%, 3 ml sebanyak 15%, web.archive.org. Vol. 4, No. 01. Hal. 1-11
dan 5 ml sebanyak 46%. Persentase kriteria hasil uji
aroma lilin sesudah dibakar Chang, K.M. dan Chuh, W.S. 2011. Aromatherapy
Benefits Autonomic Nervous System
Keadaan Fisik Lilin Regulation for Elementary School Faculty in
Taiwan. Hindawi.com. Hal. 01-07.
Warna Lilin
Danh, P.H. dkk. 2019. Preparation and
Kesukaan terhadap produk lilin aromaterapi Characterization of Naturally Scented Candles
secara keseluruhan (kemerataan warna) digambarkan Using the Lemongrass (Cymbopogon сitratus)
oleh pengujian keadaan fisik lilin aromaterapi. Uji ini Essential Oil. Researchget.net. Vol. 977. Hal.
01-07.
melibatkan mahasiswa dan masyarakat yang berada
disekitar STIPER Agrobisnis Perkebunanan sebagai
panelis dimana pada uji organoleptik hedonik dengan Dede, A. dkk. 2014. Candle Making A Difference With
nilai 1 untuk sangat tidak suka, nilai 2 untuk tidak Addition Of Aromatherapy Essential Oils Of
suka, nilai 3 untuk netral artinya tidak ada Cananga, Clove And Lemongrass. Academia
kecenderungan untuk tidak menyukai atau menyukai Research. Hal 1-12
produk lilin aromaterapi, nilai 4 suka tidak suka, nilai 3
Defe, L. dkk. 2019. Lilin Aromaterapi dari Minyak
Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis).
jurnal.uns.ac.id. Vol.3, No. 2, Hal, 1-5

Djarot, P. dkk. 2019. Lilin Aromatik Minyak Atsiri


Kulit Batang Kayu (Cinnamomum burmannii)
Sebagai Repelen Lalat Rumah (Musca
domestica). Journal.unpak.ac.id. Vol.9, No. 2.
Hal. 55-64.

Faidliyah, N. M. dkk. 2017. Pembuatan Lilin Aroma


terapi Berbasis Bahan AlamiI. eprints.itn.ac.id.
Vol. 7, No. 1. Hal. 29-34

Halligudi, N. dan Maryam, A.O. 2013. The Science


and Art of Aromatherapy: A Brief Review.
Psu.edu. Vol. 2. No. 2. Hal. 06-14.

Himarni. dkk. 2021. Formulasi Sediaan Lilin


Aromaterapi dari Ekstrak Kecombang
(Etlingera Elatior) Sereh Wangi (Cymbopogon
Nardus L.) dan Cengkeh (Syzygium
Aromaticum). Univrab.ac.id. Vol. 4, No. 2. Hal.
29-36

Nirwati, R. dkk. 2018. Formulasi Sediaan Lilin


Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari
Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin
Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia Swingle). core.ac.uk.
Vol. 4, No. 1, Hal 1-6

Prabandari, S. dkk. 2017. Formulasi Dan Aktivitas


Kombinasi Minyak Jeruk dan Minyak Sereh
pada Sediaan Lilin Aromaterapi. e
journal.poltektegal. Vol. 6, No. 1. Hal 1-3

Sandri, D. dkk. 2016. Optimasi Penambahan Minyak


Atsiri Bunga Kamboja Terhadap Lilin
Aromaterapi dari Lilin Sarang Lebah.
Politala.ac.id. Vol. 3. No. 1. Hal. 01-07

Shah, Y.R. dkk. 2011. Aromatherapy: The Doctor Of


Natural Harmony Of Body & Mind. Ijddr.in.
Vol. 3. No. 01. Hal. 01-09

Sharma Ritu. dkk. 2016. Aromatherapy as a Brain


Tonifier A Review. The Pharma Journal. Vol. 5,
No. 4. Hal. 108-111.

Wardani, D.T.K. dkk. 2020. Ekonomi Kreatif:


Pemanfaatan Limbah Jelantah Untuk Pembuatan
Lilin Aromaterapi. Umy.ac.id. Hal. 01-16

Anda mungkin juga menyukai