Anda di halaman 1dari 11

Makalah Produk Lilin Aromaterapi

Disusun Oleh :

Charisa Dwi Lestari (4311417063)

Lutfiah Nur Hidayati (4301417037)

Putri Adiliani (4301417082)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Lilin

Pada tahun 1900-an, lilin banyak dimanfaatkan sebagai sumber penerangan


buatan.Lilin juga banyak digunakan sebagai pelengkap dekorasi interior dan dalam
upacara tertentu.Lilin termasuk temuan paling awal dari dunia primitif. Ini di dukung
dengan penemuan tempat lilin di Mesir,dari tahun 3000 SM. Lilin adalah sumber
penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.

Sebelum abad ke-19,bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi
(yang banyak mengandung asam stearat).Sekarang yang biasanya digunakan adalah
parafin.Dengan menyebarnya penerangan listrik,saat ini lilin lebih banyak digunakan
untuk keperluan lain,misalnya perayaan ulang tahun,pewangi ruangan,dan lilin
aromaterapi.

Lilin aromaterapi adalah lilin khusus yang terbuat dari minyak esensial dengan
aroma yang begitu menenangkan dan menyenangkan. Lilin aromaterapi juga sudah
digunakan sejak beberapa abad terakhir untuk mereleksasikan suasana serta
meremajakan.

1.2.Jenis-jenis lilin

Paraffin Wax
Paraffin Wax adalah padatan lunak berwarna putih atau tidak berwarna, Paraffin
Wax berasal dari petroleum, batu bara atau serpih minyak, Paraffin Wax yang terdiri dari
campuran molekul hidrokarbon yang mengandung antara dua puluh dan empat puluh
atom karbon.

Bees Wax

Lilin aromaterapi ini diciptakan melalui peternakan lebah. Komponen dari lilin tersebut
menggunakan madu sebagai bahan utamanya sehingga wangi yang dihasilkan sangat
manis dan alami.Lilin ini direkomendasikan untuk digunakan saat tidur atau di kamar
mandi. Dengan ditaruh di kedua tempat yang terbilang kondusif akan memberikan rasa
rileks dan kenyamanan, tetapi lilin tersebut mengeluarkan sedikit asap sehingga
menjadikan lilin ini aman untuk kesehatan.

Soy Wax

Lilin ini dibuat 100% dari kedelai dan diciptakan dengan sistem organik, artinya
diproduksi dengan cara manual. Lilin aromaterapi lebih cepat tersebar ke seluruh
ruangan, Dikarenakan terbuat dari bahan kedelai, maka jika meleleh di permukaan lantai
atau meja akan mudah dibersihkan tanpa meninggalkan jejak.

Palm Wax

Lilin tersebut tidak terlalu menyengat dan mengeluarkan wangi yang lembut. Komposisi
utama palm wax ini adalah kelapa sawit, jadi lilin ini tidak mengandung komponen
kimia. Dengan komponen natural dari lilin tersebut, akan tercipta suasana yang ramah
lingkungan.

Peppermint Candle Wax

Lilin aromaterapi ini memberikan aroma yang sangat segar dan sejuk.Lilin dengan
komponen dari daun mint ini tidak hanya membuat harum suasana ruangan saja, namun
bisa digunakan untuk pelatihan pernapasan paru-paru seperti yoga dan sekaligus menjadi
terapi kesehatan bagi yang penderita penyakit Asma atau Pneumonia

Lilin Aroma Cengkeh dan Cendana

Lilin ini diproduksi dengan aksen segar dari buah citrus dan dilengkapi dengan aroma
bunga khas Indonesia. Selain itu, tumbuhan cendana yang menjadi rempah utama dari
lilin ini memberikan kesan lokal khas tanah Jawa.

Eucalyptus Mint Candle Wax


Lilin dengan aroma perpaduan kayu putih dan mint ini memmiliki aroma yang tidak
menyengat. Aroma dari lilin ini selain tidak berlebihan, juga bisa membantu untuk
mengurangi stres dan bisa digunakan sebagai terapi jika sedang pusing, mual-mual, dan
masuk angin.

Apple and Pear Candle Wax

Lilin ini mengandung sari buah apel dan pir yang menyegarkan, banyak pengguna
mempercayai bahwa lilin ini berkhasiat bisa membangkitkan aroma semangat setelah
melewati hari-hari melelahkan.

Lavender Candle Wax

Aroma dari lavender yang memancarkan suasana menenangkan, wangi dari lilin ini
ampuh untuk mengusir nyamuk-nyamuk yang berkeliaran.Dapat diletakkan di kamar
tidur atau ruang tamu sehingga bisa relaksasi dengan tenang tanpa adanya gangguan
nyamuk.

Aloe Vera Wax

Lilin yang dikomposisi dengan daun lidah buaya ini sangat populer di masyarakat. Wangi
segar dari sari daun lidah buaya ini sangatlah menyegarkan dan bisa membantu untuk
mengurangi gejala pusing di kepala.Aroma lidah buaya ini bisa mengusir nyamuk secara
menyeluruh dan mampu menjangkau area paling luas sekalipun. Bahkan, lilin lidah
buaya ini bisa bertahan hampir 8 jam.

1.3.Minyak atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.
Minyak atsiri tersusun atas komponen volatil yang memiliki ciri khas masing-masing.
Sekarang ini, minyak atsiri sering dimanfaatkan sebagai parfum, kosmetik, obat, bahan
tambahan pada makanan, dan lain-lain.

Minyak atsiri merupakan senyawa yang berbau dan bersifat mudah menguap yang
hanya dapat ditemukan pada 10% dari kingdom plantae dan disimpan pada kelenjar,
rambut, saluran, saluran resin, dan lain-lain. Umumnya, jumlah minyak atsiri pada
tumbuhan sangat sedikit yakni sekitar 1% , akan tetapi terdapat beberapa kasus yang
berbeda contohnya pala dan cengkeh jumlah minyak atsiri yang dihasilkan dapat
mencapai 10%.
Minyak atsiri juga bersifat hidrofobik, larut dalam alkohol, non polar namun
hanya sedikit larut dalam air dengan sebagian besar tak berwarna atau kuning pucat,
dengan pengecualian minyak atsiri berwarna biru dari chamomile dan cairan yang
memiliki massa jenis lebih rendah dari air (sassafras, akar wangi, kayu manis dan
cengkeh).

Terdapat 3 pengklasifikasian dari minyak atsiri yakni :

1. Hidrokarbon
Sebagian besar minyak atsiri terdapat dalam golongan hidrokarbon ini.
Golongan ini mengandung hidrogen dan karbon saja yang diklasifikasikan dalam
terpena. Limonene, myrcene, p-menthane, α-pinene, β-pinene, α-sabinene, pcymene,
myrcene, α–phellandrene, thujane, fenchane, farnesene, azulene, cadinene and
sabinene merupakan contoh dari produk dalam golongan ini. Berikut struktur dari
senyawa yang termasuk golongan hidrokarbon :

2. Ester
Ester memiliki aroma yang harum dan memberikan aroma yang
menyenangkan dan umumnya ditemukan sejumlah besar pada minyak atsiri. Senyawa
– senyawa yang termasuk dalam golongan ini diantaranya linalil asetat, geraniol
asetat, eugenol asetat, bornyl asetat. Ester digunakan sebagai anti-inflamasi,
spasmolitik, sedatif dan anti jamur. Berikut struktur dari senyawa yang termasuk
golongan ester :

3.Oksida
Oksida atau eter siklik memiliki aroma yang terkuat. Oksida yang paling kita
kenal adalah 1,8-cineol karena oksida ini sering ditemukan dalam minyak atsiri.
Contoh oksida lainnya adalah bisabolone oksida, linalool oksida, sklareol oksida dan
ascaridole. Berikut struktur dari senyawa yang termasuk golongan oksida :

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembuatan Lilin Aromatherapi

Alat dan bahan :

Alat : Bahan :

1. panci 1. beewax/ paraffin

2. gelas 2. Crayon aneka warna

3. tali 3. essensial oil

1.Tentukan dulu aroma seperti apa yang diinginkan

Salah satu unsur penting dalam pembuatan lilin aromaterapi adalah aromanya.
Aroma seperti apa yang diinginkan .terlebih dahulu menentukan aroma yang cocok
dengan selera, baru bisa mulai untuk membuatnya. Aroma yang sering digunakan
bersal dari minyak essensial yang bisa beraroma buah, rempah, ataupun bunga.
Contoh yang sering digunakan adalah aroma cymbo atau sereh. (Prabowo et al.,
2006).

2.Sediakan wadah dan serpihan lilin

Siapkan wadah dan serpihan lilin. gunakan wadah yang ramah lingkungan
misalnya seperti wadah kaca ataupun keramik yang sudah bekas dan sudah lama tidak
terpakai. Jangan lupa juga siapkan dan panaskan lilin dalam panci berisi air

3.Tambahkan sedikit potongan krayon berwarna

Jika lilin sudah mulai mencair, tambahkan beberapa potongan kecil krayon
sesuai dengan warna yang diinginkan. Namun ingat, masukan sedikit demi sedikit
agar warnanya bisa terlihat cantik dan sesuai dengan selera.

4.Tambahkan beberapa tetes essential oil

Setelah warnanya sudah terlihat mulai tercampur dan menyatu, bisa mulai
menambahkan beberapa tetes essential oil yang sebelumnya sudah dipilih. Kemudian
tambahkan lima hingga sepuluh tetes sesuai dengan seberapa kuat aroma yang kamu
inginkan.
5.Letakkan dan pastikan kalau sumbu berdiri dengan tegak

Jika sudah, mulai memasukkan sumbu pada lilin yang sudah kamu letakkan di
dalam wadah yang sudah kamu siapkan. Gunakan sepasang sumpit untuk membantu
agar sumbu tetap berdiri dengan tegak.

6.Tunggu hingga kering

Setelah semua proses telah selesai, kamu hanya tinggal menunggu lilin aroma
terapi kering dengan sempurna. Biasanya proses pengeringan ini memakan waktu
beberapa jam sesuai dengan ukuran lilin aromaterapi yang dibuat. Semakin besar dan
tebal ukurannnya maka akan semakin lama proses pengeringan yang dibutuhkan
(Rahman, Adi and Yuliani, 2019)

2.2Manfaat Lilin Aromatheraphy

1.Menciptakan Suasana Nyaman

Lilin-lilin yang menyala, dapat menciptakan suasana yang nyaman di dalam


rumah, terutama lilin aromaterapi. Dengan menyalakan lilin aromaterapi, rumah kita
akan menjadi wangi. Selain itu, lilin juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana dekorasi
yang baik. Bau sudah lama dikaitkan dengan ingatan dan memicu emosi, kita dapat
menciptakan rumah yang nyaman dengan membakar lilin aromaterapi yang memiliki
wangi khas, seperti melati, lavender, vanila, dan kayumanis. Lilin aromaterapi dengan
wangi-wangi tersebut dapat menciptakan suasana nyaman dan bahagia, di dalam
rumah.
2.Mengurangi Stres

Gabungan kombinasi yang baik antara esensial oil dan rempah dapat
meredakan kecemasan dan mengurangi stres. Dalam hal ini, sangat penting untuk
menentukan lilin aromaterapi yang benar. Aroma yang dapat digunakan untuk
meredakan stres di antaranya lavender, peppermint, mawar, lemon balm, dan
mandarin.

3.Membuat Tidur Lebih Baik

Jika mengalami gangguan tidur, lilin aromaterapi dapat menjadi obat alami
yang baik untuk membuat kita mendapatkan tidur yang berkualitas. Aroma yang tepat
untuk bisa mengurangi gangguan insomnia dan membuat kita merasa lebih rileks
adalah lavender, marjoram, chamomile, dan cendana.

4.Meningkatkan Energi

Ketika kamu sedang membutuhkan tambahan energi, lilin aroma terapi juga
bisa digunakan dalam meningkatkan energi pada diri kita. Aroma yang diketahui
dapat menambahkan energi pada tubuh antara lain jeruk bergamot, kayumanis, lemon,
dan jahe.

5.Meredakan Kelelahan Mental

Rasa lelah mental yang dirasakan oleh beberapa orang, sama beratnya atau
bahkan lebih berat dibandingkan dengan lelah fisik. Sangat mungkin bagi kita untuk
meredakan rasa lelah mental tersebut, dengan membakar lilin aromaterapi. Aroma
yang sekiranya dapat menenangkan lelah mental, seperti basil, jeruk bergamot,
eukaliptus, dan peppermint.(Minah et al., 2017).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lilin atau paraffin dapat digunakan sebagai media untuk essensial oil sehingga
berguna dalam membantu essensial oil mendistribusikan wewangiannya sehingga
dapat digunakan sebagai healing atau arometheraphy. Pembuatan lilin aromatherapy
cukup mudah untuk dilakukan sehingga dapat dibuat dalam skala rumahan. Dari hal
tersebut lilin aromatheraphy juga memiliki banyak manfaat baik dari segi ekonomi
maupun bagi tubuh sendiri.
B. Saran

Pembuatan lilin aromatheraphy sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bagi


proses penyembuhan masing-masing karena setiap aroma memiliki manfaat tersendiri
bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, L.; Mirza, M. & Shahmir, F. (2002). The volatile constituents of Artemisia
marschaliana Sprengel and its secretory elements. Flavour Fragr. J., Vol.17, pp. 141-
143.

Bezić, N.; Šamanić, I.; Dunkić, V.; Besendorfer, V. & Puizina, J. (2009). Essential Oil
Composition and Internal Transcribed Spacer (ITS) Sequence Variability of Four
South-Croatian Satureja Species (Lamiaceae). Molecules, Vol.14, pp. 925-938.

Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, , Ch. Plank, , and E. Karamat. 1991.


Aromatherapy: Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after
Inhalation. Journal of Biosciences; 46c, 1067-1072.

Ciccarelli, D.; Garbari, F. & Pagni, A.M. (2008). The flower of Myrtus communis
(Myrtaceae): Secretory structures, unicellular papillae, and their ecological role. Flora,
Vol.203, pp. 85-93.

Gershenzon, J. (1994). Metabolic costs of terpenoid accumulation in higher plants.


Journal of Chemical Ecology, Vol.20, pp. 1281-1328.

Gupta, V.; Mittal, P.; Bansal, P.; Khokra, S.L. & Kaushik, D. (2010).
Pharmacological Potential of Matricaria recutita. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Drug Research, Vol.2, pp. 12-16.

Liolios, C.C.; Graikou, K.; Skaltsa, E. & Chinou, I. (2010). Dittany of Crete: A
botanical and ethnopharmacological. Journal of Ethnopharmacology, Vol.131, pp.
229-241.

Martín, A.; Varona, S.; Navarrete, A. & Cocero, M.J. (2010). Encapsulation and
CoPrecipitation Processes with Supercritical Fluids: Applications with Essential Oils.
The Open Chemical Engineering Journal, Vol. 4, pp. 31-41.

Minah, F. N. et al. (2017) ‘Pembuatan Lilin Aroma Terapi Berbasis Bahan Alami’,
Jurnal Industri Inovativ, 7, pp. 29–34.

Morone-Fortunato, I.; Montemurro, C.; Ruta, C.; Perrini, R.; Sabetta, W.; Blanco, A.;
Lorusso, E. & Avato, P. (2010). Essential oils, genetic relationships and in vitro
establishment of Helichrysum italicum (Roth) G. Don ssp. italicum from wild
Mediterranean germplasm. Industrial Crops and Products, Vol.32, pp. 639-649.

Prabowo, S. et al. (2006) ‘Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan, Konsentrasi Dan


Jenis Minyak Atsiri Pada Pembuatan Lilin Aromaterapi’, Jurnal Teknologi Pertanian,
1(2).

Rahman, H., Adi, H. R. and Yuliani, D. (2019) ‘Pelatihan Pembuatan Lilin


Aromaterapi’, Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, 3(1), pp. 55–60.

Sangwan, N.S.; Farooqi, A.H.A.; Shabih, F.; Sangwan, R.S. (2001). Regulation of
essential oil production in plants. Plant Growth Regulation, Vol.34, pp.3-21.

Wagner, G.J. (1996). Secreting glandular trichomes: More than just hairs. Plant
Physiol. Vol.96, pp. 675-679.

Anda mungkin juga menyukai