Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU

NAMA:PUJI LESTARI
NO :25
KELAS:IX-A

SMP NEGERI 1 TAMBAKROMO


TAHUN PALAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esayang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah remaja ini yang
berjudul “SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU”dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah remaja ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dengan adanya tugas ini semoga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, kami sadar, bahwa sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajarannya, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Dalam penyusunan karyailmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga penulis bisa
menyelesaikan karya tulis ini.
Akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis serahkan segalanya, seiring doa agar semua
pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
dan penulis mengharapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan menambahkan wawasan
bagi kita semua.
22 Desember 2016

Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4.
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. ………………6.
2.1 Kajian Teori...................................................................................... ………6.
2.2 Kerangka Berfikir.......................................................................................10.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN......................................................................11
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................................11
3.2 Teknik Penelitian..........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................12.
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................12
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................13.
5.1 Kesimpulan....................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan membersihkan debu di rumah kadang tanpa akhir karena begitu selesai dibersihkan,
permukaan isi rumah segera ditempeli debu lagi.Debu mengandung partikel-partikel kulit
mati, serbuk tanaman kering, sisa-sisa serangga mati, dan lain-lain.
Tapi bagaimanakah jika kita ingin membersihkan debu di selah selah yang sempit seperti di
selah keyboard komputer atau laptop? Pasti susah jika kita memakai kemoceng atau pun kain
lap. Walau terdengar simpel, cara membersihkan keyboard laptop secara tepat penting
diketahui karena apa pun bisa terjadi ketika berurusan dengan peralatan elektronik. Sebagian
besar di antara kita jarang terpikir untuk membersihkan laptop, padahal hal ini seharusnya
dilakukan secara rutin.Setiap kali mengetik, jari-jari kita mentransfer noda lemak dan kuman
yang tidak kasatmata ke keyboard. Idealnya, Anda perlu membersihkan laptop paling tidak
seminggu sekali guna menjaganya selalu higienis.
Tidak sulit sebenarnya membersihkan laptop, karena kini sudah terdapat alternative
pembersihnya, yaitu slime.Slime pertama kali dipelajari pada awal abad 20 saat ilmu polimer
sintetis ditetapkan, penerapan polimer sintetis itu sudah sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, contoh dari polimer sintetis itu adalah PVC (pipa paralon, lem), Polietena
(kantong plastik), Polipropena (botol plastik), Nilon (tekstil), Teflon (wajan), Poliester (ban
mobil), dan sebagainya.
Pada tahun 1920, pemenang Nobel, Hermann Staudinger menetapkan dasar dan pemahaman
tentang ilmu polimer. Ia menyarankan model molekul baru untuk polimer dimana
molekulnya membentuk suatu rantai, bukan berdiri sendiri seperti yang dikira orang-orang
sebelumnya. Pada 1928, model molekul tersebut akhirnya dikonfirmasi oleh dua orang
ilmuwan Meyer dan Mark.Mereka mempelajari terus mempelajari model molekul tersebut
sehingga pada akhirnya pada tahun 1930an, model molekul Staudinger diterima oleh
masyarakat dan mulai diterapkan, inilah masa penggunaan polimer sintetis dalam kehidupan
sehari-hari.
Banyak pabrik yang menjual mainan berbahan polimer seperti Slime selama bertahun-tahun.
Mainan tersebut tidak hanya diketahui sebagai hiburan untuk anak-anak dan orang dewasa,
tetapi juga diketahui dapat membantu mengembangkan ketangkasan dan kreatifitas. Awalnya
mainan ini hanya berbentuk seperti tanah liat yang dapat dibentuk. Bentuk dari mainan ini
terus berubah dan dimodifikasi seiring berjalannya waktu, seperti penemuan Silly Putty pada
tahun 1950an. Pada tahun 1980an, bermacam-macam mainan Slime mulai dipasarkan. Slime
tersebut dibuat dari bahan-bahan polimer sintetis seperti Polyvinyl Alcohol (PVA, dapat
ditemukan pada lem cair bening), Guar Gums (bubuk yang kaya akan serat) dan
sebagainya.Dengan Slime, barang-barang yang susah dijangkau kemonceng bisa dibersihkan
dengan mudah, karena slime itu sifatnya elastis bisa menyesuaikan bentuk.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang diatas, adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
* Mengapa slime dapat membersihkan debu?
* Apa saja alat dan bahan untuk membuat slime?
* Bagaimana cara membuat slime ?
* Apa saja komponen yang terdapat dalam slime yang dapat membersihkan debu?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengapa slime dapat dijadikan sebagai pembersih debu.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara membuat slime yang aman dan baik.
b. Untuk mengetahui kandungan dan komponen yang terdapat dalam slime.
c. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat slime.
1.4 Manfaat Penelitian
* Dapat mencari alternatif kemoceng serta kain lap sebagai pembersih debu.
* Dapat membersihkan debu di selah selah yang sulit terjangkau dengan mudah.
* Dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang slime untuk pembersih debu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Debu
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh
angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna
dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-
gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak
sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan
pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih
sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi
partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber
SPM yang cukup penting.Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan
penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan
oleh emisi kendaraan bermotor.
1. Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
2. Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami
atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat,
peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan baik organik maupun anorganik.
2.1.2 Macam-macam dan Karakteristik Debu
A. Macam-Macam:
Secara garis besar debu dapat dibagi atas 4 macam yaitu:
1. Debu organik adalah debu yang berasal dari makhluk hidup seperti debu kapur, debu
daun-daunan
2. Debu biologis (virus, bakteri).
3. Debu mineral merupakan unsur senyawa komplek seperti arang batu, SiO2, SiO3.
4. Debu metal adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam (Pb, Hg, Cd,
dan Arsen).
B. Sifat dan karakteristik debu:
Debu memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda antara lain:
· Debu fisik (debu tanah, batu, dan mineral).
· Debu kimia (debu organik dan anorganik).
2.1.3 Dampak dari Debu
Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan
sebagai berikut:
a) Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna
bangunan dan pengotoran.
b) Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori pori
tumbuhan sehingga mengganggu jalannya fotosintesis.
c) Merubah iklim global regional maupun internasional.
d) Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial
ekonomi di masyarakat.
e) Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan
pernafasan, dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung
pada:
· Solubity (mudah larut)
· Komposisi kimia
· Konsentrasi debu
· Ukuran partikel debu.
2.1.4 Slime
Slime itu adalah mainan unik yang terbuat dari pencampuran lem (PVC dan PVA) dengan
cairan borax (tenang, borax itu adalah zat yang sama yang terdapat pada deterjen agan/sista
dirumah).
Secara ilmiah, slime dikategorikan dalam cairan non-newtonian. Cairan non-newtonian itu
adalah sifat cairan yang tidak mengikuti hukum Newton, dimana hukum Newton itu
menyatakan bahwa tingkat kekentalan cairan itu konstan dan tidak berubah, seperti air akan
terus cair dan encer mengikuti wadah dan menyesuaikan bentuk tak tergantung berapapun
tekanan yang diciptakan pada air tersebut. Nah beda dengan slime, cairan ini tidak seperti air,
tingkat kekentalannya akan berbeda tergantung tekanan yang diberikan pada cairan ini, misal
tekanannya rendah ia akan mengalir secara perlahan, tapi jika tekanannya tinggi (dibanting,
dirobek) ia akan menjadi keras dan tidak cair.
2.1.5 Komponen Slime
Komponen dasar slime adalah karet polisakarida guar atau alkohol yang mengandung
polimer (seperti polivinil alcohol), dan ditambah dengan natrium tetraborat. Di Indonesia
sendiri banyak yang bereksperimen untuk membuat Slime menggunakan bahan polivinil
asetat, yang biasanya ada di lem dan ditambah dengan slime activator (bahan yang bisa
digunakan untuk menggumpalkan cairan slime). Ada banyak bahan yang bisa digunakan
sebagai slime activator, contohnya seperti borax bubuk, obat tetes mata, air softlens, beberapa
jenis deterjen cair, deterjen bubuk dan obat sariawan GOM. Hasilnyapun bermacam –
macam, ada yang hanya putih polos, ada juga yang berwarna bening, warna pelangi dan
masih banyak lagi. Berikut penjabarannya:
1. Polinivil Alcohol
Poli (vinil alkohol) (PVOH, PVA, atau PVAl) merupakan polimer sintetik yang larut dalam
air. Memiliki rumus ideal [CH2CH (OH)]. Hal ini digunakan dalam pembuatan kertas, tekstil,
dan berbagai lapisan. Warnanya putih (tidak berwarna) dan tidak berbau. Hal ini kadang-
kadang diberikan sebagai manik-manik atau sebagai solusi dalam air.
2. Natrium Tetraborat (Boraks)
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang mempunyai sifat dapat
mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks sering digunakan
oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie bihun,
kerupuk, maupun lontong. Keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi(tidak boleh
ada dalam kadar berapapun, red.) karena sangat berbahaya bagi kesehatan, olehsebab itu
penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar kadar boraks dalam makanan) oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Polivinil asetat
Polivinil asetat (Bahasa Inggris: Polyvinyl acetate, PVA atau PVAc) adalah suatu
polimerkaret sintetis. Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat (vinyl acetate
monomer, VAM). Senyawa ini ditemukan di Jerman oleh Dr. Flitz Klatte pada 1912.
Hidrolisis sempurna atau sebagian dari senyawa ini akan menghasilkan polivinil alkohol
(PVOH). Rasio hasil hidrolisis ini berkisar antara 87% - 99%. Adapun yang ini adalah yang
itu (YIaYIu) dan yang itu bukan yang manapun (YIBYMP).
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk bahan-bahan berpori,
khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang paling sering digunakan, baik sebagai "lem
putih" atau "lem tukang kayu" (lem kuning). "Lem kuning" tersebut juga digunakan secara
luas untuk mengelem bahan-bahan lain seperti kertas, kain, dan rokok. PVA juga umum
dipakai dalam percetakan buku karena fleksibilitasnya dan tidak bersifat asam seperti banyak
polimer lain. Lem Elmer adalah merk lem PVA terkenal di Amerika Serikat.
PVA juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat (yang lebih mahal), digunakan pada
kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil akrilat. PVA juga bisa digunakan untuk
melindungi keju dari jamur dan kelembapan. PVA bereaksi perlahan dengan basa membentuk
asam asetat sebagai hasilhidrolisis. Senyawa boron seperti asam borat atau boraks akan
terbentuk sebagai endapan. Boraks inilah yang biasa digunakan untuk menggumpalkan cairan
slime.
2.1.6 Jenis Jenis Slime
1. Original Slime
Ini adalah slime umum atau yang biasa kita jumpai dipasaran atau banyak orang yang
membuatnya. Cirinya adalah kenyal dan memiliki warna yang tidak transparan.
2. Barell O' Slime
Nama yang bagus untuk slime yaitu barell o' slime, yaitu slime yang di buat dengan warna
hijau tapi masih mengedepankan sisi terang atau transparan. Biasanya di buat dengan
campuran clear glue yang merk pasarannya yaitu o'glue dan diberi pewarna makanan yang
cerah.
3. Clear slime
Slime ini warnya bening. Saya sangat menyukainya, karena terkesan lebih bersih. Slime ini
menggunakan bahan berupa clear glue atau lem yang bening atau transparan, jadi tidak
menutup kemungkinan hasilnya juga sangat bening seperti kaca. Selain itu slime ini juga
tidak di beri pewarna apapun.
4. Gell slime
Sifatnya kenyal seperti jelly, karena dikasih beberapa bahan seperti jelly tawar yang
sebelumnya telah di panaskan terlebih dahulu lalu dicampurkan bersama adonan slime yang
akan dibuat. Lem yang di gunakan juga masih menggunakan o' glue.
5. Milky slime
Dari nama dan gambarnya saja kita tau bahwa milky slime ini merupakan slime yang
memiliki warna layaknya susu. Ya benar, karena dalam pembuatannya dikasih bubuk susu
tawar, jangan yang manis karena akan menimbulkan semut berdatangan. Selain white milk,
Anda yang ingin memberi warna pada slime ini maka bisa menggunakan bahan susu
strawberry atau lainnya.
2.1.7 Manfaat Slime
Kalau ditinjau dari segi fungsi, kegunaan slime tidak lain dan tidak bukan sebagai alat
permainan jari, atau melatih kelenturan otot-otot jari. Slime bisa digunakan sebagai alat
untuk pembersih keyboard dan benda benda lainnya. Jika kamu yang punya jiwa seni slime
bisa menjadi sebuah hasil karya yang indah dan menawan sehingga bisa menjadi ladang
bisnis. Kita tidak menjual kegunaannya tetapi menjual keindahan dan nilai seni yang
terkandung didalamnya.
2.2 Kerangka Berfikir
Polivinil asetat merupakan salah satu kandungan yang terdapat dalam lem. Polivinil asetat
merupakan perekat yang terdapat pada slime dan memudahkan slime untuk mengangkat debu
dan kotoran serta melewati selah yang terpencil.
Natrium tetraborat (boraks) merupakan bahan yang memiliki sifat dapat mengembangkan,
memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks inilah yang menyebabkan lem dapat
menggumpal membentuk slime dan menjadikannya kenyal.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Percobaan ini dilaksanakan di rumah penulis yang dilakukan sesuai dengan teknik – teknik
penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan dalam 1 hari. Dilaksanakannya percobaan ini pada
tanggal 21 Desember 2016.
3.2 Teknik penelitian
a. Alat
- Wadah
- Pengaduk
b. Bahan
- Lem
- Air
- Sabun
- Insto/slime act
- Pewarna makanan
c. Cara Kerja
Adapun cara membuat slime yang aman dan mudah yakni sebagai berikut :
1. Tuangkanlah lem pada wadah, setelah anda menuangkan lem, masukkan air ke dalam
wadah bersama lem lalu di aduk hingga merata sampai merata keseluruh campuran.
2. Setelah merata, masukkan pewarna makanan secukupnya dan aduk merata
3. Kemudian, masukkan sabun hingga sedikit menggumpal
4. Masukkan slime activator pada campuran lem povinal secukupnya. Sambil diaduk-
aduk, tuangkanlah sedikit demi sedikit slime activator hingga campurannya betul-betul
menggumpal dan menjadi seperti gel.
5. Slime sudah jadi dan siap untuk membersihkan debu pada keyboard.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan didapati hasil pembersihan debu dengan slime yang
menggunakan boraks.
Jumlah kandungan boraks pada slime
Hasil
Sedikit
Debu yang melekat tidak ada
Sedang
Debu yang melekat banyak
Banyak
Debu yang melekat sedikit
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembersihan debu dilakukukan dengan berbagai cara yang bertujuan untuk mengetahui cara
membersihkan debu manggunakan bahan slime. Pembersihan debu dilakukan selama kita
membersihkan debu yang ada dengan perbandingan banyak boraks pada slime, itu
mempengaruhi dalam menyerap debu. Berdasarkan hasil pembersihan debu menggunakan
slime ini adalah slime yang mengandung boraks tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak
lebih baik hasilnya daripada slime yang mengandung sedikit boraks maupun mengandung
banyak boraks. Hal ini menunjukkan bahwa boraks yang digunakan dalam slime itu sedang –
sedang saja maka proses pembersihan ini akan semakin bersih.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa slime dapat
membersihkan bagian sela – sela kecil. Namun, dengan jumlah boraks yang tidak terlalu
banyak dapat membersihkan debu lebih bersih dibandingkan dengan boraks yang banyak.
Dengan adanya slime, kita dapat mempermudah membersihkan bagian sela – sela dan tidak
harus menggunakan kemoceng.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang penulis peroleh maka penulis memberikan saran
supaya
Diharapkan setelah membaca karya ilmiah ini, para pembaca dapat memacu kreativitas
khususnya para anak – anak.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta.
Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII. Jakarta.
Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas IX. Jakarta.
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai