Anda di halaman 1dari 19

KOLOID

COLLOID
Standar Kompetensi : Memahami koloid , suspensi,dan larutan sejati
Competence Standard : Comprehends colloid , suspention,dan real solution

Kompetensi Dasar : mengidentifikasi koloid, suspensi, dan larutan sejati


Basic Competence : identifies colloid, suspension, and real solution

TUJUAN PEMBELAJARAN - PURPOSE OF STUDY


1. Siswa mampu membedakan campuran homogen dan heterogen melalui pengamatan
dengan benar.
1. Student can differentiate heterogeneous and homogeneous mixture passed
observation truly.
2. Siswa mampu membuat laporan hasil percobaan dengan benar.
2. Student can make report result of attempt truly.
3. Siswa mampu mengelompokkan campuran menjadi larutan, koloid, dan suspensi
dengan benar.
3. Student can group mixture to become condensation, colloid, and suspension truly.
4. Siswa mampu menyebutkan perbedaan larutan, koloid dan suspensi berdasarkan sifat
campuran, fasa, dan ukuran partikel dengan benar.
4. Student can mention condensation difference, colloid and suspension based on
mixture character, phase, and particle size truly.
5. Siswa mampu menjelaskan cara pembuatan partikel koloid dengan kondensasi,
desintegrasi dan atau gabungan keduanya dengan benar.
5. Student can explain way of making of colloid particle with condensation, desintegrasi
and or aliance both truly.

PENGELOMPOKAN CAMPURAN MIXTURE CLASSIFICATION

Di bawah ini ada beberapa perbedaan yang dapat diamati antara larutan sejati, sistem
koloid dan suspensi kasar. Perhatikanlah tabel berikut!

Here there are some differences that can be observed between real solutions, colloid
system and suspension. Pays attention to following table!

Larutan Sejati Koloid Suspensi Kasar


No
Real solution colloid suspention
1 Secara makroskopis bersifat
Homogen, tak dapat Heterogen
homogen tetapi heterogen jika
dibedakan walaupun (campuran), dapat
diamati dengan mikroskop ultra
menggunakan dibedakan secara
(campuran antara homogen dan
mikroskop ultra kasat mata
heterogen)
2 Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
3 Satu fasa Dua fasa Dua fasa
4 Diameter partikel lebih Diameter partikel lebih
Diameter partikel antara 1-100 nm
kecil dari 1 nm besar dari 100 nm

45
5 Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring kecuali dengan Dapat disaring dan
dan tak dapat
penyaring ultra dan tak memisah dapat memisah ketika
memisah ketika
ketika didiamkan didiamkan
didiamkan
6 Jernih Agak keruh Tidak jernih
7 Bersifat transparan Dapat
dan meneruskan Dapat menghamburkan cahaya menghamburkan
cahaya cahaya

JENIS - JENIS KOLOID KINDS OF COLLOID


Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi
yaitu ;
Classification of colloid base on kind of dipersed phase and dispersing phase are :

1. Aerosol - Aerosol

Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi padat atau cairan dan fase pendispersinya
gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat.
Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa
zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).
Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.

Colloid system from solid particle or liquid dispersion in gas called as aerosol. If a matter
dispersion in the form of solid matter called as solid aerosol. Example of a solid aerosol :
muffler discard dirt. While a matter dispersion in liquid called as liquid aerosol. Example
of a liquid aerosol: hairspray and douche.To yield aerosol is required an impeller material
( aerosol propellant). Example of aerosol propellant which many applied is CFC and CO2.

2. Sol - Sole
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol :
putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang
terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan,
permata (gem).
Colloid system from solid particle which dispersed in liquid is called as sole. Examples of
sole: protein, mud water, ink, paint and others. Colloid system from solid particle which
dispersed in solid matter is called as solid sole. Examples of solid sole: bronze, brass,
jewel ( gem).

3. Emulsi. Emulsion
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat sedangkan
sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat
terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air
dalam minyak.Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air
dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat: jelly,
mutiara, opal.
Emulsi terbentuk karena pengaruh adanya suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya
sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diperoleh campuran
stabil yang disebut emulsi.
Colloid system from liquid which dispersed in other liquid is called as an emulsion. While
colloid system from liquid which dispersed in solid matter is called as solid emulsion
otherwise colloid system from liquid which dispersed in gas is called as gas emulsion.
This condition can occure when both liquids are not dissolve each other.
Emulsion is classified into 2 part that are oil-in-water emulsion and water-in-oil
emulsion.Example of oil-in-water emulsion : coconut mink, milk, latex. Example of water-
in-oil emulsion : mayonnaise, cod, petroleum. Example of solid emulsion : jelly, pearl,
opal.
Emulsion is formed by influence of an emulsifier ( emulgator). For example soap is mixed
in oil and water mixture, hence mixture produced would be stable so-called emulsion.

4. Buih - Effervescence
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan
dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakaran. Contoh buih cair :
krim kocok (whipped cream), busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung
pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak
dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
Colloid system from gas which dispersed in liquid is called as effervescence, while colloid
system from gas which dispersed in solid matter is called as solid effervescence.
Effervescence is applied in processing of metal seed and equipment of fire extinguisher.
Examples of liquid effervescence: cream shakes ( whipped cream), soap spume.
Examples of solid effervescence : lava, biscuit.
Effervescence can be made by flowing a gas into matter containing effervescer and
stabilized by effervescer like soap and protein. When effervescence is not desired, hence
effervescence can be broken by matters like ether, isoamil and alcohol.

5. Gel - Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku
disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi
medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar,
semir sepatu, mutiara, mentega.
Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab
semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.

Colloid system from liquid which dispersed in solid matter and has character of semi rigid
is called as gel. Gel can be formed from a sole which the dispersed matter adsorps its
dispersing medium so it can make a colloid which rather solid. Examples of gel: jelly,
shoe polish, pearl, butter.
Gas with gas mixture doesn't form colloid system but a solution because all gases mixed
homogeneously in all comparison.

Sistem koloid dapat dikelompokkan, seperti tabel berikut :


Fase Medium Nama
No Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
1 Gas Cair Busa/Buih Buih sabun, krim kocok
2 Gas Padat Busa padat Batu apaung, karet busa
3 Cair Gas Aerosol Awan, kabut
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan
5 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara
6 Padat Gas Aerosol padat Asap, debu
7 Padat Cair Sol Cat, kanji, tinta
Kaca berwarna, paduan
8 Padat Padat Sol padat
logam

SIFAT - SIFAT KOLOID


COLLOIDS PROPERTIES

Sifat-sifat khas yang dimiliki oleh koloid diantaranya adalah :

1. Efek Tyndall
Sifat penghamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu
sifat ini dinamakan Tyndall. Efek Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid
dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari hari dapat diamati dari langit yang
tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Character dissemination of light by a colloid is found by John Tyndall, therefore this
character named Tyndall. Tyndall Effect is applied to differentiate system colloid from
real solution, example of in daily life, it can be observed from sky that look blue or
sometimes red / orange.

Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati. Hal ini
dapat dilihat dengab adanya berkas sinar pada larutan. Kanji memiliki partikel-partikel
koloid relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar. Sebaliknya Na2Cr2O7 memiliki
partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit
diamati.
Besides that other example is at starch colloid and Na2Cr2O7 solution , hence light/ray is
interspersed by system colloid but not interspersed by real solution. This thing can be
seen in light through a solution. Starch has a relative big colloid particle that able to
intersperse light/ray. On contrary Na2Cr2O7 has particles that is relative small so that
scattering happened is rather small and difficult to be observed.

Contoh dari effect tyndall: examples of effect tyndal

2. Gerak Brown - Brownian Motion


Dalam mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika pergerakan
titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus dengan
pola zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858), seorang ahli
botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan pada
permukaan air dan mikroskop. Gerak partikel koloid dalam medium pendispersinya
disebut gerak brown.
In ultra microscope, colloid particle would seen as point of light. If movement of light
point or particle is followed, the particle moves continuously in zigzag pattern. This thing
first time observed by Robert Brown (1773-1858), English botanist in the 1827. He was
observing prilled of plant gist on water surface and microscope. Colloid particles
movement in its dispersing medium is called brownian motion.

Bagaimana gerak brown dijelaskan? Partikel partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. System koloid dengan
medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan.
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan
cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi
gerak zigzag atau gerak brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown. Gerak Brown
dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi
kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown
semakin lambat.
How is brownian motion explained? Particles of a matter always move. The movement
has the random character like liquid and gas. Particles of system colloid with liquid or gas
dispersing medium produce hammering. The hammering takes place from all directions.
Sufficiently small colloid particle, hammering tends to uneven. And causes change of
direction of particle so caused zigzag motion or brownian motion. The smaller colloid
particle size is the faster brownian motion. The greater particles size will cause Brownian
motion slower. Brownian motion is influented by temperature. The higher temperature of
a system, the greater of energy kinetic owned by medium particle is. As a result,
Brownian motion from its dispersed phase is faster. The lower temperature of a system,
the slower Brownian motion is.
Contoh Gerak Brown:

2. Adsorbsi Koloid
Adsopsi didefinisikan sebagai penumpukan zat zat dalam suatu permukaan. Dalam
kaitannya dengan koloid , adsopsi didefinisikan sebagai peristiwa penyerapan muatan
muatan listrik oleh suatu lapisan koloid yang disebabkan oleh kemampuan partikel
partikel koloid untuk menarik partikel partikel kecil lainnya. Kemampuan ini
dihasilkan karena adanya tegangan permukaan yang tinggi pada koloid, sehingga
tegangan permukaan ini cenderung untuk menjaga partikel partikel yang menempel
pada permukaan koloid untuk tetap berada pada permukaan tersebut.

Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat
adsorbsi digunakan dalam proses:
Colloid adsorbtion is absorbtion of matter or ion at colloid surface. Character adsorbsi
I is applied in process:
1. Pemutihan gula tebu. Cana sugar whitening.
2. Norit. Norit.
3. Penjernihan air. Water depurating.
Contoh: koloid dalam obat diare dan cairan dalam usus akan menyerap kuman
penyebab diare.
Example: colloid in diarrhoea drugs and dilution in intestine will permeate germ cause
of diarrhoea.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan (+). Adanya
muatan senama maka koloid Fe(OH)3, akan tolak-menolak sesamanya sehingga
partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. Koloid As2S3 akan
mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-) dan tolak-menolak
dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
Colloid Fe(OH)3 adsorbs ion H+ becomes loading (+). The existence of namesake
charge hence colloid Fe(OH), tolak-menolak its(the humanity would so that colloid
particles will not be each other gang. Colloid As2S3 mengadsorbsi ion OHdalam
condensation will so that will charge (-) and tolak-menolak with its(the humanity,
hence colloid As2S3 will not gang.

Contoh gambar adsorbsi:

4. Muatan Koloid dan Elektroforesis - Colloid Charge and Elektroforesis


Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika
ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan
tujuan untuk menggumpalkan debunya .
Colloid Charge is determined by ion charge that absorbed on colloids surface.
Electrophoresis is particle of colloid movement influented by electric field .
Because particle of colloid has a charge so it can make a move in electric field. If into a
colloid is entered a direct current through electrode, hence colloid that has a positif
charge will make a move towards negative electrode and after coming in negative
electrode it will be neutralized by charge and Iump the colloid ( coagulation)..
Example: factory flue attached by metal plate loading electrics as a mean to crumples its
dirt.
5. Koagulasi Koloid - Coagulation of Colloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
coagulation of Colloid is flocculation of colloid because electrolyte which its charge at the
oposite. Example: dirt at water crumpled by alum so water becomes limpid.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:


Factors cause coagulation:

Perubahan suhu. Temperature change


Pengadukan. Agitating .
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas). Add an ion with big charge
( example: alum).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif. Mixing positive colloid and
negativity colloid.

Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:


Colloid will experience coagulation by the way:

1. Mekanik - Mechanically
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat. It is
done with heating, cooling or quick stirring.

2. Kimia. Chemically
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
With addition of electrolyte ( acid, alkaline, or salt).

Contoh - Example :

susu + sirup masam > menggumpal


milk + acid syrup -> coagulate

lumpur + tawas > menggumpal


mud + alum -> coagulate

- Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.


Contoh : Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3
yang bermuatan negatif.

- By mixing 2 kinds of colloid with charge which at the oposite.


Example : Fe(OH)3 which haves positif charge Iump will coagulated whwn mixed with
As2S3 which haves negative charge

6. Koloid Pelindung - colloid Protector


Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya
agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung : gelatin yang merupakan koloid
padatan dalam medium air. Gelatin biasa digunakan untuk mencegah pembentukan kristal
es yang kasar sehingga diperoleh es krim yang lebih lembut.
Colloid Protectior is a colloid system that added at other colloid system to obtaine a stable
colloid. Example of a colloid protector : gelatine which is solid colloid in water medium.
Gelatine commonly use to prevent harsh ice crystal former so it produce ablander cream.

7. Koloid liofil dan koloid liofob - lyofillic Colloid and lyophobic colloid
Koloid jenis ini terjadi pada sol. Sol liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka (dapat
mengikat) pada cairan (fase pendispersinya). Sol liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak
suka pada cairan (fase pendispersinya). Pada koloid liofil pengikatan medium pendispersi disebabkan
oleh gaya tarik menarik (berupa gaya elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi.
This kind of colloid is happened at sole. Liofillic sole is a colloid which its dispersed phase likes ( can
tie) to its dilution phase ( its dispersed phase). Lyophobic sole is colloid which its dispersed phase
doesn't like to its dilution ( its dispersed phase). This lyofillic colloid cordage of medium dispers
because of attractive force to draw ( in the form of electrostatic style) in each tip of molecule bunch is
dispersion.

Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi
menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil.
Sole liofob/ hydrophobe is easy to be coagulated with a little addition of electrolyte, but
becomes more stable if it is added by colloid protector like lyofillic colloid.

Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
Here is more complete explanation about lyofillic and lyophobic colloid:

a. Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup
besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun,
deterjen
a. Lyofillic Colloid ( likes dilution) is a colloid where contain a big enough electrostatic force
between dispersed phases and dispersion medium. Examples, starch dispersion, soap,
detergent.

b. Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh: dispersi emas, belerang dalam air
b. Lyophobic colloid ( doesn't like dilution) is a colloid contain a weak or even no
electrostatic force between dispersed phases and dispesion medium. Examples: gold
dispersion, brimstone in water

Sifat-Sifat Sol Liofil Sol Liofob


Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan Tidak dapat dibuat hanya
mencampurkan fase terdispersi dengan dengan mencampur fase
medium terdispersinya terdispersi dan medium
pendisperinya
Muatan partikel Mempunyai muatan yang kecil atau tidak Memiliki muatan positif atau
bermuatan negative
Adsorpsi Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi Partikel-partikel sol liofob tidak
medium medium pendispersinya. Terdapat proses mengadsorpsi medium
pendispersi solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan pendispersinya. Muatan
medium pendispersi yang teradsorpsi di partikel diperoleh dari adsorpsi
sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel-partikel ion yang
partikel sol liofil tidak saling bergabung bermuatan listrik
Viskositas Viskositas sol liofil > viskositas medium Viskositas sol hidrofob hampir
(kekentalan) pendispersi sama dengan viskositas
medium pendispersi
Penggumpalan Tidak mudah menggumpal dengan Mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan
Sifat reversibel Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil Irreversibel artinya sol liofob
dapat dipisahkan dengan koagulasi, yang telah menggumpal tidak
kemudian dapat diubah kembali menjadi dapat diubah menjadi sol
sol dengan penambahan medium
pendispersinya
Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang lemah Memberikan efek Tyndall yang
jelas
Migrasi dalam Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau Akan bergerak ke anode atau
medan listrik tidak bermigrasi sama sekali katode, tergantung jenis
muatan partikel

PEMBUATAN KOLOID - COLLOID MAKING

Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil
partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan siystem koloid sol,
yaitu :
Colloid particle size has a size between solutions and suspensions particles, in consequence
way of making it can be done by enlarging solutions particle or minimizes suspensions
particle. Hence, there are two basic methods in making of sole colloid system, these are :

1. Metode kondensasi - Condensation method


merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk
partikel-partikel berukuran koloid
Is a method joins its small particles of real solution to form colloid particles size.
2. Metode dispersi - Dispersion method
merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga menjadi partikel-partikel
berukuran koloid
Is a method that breaks big particles to become colloid particles size.

1. METODE KONDENSASI
1. CONDENSATION METHOD

Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk partikel-partikel


berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan
dengan cara kimia
A method which small particles of real solution joins to form colloid particles size. Sole colloid
is made by this method generally done chemically.

a. Dekomposisi Rangkap - Double Decomposition


Misalnya:
* Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
* Sole As2S3 is made by flowing H2S slowly through cool As2O3 solution until sole As2S3
formed with light rust color.

As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2S3 (koloid) + 3H2O(l)


(Koloid As2S3bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-).
Colloid As2S3 haves negative charge because its surface adsorb ion S2-

* Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
* Sole AgCl is made by mixing AgNO3 solution and HCl dilute;

AgNO3 (aq) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

b. Reaksi Hidrolisis - Hydrolysis Reaction


Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Hydrolysis is a reaction a matter with water.
Misalnya :
* Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dilakukan dengan memanaskan
larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
* Sole Fe(OH)3 can be made by hydrolyzed FeCl3 solution done by heating FeCl3 solution or
hydrolysis reaction of Fe salt in boiling water;

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)


(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)
( Colloid Fe(OH)3 haves positif charge because its surface adsorb H+ ion)

* Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
* Al(OH)3 Sole can be obtained from hydrolysis reaction of Al salt in boiling water;

AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

c. Reaksi Reduksi - Oksidasi (redoks) .


Reaction Of Reduction - Oxidation ( redox)
Misalnya :
* Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
* Gold sole or Au sole can be made by reducing its salt solution by dissolving AuCl3 in
organic reductor like formaldehyde HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)

* Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirinya gas H2S ;
* Brimstone sole can be made with reducing SO2 dissolved in water by flowing it gas H2S ;

2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)

d. Penggatian Pelarut Solvent changes


Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang
semula larut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya;
This way is done by changing medium dispersed so that dispersed phase which is dissolved
before will colloidal after changed its solvent. For example;

>> Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belerang harus terlebih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang
akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam
air.
>> To make brimstone sole which is difficult to dissolve in water but easy to dissolve in
alcohol like ethanol with medium dispersed water, brimstone first must be dissolved in
ethanol until its saturated. Then brimstone solution in the ethanol is added little by little into
stirred water. So Iump brimstone will have colloid particle size because of degradation of
brimstone solution in water.

> Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih
dahulu dalam air, kemudian baru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi
kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat :
>> On the contrary, calcium acetate which is difficult to dissolved in ethanol, first it is
dissolved in water, then it is added by ethanol hence calcium acetate colloid is formed.

2. METODE DISPERSI - DISPERSION METHOD

Metode ini dilakukan dengan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid
yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode
ini, yaitu :
This method is done by broke harsh particles become colloids size which then will be
dispersed in its dispersion medium. There are 3 ways in this method, those are :

a. Cara Mekanik - Mechanically


Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang
digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam :
Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb
Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb
Industri kimia Industri untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna
Industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan

Sistem kerja alat penggilingan koloid :


Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel yang
kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian, terbentuklah
partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium
pendispersinya untuk membentuk sistem koloid.
Contoh kolid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, sol belerang dsb.

b. Cara Peptisasi.
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis
ataupun pelarut tertentu.

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin


Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3
Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk
dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan
positif

Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem kolid.
Contohnya; gelatin dalam air. Example Jelly peptization by water ; rubber by gasoline

PEMBUATAN KOLOID COLLOID PURIFICATION


Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga
kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan, yaitu :

1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada
permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-
ion dan molekul molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid
biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat
mengadsorbsi. Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke
dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang
mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu
akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan tertinggal.

Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi
pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah
untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya
dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel
kolid seperti sel-sel darah merah.

2. Elektrodialisis.

Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara
kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput
semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion
akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan.

Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid.


Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut
elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.

3. Penyaring Ultra.
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas
saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring
tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering
berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan
harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan
teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan
ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

APLIKASI KOLOID - THE APPLICATION OF COLLOID

KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI - COLLOID IN DAILY LIFE

Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat
yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala
besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid disukai oleh industri untuk diaplikasikan
untuk produksi cukup luas. Selain dalam bidang industri, sistem koloid juga banyak dapat
kita jumpai dalam kedokteran, pertanian, dsb;
Characteristic property of colloid which important, is very useful to mix matters which
undissolve each other homogeneously and stable in big scale production. Because of this
character, colloid system is favored by industry to be applied on wide production. Beside on
industry, colloid system also seen on medical, agriculture, etc;

1. Penggumpalan darah Agglutination of blood


Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negative. Jika terdapat luka
kecil, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil septik atau tawas yang mengandung
ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan
partikel koloid protein dan membantu penggumpalan darah.

2. Pembentukan delta di muara sungai - Deltoid forming in river estuary


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif.
Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika
air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir
dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

3. Pengambilan endapan pengotor - Retrieval of sediment of pollutant


Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat
pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat
pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk
menarik partikel-partikel koloid.

4. Pemutihan gula Sugar whitening

Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid
tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna
tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan
5. Penjernihan Air. Water Depurating
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2(SO4)3).
Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi

ULANGAN KOLOID

1. Di antara zat berikut yang termasuk aerosol ialah....


a. kaca berwarna d. Mutiara
b. cat e. Kabut
c. busa sabun
Pembahasan:
Aerosol mempunyai fasa terdispersi cair dan fasa pendispesi gas. Contoh: kabut,
awan, hair spray.
Jawab: E
2. Di bawah ini terdapat berbagai contoh koloid, manakah dari contoh tersebut yang
tergolong sol liofil?
a. kabut d. susu
b. uap NH4Cl e. agar-agar
c. busa sabun
Pembahasan:
Sol liofil adalah partikel-partikel padat dari koloid yang mengadsorpsi molekul-molekul
cairan dan terbentuk selubung di sekitar patikel padat, contoh: agar-agar, sol agar-
agar ini jika dipanaskan akan menjadi gel.
Jawab: E
3. Sistem koloid yang dibuat dengan mendispersikan zat padat ke dalam cairan disebut....
a. aerosol d. sol
b. emulsi e. agar-agar
c. buih
Pembahasan:
Jelas sistem koloid dimana fase terdispersinya padat dan pendispersinya cairan.
Jawab: D
4. Diberikan reaksi pembuatan koloid sebagai berikut....
(1) FeCl3(aq) + 3H2O(1) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
(2) 2H2(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(1)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) 3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah.....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
Pembahasan:
Reaksi hidrolis pada pembuatan koloid yaitu menambahkan air dengan tujuan
mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel koloid.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
Larutan sejati air panas sol
Jawab: A
5. Contoh koloid di bawah ini yang merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah....
a. kabut
b. embun
c. asap
d. buih
e. batu apung
Pembahasan:
Asap merupakan sistem koloid padat dalam gas.
Jawab: C
6. Pemberian tawas dalam proses air minum dimaksudkan untuk....
a. mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih
b. membunuh kuman yang berbahaya
c. menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
d. menghilangkan bau tak sedap
e. memberikan rasa segar pada air
Pembahasan:
Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas
(K2SO4.Al2(SO4)3). Koloid Fe(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi,
menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.

Jawab: A
7. Di antara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:
1. larutan kalsium asetat + alkohol
2. belerang + gula + air
3. susu + air
4. minyak + air
5. agar-agar yang dimasak
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah....
a. 1 dan 5
b. 1 dan 3
c. 2 dan 5
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
Pembahasan:
Koloid yang berubah menjadi gel (larutan padat) adalah pada percobaan:
1) larutan kalsium asetat + alkohol dipanaskan gel
2) agar-agar yang dimasak menjadi padat gel)
Jawab: 1 dan 5
Jawab: A
8. AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif. Larutan yang paling baik untuk
mengkoagulasikan koloid ini adalah....
a. kalium fosfat d. besi hidroksida
b. magnesium sulfat e. margarin
c. barium nitrat
Pembahasan:
AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif dan akan terkoagulasi bila dicampurkan
dengan partikel koloid yang bermuatan positif, misalnya Fe(OH)3.
Jawab: D
9. Sebutkan dua fasa pada sistem koloid?
Pembahasan:
Sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu:
a. Fasa terdispersi
b. Fasa pendispersi
10. Apakah perbedaan sifat fasa terdispersi dan pendispersi, berikan pula contohnya?
Pembahasan:
Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), contoh: susu
Fasa pendispersi bersifat kontinu, contoh: air
11. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan melalui dua cara, sebutkan
dan jelaskan!
Pembahasan:
a. Cara kimia
Pertikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi, seperti reaksi hidrolis, reaksi reduksi
oksida atau reaksi subtitusi.
b. Cara fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan
pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.
12. Jelaskan cara dispersi busur Bredig pada pembuatan sol-sol logam?
Pembahasan:
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan
dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut
mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini
merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
13. Mengapa partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati?
Pembahasan:
Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel
larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak
dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
14. Berikan contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari!
Pembahasan:
a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal
besar es atau gula.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena meng-gunakan suatu koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen merupakan jenis koloid pelindung.
UJI KOMPETENSI KE-4
KOLOID
KERJAKAN SOAL SOAL DI BAWAH INI !
1. Cara pembuatan sistem koloid dengan jalan mengubah partikel-partikel kasar menjadi pertikel-partikel
koloid disebut
a. cara kondensasi
b. cara suspensi
c. cara koagulasi
d. cara mekanik
e. cara elektrolisis
2. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan .
a. elektrolisis
b. elektroforiesis
c. dialisis
d. dekantasi
e. presipitasi
3. Buih adalah system dispersi dalam bentuk .
a. zat warna terdispersi dalam zat cair
b. zat cair terdispersi dalam gas
c.gas terdispersi dalam zat padat
d.gas terdispersi dalam zat cair
e.zat cair terdispersi dalam zat cair
4. Yang bukan merupakan system koloid adalah .
a. lateks
b. air sadah
c.tinta gambar
d.margarine
e.batu apung
5. Larutan koloid dimurnikan dengan cara .
a. kristalisasi
b. ultra mikroskop
c.dialisis
d.distilasi
e.penguapan
6. Kabut adalah system koloid dari .
a. gas dalam zat cair
b. zat cair dalam gas
c.gas dalam gas
d.gas dalam zat padat
e.zat cair dalam zat cair
7. Yang temasuk koloid padat dalam gas adalah .
a. kabut
b. embun
c.asap
d.buih
e.batu apung
8. System koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut .
a. liofil
b. dialisis
c.hidrofil
d.elektrofil
e.liofob
9. Fase terdispersi dan medium pendispersi yang terdapat pada koloid aerosol adalah .
a. gas dalam cair
b. cair dalam padat
c.cair dalam cair
d.padat dalam padat
e.cair dalam gas
10. Fase terdispersi dan medium pendispersi dari asap adalah .
a. cair dalam gas
b. padat dalam gas
c.gas dalam cair
d.padat dalam padat
e.gas dalam padat

11. Mutiara adalah system koloid .


a. padat dalam cair
b. cair dalam cair
c.cair dalam padat
d.gas dalam cair
e.gas dalam padat
12. Di antara zat berikut yang termasuk aerosol adalah .
a. kaca berwarna
b. cat
c.busa sabun
d.mutiara
e.kabut
13. Contoh sol liofil dalam system koloid adalah .
a. gula dalam asam nitrat
b. agar-agar dan air
c.karbon dan air
d.belerang dan air
e.As2S3 dan air
14. Tawas dapat dipakai sebagai deodorant sebab dapat .
a. mengkoagulasi molekul penimbul bau
b. melarutkan molekul penimbul bau
c.mendifusi molekul penimbul bau
d.bereaksi dengan molekul penimbul bau
e.mengadsorbsi molekul penimbul bau
15, Prinsip dasar penjernihan air meliputi .
a. koagulasi dan adsorbsi
b. koagulasi dan pengendapan
c.koagulasi dan penyaringan
d.adsorbsi dan penyaringan
e.adsorbsi dan pengendapan
16. Jika minyak kelapa bercampur dengan air, maka akan terjadi dua lapisan terpisah. Suatu emulsi akan terjadi
bila campuran ini dikocok dan ditambahkan .
a. air panas
b. air es
c.asam
d.sabun
e.tawas
17. Campuran lemak dan air dalam susu tidak memisah, sebab .
a. lemak dan air berwujud cair
b. lemak dan air tidak bereaksi
c.lemak larut baik dalam air
d.lemak lebih kental daripada air
e.lamak dan air distabilkan oleh kasein
18. Proses yang terjadi dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid adalah .
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c.penggunaan tawas pada pewarnaan tekstil
d.penggunaan kaporit
e.warna biru langit pada siang hari yang cerah
19. Zat berikut yang tidak membentuk koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah .
a. agar-agar
b. kasein
c.belerang
d.gelatin
e.susu
20. Minyak dan air dapat bercampur baik apabila dikocok dengan air sabun. Hal ini disebabkan .
a. sabun menurunkan tegangan permukaan
b. molekul sabun memiliki bagian polar dan nonpolar
c.berat jenis minyak dan air dibuat serupa oleh sabun
d.buih sabun mengandung udara yang mencegah memisahnya minyak
e.sabun memiliki daya pembersih yang sangat kuat

Anda mungkin juga menyukai