Bila
dua
fasa
dalam
sistem
satu
komponen
berada
dalam
dP
P T
T
G
dT
P
P
G
dP
T
T
dT
P
dP S S
S
dT V V
V
S
Karena
H
T
dP
S
dT TV
maka
persamaan
Clapeyron
dapat
disederhanakan
dengan
V V g Vl V g
RT
Vg
P
Bila
maka persamaan menjadi
dP PH v
dT
RT 2
dP H v
dT
P
RT 2
P2
H v
1
P P dP R
1
ln
T2
dT
T1
P2 H v 1 1
P1
R T2 T1
ln
P2 H v T2 T1
P1
RT1T2
entalpi
pendekatannya
penguapan
dapat
suatu
diperkirakan
cairan
dengan
tidak
diketahui,
menggunakan
harga
Aturan
Trouton, yaitu
S penguapan
H penguapan
Tdidih
88 J / K .mol
Kalor
adalah
energi
yang
dipindahkan
akibat
adanya
perbedaan
Satuan Kalor.
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5
C.
Dalam sistem British, 1 Btu
adalah kalor
T2
Bila harga c tidak konstan : Q = m c dT
T1
Catatan : untuk gas kalor jenis biasanya dinyatakan untuk satu mol
bahan, dsb kalor jenis molar,
Q = n c T
c (kal/gr. Co)
0,215
0,0924
0,0308
0,107
0,0305
0,056
0,056
Bahan
Kuningan
Kayu
Glas
Es (-5 C)
Alkohol
Air Raksa
Air (15 C)
c (kal/gr. Co)
0,092
0,41
0,200
0,50
0,58
0,033
1,00
penting
dalam
sediaan
farmasetik
karena
memberikan
pengaturan yang dapat diterima dan bentuk yang cocok untuk beberapa
bahan berminyak yang tidak diinginkan oleh pasien (2).
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu : (5)
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam fasa
air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa
minyak (5).
Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu
emulgator yang aktif permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan.
Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antarmuka permukaan
air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globulglobul fasa terdispersinya (5).
Mekanisme kerja emulgator surfaktan, yaitu :
1.
membentuk
lapisan
monomolekuler
surfaktan
yang
dapat
hukum
Gibbs
kehadiran
kelebihan
pertemuan
penting
yang lebih
tergantung pada
mesifase
yang
khas,
yang
banyak
dibentuk
dalam
ketergantungannya dari struktur kimia tensid/air, suhu dan seni dan cara
penyiapan emulsi. Daerah strukturisasi kristal cair yang berbeda dapat
karena pengaruh terhadap distribusi fase emulsi.
4.
sebagai
globula-globula
terhadap
yang
lain.
Walaupun
umumnya kita berpikir bahwa emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat
dapat diguanakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan
untuk sejumlah kepentingan yang berbeda (3).
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang
mencegah koslesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya
menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan)
menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan
dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan dari fase, hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama
pencampuran (2).
Menurut teori umum emulsi klasik bahwa zat aktif permukaan
mampu menampilakn kedua tujuan yaitu zat-zat tersebut mengurangi
tegangan
permukaan
(antar
permukaan)
dan
bertindak
sebagai
suatu
lapisan
antarmuka
yang
halus-pembatas
Tipe system
36
A/M emulgator
79
8 18
M/A emulgator
13 15
15 18
Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil
surfaktan tersebut, sedang makin tinggi nilai HLB surfaktan akan makin
hidrofil. (6)
Cara menentukan HLB ideal dan tipe kimi surfaktan dilakukan
dengan eksperimen yang prosedurnya sederhana, ini dilakukan jika
kebutuhan HLB bagi zat yang diemulsi tidak diketahui. Ada 3 fase:
a.
Fase I
Dibuat 5 macam atau lebih emulsi suatu zat cair dengan sembarang
campuran surfaktam, dengan klas kimi yang sama, misalnya campuran
Span 20 dan Tween 20. Dari hasil emulsi dibedakan salah satu yang
terbaik diperoleh HLB kira-kira. Bila semua emulsi baik atau jelek maka
percobaan diulang dengan mengurangi atau menambah emulgator.
b.
Fase II
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB di sekitar HLB yang
diperoleh dari fase I. dari kelima emulsi tersebut dipilih emulsi yang
terbaik maka diperoleh nilai HLB yang ideal.
c.
Fase III
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB yang ideal dengan
menggunakan bermacam-macam surfaktan atau campuran surfaktan.dari
emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang
paling baik (ideal) (6).
Daftar Pustaka
http://amaliasholehah.files.wordpress.com/2008/04/kstb-fasa.doc
http://faculty.petra.ac.id/herisw/Fisika1/13-kalor.doc
http://muhammadcank.files.wordpress.com/2010/02/emulsi.doc