Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Destilasi dan Ekstraksi


Dosen : Munawarohthus Sholikha, M.Si.

Nama :

Lidiana Sulfi 21334006

S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL JAKARTA
2021
DESTILASI

I. Tujuan
Memisahkan kompenen – Kompenen suatu larutan dengan cara destilasi

II. Prinsip Destilasi


Proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih

III. Dasar Teori

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
tingkat volalitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu.
Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses
berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih
cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan
campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan. Aplikasi destilasi dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala industry. Perbedaan utama
destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem ketersinambungan. Pada skala
laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala
laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang di urutkan
berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling volatile akan dipisahkan terlebih dahulu.
Dengan demikian, zat yang paling tidak volatile akan tersisa pada bagian paling bawah.
Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari
awal. Pada destilasi skala industry, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam
komposisi konstan. Fraksi yang di inginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati,
dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses
destilasi. Destilasi mempunyai peranan yang sangat banyak dalam kehidupan manusia.
Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak 4 bumi. Minyak bumi
dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu didasarkan pada perbedaan titik didih. Alkohol
yang terbentuk dari proses fermentasi juga dimurnikan dengan cara destilasi. Minyak-
minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat dipisahkan melalui destilasi. Banyak sekali
minyak atsiri alami yang dapat diperoleh dengan cara destilasi, yakni minyak serai, minyak
jahe, minyak cengkeh, dsb.

Minyak kayu putih juga didapatkan dengan cara destilasi (anonim, 2013) Destilasi
ada beberapa macam, yaitu:

1. Destilasi sederhana Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.

2. Destilasi bertingkat Untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang dekat.

3. Destilasi Azeotrop Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih


komponen yang sulit dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Destilasi uap Memisahkan zat senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik
didihnya cukup tinggi. Aplikasi distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak dari tumbuhan lainnya. 5 Destilasi uap adalah istilah umum untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air.

5. Destilasi vakum Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi,
metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari
1atm sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan
untuk mendestilasinya tidak terlalu tinggi.
IV. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
Satu set alat destilasi yaitu : a. KMnO4 (Kalium Permanganat)
a. Labu Ukur b. Aquadest 150 mL
b. Thermometer c. HCl (Asam Klorida)
c. Kondensor d. NH4OH (Ammonim Hidroksida) 5 mL
d. Penghubung Erlenmeyer e. AgNO3 (Perak Nitrat)
e. Selang Pendingin f. HNO3 (Asam Nitrat)
f. Statif dan Klem
g. Gelas Ukur
h. Gelas Kimia 600 ml
i. Kertas Lakmus

V. Prosedur Kerja Destilasi


1. KMnO4 dengan Aquadest
a. Siapkan dan pasang set alat destilasi sederhana
b. Masukan sejumlah KMnO4, aqua dest dan batu didih ke dalam labu didih
c. Panaskan
d. Catat temperature pada saat tetesan pertama destilat keluar
e. Amati warna hasil destilat

Lakukan hal yang sama kepada : HCl, NH4OH, AgNO3, HNO3

A. Percobaan I Destilasi KMnO4 dengan Aquadest


Destilasi KMnO4 (Titik Leleh : 464oF)

PERHITUNGAN PEMBUATAN

Titik leleh KMnO4 : 464℉ → 240 ℃  Menyiapkan alat alat dan bahan yang
akan di gunakan.
Perhitungan :  Siapkan dan pasang set alat destilasi
sederhana.
5
℃= × ( 464 – 32 )  Tambahkan KMnO4 (kalium
9
permanganat) secukupnya ke dalam
5 50ml Aquadest sampai terjadi warna
= × 432
9 ungu yang cukup jelas. Masukan
larutan ini ke dalam labu destilasi.
= 240 ℃  Kemudian di panaskan.
 Lalu di catat tempratur pada saat
Titik didih Aquadest : 212℉ → 100
℃ tetesan pertama destilasi keluar
(menentukan titik didih yang keluar).
Perhitungan :  Tamping destilasi ke dalam gelas
kimia.
5  Lalu amati warna hasil destilasi
℃= × ( 212 – 32 )
9

5
= × 180
9

= 100 ℃

B. Percobaan 2 Destilasi NH4OH ( ammonium hidroksida ) dengan Aquadest


PERHITUNGAN PEMBUATAN

Titik didih NH4OH : 38℃  Menyiapkan alat dan bahan yang


ingin di gunakan , lalu bersihkan labu
Titik didih Aquadest : 212℉ → 100 dan keringkan.

 Siapkan dan pasang set alat destilasi
Perhitungan : sederhana.
 Tambahkan NH4OH kira kira 5 ml
5 kedalam kira kira 50ml Aquadest .
℃= × ( 212 – 32 )
9  Sebelum di panaskan di cek terlebih
dahulu dengan lakmus dan cium
5 baunya dengan hati hati.
= × 180
9
 Kemudian catat hasilnya.
= 100 ℃  Kemudian di panaskan dan di catat
tempratur pada saat tetesan pertama
destilasi keluar.
 Kemudian hasil destilasi di uji
kembali dengan lakmus.
C. Percobaan 3 Destilasi HCL dengan aquadest
PERHITUNGAN PEMBUATAN

Titik didih Aquadest : 212℉ → 100  Menyiapkan alat dan bahan yang
℃ ingin di gunakan , lalu bersihkan labu
dan keringkan.
Perhitungan :
 Siapkan dan pasang set alat destilasi
5 sederhana.
℃= × ( 212 – 32 )  Mula mula cek HCl dan AQUADEST
9
dengan lakmus, dan amati hasilnya.
5  Tambahkan kira kira 5ml larutan HCl
= × 180
9 encer kedalam kira kira 50ml air, lalu
di masukan ke dalam labu.
= 100 ℃
 Kemudian di panaskan, setelah di
Titik didih HCl : 123 ℉ → 50,556 ℃ panaskan di cek tempratur pada saat
tetesan pertama destilasi keluar.
Perhitungan :  Kemudian hasil detilasi di masukan
kedalam tabung.
5  Ada 2 tabung reaksi :
℃= × ( 123 – 32 )
9 -larutan HCl awal +¿ AgNo3 +¿ NHO3
-larutan destilasi +¿ AgNo3 +¿ NHO3
5
= × 91  Amati warna hasil destilasi dan uji
9
dengan lakmus.
= 50,556 ℃  Lalu membandingkan hasil reaksi HCl
awal dan sesudah di destilat
 Amati dan cacat hasilnya
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

No Jenis Cairan Suhu Awal Titik Didih Warna Hasil Waktu Tetesan
. Pertama
1. KMnO4 00C 920C Bening 8 menit
2. NH4OH 00C 900C Bening 9 menit 20 detik
3. HCl 00C 880C Bening 7 menit 29 detik

No Jenis cairan Lakmus sebelum Lakmus sesudah Kesimpulan


. destilasi destilasi
1. KMnO4 Merah  Merah Merah  Merah Merupakan larutan
Biru  Merah Biru  Biru netral.

2. NH4OH Merah  Biru Merah  Merah Sebelumnya adalah


Biru  Biru Biru  Biru larutan basa dan
setelah di destilasi
menjadi netral

3. HCl encer Merah  Merah Merah  Merah Sebelumnya adalah


Biru  Merah Biru  Biru larutan asam dan
setelah di destilasi
menjadi netral

Pada percobaan mendestilasi Kalium permanganat (KMnO4), 20 tetes KMnO4


ditambahkan ke dalam 50 ml aquadest akan menghasilkan warna ungu yang sangat jelas,
dan pada saat dipanaskan dengan labu destilasi dan bunsen menyala selama 15 menit
hingga mencapai titik didih 1000C, muncul tetes pertama destilasi KMnO4 pada waktu
menit 8 dengan suhu 920C dan hasil destilasi di tampung dengan gelas ukur 10 ml
menghasilkan 4,2 ml larutan hasil destilasi.
Pada percobaan mendestilasi Ammonium Hidroksida (NH4OH) ke dalam 50 ml
aquadest menghasilkan warna cokelat dan pada saat ditest dengan kertas lakmus merah
berubah menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru menjadi biru yang artinya larutan
tersebut bersifat basa. Setelah dipanaskan selama 15 menit hingga mencapai titik didih
1000C dengan labu destilasi dan bunsen yang menyala, muncul tetes pertama destilasi
NH4OH pada waktu 9 menit 20 detik dan kemudian hasil destilasi ditampung pada
beaker glass dan diukur kembali dengan kertas lakmus merah menghasilkan warna
merah sedangkan lakmus biru menjadi warna biru, yang artinya larutan hasil destilasi
tersebut dalam kondisi netral.

Pada percobaan mendestilasi Asam Klorida (HCl) encer ke dalam 50 ml aquades tidak
menghasilkan warna dan setelah di test dengan kertas lakmus merah menjadi merah
sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah yang artinya larutan tersebut dalam
keadaan asam. Setelah dipanaskan 15 menit hingga mencapai titik didih 100 0C, muncul
tetes pertama destilasi HCl pada waktu 7 menit 29 detik dan kemudian hasil destilasi
ditampung pada beaker glass dan di test kembali dengan kertas lakmus merah merah
menjadi merah dan kertas lakmus biru menjadi biru, yang artinya larutan hasil destilasi
tersebut dalam kondisi netral
Pada proses penambahan larutan HCl encer yang belum di destilasi dan HCl encer
yang sudah didestilasi dengan AgNO3 dan HNO3 menghasilkan warna putih.

Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diperoleh :


1. Destilasi adalah proses pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap.
Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan dan dilanjutkan
dengan mengkondensasikannya menjadi cair yang disebut destilasi.
2. Aplikasi dari metode destilasi yang paling umum dapat djumpai dalam pembuatan
minyak atsiri.
3. Komponen dari alat destilasi ialah tabung reaktor, kondesor, pipa penyalur, dan burven.
4. Macam – macam destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi,
destilasi tilas uap, dan destilasi vakum.
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan destilasi, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar
dari destilasi ialah memisahkan atau memurnikan larutan berdasarkan perbedaan titik
didih. Tujuan destilasi ialah memisahkan air dari kontaminan yang mempunyai titik didih
lebih tinggi dari air, proses yang terjadi pada destilasi meliputi perubahan fase cair
menjadi fase uap dengan pendidihan dan kemudian zat tersebut mengembun kembali
karena adanya proses pendiginan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Tim Dosen Kimia Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN : Jakarta
Rusir. 2013. Pemisahan Kimia. Universitas Bandung. Erlangga
Jurnal Undip. Tinjauan pustaka bab II. Dipononegoro Soebagio. 2013. Kimia Analitik II.
Jakarta : IMSTEP
pubchem.ncbi.nlm.nih.gov
EKSTRAKSI

I. Tujuan
Memisahkan suatu zat dari campurannya dengan cara ekstraksi pelarut

II. Prinsip Ekstraksi


Proses pemisahan berdasarkan perbedaan distriusi antara dua zat yang tidak saling
bercampur.

III. Dasar Teori

Pemisahan secara ekstraksi merupakan pemisahan tidak langsung karena


ekstraksi dengan menggunakan suatu pelarut (solvent) akan menghasilkan suatu
larutan baru (ekstrak) yang harus dipisahkan lebih lanjut dengan distilasi atau
evaporasi. Sedangkan pemisahan secara distilasi dan evaporasi merupakan pemisahan
langsung dengan hasil yang diperoleh berupa bahan murni. Dibandingkan dengan
proses distilasi pada penguapan air untuk larutan encer, maka ditinjau dari segi
ekonomi akan lebih ekonomis bila dilakukan secara ekstraksi. Selain itu ekstraksi juga
merupakan suatu alternative yang menarik jika dibandingkan dengan distilasi.

Berdasarkan prosesnya, Ekstraksi dibedakan menjadi :


1. Ektraksi cair-cair
Yaitu proses pemisahan cairan daari suatu larutan dengan menggunakan cairan
sebagai bahan pelarutnya.
2. Ekstraksi Padat-Cair
Yaitu proses pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan cairan sebagai
bahan pelarutnya.

Adapun macam-macam dari metode ekstraksi :


Ekstraksi secara dingin
1. Maserasi
Merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu
kamar. Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung kompenen
kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung benzoin, tiraks dan
lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana dan mudah
dilakukan. Sedangkan kerugiannya anatara lain embutuhkan waktu yang cukup lama
selama masa perendaman, cairan pelarut yang digunakan cukup banyak, tidak dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks
dan lilin.
2. Perkolasi
Adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah
kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan kompenen secara efisien.
Ekstraksi secara Panas

1. Refluks
Merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan
balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan
terhadap pemanasan. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatile yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada
selama reaksi berlangsung sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air
atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis
senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.

2. Soxhletasi
Merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu atas bulat setelah melewati pipa sifon.
Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang
lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, pelarut yang digunakan
lebih sedikit dan pemanasannya dapat diatur . sedangkan kerugiannya, karena
pelarut digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadauh di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh
panas. Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat dgunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalkan heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan
karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di
dalam wadah.

3. Destilasi Uap
Adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukan
untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung
kompenen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.

Polar dan Non Polar


 Polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
electron pada unsur-unsurnya. Kelarutan dapat larut dalam air.
 Non Polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar electron pada unsur-unsur yang membentuknya. Kelarutannya
tidak dapat larut dalam air.

Lapisan pelarut organik dapat dibawah atau diatas lapisan air, hal ini tergantung dari
kerapatan pelarut organik. Misalnya suatu larutan mengandung suatu zat terlarut yang
lebih baik melarut dalam pelarut organik. Jika larutan dalam air tersebut dikocok
dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air dan kemudian didiamkan,
maka akan terjadi dua lapisan zat air dimana sebagian besar dari zat terlarut akan
berpindah kelapisan pelarut organik. Dalam keadaan ini zat yang terlarut ‘terekstrak’.
Jika ektraksi dilakukan dalam corong pemisah, maka lapisan bawah dapat dipisahkan.
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus merupakan pelarut yang baik bagi zat
terlarut yang akan diekstraksi. Dalam suatu ekstraksi dikenal perbandingan distribusi
‘D’ yang didefinisikan sebagai:

konsentrasi zat terlarut dalam fasa organik


D=
konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
Dalam praktek kesempurnaan ekstraksi harus diketahui, Persen
ekstraksi ‘E%’ ada hubungannya dengan ‘D’,
D
%E = 100 [ ]
D+Va /Vo
Va =volume fasa air
Vo = volume fasa organik
Jika Va = Vo, maka :
D
%E = 100 [ ]
D+ 1
Biasanya satu kali ekstraksi tidak cukup. Oleh karena itu lapisan ekstrak pada
ekstraksi pertama dipisahkan, lalu kemudian di estraksi lagi dengan pelarut organik
yang baru. Cara ini dilakukan sampai beberapa kali. Jumlah persen zat terlarut yang
terekstrak sebanyak n kali dengan pelarut organik yang baru (Va = Vo) : %E = 100 -
100 (D+1)

IV. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Corong Pisah 1. Iodium
2. Beaker Glass 2. Aquadest
3. Erlemeyer 3. Kloroform
4. Statif

V. PROSEDUR KERJA
Cara kerja Teori Hasil percobaan
1. Masukan sebutir iodium Campurkan iodium dan Iodium dicampur dengan
ke dalam 5 mL aquades dan aquades ke dalam corong aquades sebelum dikocok
perhatikan perubahan pemisah, sebelum dikocok akan berwarna bening dan
warnanya larutannya. akan berwarna bening dan setelah dikocok akan
2. Tambahkan ke dalam setelah dikocok akan berwarna ungu
larutan 2, 1 mL CHCl3 berwarna ungu.
(Kloroform) dan dikocok. Larutan iodium dan air yang Larutan iodium dan air yang
3. Perhatikan warna pelarut sudah dicampurkan, jika di sudah dikocok jika
organik sebelum dan tambah larutan CHCl3 akan ditambahkan CHCl3
sesudah dikocok. menjadi warna orange dan sebelum dikocok akan
ungu. Akan tetapi warna menghasilkan warna orange
ungu tersebut akan memisah dan ungu yang dimana
dengan warna orange warna ungu tersebut akan
tersebut. memisah dengan warna
Dan setelah dikocok warna orange.
larutan berubah menjadi
bening dan ungu, yang Setelah larutan tersebut di
setelah itu akan dipisahkan. kocok akan menghasilkan
wana bening dan ungu, yang
dimana warna tersebut akan
dipisahkan ke dalam beaker
glass.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyaringan, merpakan suatu proses
pemisahan, dimana suatu zat terdistribusi dalam 2 pelarut yang tidak bercampur.
Kegunaan besar dari ekstraksi tersebut adalah untuk pemisahan dua senyawa atau
lebih berdasarkan koefisien distribusinya.

Pada praktikum ini menggunakan prinsip yang di dasarkan pada distribusi


zat pelarut dengan perbandigan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur. Perolehan senyawa kimia ini didasarkan pada kesamaan kepolaran
terhadap pelarut yang digunakan.

Untuk melakukan kegiatan ekstraksi perlu dilakukan dengan cara


mencampurkan iodium dan aquades ke dalam corong pemisah kemudian dikocok
sampai larutan berubah menjadi warna ungu dan setelah itu ditambahkan larutan
CHCl3 (Kloroform) dan di kocok kembali hingga kedua zat tersebut terpisah.

VII. KESIMPULAN

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan


pembagian sebuah zat terlarut terbagi dalam dua pelarut yang tak bercampur
untuk mengambil zat terlarut dari suatu pelarut ke dalam pelarut lainnya. Hasil
dari percobaan zat terlarut dari dua pelarut tersebut tidak dapat bercampur karena
memiliki kepolaran dan berat jenis yang berbeda pula.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Dosen Kimia Dasar. (2018). Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN.
Jakarta

2. Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik II. Jakarta : UI

3. Artikel Farmasi, Unida. 2019

Anda mungkin juga menyukai