Anda di halaman 1dari 8

PRATIKUM I

PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI

A. Tujuan
Tujuan umum :
 Mahasiswa dapat membuat lilin aromaterapi.
 Mahasiswa dapat mengetahui evaluasi fisik dari lilin aromaterapi.
B. Dasar Teori
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang
diselimuti oleh bahan bakar padat. Pada zaman sekarang ini, lilin jarang
sekali digunakan untuk penerangan. Hal ini dikarenakan telah
menggunakan penerangan listrik, sehingga penggunaan lilin sebagai
penerang tidak efektif kembali. Sekarang ini, lilin lebih banyak digunakan
unuk kepentingan lainnya, seperti dalam upacara agama, perayaan ulang
tahun, pewangi ruangan dan lain sebagainya.
Lilin aromaterapi bisa dijadikan penghias sekaligus sebagai
pewangi ruangan. Lilin ini dapat memberikan atmosfer yang cukup
berbeda jika diaplikasikan ke dalam ruangan. Lilin aromaterapi memiliki
beragam aroma, seperti buah-buahan, bunga-bungaan, ataupun rempah-
rempah. Lilin terbuat dari bahan baku lemak hewan, malam tawon, dan
terkadang diberi campuran asam stearin. Lilin dari lemak hewan
menimbulkan asap hitam dan bau tidak sedap, sedangkan lilin dari malam
tawon harganya mahal dan sulit didapatkan. Barulah pada abad ke-20,
ditemukan bahan baku lilin yang lebih murah, mudah didapat, waktu bakar
lebih lama dan lebih mudah diolah, yaitu stearin ( Saraswati, 1985).
C. Monografi Bahan
1. Stearit acid (FI ed III hal : 57)
Pemberian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat, mirip lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol.

1
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Asam stearate (Stearic Acid) adalah asam lemak jenuh yang memiliki
berbagai kegunaan seperti sebagai komposisi tambahan dalam makanan,
kosmetik, dan produk industri. Asam stearate diekstrak dari berbagai jenis
lemak hewani, lemak nabati, dan beberapa jenis minyak lainnya. Senyawa
ini juga banyak digunakan untuk mengubah konsistensi atau suhu leleh
suatu produk sebagai pelumas, atau untuk mencegah oksidasi. (
Sumardjo,2006).

Salah satu penggunaan paling popular dari asam stearate adalah dalam
produksi lilin. Asam ini digunakan untuk mengeraskan dan memperkuat
lilin. Asam stearate juga memiliki pengaruh pada titik leleh lilin sehingga
meningkatkan daya tahan atau konsistensi nyala lilin. Kegunaan lain dari
asam stearate adalah mencegah oksidasi. Senyawa ini biasanya digunakan
untuk melapisi serbuk logam seperti besi dan aluminium yang digunakan
dalam kembang api, sehingga memungkinkannya disimpan dalam waktu
lama. (Sumardjo,2006)
2. Minyak Nilam
Pemberian : Cairan warna kekuningan, kehijaun sampai coklat,
bau khas sangat harum dan sukar hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu lemak tropis penghasil


sejenis minyak atsiri yang dinamakan minyak nilam. Dalam perdagangan
internasional minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli, dari bahasa
Tamil Patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari
daun. Aroma minyak nilam dikenal berat dan kuat dan telah berabad-abad
digunakan sebagai wangi-wangian dan bahan dupa atau setanggi pada
tradisi timur. (Kardinan, 2013: 12)
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen
utamanya adalah patchoulol. Daun dan bunga nilam mengandung minyak
ini, tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan
uap terhadap daun keringnya. Minyak nilam yang baik pada umumnya

2
memiliki kadar PA diatas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki
wangi yang khas dan sulit dihilangkan. (Kardinan, 2013: 13)
Minyak nilam memiliki aroma yang kuat, minyak ini banyak
digunakan dalam industry parfum. Sepertiga dari produk parfum dunia
memakai minyak ini. Minyak ini juga digunakan sebagai pewangi kertas
tisu, campuran detergen pencuci pakaian, dan pewangi ruangan. Fungsi
yang lebih tradisional adalah sebagai bahan utama setanggi dan pengusir
serangga perusak pakaian. (Kardinan, 2013:15)
3. Paraffin Padat/Paraffinum Solidum (FI III, Hal475)
Campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral.
Pemerian : padat, sering menunjukkan susunan hablur, agak licin
tidak berwarna atau putih, tidak mempunyai rasa terbakar dengan nyala
terang. Jika dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berflouresensi.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,
larut pada kloroform P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
4. Minyak kencur
Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain minyak
atsiri 2,4-2,9% yang terdiri atas etil p-metoksi sinamat (30%), kamfer,
borneol, sineol, penta dekana. Etil p-metoksi sinamat dalam kencur
merupakan senyawa turunan sinama.
Kandungan kimia tersebut sangat berguna untuk obat-obatan, terutama
obat batuk, sakit perut dan obat mengeluarkan keringat. Berdasarkan
analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung
lebih dari 23 jenis senyawa, dan tujuh di antaranya mengandung senyawa
aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena.Kandungan minyak atsiri yang
terdapat pada kencur mampu memberikan efek tenang dan rileks, sehingga
dapat membantu penyembuhan insomnia.

3
5. Prosedur Kerja
1. Alat dan Bahan
Alat : Cawan porselen, Beaker glass, Kompor listrik, Cetakan lilin, Benang
jagung, Pemberat, Batang pengaduk , Gelas ukur , Waterbath, Serbet
Bahan : Stearid acid, Pewarna lilin, Minyak kencur, Minyak nilam,
Paraffin padat
2. Prosedur Kerja

menimbang semua bahan sesuai formulasi

melelehkan paraffin padat dengan stearid acid pada waterbath.

setelah meleleh, tambahkan pewarna secukupnya ke dalam campuran basis ad


homogen

Tambahkan minyak nilam dan minyak kencur ke dalam campuran basis

masukkan campuran lilin cair ke dalam cetakan yang telah diisi sumbu

6. Data Hasil Percobaan


1. Uji Organoleptis
Bentuk Bau Warna Rasa
khas minyak -
padatan merah
kencur

7. Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat
lilin aromaterapi. Bahan yang diperlukan yaitu paraffin 20 gram, asam
stearat 1 gram, pewarna, minyak nilam 2 ml dan minyak kencur 2 ml.
Adapun kegunaan dari masing-masing bahan tersebut antara lain; yang
pertama yaitu paraffin digunakan sebagai bahan bakar untuk lilin agar
mudah terbakar, lalu asam stearat, penambahan asam stearat berfungsi

4
untuk memberi bentuk pada lilin, karena asam stearat akan memadat
setelah dingin, asam stearat juga memiliki pengaruh pada titik leleh lilin
sehingga meningkatkan daya tahan dan konsistensi nyala lilin, yang ketiga
pewarna yang berfungsi untuk memberikan warna pada lilin yang
dihasilkan, selanjutnya yaitu minyak nilam yang berfungsi sebagai zat
pewangi, dan juga dapat menghambat kecepatan penguapan zat pewangi
pada lilin, dan yang terakhir yaitu minyak kencur yang berfungsi untuk
memberikanaroma/wangi-wangian pada lilin aromaterapi dan memberikan
relaksasi saat menghirup.

Setelah alat dan bahan telah siap, selanjutnya dapat melakukan


percobaan. Mula–mula panaskan parafin padat dengan stearit acid dalam
penangas air hingga meleleh. Langkah selanjutnya yaitu mencampurkan
pewarna secukupnya ke dalam basis campuran lilin, dan mengaduk hingga
homogen. Menurut Vickers et al (1999), pencampuran antara paraffin dan
stearin bertujuan agar paraffin yang dimasukkan dapat keras karena sifat
dasar dari paraffin ialah cenderung lembek dan lentur pada temperatur
dibawah titik leburnya, maka digabungkan dengan stearin.

Selanjutnya tambahkan minyak nilam dan minyak kencur dan


mengaduk hingga homogen. Pada praktikum ini, lilin aromaterapi yang
dibuat ditambahkan dengan minyak nilam sebagai fiksatif dan juga
ditambah minyak kencur. Minyak nilam merupakan zat fiksatif yang
mampu mengikat aroma sehingga dapat bertahan lebih lama. Minyak
nilam disini akan mengikat aroma dari minyak kencur yang dicampurkan
sehingga walaupun lilin lama diletakkan dalam ruang terbuka, aroma
minyak aromaterapi tidak cepat hilang.

Setelah mencampurkan minyak nilam dan minyak kencur,


selanjutnya praktikan meletakkan sumbu ditengah dengan cara
menggantungkan sumbu lilin pada pulpen yang diletakkan di atas cetakan
lilin. Kemudian praktikan menuangkan cairan lilin pada gelas/cetakan.
Langkah yang terakhir yaitu menunggu selama hingga lilin memadat.

5
8. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Kombinasi minyak jeruk dan minyak sereh dapat diformulasikan sebagai
pengharum aromaterapi pada sediaan lilin aromaterapi

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa.

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penebit


Buku Kedokteran EGC.

Kardinan, Agus. 2013. Mengenal Lebih Dekat Nilam Tanaman Beraroma Wangi

untuk Parfum dan Kosmetika.Bogor : Agromedia Pustaka.

7
Lampiran :
Gambar proses pembuatan lilin aromaterapi

Gambar 1. Paraffin padat Gambar 2. Stearit acid

Gambar 3. Melelehkan Paraffin Gambar 4. Hasil lilin aromaterapi

dan Stearit acid

Anda mungkin juga menyukai