Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Membuat Lilin Aromaterapi Dari Essential Daun Salam


Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Kimia Organik

Dosen Pengampu :
Irhamni, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 6 (A)

1. Abdilah Nur Kuncoro Jati (2282200033)


2. Arselia Aura Amalia (2282200067)
3. Elsa Oktaviani Sopyan (2282200028)
4. Iim Khotimah (2282200026)
5. Khoiru Nisa (2282200053)
6. Silfi Pajah Qolipah (2282200061)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
A. NAMA PERCOBAAN
Membuat Lilin Aromaterapi Dari Essential Daun Salam

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat essential oil
2. Mahasiswa dapat membuat produk dari hasil essential oil
3. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan pada essential oil yang digunakan
sebagai lilin aromaterapi

C. DASAR TEORI
Minyak atsiri merupakan produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-bagian
suatu tumbuhan. Minyak atsiri artinya dalam bahasa Indonesia berarti minyak terbang
atau minyak kabur karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja
dalam keadaan terbuka. Terdapat beberapa istilah lain dari minyak atsiri yaitu
lainessential oil, etherial oils dan volatile oil. Kata essential oil berasal dari kata
quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material,
dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh
beberapa tumbuhan (misalnya rempah-rempah, daun-daunan dan bunga.
Aplikasi dari minyak atsiri yaitu sebagai salah satu campuran pada bahan baku
pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman.
Minyak atsiri juga dipakai dalam mengikat aroma pada industri kosmetik dan farmasi
serta sebagai pemberi rasa pada industri makanan.
Minyak atsiri merupakan jenis minyak yang memiliki komponen volatil dengan
karakteristik tertentu sehingga dalam pengambilan dan penyimpanannya harus
dilakukan dengan baik. Minyak atsiri yang dikandung dari bahan tumbuhan alami
sangat sedikit pula sehingga perlu adanya perlakuan khusus. Saat ini, minyak atsiri telah
digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat (Buchbauer,
1991). Salah satu cara merelaksasi pikiran yaitu dengan mencium aromaterapi.
Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi 5 dan
membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah
supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya,
misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Adapun sifat-sifat minyak
atsiri yang diketahui yaitu tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri
satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau
dari masing-masing komponen penyusunnya. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang
berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika
terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. (Hussein, 2016)
Teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh minyak atsiri ada beberapa
proses, yaitu dengan proses : ekstraksi, pengepresan, penyulingan, dan maserasi
(Guenther 1987). Proses ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan
menggunakan pelarut organik yang bersifat mudah menguap. Ekstraksi umumnya dapat
dilakukan dalam tempat yang disebut ”extractor”. Ekstraksi menggunakan pelarut
organik biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak
karena pemanasan dengan uap dan air. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
yaitu: alkohol, petroleum eter, dan benzene (Guenther, 1987).
Pada percobaan sebelumnya dilakukan ekstraksi minyak atsiri dari daun salam
dengan metode maserasi. Maserasi adalah proses ekstraksi dengan cara perendaman
sampel pelarut organik pada suhu ruangan. Proses ini sangat berguna untuk isolasi
senyawa bahan alam karena melalui perendaman sampel tumbuhan akan terjadi
pemecahan dinding sel dan membran sel yang disebabkan oleh perbedaan tekanan di
daerah luar dan dalam sel sehingga metabolit sekunder yang ada pada sitoplasma akan
terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur
lama perendaman yang akan dilakukan.
Lilin adalah padatan parafin yang ditengahnya diberi sumbu tali yang berfungsi
sebagai alat penerang. Sebagai bahan baku untuk pembuatan lilin adalah parafin padat,
yaitu suatu campuran hidrokarbon padat yang diperoleh dari minyak mineral (bumi).
Paraffin merupakan suatu hidrokarbon dengan rumus empiris CnH2n+2, yang
bentuknya dapat berupa padat dengan titik cair rendah. Bahan ini berbentuk serbuk
yang lembut. (Hussein, 2016)
Bahan baku pembuatan lilin adalah parafin dan asam stearat. Fungsi dari parafin
yaitu bahan utama pembuatan lilin agar mudah terbakar. Sedangkan fungsi asam stearat
yaitu meningkatkan daya tahan dan konsistensi nyala lilin. Lilin aromaterapi dalam
pembuatannya menggunakan bahan utama menggunakan minyak atsiri yang memiliki
wangi aromaterapi. Pewarna mencampur dengan sempurna pada lilin, sehingga
pewarna lilin ini tidak menyebabkan proses pembakaran lilin ini terganggu.
Aromaterapi secara inhalasi (penghirupan), yaitu penghirupan uap aroma yang
dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri, salah satu aplikasi aromaterapi
menggunakan media lilin. Lilin aromaterapi akan menghasilkan aroma yang
memberikan efek terapi apabila dibakar. Aroma lilin dihasilkan dari minyak atsiri yang
tergolong ke dalam jenis aroma yang mampu memberikan efek terapi menenangkan
dan merilekskan (Primadiati, 2002).
Lilin aromaterapi sendiri banyak diproduksi di Indonesia dengan berbagai macam
aroma tumbuhan yang menyejukan. Harga lilin aromaterapi tidaklah murah karena
terdapat minyak atsiri yang mahal pula. Dalam penggunaanya lilin aromaterapi dapat
digunakan dimana saja, seperti rumah, kantor, rumah spa, dan lain sebagainya. Lilin
aromaterapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila dibakar
(Primadiati, 2002).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- 1 buah pisau
- 1 buah gelas kecil
- 1 buah wajan
- 1 buah kompor
- 1 buah mangkuk kecil aluminium
Bahan:
- 4 batang lilin
- Air
- Essential oil daun salam

E. MSDS BAHAN
No Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
- Berbentuk cair, tidak - Stabil dibawah kondisi
berwarna dan tidak berbau penyimpanan yang
Air
1. - Memiliki titik lebur -0,0 oC direkomendasikan
(H2O)
dan titik didihnya sebesar - Bahan yang harus dihindari
100 oC. ialah agen pengoksidasi kuat
- Berbentuk cair
Essential - Berwarna kuning
2. oil daun keemasan
salam - Berbau kecut menyengat
khas daun salam

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Sampel 4 batang lilin

- Dihaluskan 4 batang lilin hingga menjadi serbuk halus


- Dimasukkan serbuk halus lilin ke dalam mangkuk aluminium
- Dipanaskan serbuk halus lilin di atas wajan yang telah diisi air
- Diangkat dari kompor setelah lilin mencair
- Dituangkan 15 mL essential oil daun salam ke dalam lilin yang telah dipanaskan
- Diaduk hingga merata
- Dituangkan ke dalam gelas dan ditunggu hingga mengeras
- Dilakukan pengamatan terhadap bau, nyala lilin dan diuji pada nyamuk
Hasil

G. HASIL PENGAMATAN
Perlakuan Hasil Pengamatan
Ketika dipanaskan Lilin berbentuk cair dan tidak berwarna,
berbau seperti lilin
Setelah didinginkan Lilin berbentuk padat dan keras serta
halus, berwarna putih kekuningan
Uji nyala dan uji bau Dapat menyala terang dan tercium aroma
kecut menyengat daun salam
Uji pada nyamuk Dapat sedikit mengusir nyamuk

H. REAKSI DAN STRUKTUR KANDUNGAN DAUN SALAM


1) Reaksi kimia lilin
Lilin secara klasik didefinisikan sebagai ester alkohol asid lemak rantai panjang.
Hal ini ditandai dengan panjang 24 - 30 atom C yang berikatan dengan alkohol
primer 16 - 36 atom C dan juga dapat berikatan dengan alcohol dari kelompok
steroid.
Reaksi penyatuan alcohol dan asid lemak :
CH3 (CH2)nCH2OH (alcohol) + CH3(CH2)nCOOH (asid lemak) →
CH3(CH2)nCH2COOHCH2(CH2)CH3 (lilin ester) + H2O (air)

2) Struktur kandungan daun salam

Beberapa
No. Kandungan Struktur Sifat Fisik
Daun Salam
CH3 CH3 Molecular Formula:
C10H16O
O CH3
Formula Weight:
(2E)-3,7-dimethylocta-2,6-dienal
(senyawa sitral) 152.23344
Composition:
C(78.90%)
H(10.59%)
O(10.51%)
Density: 0.856
± 0.06 g/cm3
Minyak Polarizability: 19.17
1. atsiri (sitral ± 0.5 10-24cm3
dan eugenol)
HO Molecular Formula:
C10H12O2
O Formula Weight:
2-methoxy-4-(prop-2-en-1-yl)phenol 164.20108
(eugenol)
Composition:
C(73.15%)
H(7.37%)
O(19.49%)
Density: 1.050 ±
0.06 g/cm3
Polarizability: 19.31
± 0.5 10-24cm3
Molecular Formula:
C15H14O6
Formula Weight:
OH
290.26806
HO O Composition:
OH
C(62.07%)
OH
H(4.86%)
OH
O(33.07%)
2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,4-
Density: 1.593
Flavonoid dihydro-2H-1-benzopyran-3,5,7-triol
2. ± 0.06 g/cm3
(katekin dan (Katekin)
Polarizability: 29.17
rutin)
± 0.5 10-24cm3

OH Rumus molekul :
C27H30O16
HO O
OH Berat molekul :
610.5
O rutinosa

OH O

(Rutin)
Triterpenoid H3C CH3 Rumus molekul:
C30H50O
Berat molekul:
CH3 426.7174
3.
CH3 CH
CH3 3
HO
CH3
CH3

(Struktur Dasar Triterpenoid)

I. PEMBAHASAN
Pada projek kali ini yang berjudul “Membuat Lilin Aromaterapi Dari Essential
Daun Salam”. Projek tersebut bertujuan untuk mengetahui cara membuat lilin aroma
terapi dan mengetahui fungsi kandungan yang ada dalam essential oil yang digunakan
untuk proses pembuatan lilin aromaterapi. Sebelum memulai sebelum memulai
projeck, praktikan perlu untuk mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang
digunakan antara lain wadah aluminium, kompor, wajan, pisau, sedok, gelas kaca, lilin,
essential oil daun salam, dan lilin. Fungsi alat yaitu wadah aluminium untuk
menampung larutan, sendok untuk mengaduk larutan, sumbu lilin untuk nyala api, lidi
untuk menngantungkan sumbu lilin, gelas kaca sebagai cetakan lilin untuk wadah lilin,
kompor digunakan untuk memanaskan lilin, dan wajan sebagai tempat untuk
memanaskan lilin denga diisi air.
Setelah alat dan bahan telah siap, selanjutnya praktikan dapat melakukan
percobaan. Setelah menyiapkan alat dan bahan, lalu memanaskan lilin yang sudah jadi
dimana lilin tersebut mengandung (paraffin, stearin dan oleat) hingga meleleh. Tujuan
dilakukannya pemanasan pada lilin karena kandungan stearin pada lilin adalah untuk
mencairkan stearin yang semula berwujud padat pada titik lelehnya yaitu sekitar 69,60
o
C. Dimana stearin dan parafin menjadi bahan dasar pembuatan lilin.
Setelah itu ditambahkan minyak aromaterapi yaitu essential oil daun salam dan
diaduk sampai tercampur merata. Kemudian dimasukkan ke dalam cetakan lilin dengan
di bagian tengah dipasangi sumbu yang telah dicelupkan ke dalam stearat yang
sebelumnya mengikat ujung sumbu yang lain dengan bantuan lidi. Pasanglah sumbu di
tengah-tengah cetakan lilin. Sumbu harus berada tepat di tengah cetakan lilin dengan
ujung paling tidak 5 cm menyembul keluar dari lilin. Hal tersebut bertujuan agar lilin
tidak cepat habis. Siapkan cetakan lilin, cetakan yang digunakan gelas kaca kecil yang
tahan panas. Tuang lilin cair ke dalam cetakan. Tuangkan secara perlahan agar tidak
sampai tumpah. Pastikan juga untuk tidak menyenggol sumbu sehingga berubah posisi
atau jatuh keluar dari cetakan. Biarkan lilin menjadi dingin dan mengeras. Membiarkan
lilin dingin selama 24 jam adalah yang terbaik, jika memungkinkan. Karena semakin
lama lilin dinginkan, hasilnya akan semakin baik.
Pada percobaan pembuatan lilin aromaterapi kali ini lilin yang dihasilkan berwarna
putih kekuningan atau putih gading akibat warna dari minyak atsiri daun salam yang
digunakan adalah kecoklatan. Tektur lilin padat dan keras, sedangkan setelah diraba
lilin terasa halus. Perbedaan komposisi bahan stearin dan parafin memberi pengaruh
yang nyata pada penampakan lilin secara keseluruhan. Warna yang cerah dan menarik
akan lebih disukai dibandingkan warna yang gelap ataupun pucat. Stearin
menyebabkan lilin terlihat opaque dan dapat meningkatkan intensitas kecerahan warna
(Cleary, 1999). Tektur keras pada lilin dikarenakan adanya stearin.
Stearin merupakan campuran berbagai asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh, dengan komponen terbesar adalah asam palmitat. Asam palmitat adalah asam
lemak jenuh yang berbentuk padat pada suhu kamar (Ketaren, 1986). Penggunaan
stearin akan meningkatkan jumlah asam palmitat, parafin akan berbentuk padat dan
sangat keras pada suhu kamar. Semakin banyak stearin yang digunakan, komponen ini
menjadi dominan dalam lilin dan menghasilkan struktur padat dan kristal. Menurut
Oppenheimer (2001) dan Warth (1956), penambahan stearin yang lebih banyak pada
parafin akan membuat produk lilin lebih keras dan memiliki penampakan seperti kristal.
Komponen terbesar kedua dalam stearin adalah asam oleat yang merupakan asam tak
jenuh dan memiliki titik leleh rendah yaitu 14 oC (Ketaren, 1986). Penggunaan stearin
yang banyak dalam pembuatan lilin akan meningkatkan jumlah asam oleat. Semakin
banyak jumlah asam oleat maka lilin yang terbentuk akan memiliki titik leleh yang
rendah. Penambahan stearin didalam lilin akan menurunkan titik leleh lilin
(Oppenheimer, 2001; Warth 1956).
Aroma pada lilin yang harum memberikan efek menyenangkan dan diterima baik
oleh indera penciuman. Sehingga dapat menjadi terapi dan refleksi. Selama lilin
dibakar, aroma yang dihasilkan akan memberikan efek terapi bagi konsumen yang
menciumnya. Pada saat uji coba lilin aroma terapi daun salam tercium minyak atsiri
dari daun salam dan lilin tidak cepat habis. Efek terapi dapat dirasakan setelah
konsumen mencium aroma lilin beberapa saat. Aroma harum seperti minyak atsiri daun
salam memberikan efek tenang dan rileks (calming and relaxing) (Primadiati, 2002).
Lilin Aromaterapi dapat digunakan sebagai terapi untuk gelisah, cemas, kelelahan,
depresi, insomnia dan stres. Aromaterapi melalui penciuman merupakan jalur yang
sangat cepat dan efektif untuk menanggulangi masalah gangguan emosional seperti
stres atau depresi. Ini disebabkan rongga hidung mempunyai hubungan langsung
dengan sistem kerja susunan saraf pusat yang bertanggung jawab terhadap kerja minyak
esensial.
Adapun ketika pengujian pada nyamuk dapat dikatakan bahwa lilin aromaterapi
dari essen daun salam ini sedikit dapat mengusir nyamuk dalam ruang uji. Akan tetapi,
pengujian ini tidak dapat diketahui secara jelas apakah lilin ini benar-benar hanya
mengusir nyamuk atau dapat pula membunuh nyamuk. Hal ini dikarenakan ruang uji
yang terbuka dan besar. Proses pengusiran nyamuk dari lilin aroma terapi daun salam
karena mengandung minyak atsiri dari dau salam. Bau minyak atsiri ini yang dideteksi
oleh kemoreseptor (kemoreseptor) pada antena nyamuk dan diteruskan ke impuls saraf.
Nyamuk tidak menyukai bau minyak esensial ini. Ini kemudian diterjemahkan ke dalam
otak nyamuk, sehingga nyamuk mengekspresikan dirinya untuk menghindari sumber
bau. Dimana senyawa yang dapat mengusir nyamuk dan mudah menguap adalah
senyawa terpenoid. Terpenoid merupakan senyawa yang diduga bermanfaat sebagai
pengusir nyamuk. Terpenoid merupakan komponen tumbuhan yang berbau harum
karena mudah menguap. Zat yang terkandung dalam terpenoid, seperti minyak atsiri,
tanin, flavonoid, eugenol, citral, polifenol, saponin, dll.
Dimana essential daun salam dapat digunakan sebagai lilin aromaterapi karena
hanya dengan membakar daun salam dapat menghilangkan kegelisahan,
menghilangkan kecemasan disebut-sebut sebagai manfaat utama dari pembakaran daun
salam. Hal Itu mungkin karena asap daun salam mengandung linalool, senyawa yang
ditemukan di sejumlah tanaman lain, termasuk mint dan lavender. Bukti Penelitian
menunjukkan bahwa linalool, dalam bentuk minyak esensial tampaknya memiliki efek
menenangkan. Sebuah studi 2010 Sumber Terpercaya Mengeksplorasi efek uap linalool
yang dihirup pada tikus menunjukkan bahwa itu dapat membantu meningkatkan
relaksasi dan mengurangi kecemasan. Meskipun daun salam mengandung linalool,
kandungannya jauh lebih rendah daripada lavender.
Dimana kandungan dalam essential oil daun salam yang berfungsi sebagai
aromaterapi yaitu :
1. Mengatasi Kecemasan
Daun salam mengandung senyawa alami yang dikenal dengan sebutan Linalool.
Berdasarkan sebuah studi pada American Association Of Nurse Anesthetist,
menunjukkan bahwa Linalool merupakan senyawa alami yang memiliki peranan
penting dalam menurunkan kecemasan pada seseorang. Sehingga kebutuhan tubuh
manusia akan kandungan tersebut amat dibutuhkan, terlebih bagi setiap pasien yang
menderita gangguan kecemasan. Kombinasi bahan kimia khususnya linalool yang
terkandung dalam daun menciptakan asap yang ketika terhirup dapat menenangkan
tubuh dan pikiran.
2. Mengurangi Rasa Lelah
Ketika essential oil daun salam dalam lilin akan mengalami proses pembakaran,
kombinasi beberapa senyawa alaminya akan memberikan efek ketenangan.
Kandungan penting yang mendasari daun salam itu tak lain adalah : Sianol,
Elemicin, dan Pinene. Ketiga kandungan daun salam tersebut dapat dipadukan
dengan cara dibakar, kemudian anda bisa menghirup uap yang dihasilkan setelah
proses pembakaran lilin aromaterapi daun salam selesai.
3. Melindungi Sistem Pernapasan Pada Tubuh
Kandungan daun salam juga diliputi oleh Myrcene dan Eugenol yang berguna sekali
dalam merangsang saluran pernapasan agar tetap sehat dan bugar.
Bahkan kandungan tersebut memiliki sifat Anti-inflamasi, yakni berperan penting
untuk mengeluarkan dahak atau lendir yang menggumpal di paru-paru.

J. PERTANYAAN
Senyawa fitokimia apa yang ada dalam essential oil tersebut? Jelaskan?
Jawab
Senyawa dalam essential oil daun salam yaitu terpenoid, seperti minyak atsiri, tanin,
flavonoid, eugenol, citral, polifenol, saponin. Kemudian linalool, Sianol, Elemicin,
Pinene, Myrcene.

K. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Essential oil ialah ekstrak minyak yang memiliki aroma didapat dengan cara
ekstraksi, pengepresan, penyulingan, dan maserasi dari bagian tanaman (daun, akar,
bunga, batang dan lainnya).
2. Hasil produk berupa essential oil dapat digunakan dalam pembuatan lillin aroma
terapi dengan melelehkan lilin (paraffin dan bahan stearate) dan juga penambahan
minyak atsiri daun salam sebagai aromaterapi
3. Essential oil daun salam mengandung linalool, sianol, elemicin, dan eugenol yang
dapat mengatasi rasa lelah, kecemasan dan juga dapat melindungi sistem pernapasan
pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Arba Media. 2020. Bakar Daun Salam di Ruangan, Hasilnya Menakjubkan.


https://www.arbamedia.com/2016/12/manfaat-membakar-daun-
salam.html?m=1
Bennet H. 1963. Industrial Waxes. Vol 1. Natural and Synthetic Waxes. New York:
Chemical Publishing Company Inc.
Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, Ch. Plank, and E. Karamat. 1991.
“Aromatherapy: Evidence for sedative Effects of Essential Oil of Lavender after
Inhalation”. Journal of Biosciences. 46c,1067-1072
Cleary R. 1999. Fragrant Candles. Australia: Sally Milner Publishing Pty Ltd.
Hussein, M. Saddam, dkk. 2016. “Rancang Bangun Pengendalian Pembuatan Lilin
Aromaterapi Berbasis Programmable Logic Controller”. Jurnal Utek (ISSN:
1693-8097). Vol. 12 No. 1. Hal 25-29
Guenther, E. 1987. “Minyak Atsiri Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit UI-Press.
Ketaren S. 1984. Pengantar Teknologi Parfum. Jurusan Teknologi Industri Pertanian
FATETA IPB Bogor.
Oppenheimer B. 2001. The Candlemaker’s Companion. Massachusetts USA: Storey
Books.
Rahfiqa, Muhammad . 2017 . Pengertian dan kegunaan Parafin. Diakses melalui
www.batangkayu.com pada tanggal 10 Desember 2017 pada pukul 18.25 WIB.
Rohman, Hazirur. 2011. Pembuatan Lilin Aromaterapi. Diakses melalui
www.hazimvp.com pada tanggal 10 Desember 2017 pukul 18.28 WIB.
Smart-Lab. 2021. Material Safety Data Sheet Aquadest. PT Smart-Lab Indonesia.
Microsoft Word - MSDS AQUADEST (smartlab.co.id) diakses pada 25 Maret
2022.
Warth A. H. 1956. The Chemistry and Technology of Waxes. Corporation New York:
Reinhold Publishing.
LAMPIRAN

Berikut ini lampiran link video praktikum


Membuat Lilin Aromaterapi Dari Essential Daun Salam dari kelompok 6A.
https://youtu.be/exy-Iq4mseo

Berikut ini lampiran pamflet dari kelompok 6A.


Berikut ini lampiran dokumentasi saat praktikum Membuat Lilin Aromaterapi Dari Essential
Daun Salam dari kelompok 6A.

Anda mungkin juga menyukai