Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Kimia Organik

Pemisahan dan pemurnian zat cair: Destilasi


Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Kimia Organik

Dosen Pengampu : Irhamni, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :
Elsa Oktaviani Sopyan
(2282200018)
A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
A. NAMA PERCOBAAN
Pemisahan dan pemurnian zat cair: Destilasi

B. TUJUAN
1. Untuk memahami prinsip dari destilasi
2. Untuk memisahkan campuran larutan dengan destilasi sederhana
3. Untuk menunjukan destilasi dapat memurnikan cairan
4. Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya

C. DASAR TEORI
Destilasi adalah metode pemisahan atau pemurnian berdasarkan hukum Raoult
tentang perbedaan titik didih. (Armid, 2009). Distilasi adalah suatu metode pemisahan atau
pemurnian suatu komponen dalam larutan berfasa cair atau fasa gas dengan menggunakan
perbedaan titik didih masing-masing komponen dalam larutan. Dasar dari pemisahan
dengan distilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka komposisis pada
fasa uap (gas) akan berbeda dengan fase cair (Abassato, 2007).
Jadi untuk komponen yang titik didihnya lebih rendah lebih cepat menguap sehingga
akan didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, kemudian uap
ini dikondensasikan dan dididihkan kembali secara bertahap untuk mendapatkan
komposisi yang lebih murni pada salah satu komponennya. (Abassato, 2007).
Prinsip distilasi merupakan penguapan cairan serta pengembunan kembali uap
tersebut pada temperatur titik didih. Titik didih zat cair merupakan suhu di mana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang mengembun kembali disebut dengan
destilat. Tujuan penyulingan adalah untuk memurnikan zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan zat cair tersebut dari zat padat yang terlarut ataupun zat cair lainnya yang
mempunyai titik didih berbeda dengan zat cair murni. Dalam destilasi biasa, tekanan uap
di atas cairan merupakan tekanan latmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni,
temperatur yang tercatat pada atmosfer yang ditempatkan sepanjang proses destilasi yang
terjadi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Oleh karena itu, titik didih pada tekanan tertentu merupakan salah satu parameter sifat
fisik khas untuk senyawa murni seperti halnya titik leleh pada senyawa Kristal murni.
Untuk campuran larutan ideal, tekanan dan komposisi uap campuran bisa ditentukan dan
komposisi zat murninya diketahui (hokum Raoult).
PA = PA0.XA
Dimana PA adalah tekanan uap parsial pada campuran dan PA0 adalah tekanan uap
murni A, sedangkan XA adalah fraksi komponen A dalam campuran. Komposisi uap yang
dinyatakan dengan fraksi mol dapat dihitung dari hokum Dalton:
XA = PA / Ptotal = PA / (PA + PB + ....)
Destilasi sederhana ataupun destilasi biasa merupakan sesuatu metode ataupun teknik
pemisahan kimia yang digunakan untuk memisahkan 2 ataupun lebih komponen yang titik
didihnya berbeda jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi biasa
dapat memisahkan suatu campuran agar memperoleh senyawa murni. Destilasi biasa ini
bisa memisahkan suatu campuran sehingga mendapatkan senyawa murni. Karena senyawa
yang ada didalam campuran tersebut akan menguap bergantung pada cepat atau tidaknya
titik didih tiap- tiap senyawa menguap. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilannya, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Desrilasi ini di
lakukan pada tekanan atmosfer (Walangare, 2013).
Misalnya dalam pemisahan komponen air dan etanol yang terjadi dalam fase uap
sehingga diharapkan uap air dengan ukuran molekul lebih kecil dan laju difusi lebih cepat
dibanding molekul etanol, akan lebih mudah didorong untuk melewati membran. Disisi
lain, jumlah etanol yang lebih banyak dengan titik didih lebih rendah dibanding air akan
menyebabkan jumlah etanol dalam frasa uap lebih banyak, sehingga pemisahan kedua
komponen ini bisa dipengaruhi oleh keadaan temperatur dan waktu destilasi ( Kiss et al.,
2012).
Prinsip kerja destilasi yaitu penguapan dan pengembunan kembali uap pada tekanan
dan suhu tertentu. Dimana cairan atau campuran akan di panaskan pada titik didih tertentu
dan uap yang dihasilkan akan di hubungkan dengan kondensor (alat pendingin) sehingga
uap yang dihasilkan akan berubah kembali manjadi cairan. Titik didih suatu cairan
merupakan suhu dimana tekanan uap nya sama dengan tekanan atmosfer. Dengan
menempatkan termometer pada bagian uap dapat menentukan titik didih cairan. Suhu uap
akan konstan jika uapnya berupa senyawa murni. Artinya, titik destilat (hasil destilasi atau
uap yang kondensasi menjadi cairan) sama dengan suhu yang tercatat pada termometer.

D. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Statif 7. Kasa
2. Klem 8. Selang
3. Labu destilasi 9. Wadah
4. Kondensor 10. Labu penampung
5. Bunsen 11. Batu didih / padatan berpori
6. Kaki tiga

Bahan:
1. Air laut
2. Etanol
3. Air
4. Heksana
5. Vaselin

E. MSDS BAHAN
No Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Air Air didapatkan dalam tiga Air memiliki pH=7, bersifat
wujud yaitu, padat, cair, dan polar, sebagai pelarut yang baik
gas. Kemudian tidak dan terdiri dari dua atom
memiliki warna, tidak nersa hidrogen dan satu atom oksigen
dan tidak berbau. Massa
molar 18,02 g/mol, titik didih
100°C dan titik leleh 0°C
2 Etanol rumus kimia CH3CH2OH Etanol termasuk dalam alkohol
dengan titik didihnya 78,4° C. primer, yang berarti bahwa
Etanol memiliki sifat tidak karbon yang berikatan dengan
berwarna, volatil dan dapat gugus hidroksil paling tidak
bercampur dengan air. memiliki dua hidrogen atom
Memiliki massa molar yang terikat dengannya juga.
46,06844 g/mol, titik didih Reaksi kimia yang dijalankan
78,3 oC dan titik leleh -114 oleh etanol kebanyakan
o
C. berkutat pada gugus
hidroksilnya.
3 Heksana Heksana adalah cairan tidak Cairan tidak stabil yang mudah
berwarna, mudah terbakar menguap. Sulit larut dalam air,
dan dengan bau pelarut yang larut dalam etanol, larut dalam
khas. Ini buruk larut dalam eter, kloroform, keton dan
air, tetapi bercampur dengan pelarut organik lainnya.
baik dengan pelarut organik
apolar seperti eter atau
benzena. Memiliki massa
molar 86 g/mol, titik didih 69
o
C dan titik leleh −95 °C

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pemisahan air murni dari air laut / air garam
Air Laut

Disiapkan labu bundar dan penampung


Disusun peralatan destilasi dan tambahkan paselin diantara penghubung Di + 50 ml
sempel air garam (air laut) pada labu didih atau labu bundar 100 ml. Dan ditambah
batu didih
Dipastikan selang air kondensor terpasang secara benar
Dipastikan air kondensor sudah berjalan sebelum proses pendidihan
Adaptor vakum terbuka dengan udara atmosfer
Dipasang termometer di atas labu destilasi
Diuji kemurnian dengan Na dan Cl
Dibandingkan dengan air yang tersisa di labu didih

HASIL
2. Pemisahan etanol dari air dari campuran air dan etanol
Etanol + Air

Disusun peralatan destilasi dan tambahkan paselin diantara penghubung


Digunakan labu bundar 100 ml dan penampung campuran
Ditambahkan campuran etanol 45 ml dan air 15 ml pada labu didih
Ditambahkan batu didih agar tidak bumding
Dipastikan selang air kondensor terpasang dengan benar
Dipastikan air kondensor berjalan
Adaptor vakum terbuka dengan udara atmosfer
Dipasang termometer di atas labu destilasi
Diuji kemurnian dengan bara api dan uji ph

HASIL

3. Pemisahan heksana dari air dari campuran air dan heksana


Heksana + Air

Disusun peralatan destilasi dan tambahkan paselin diantara penghubung


Digunakan labu bundar 100 ml dan penampung campuran
Ditambahkan campuran heksana 45 ml dan air 15 ml pada labu didih
Ditambahkan batu didih agar tidak bumding
Dipastikan selang air kondensor terpasang dengan benar
Dipastikan air kondensor berjalan
Adaptor vakum terbuka dengan udara atmosfer
Dipasang termometer di atas labu destilasi
Diuji kemurnian dengan bara api dan uji ph

HASIL

G. HASIL PENGAMATAN
1. Pemisahan Air murni dari air Laut
Sampel Data Percobaan Hasil
Volume awal sampel air laut 50 mL
Volume akhir sampel air laut 25 mL
Volume destilat 25 mL
Air Laut Suhu mendidih/titik didih 100 oC
Waktu awal destilasi 14 : 00
Waktu akhir destilasi 14 : 40
Tetesan Awal 14 : 27
2. Pemisahan Etanol dari Etanol dan air
Sampel Data Percobaan Hasil
Volume awal sampel campuran 60 mL
Volume destilat 20 mL
Suhu mendidih/titik didih 78 oC
Etanol + Air Waktu awal destilat 14 : 08
Waktu akhir destilasi 14 : 38
Tetesan Awal 14 : 38

3. Pemisahan Heksana dari Heksana dan Air


Sampel Data Percobaan Hasil
Volume awal campuran 60 mL
Volume akhir campuran 20 mL
Volume destilat 40 Ml
Suhu mendidih/titik didih 69 oC
Heksana + Air Waktu awal destilat 13 : 52
Waktu akhir destilasi 14 : 20
Tetesan Awal 14 : 02
Waktu mendidih 14 : 01

H. REAKSI DAN PERHITUNGAN


Rendemen = Vdestilat x 100%
Vsampel
1. Air Laut
Destilasi = 25 mL x 100%
50 mL
= 50 %
2. Etanol+Air
Destilasi = 20 mL x 100%
60 mL
= 33,3 %
3. Heksana+Air
Destilasi = 40 mL x 100%
60 mL
= 66,7 %
I. PEMBAHASAN
Setiap alat dalam rangkaian destilasi memiliki fungsi yang berbeda-beda. Labu alas
bulat, digunakan sebagai wadah atau tempat untuk menyaring campuran cairan. Kepala
baja, digunakan sebagai saluran untuk uap atau gas yang akan masuk ke pendingin
(kondensor), biasanya labu distilasi dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai kepala
baja. Kondensor berfungsi sebagai pendingin, yang didalamnya terdapat pipa dalam = pipa
destilasi, berfungsi sebagai aliran gas uap alcohol yang berwujud uap menjadi berwujud
cair, dimana air masuk dari bawah dan keluar dari atas, karena jika airnya dari masuk dari
atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin
sehingga. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga
suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat
murni.
Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari
proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) berfungsi untuk menghubungkan kondensor
dan wadah destilat (erlenmeyer), sehingga destilat yang mudah menguap akan tertampung
dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung.
Pemanas dapat digunakan untuk memanaskan sampel dalam labu alas bulat. Penggunaan
batu didih pada saat distilasi dirancang untuk mempercepat proses pendidihan sampel
dengan cara mempertahankan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel dan
menyebarkan panas yang ada ke seluruh sampel. Statif dan klem dapat digunakan untuk
menopang bagian peralatan distilasi sederhana agar tidak jatuh atau goyang. Pada saat yang
sama, fungsi dari vaselin adalah untuk mencegah keluarnya uap dari alat distilasi, dan juga
untuk merekatkan semua peralatan distilasi yang akan dihubungkan. Jika pada kondensor
terdapat gelembung maka gelembung tersebut menyatakan aliran airnya tidak berjalan.
Pada percobaan ini ditambahkan beberapa batu didih dan tugasnya adalah untuk
menyebarkan panas sehingga menyebar ke seluruh larutan dan agar tidak bumfing.
Semakin banyak batu didih yang ditambahkan, semakin cepat campuran akan mendidih
dan menguap. Pori-pori pada batu didih akan membantu menangkap udara dalam larutan
dan melepaskannya ke permukaan larutan (menciptakan gelembung-gelembung udara
kecil pada batu didih). Tanpa batu didih, panas pada larutan tidak akan merata dan akan
mengeluarkan uap panas yang akan menyebabkan ledakan.
Tujuan destilasi adalah untuk memurnikan zat cair pada titik didihnya dan untuk
memisahkan zat cair tersebut dari padatan atau cairan yang terlarut dan zat cair murni yang
berbeda titik didihnya. Prinsip distilasi adalah cairan menguap dan uap diembunkan
kembali pada suhu titik didih. Titik didih zat cair adalah suhu di mana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang mengembun kembali disebut distilat.
Proses destilasi pada percobaan ke-1 kali ini adalah untuk memisahkan air murni dari
campuran air laut. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda suhu
didihnya, destilasi merupakan cara pemisahan yang efisien. Pada tekanan atmosfer, air
mendidih pada suhu 100⁰C dan air laut mendidih sekitar lebih besar 100⁰C, perbedaan titik
didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran air laut. Prinsipnya adalah jika
larutan air laut dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul air murni menguap daripada
air laut. Jika uap-uap tersebut didinginkan (mengembun), konsentrasi air murni dalam
cairan yang terkondensasi akan lebih tinggi daripada air laut dalam larutan aslinya.
Proses destilasi pada percobaan ke-2 kali ini adalah untuk memisahkan etanol dari
campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda
suhu didihnya, destilasi merupakan cara pemisahan yang efisien. Pada tekanan atmosfer,
air memiliki titik didih 100⁰C dan etanol memiliki titik didih sekitar 78,37⁰C, dan
perbedaan titik didih inilah yang memungkinkan campuran etanol dan air terpisah.
Prinsipnya adalah jika larutan etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul
etanol menguap daripada air. Sehingga jika uap-uap tersebut didinginkan (mengembun),
konsentrasi etanol dalam cairan yang terkondensasi akan lebih tinggi daripada air dalam
larutan aslinya.
Proses destilasi pada percobaan ke-3 kali ini adalah untuk memisahkan heksana dari
campuran heksana+air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda
suhu didihnya, destilasi merupakan cara pemisahan yang efisien. Pada tekanan atmosfer,
air mendidih pada suhu 100⁰C dan heksana mendidih sekitar 69⁰C, perbedaan titik didih
inilah yang memungkinkan pemisahan campuran heksana air. Prinsipnya adalah jika
larutan heksana air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap daripada
air. Jika uap-uap tersebut didinginkan (mengembun), konsentrasi heksana dalam cairan
yang terkondensasi akan lebih tinggi daripada air dalam larutan aslinya.
Dalam proses ini, penerapan Hukum Raoult menggambarkan perubahan komposisi
dan tekanan cairan mendidih selama distilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidik akan
memiliki komposisi yang berbeda dari cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen dengan
titik didih lebih rendah akan lebih banyak.
Pada percobaan destilasi ke-1 didapatkan data tetesan pertama pada waktu 14:27 dari
waktu awal destilasi yaitu 14:00 dan titik didih air murni adalah 78,37⁰C. Kemudian pada
percobaan destilasi ke-2 didapat tetesan pertama pada waktu 14:38 dari waktu awal
destilasi yaitu 14:08 dan titik didih heksana adalah 78,37⁰C. pada proses ini dilangsungkan
dengan menggunakan air laut teknis sehingga jika diukur enggunakan tetesan pertamanya
lebih rendah dari titik didih etanol. Kemudian pada percobaan destilasi ke-3 didapat tetesan
pertama pada waktu 14:02 dari waktu awal destilasi yaitu 13:52 dan titik didih heksana
adalah 69 oC. Perbedaan waktu antara hasil destilat air murni, etanol dan heksana bisa
disebabkan karena perbedaan titik didih dan batu didih yang ditambahkan. Bisa dilihat dari
hasil tetesan pertamanya, pada air murni karena memiliki titik didih yang paling besar
sehingga lebih lama untuk didestilasi dan suhu yang diperlukan semakin besar juga,
waktunya juga semakin lama untuk menghasilkan destilatnya. Volume yang dihasilkan
dari proses destilasi air murni adalah 25 mL, sedangkan bahan sebelum destilasi adalah 50
mL. Kemudian pada etanol karena memiliki titik didih yang lebih besar dari heksana dan
lebih kecil dari air murni sehingga seharusnya lebih mudah untuk didestilasi dan suhu yang
diperlukan semakin kecil dari air murni, waktunya juga seharusnya semakin cepat untuk
menghasilkan destilatnya tetapi pada percobaan tersebut waktu tetesan paling lama, hal
tersebut bis disebsbkan karena alat bahan yang cacat atau batu didih yang ditambahkan
sedikit. Volume yang dihasilkan dari proses destilasi etanol adalah 20 mL, sedangkan
bahan sebelum destilasi adalah 60 mL Sedangkan pada heksana karena memiliki titik didih
lebih kecil dari air murni dan etanol sehingga sangat cepat untuk didestilasi dan suhu yang
diperlukan semakin kecil juga dari etanol, waktunya juga semakin cepat untuk
menghasilkan destilatnya. Volume yang dihasilkan dari proses destilasi heksana adalah 40
mL, sedangkan bahan sebelum destilasi adalah 60 mL. Didapatkan pula hasil rendemEn
dari destilat. Yang pertama rendemen air murni sebanyak 25 %, kemudian etanol sebanyak
33,3% dan heksana sebanyak 66,7%.

Pertanyaan
1. Jelaskan sistem K3 dari alat destilasi!
2. Jelaskan definisi titik didih!
3. Apakah yang disebut dengan titik azeotrop!
4. Sebutkan jenis-jenis destilasi selain destilasi di atas!
5. Jika ingin memisahkan campuran dua cairan. Titik didih cairan A pada 112˚C dan titik
cairan B 70˚C. Dari manakah tetesan pertama destilat berasal? Mengapa?
6. Apakah fungsi thermometer pada rangkaian destilasi di atas!
7. Mengapa aliran air kondensor megalir dari atas ke bawah?
8. Apa fungsi dari batu didih dalam praktikum diatas?jelaskan!
Jawab
1. Sistem K3 pada alat destilasi yaitu dimana bahaya yang sering timbul dalam pendingin
Leibig adalah kurang kuatnya selang air baik dari keran maupun yang menuju pipa
pendingin. Lepasnya selang air dapat menyebabkan banjir dan proses pendinginan
tidak berjalan dan uap cairan berhamburan ke dalam ruangan laboratorium. Oleh
karena itu, terutama untuk destilasi yang terus-menerus atau sering ditinggalkan,
hubungan selang dengan keran dan pipa pendingin perlu diikat dengan kawat.
Labu didih yang terbuat dari gelas perlu dipilih yang kuat. Labu didih bekas atau yang
telah lama dipakai, diperiksa terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya keretakan
atau scratch. Hal ini penting terlebih-lebih untuk destilasi vakum. Apabila pemanasan
yang dipakai adalah penangas air, maka perlu diingat bahwa suhu permukaan bak
penangas yang terbuat dari logam, dapat melebihi titik nyala dari pelarut yang dalam
labu. Dengan demikian, harus dapat dihindarkan kontak antara cairan dengan
permukaan penangas, baik pada saat mengisi labu destilasi dengan cairan maupun
pemasangan atau pembongkaran peralatan destilasi
2. Titik didih zat cair merupakan suhu di mana tekanan uapnya sama dengan tekanan
atmosfer.
3. Titik azeotrop adalah titik maksimum dimana campuran komponen, untuk komposisi,
suhu dan tekanan tertentu memenuhi kecenderungannya, jika campuran di didihkan
terus menerus melewati titik didihnya maka komposisi fase uapnya akan memiliki
komposisi yang sama dengan fase cairnya.
4. Jenis-jenis destilasi selain destilasi pada praktikum kali ini yaitu :
 Destilasi Fraksional(bertingkat)
Destilasi fraksional digunakan ketika titik didih komponen campuran berdekatan
satu sama lain. Kolom fraksinasi digunakan untuk memisahkan komponen yang
digunakan serangkaian distilasi disebut sebagai rektifikasi.
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan untuk memisahkan komponen yang peka terhadap panas.
Senyawa-senyawa yang didestilasi uap rata-rata memiliki titik didih mencapai 200
derajat Celcius.
 Destilasi Vakum
Destilasi vakum digunakan untuk memisahkan komponen yang memiliki titik didih
tinggi dan memiliki senyawa yang tidak stabil, dengan pengertian senyawa ini
dapat terdekomposisi sebelum atau ketika mendekati titik didihnya.
 Destilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
5. Tetesan pertama destilat muncul dari cairan B, hal itu terjadi karena adanya perbedaan
titik didih antara cairan A dan cairan B yang jauh. Dimana cairan B yang memiliki titik
didih yang lebih rendah maka cairan B akan lebih mudah menguap dibandingkan
dengan cairan A. Selain titik didih yang rendah cairan B juga bersifat volatile. Sehingga
cairan B yang sudah diuapkan akan diembunkan kembali dengan mengalirkan uap ke
kondensor (alat pendingin) ) sehingga uap yang dihasilkan akan berubah kembali
manjadi cairan.
6. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses
destilasi berlangsung
7. Air kondensor yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya
berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan
memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang
mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air
masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air
maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor
tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
8. Batu didih berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas tersebar pada seluruh
bagian larutan dan agar tidak bumfing. Pori-pori dalam batu didih akan membantu
penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan
(menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu
didih panas pada larutan tidak dapat rata dan bisa mengeluarkan uap panas yang
menimbulkan ledakan.
J. KESIMPULAN
1. Prinsip distilasi merupakan penguapan cairan serta pengembunan kembali uap tersebut
pada temperatur titik didih. Titik didih zat cair merupakan suhu di mana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang mengembun kembali disebut
dengan destilat. Prinsip kerja destilasi yaitu penguapan dan pengembunan kembali uap
pada tekanan dan suhu tertentu. Dimana cairan atau campuran akan di panaskan pada
titik didih tertentu dan uap yang dihasilkan akan di hubungkan dengan kondensor (alat
pendingin) sehingga uap yang dihasilkan akan berubah kembali manjadi cairan.
2. Destilasi sederhana ataupun destilasi biasa merupakan sesuatu metode ataupun teknik
pemisahan kimia yang digunakan untuk memisahkan 2 ataupun lebih komponen yang
titik didihnya berbeda jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi
biasa dapat memisahkan suatu campuran agar memperoleh senyawa murni. Destilasi
biasa ini bisa memisahkan suatu campuran sehingga mendapatkan senyawa murni.
Karena senyawa yang ada didalam campuran tersebut akan menguap bergantung pada
cepat atau tidaknya titik didih tiap- tiap senyawa menguap. Selain perbedaan titik didih,
juga perbedaan kevolatilannya, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi
gas.
3. Destilasi dapat memurnikan cairan dengan berdasarkan hasil dari pengamatan yang
sudah dilakukan. Pada air laut dengan volume awal 50 mL, kemudian dilakukan
destilasi didapatkan air murni hasil destilasi sebanyak 25 mL. Pada etanol dan air
dengan volume awal 60 mL, kemudian dilakukan destilasi didapatkan etanol hasil
destilasi sebanyak 20 mL. Pada Heksana dan air dengan volume awal 60 mL, kemudian
dilakukan destilasi didapatkan heksana hasil destilasi sebanyak 40 mL.
4. Dari hasil yang didapat bahwa destilasi dapat membedakan senyawa-senyawa
tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya. Dimana ketika air lair di destilasi maka air
murni akan lebih mudah menguap karena aing murni memiliki titik didih yang lebih
rendah yaitu 100 oC dari pada air laut dan air murni bersifat volatil. Kemudian sama
halnya dengan etanol dan air, etanol akan akan lebih mudah dan lebih cepat menguap
karena etanol memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu 78 oC dari pada air dan
etanol bersifat volatile. Selanjutnya heksana dan air, heksana akan akan lebih mudah
dan lebih cepat menguap karena heksana memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu
69 oC dari pada air dan heksana bersifat volatile.
K. DAFTAR PUSTAKA
Abbassato, Tony Irwanto & Eko Aris Budiarto. (2007).Efisiensi Kolom Sieve Tray pada
Destilasi yang Mengandung Tiga Komponen (Aceton-Alkohol-Air). Jurnal
Nasional. 978-979
Andre, M. Destilasi. https://www.academia.edu/19649990/Destilasi
Ardhian, M. praktikum destilasi sederhana.
https://www.academia.edu/9716161/praktikum_destilasi_sederhana
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Kimia. Kendari : Urhalu.
Conde-Hernandez, Lilia A., Jose R. Espinosa-Victoria, Arturo Trejo, and Jose A.
Dadan. 2022. Pengertian dan Kegunaan Heksana: Sifat, pembuatan.
https://www.sridianti.com/kimia/pengertian-heksana-dan-penggunaan-heksana.html
Haofei Chemycal. 2018. Sifat dan penggunaan kimia N-heksana.
http://id.hfchemicals.com/info/n-hexane-chemical-properties-and-uses-
25285151.html
Fahru. 2015. LAPORAN PRAKTIKUM DESTILASI.
http://pahrutendo94.blogspot.com/2016/04/laporan-praktikum-destilasi.html
Kiss,A.A., David, J. and Suszwalak,P.C., 2012. Enhanced bioethanol dehydration by
extractive and azeotropic distillation in diving-wall columns. Seaparation and
Purification Technology, 86, pp. 70-78.
Rusli, R. Destilasi. https://rolanrusli.com/destilasi/
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Urhalu
Supermi[pa. 2019. Laporan Praktikum Destilasi Sederhana.
https://www.supermipa.com/2019/10/laporan-praktikum-destilasi-sederhana.html
Wikipedia. ETANOL. https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol#Sifat-sifat_fisika
L. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai