Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK II
MODUL 1
DESTILASI CAIRAN

OLEH
Nama: Finny Nurcita Nningrum Patuti
NIM : 442421004
Kelas : Kimia B

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Judul :
Distilasi Cairan
B. Tujuan :
Agar mahasiswa dapat memahami penggunaan dan prinsip kerja
distilasi
C. Dasar Teori
Destilasi ialah suatu metode pemisahan aturan Raoult berdasarkan perbedaan titik
didih. Untukmembahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;
kesetimbangan ini tergantung di tekanan uap larutan. aturan Raoult digunakan buat
menyebutkan fenomena yang terjadi di proses pemisahan yg memakai metode destilasi;
menyebutkan bahwa tekanan uap suatu komponenyang menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponenyang menguap pada
larutan di suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi merupakan penguapan cairan serta pengembunan pulang uap
tersebut di suhu titik didih.Titik didih suatu cairan merupakan suhu dimana tekanan
uapnya sama menggunakan tekanan atmosfer. Cairan yangdiembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi artinya pemurnian zat cair pada titik didihnya, danmemisahkan
cairan tadi asal zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yg memiliki disparitas
titik didih cairan murni. pada destilasi biasa, tekanan uap pada atas cairan ialah
tekananatmosfer (titik didih normal). buat senyawa murni, suhu yang tercatat di
termometer yangditempatkan di kawasan terjadinya proses destilasi merupakan sama
menggunakan titik didih destilat(Sahidin,2008).
untuk memisahkan alkohol dari adonan dan menaikkan kadar alkohol, beer perlu
didistilasi.Maksud dan proses distilasi merupakan buat memisahkan etanol asal adonan
etanol air. buat larutanyang terdiri berasal komponen-komponen yg berbeda konkret suhu
didihnya, distilasi adalah cara yg paling simpel dioperasikan dan jua adalah cara
pemisahan yang secara thermal ialah efisien. Padatekanan atmosfir, air mendidih pada
100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. disparitas dalamtitik didih inilah yang
memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: Bila larutan campuranetanol air
dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari di air. Bila uap-uap
inididinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebihtinggi asal pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini
dipanaskan lagi serta lalu dikondensasikan,maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi.
Proses ini mampu diulangi terus, hingga sebagian akbar darietanol dikonsentrasikan
dalam suatu fasa. namun hal ini ada batasnya. pada larutan 96% etanol,dihasilkan suatu
campuran menggunakan titik didih yang sama (azeotrop). pada keadaan ini, Bila larutan
96persenalkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat
akan teap konstan sama. Jikadengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat
berasal 96% (Harahap, 2003).
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik berasal suatu campuran senyawa
dilakukan menggunakan beberapacara sinkron dengan karakter sample. Destilasi
sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedantitik didih yg besar atau buat
memisahkan zat cair dari campurannya yg yg berwujud padat.Destilasi bertingkat,
pemisahan ini dilakukan sesuai perbedaan titik didih yg berdekatan..Destilasi uap,
dilakukan buat memisahkan suatu zat yg sukar bercampur dengan air serta
memilikitekanan uapnyang relative tunggi atau mempunyai Mr yg tinggi (Tim Kimia
Modul SMKN 13, 2001).Destilasi ialah penguapan suatu cairan menggunakan cara
memanaskannya dan kemudian mengembunkanuapnya balik sebagai cairan. Destilasi
menjadi proses pemisahan dikembangkan asal konsep-konsepdasar: tekanan uap,
kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi dipergunakan buat pemisahan cairan-
cairandengan tekanan uap yg cukup tinggi. dengan kolom yg didesain secara baik, bisa
memisahkancairan-cairan menggunakan disparitas tekanan uap yang kecil (akan tetapi
tidak adonan azeotrop). Destilasimerupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Proses pemurnian minyak atsiri mampu dilakukan dengan memakai beberapa
metode, yaitu secara fisikadan kimia. Proses pemurnian secara ekamatra bisa dilakukan
menggunakan mendistilasi ulang minyak atsiri yangdihasilkan (redestillation) dan
distilasi fraksinasi menggunakan pengurangan tekanan. dalam proses secarafisika, yaitu
metode redestilasi artinya menyuling ulang minyak atsiri menggunakan menambahkan
air pada perbandingan minyak serta air lebih kurang 1:5 dalam labu destilasi, kemudian
campuran didestilasi. Minyakyang didapatkan akan terlihat lebih jernih. hasil
penyulingan ulang terhadap minyak nilam menggunakan metoderedestilasi, ternyata
dapat menaikkan nilai transmisi (kejernihan) asal 4 % sebagai 83,4 %, danmenurunkan
kadar Fe asal 509,dua ppm menjadi 19,60 ppm. buat distilasi fraksinasi akan jauh lebih
baikkarena komponen kimia dipisahkan berdasarkan disparitas titik didihnya. Komponen
kimia yg terpisahsesuai menggunakan golongannya (Hernani, 2006).
Alat dan bahan
1. Alat
No. Nama alat kategori gambar fungsi
1. Labu leher dua 1 Untuk memisahkan antara
dua zat atau lebih dengan
memfokuskan pada
perbedaan titik didih.

2. Penangas listrik 2 Untuk pemanasan dan


pendidihan larutan

3. termometer 1 Alat yang digunakan untuk


mengukur suhu

4. Pendingin/ 2 Untuk membuang kalor dan


kondensor mengubah wujud bahan
pendingin dari gas menjadi
cair

5. Statif/klem 2 Untuk menjepit buret saat


hendak saat melakukan
titrasi
6. Erlenmeyer 1 untuk
mencampur,mengukur, dan
menyimpan cairan.

7. Aluminium foil 1 Sebagai penutup bagian


mulut alat-alat praktikum

8. Pipet tetes 1 Digunakan untuk mengambil


bahan dalam jumlah yang
kecil

9. Selang 1 Digunakan sebagai alat


untuk memasukan air dalam
kondensor dan
mengeluarkan

10. corong 1 Digunakan pada saat


memasukan cairan dalam
suatu wadah

11. Adaptor dan 2 Digunakan sebagai alat


pompa air untuk memompa air pada
saat destilasi
2. Bahan
No. Nama bahan kategori Sifat fisik Sifat kimia
1. Es batu Umum -Berwujud padat -mudah larut dalam
-tidak berbau air
-titik leleh 100°C
-titik beku 0°C
2. aquadest Umum -berwujud cair -tidak beracun
-tidak berbau dan -pelarut yang baik
tidak berwarna -bersifat polar
-titik leleh 100°C
-titik beku 0°C
3. Batu didih Umum -berwujud padat -terbuat dari bahan
-berwarna putih silica,kalsium ,karbo
Berukuran kecil nat,porselen, maupun
Tidak rata dan berpori karbon.

D. Prosedur Kerja
E. Hasil Pengamatan
Perlakuan Hasil pengamatan

Mengukur 50 mL larutan sampel A Sampel A tepat 50 mL

Memasukkan batu didih sebanyak 3 butir Batu didih berada didalam labu
kedalam labu destilasi bundar destilasi bundar
-
Memanaskanlarutan Larutan mendidih 41°C

Mengamati suhu dan tetesan pertama larutan Tetesan pertama pada suhu 71⁰C

Mengamati suhu dan terakhir larutan dan Tetesan terakhir: 970C dan merupakan
menentukan senyawa Larutan etil asetat

F. Pembahasan
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, serta pemisahan zat
cair tersebutdari zat padat atau zat cair yang terlarut dan memiliki perbedaan titik didih
cairan murni.Prinsip destilasi artinya penguapan cairan serta pengembunan pulang uap
tadi pada suhutitik didih. Titik didih suatu cairan suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer.Cairan yg diembunkan kembali diklaim destilat.pada percobaan
ini sampel yang dipergunakan artinya pelarut etil asetat. Etil asetat adalah hidrokarbon
alkana rantai lurus yang memiliki 4 atom karbon menggunakan rumus molekul
C4H8O2.Isomer heksana tidak reaktif serta digunakan menjadi secara luas sebagai
pelarut inert dalam reaksi organik sebab heksana bersifat polar. Pelarut ini memiliki titik
didih antara 71°C-97° C.
Hal pertama yg dilakukan di percobaan ini adalah menyusun indera mirip di
gambar 1.Mula-mula labu bundar diisi dengan batu didih buat mencegah terjadinya
bumping saat pemanasan, labu bundar berfungsi menjadi tempat menyimpan larutan
sampel yg akan didestilasi. letakkan kolom vigreux diatas labu bundar yg mempunyai
fungsi buat memisahkancampuran sebagai beberapa bagian komponen berdasarkan
disparitas volalitas. Selanjutnyadipasang adaptor buat menyalurkan uap yang akan terjadi
destilasi ke kondensor diatas kolom vigreux.kemudian dipasang termometer buat
mengamati suhu, kondesor menjadi pendingin, aerator pump yg akan menyalurkan air ke
pada dan keluar kondensor, dan tabung pengubung yangakan menyalurkan hasil
destilasi ke wadah sampel. Pastikan bahwa indera telah terpasang dengan baik agar tidak
terjadi hal yg tidak diinginkan. setelah semuanya telah tersusun menggunakan benardan
baik, nyalakan heating mantle buat memanaskan sampel larutan.waktu proses destilasi
etil asetat dilakukan, komponen yang mempunyai titik didih lebih rendahakan menguap.
setelah mendidih dan membentuk uap, uap tersebut mengalir melalui kolomvigreux dan
adaptor menuju kondensor. di pada kondensor, uap akan diembunkan kembaliagar
menjadi cairan. Proses destilasi wajib terus diamati agar tidak terjadinya bumping
atauhal-hal yg tidak diinginkan. Proses ini dihentikan waktu terdapat lagi destilat yang
menetes kedalam wadah sampel.
G. Kesimpulan
1) Berbagai campuran dapat dimurnikan dengan destilasi sederhana.
Destilasisederhana merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
pemurniandan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik
didihyang relative jauh.
2) Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekananuap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagaikecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadiuap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekananuap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairanakan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap
cairan sama dengan tekananuap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uapyang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik
didih lebih rendahdaripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
3) Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak samadengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebihvolatile atau
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atascairan terkumpul dan
dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinyasama dengan komposisi
senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengansenyawa yang mempunyai titik
didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap,maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salahsatu komponen dalam campuran
Daftar Pustaka

Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu. Kendari.


Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung.
Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6.
Hernani. 2006. ‘Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses Pemurnian’ :2 3.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Unhalu. Kendari. Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
MODUL II
PEMISAHAN IOD DENGAN METODE EKSTRAKSI SOLVENT DENGAN
MENGGUNAKAN FUNNEL SPLIT

OLEH
Nama: Finny Nurcita Nningrum Patuti
NIM : 442421004
Kelas : Kimia B

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Judul :
Pemisahan Iod Dengan Metode Ekstraksi Solvent Dengan
Menggunakan Funnel Split
B. Tujuan :
Agar Mahasiswa Dapat Memahami Ekstraksi Pelarut Dengan
Menggunakan Corong Belah
C. Dasar Teori
Ekstraksi ialah proses pemisahan suatu komponen asal suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap 2 macam pelarut saling bercampur. Ekstraksi
pelarut umumnya dipergunakan buat memisahkan sejumlah gugus yg diinginkan serta
mungkin menggunakan gugus pengganggu dalam analisi secara keseluruhan. Kadang
gugus pengganggu ini diekstraksi secara selektif.(Petrucci, 1987)
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat asal campurannya menggunakan pembagian
sebuah zat terlarut dua pelarut yang tidak dapat bercampur buat mengambil zat terlarut
berasal suatu pelarut ke pelarut lain. acapkali campuran benda padat serta cair contohnya
bahan alami tak bisa atausukar sekali dipisahkan menggunakan metode pemisahan termis
yg telahdibicarakan. !isalnya saja karena komponennya saling bercampur secarasangat
erat" peka terhadap panas dan beda sifat fisiknya terlalu kecil
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak bisa campur menawarkan poly
kemungkinan buat pemisahan analitis. Jika suatuzat terlarut membagi diri antara dua
cairan yg tak dapat campur" ada suatu korelasi yg sempurna antara konsentrasi zat
terlarut pada dua fasa pada kesetimbangan. suatu zat terlarut akan membagi dirinya
antara duacairan yang tak bisa campur. demikian rupa sehingga angka
bandingkonsentrasi di kesetimbangan ialah konstanta di temperatur tertentu
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyarian" adalah suatu proses pemisahan
dimana suatu zat terdistribusi dalam 2 pelarut yang tidak bercampur. penyarian merupan
proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi kedalam 2 pelarut yg tidak saling
bercampur. Kegunaan besar dari penyarian ini artinya kemungkinan buat pemisahan
duasenya dua atau lebih berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya (Kd)
Ekstraksi pelarut atau dianggap jua ekstraksi air adalah metode pemisahan yang
paling baik dan populer. alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik
dalam taraf makro ataupun mikro.prinsip metode ini berdasarkan di distribusi zat pelarut
dengan perbandingan eksklusif antara 2 pelarut yg tidak saling bercampur "seperti
benzen" karbon tetraklorida atau kloroform. batasan nya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yg berbada dalam ke 2 fase pelarut
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara 2 fasa
air yang tidak saling bercampur.teknik ekstraksi sangat berguna buat pemisahan secara
cepat dan ,higienis- baik buat zat organik juga zat anorganik. cara ini bisa dipergunakan
untuk analisis makromaupun mikro. !elalui proses ekstraksi" ion logam pada pelarut air
ditarik keluar dengan suatu pelarut organik (fasa organik). secara awam"ekstraksi artinya
proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya pada dalamair oleh suatu pelarut lain
yang tidak bisa bercampur menggunakan air (fasa air).tujuan ekstraksi artinya
memisahkan suatu komponen dari campurannyadengan memakai pelarut

relatif diketahui aneka macam zat-zat tertentu lebih simpel larut dalam pelarut-pelarut
eksklusif dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain./adi iod jauh lebih dapat larut
pada karbon disulfida" kloroform" ataukarbon tetraklorida. lagipula" Jika cairan-cairan
tertentu mirip karbondisulfida serta air" eter serta air" dikocok bersama-sama pada satu
bejanadan adonan kemudian dibiarkan" maka kedua cairan akan memisahmenjadi 2
lapisan. cairan-cairan mirip itu dikatakan menjadi tidak bisa campur (karbon disulfida
dan air) atau 1/2 campur (eter serta air)" bergantung apakah satu ke dalam yang lain
hampir tidak dapat larut atausetengah larut. /ika iod dikocok bersama suatu adonan
karbon disulfidadan air kemudian didiamkan" iod akan dijumpai terbagi pada kedua
pelarut. suatu keadaan kesetimbangan terjadi antara larutan iod dalamkarbon disulfida
serta larutan iod pada air
pembagian solute antara dua solvent yang tidak saling campur telah memberikan
banyak kemungkinan bagi metode pemisahan" baik buat tujuan preratif juga analitik.
Ekstraksi solvent (pelarut)adalah metode pemisahan yang didasarkan atas keterangan
diatas. cara inicukup poly dipergunakan kerena bisa memakai alat yg sederhana seperti
corong pisah.Ekstraksi ini dapat digunakan buat memisahkan suatu solute dalam pelarut '
menggunakan menggunakan pelarut A. pada waktu penambahan pelarut B" solute akan
membagi diri diantara dua pelarut yg tidak salingcampur tadi. pada ketika kesetimbangan
ada hubungan antarakonsentrasi solute pada 2 pelarut tersebut. hal ini sinkron dengan
hukum Distribusi yg dinyatakan sang 4ernst dan dirumuskan menjadi
Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Karaklasik merupakan
mengklasifikasikan sesuai sifat zat yang diekstraksi.pembagian terstruktur mengenai
didasarkan atas proses ekstraksi berlangsung menggunakan prosedur eksklusif. Ekstraksi
berlangsung melalui pembentukkan spesiesnetral yg tidak bermuatan diekastraksi ke fase
organic. sedangkan kategori lain merupakan ekstraksi sinergis
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
MODUL IV

SOXLETASI EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI

OLEH
Nama: Finny Nurcita Ningrum Patuti
NIM : 442421004
Kelas : Kimia B

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Judul :
IDENTIFIKASI KURKUMIN DALAM JAHE DALAM KROMATOGRAFI
LAPISAN TIPIS

B. Tujuan :
C. Dasar Teori
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
MODUL V

IDENTIFIKASI KURKUMIN DALAM JAHE DALAM KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS

OLEH
Nama: Finny Nurcita Ningrum Patuti
NIM : 442421004
Kelas : Kimia B

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Judul :
Identifikasi Kurkumin Dalam Jahe Dalam Kromatografi
Lapisan Tipis
B. Tujuan :
C. Dasar Teori
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatankomponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-
komponennya akan dipisahkanantara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam akan menahan komponen campuransedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Komponen yang mudah tertahanpada fase diam akan tertinggal.
Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akanbergerak lebih cepat.
( Imam Haqiqi, Sohibul,2008 )
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan kecepatan
perambatankomponen dalam medium tertentu. Uraian mengenai kromatografi pertama
kali dijelaskan olehMichael Tswett, seorang ahli biotani Rusia yang bekerja di
Universitas Warsawa Pada saat itu,Michael Tswett melakukan pemisahan klorofil dari
pigmen- pigmen lain dari ekstrak tanamanmenggunakan kromatografi kolom yang berisi
dengan kalsium karbonat. Pada kromatografi,komponen- komponen yang akan
dipisahkan berada diantara dua fase yaitu fase diam ( stationary )dan fase bergerak
( mobile ). Fase diam adalah fase yang akan menahan komponen campuransedangkan
fase gerak adalah fase yang akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen
yangmudah tertahan pada fase diam akan tertinggal atau tidak bergerak sedangkan
komponen yangmudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. ( Sudarmadji,
2007 )
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak
digunakan. Metode inimenggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi
penyerap untuk lapisan tipis dankering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
Untuk menotolkan larutan cuplikan padalempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro
pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah darilempeng dicelup dalam larutan pengulsi
di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010)
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber
pada tahun 1938. KLTmerupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas
dan elektroforesis. Berbedadebgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan
atau dikemas di dalamnya, padakromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan
yang seragam (uniform) pada permukaanbidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,
pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipundemikian, kromatografi planar ini dapat
dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (Rohman, 2007)
Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran
menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang
terdapat pada tahu, tempe,bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia
anagalis, dan Torenia violacea. Yang padasenyawa isoflavon memiliki banyak manfaat.
Beberapa kelebihan senyawa isoflavon yang potensialbagi kesehatan manusia, di
antaranya adalah sebagai antioksidan, antitumor / antikanker,antikolesterol, antivirus,
antialergi, dan dapat mencegah osteoporosis. Fase gerak yang dikenalsebagai pelarut
pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler
padapengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada
pengembangansecara menurun (descending). Kromatografi lapis tipis dalam
pelaksanaannya lebih mudah dan lebihmurah dibandingkan dengan kromatografi kolom.
Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalamkromatografi lapis tipis, peralatan yang
digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan hampirsemua laboratorium dapat
melaksanakan setiap saat secara cepat (Rohman, 2007).
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
atas dasar perbedaanadsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut
pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama
pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanyaterlihat pada fase diamnya atau media
pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagaipengganti kertas. Bahan
adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbukselulosa.
Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan
membentukikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis
tipis seringkali jugamengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar
ultra violet. Fase gerakmerupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. (Rudi,
2010)
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi
lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya
pemisahan komponen-komponen pada KLTdengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai
panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebutdengan menggunakan kolom
kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel daneluen yang digunakan
berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalaukepolaraan eluen
pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006)
Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan
dua fasa yaitu fasa diamdan fasa gerak. Fasa geraknya berupa campuran pelarut
pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai
permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atauberfungsi sebagai penyangga untuk
lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLTsering disebut penyerap
walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistemkromatografi cair-
cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT,contohnya
silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae)
danselulosa. Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar,
2007)
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
Untuk mengukur suatu
larutan
1. Gelas ukur 1

Untuk mengukur
panjang plat KLT
2. Penggaris

Untuk menotolkan
sampel pada plat KLT
3. pipa kapiler

Untuk membatasi
pergerakan pada plat
4. Pensil KLT

Untuk menghaluskan
sampel
5. Mortar dan alu
Untuk melihat noda
yang ada pada plat KLT
6. Lampu UV

Untuk menggambil plat


KLT dalam chamber
7. Pingset

8. Kaca preparat Untuk meletakkan plat


KLT

9. Chamber untuk mengetahui


jumlah
komponen dalam sampel

10. kaca arloji Untuk menutup chamber


2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
- Berwarna Mudah Terbakar
Putih
1. Plat KLT

Khusus - berbau khas - larut dalam


- mudah eter dan
2. Kloroform menguap alkohol
- titik leleh - - beracun.
63,5 oC6. - wujudnya pada
- titik didih suhu ruang
61,2 oC. berupa cairan
bening

Khusus - Titik didih : - bersifat


64,7˚C korosif
3. Metanol - Titik leleh : - - mudah
97,9˚C terbakar
- Warna : Tak
berwarna
Umum - Titik didih : - Memiliki Ph
100˚C Titik =7
4. Aqudes - leleh : 0˚C - Tidak beracun
- Warna : Tak - Tidak mudah
berwarna terbakar
- Tidak bersifat
korosif
Khusus - Rumus - Kurkumin tidak
Molekul larut dalam air dan
5. Kurkumin = C21H20O6 eter,
- Berat - larut dalam etil
Molekul asetat, metanol,
(g/gmol) = 368,37 etanol, benzena, asam
- Titik lebur asetat glasial, aseton
= 183°C dan alkali hidroksida.
Umum Berwarna kuning

6. ekstrak Kunyit

Umum Berwarna bening


ekstrak jahe keruh
7.

Khusus - tak berwarna - cairan mudah


Dietil Eter - titik lebur = - terbakar
8. 1.165℃
- titik lebur =
346℃
E. Prosedur Kerja
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Organik, Fakultas Farmasi Universitas Muslim
Indonesia : Makassar.

Haqiqi, Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. nadjeeb.files.wordpress


.com/2009/10/kromatografi.pd

Iskandar, Yusuf. 2007. Karakteristik Zat Metabolit Sekunder Dalam Ekstrak Bunga
Krisan(Chrysanthemum cinerariaefolium) Sebagai Bahan Pembuatan Biopestisida.
FMIPA. Semarang.

Khopkar, S,M. 2009. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rudi, L. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari: Universitas Haluoleo.

Sofia, Lenny. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding Merah
denganMetoda Uji Brine Shrimp. Sumatera Utara: USU Repository.

Anda mungkin juga menyukai