KIMIA DASAR II
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
2
3
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan
pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Stephani, 2009).
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih
komponen cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan
diferensial dari suatu campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam
proses pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan penampungan material
uap dengan cara pendinginan dan pengembunan dalam kondensor
pendingin-air. Mempelajari proses pemisahan dengan teknik destilasi mesti
dipahami bahwa semua molekul dalam fasa cair memiliki dinamika
pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan internal dan
kecenderungan molekul lepas dari permukaan dalam bentuk uap, tergantung
pada karakteristik cairan. Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan
terlepasnya molekul dari permukaan cairan, tekanan uap cairan adalah sifat
dari cairan itu dan tidak tergantung pada komposisi fasa uap. Peningkatan
temperatur akan meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga
mempercepat proses terlepasnya molekul (Alimin, 2007).
Syarat umum pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi
adalah semua komponen yang terdapat didalam campuran haruslah bersifat
volatile. Pada suhu yang sama, tingkat penguapan masing-masing
komponen akan berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa pada suhu tertentu,
komponen yang lebih volatile dalam campuran cairan akan lebih banyak
membangkitkan uap. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni
pada suhu tertentu, suhu fasa cairan akan lebih banyak mengandung
komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya
pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi
dalam kesetimbangan uap cairan dapat dengan mudah dipelajari pada
destilasi pemisahan campuran alkohol dari air (Alimin, 2007).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondenser yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan
air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan
akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut (Syukri, 2007). Perbedaan titik didih zat yang dipisahkan sangat
mempengaruhi hasil yang akan didapatkan. Karena apabila titik didih zat
campuran itu mempunyai jarak yang sangat dekat maka dalam pemanasan di
khawatirkan zat yang tidak diinginkan juga ikut menguap karena titik didihnya
hampIr sama sehingga distilasi harus dilakukan secara berulang atau bertingkat
(Stephani, 2009).
4
1.3. Skema
1.3.1. Kalibrasi Thermometer
Thermometer
10 mL air
Diisi ke dalam tabung reaksi 10 mL
air
Dimasukkan sedikit batu didih
Diklem tabung tegak lurus,
dipanaskan perlahan sampai
mendidih
Dimasukkan thermometer dengan
dipegang, kolom Hg ditempatkan
pada uap di atas permukaan air
mendidih
Hasil
Hasil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis Metode Pemisahan dan Pemurnian
Cara memisahkan campuran homogen maupun heterogen dapat
dilakukan melalui proses pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan
untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur, sedangkan
pemurnian adalah suatu cara untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur oleh zat lain (Syukri, 1999). Teknik pemisahan
campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung
didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air,
dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan
selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau
padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu
koloid dari pelarutnya (Syukuri, 1999).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan
titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan
pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Stephani, 2009).
Jenis metode pemisahan dan pemurnian :
1. Memisahkan zat padat dari suspensi
Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat
kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam
dalam medium cair.Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan
(filtrasi) dan sentrifugasi (Syukri, 1991).
1.1. Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya,
sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif
bebas dari larutan.
6
7
3.1. Destilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua
cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan meng uap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara
cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi
komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap
ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik
didih air dan alkohol masing-masing 10 0˚C dan 78˚C. Jika campuran
dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol
akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan
akhirnya didapatkan cairan alkohol murni (Subjadi, 1988).
3.2. Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis
yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap,
contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses
diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan. Pelarut-
pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang
dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang
lebih ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter)
dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran
pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur
permulaan merkurium (Subjadi, 1988).
3.3. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida
dan karbon disulfida (Chang, 2005). Ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan
dalam industri, dimana tetesan pelarut yang lebih ringan bergerak ke atas
melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang lebih berat. Penerapan
teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak. Ekstraksi
arus lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah tabung, pelarut
yang telah kehilangan hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain
yang masih bersih (Chang, 2005). Diantara berbagai metode
pemisahan, ekstraksi merupakan metode yang paling baik dan paling popular,
alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih,
9
16
17
karbon. Benzena tidak begitu reaktif, tapi sangat mudah terbakar, karena
kadar karbon yangterkandung sangat tinggi. Sedangkan metanol dibuat dari
campuran gas karbon monoksida dengan hydrogen menggunakan katalis
ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C. Metanol bersifat racundan dapat
mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi jika karena kontak
dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama.
5. Cara kerja dari kalibrasi alat termometer adalah dengan meletakkan silinder
termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat
seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku
air. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air
tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan. Letakkan thermometer di
atas air mendidih untuk kalibrasi titik didih, karena jika dicelupkan ke dalam
air mendidih akan terlalu panas. Sedangkan caara kerja dari alat destilasi
yaitu air tidak murni dimasukkan ke dalam labu tahan panas kemudian labu
dipanaskan hingga air dalam labu mendidih dan menguap. Uap air yang
terbentuk kemudian dialirkan melalui pipa. Kondensor (pendingin) berisi
air mengalir dengan aliran yang berlawanan dengan aliran uap air dipasang
di dalam pipa. Akibatnya, uap air murni yang mengalami kontak dengan air
dingin mengalami pengembunan dan terbentuk titik-titik air murni yang
semakin lama semakin banyak. air murni tersebut kemudian ditampung
dalam gelas atau tabung.
6. Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) zat yang dihasilkan dari
ekstraksi suatu zat. Rendemen menggunakan satuan persen (%).
Rendemen = Bobot ekstrak x 100%
Bobot simplisia
Faktor yang mempengaruhi hasil rendemen yang utama adalah ukuran
sampel, sampel dengan ukuran kecil memiliki luas permukaan yang
lebih besar sehingga lebih banyak terjadi kontak dengan pelarut yang
akan mengekstrak. Faktor utama kedua adalah lama waktu destilasi,
semakin lama waktu yang digunakan untuk destilasi maka akan
menghasilkan rendemen yang lebih besar, dan faktor utama ketiga adalah
kondisi sampel, sampel yang pengotornya banyak menyebabkan destilasi
kurang optimal.
18
DAFTAR PUSTAKA
Alibert, C. dan McCulloch, M. T. (2007). Strontium/Calcium Ratios in
ModernPorites Corals from The Great Barrier Reef as A Proxy for Sea
SurfaceTemperature: Calibration Of The Thermometer and Monitoring of
ENSO.Paleoceanography, Vol:12. No(3), Hal:345-363.
Alimin, Muh.Yunus dan Irfan Idris. (2007). Buku Dasar Kimia Analitik.
Makassar :Alauddin Press.
Cahyono, B. (1991). Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.
Semarang : Kimia UNDIP.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Fhya. (2011). Destilasi. Diunduh tanggal 11 April 2020 dari
https://id.scribd.com/document/283756082/destilasi
Khasani. (1990). Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta :
Gramedia.
Petrucci. (1996). Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Prasodjo, Budi.(2006). Teori dan aplikasi fisika SMP kelas VII edisi kedua.
Bogor: PT Ghalia Indonesia Printing.
Robbaniryo.(2011). Ilmu Kimia Destilasi Sederhana dan Bertingkat. Diunduh
tanggal 11 April 2020 dari http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/distilasi
sederhana-dan-bertingkat
Soebagio, dkk.(2005). Kimia Analitik II. Malang : UM Press.
Stephanie, Kartika dkk.(2009). Pemisahan Kimia Analitik. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Sudjadi. (1988). Metode Pemisahan. Yogyakarta.: Fakultas Farmasi UGM.
Sufriadi, E., Mustanir. (2004). Strategi Pengembangan Menyeluruh terhadap
Minyak Nilam (Patchouli Oil) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Perkembangan Teknologi TRO VOL. 16 No. (2). Hal:11-19.
Syukri.(2007). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.
Utomo, D., Mujiburohman, M.(2018). Pengaruh Kondisi Daun Dan Waktu
Penyulingan Terhadap Rendemen Minyak Kayu Putih. Jurnal Teknologi
Bahan Alam Vol.2. No(2). Hal:124-127.
19