TINJAUAN PUSTAKA
Asam Sulfat dibuat dengan bahan baku yaitu belerang dan udara.
bersih. Udara digunakan untuk diambil oksigennya (O2). Pembuatan asam sulfat
juga membutuhkan bahan-bahan pembantu lain seperti air proses dan katalis.
Katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi dan air proses digunakan
2.1.1.1 Belerang
sulfat. Sifat fisika dan kimia dari belerang yang digunakan sebagai bahan
a. Sifat Fisika
24
25
b. Sifat Kimia
S + SO32- S2O32-
S + Na2S2O3 Na2S2O3
(Patnaik, 2003)
(Chang, 1988)
tumpukan, agar sebagian belerang lainnya melebur dan zat cairnya dapat
belerang ini dinilai terlalu mahal, sehingga dikembangkan proses baru dalam
dikembangkan, yaitu:
1. Proses Frasch
dalam tanah.
dilalui oleh sirkulasi air panas dengan suhu sekitar 160 oC melalui pipa terluar.
Sirkulasi air panas tersebut akan menaikkan suhu sampai di atas titik cair
o
belerang, yaitu sekitar 115 C. Belerang cair yang lebih berat dari air,
sampai kira – kira setengah ketinggian permukaan pipa. Udara tekan juga
naik ke permukaan melalui pipa tengah. Air ditarik keluar dari formasi dengan
laju aliran kira–kira sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan
kemudian dialirkan melalui pipa – pipa yang dipanaskan dengan uap menuju
27
atau dibiarkan dalam keadaan cair dengan cara pemberian panas melalui uap
(Austin,1996).
2. Proses Clauss
asam, gas tanur kokas, dan gas kilang minyak. Hidrogen sulfida ini dipisahkan
dengan cara melarutkannya di dalam etanolamin (HOCH2CH2NH2)
H2S (g) + HOCH2CH2NH2 (l) HOCH2CH2NH3+ + HS-
Sesudah dipisahkan, sebagian H2S kemudian dibakar di udara dengan
bantuan katalis aluminium oksida pada menghasilkan sulfur dioksida:
H2S (g) + 3/2 O2 (g) SO2 (g) + H2O(g) ∆H = -518,8 kJ
Al2S3
Gas SO2 dapat digunakan secara langsung untuk membuat asam sulfat
atau dikonversi kembali menjadi sulfur unsur melalui berbagai modifikasi proses
clauss yang menggunakan katalis Ferioksida
SO2 (g) + 2 H2S (g) 3 S (l) + 2 H2O(g) ∆H = -142,8 kJ
Fe2O3
(Austin, 1996)
2.1.1.2 Udara
Udara yang ada pada atmosfer bumi banyak mengandung gas – gas
seperti Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Neon (Ne), Argon (Ar) dan lain – lain.
dengan gas – gas lain sehingga perlu dipisahkan. Dalam pemisahan gas
Oksigen dan gas Nitrogen dapat dilakukan dengan destilasi terhadap udara
karena titik didih dari masing – masing gas berbeda sehingga dapat
dipisahkan.
air dan karbon dioksida (CO2) dapat terpisahkan. Udara murni, yang sebagian
didinginkan kembali. Gas Nitrogen akan menguap lebih dahulu karena titik
didih gas nitrogen (sekitar -196 oC) lebih rendah daripada titik didih gas
Oksigen (sekitar -183 oC). Nitrogen ini akan berada di kolom yang paling atas,
Sifat fisika dan kimia dari udara yang digunakan sebagai bahan
pembantu adalah sebagai berikut :
a. Nitrogen
Sifat Fisika Nitrogen:
Tabel 7. Sifat Fisika Nitrogen
Karakteristik Sifat Fisika
Rumus Molekul N2
Berat Molekul 28,01 gr/mol
Titik leleh -209,86 °C
Titi didih -195,8 °C
Specific Gravity 1,026
Wujud Gas
(Perry, 2008)
b. Oksigen
Sifat Fisika Oksigen
Tabel 8. Sifat Fisika Oksigen
Karakteristik Sifat Fisika
Rumus Molekul O2
Berat Molekul 32 gr/mol
Titik leleh -218,4 °C
Titi didih -183°C
Specific Gravity 1,1053
Wujud Gas
(Perry, 2008)
30
Air merupakan zat yang paling penting dalam proses produksi baik
dalam industri asam sulfat maupun dalam industri – industri lain. Proses
dalam waste heat boiler. Sifat fisika dan kimia air adalah sebagai berikut:
a. Sifat Fisika
b. Sifat Kimia
Aplikasi yang paling penting dari V2O5 adalah digunakan dalam bidang
katalisis. Katalis ini berperan dalam pembuatan asam sulfat dengan proses
Komponen % Volume
V 56,02 %
O 43,98 %
(Patnaik, 2003)
sebagainya) disamping V2O5. Katalis ini mempunyai waktu kerja yang cukup
lama, yaitu sekitar 20 tahun, tidak mudah keracunan, kecuali oleh flour yang
merusak bahan silika menjadi pengangkut (Austin, 1996).
Penggunaan V2O5 cukup tinggi konversinya, dapat mencapai 98%
bergantung pada konsentrasi SO2 di dalam gas dan rasio O2/SO2 dalam pabrik
32
absorpsi tunggal dan mencapai 99,8% dalam pabrik jenis absorpsi ganda
(Austin, 1996). Sifat fisika dan kimia V2O5 adalah sebagai berikut:
a. Sifat Fisika
b. Sifat Kimia
di
sebagai berikut:
(Patnaik, 2003)
2. Proses Kontak
Masing – masing proses pembuatan asam sulfat dapat diuraikan sebagai
berikut:
Proses kamar timbal dikembangkan abad ke-18, pada proses ini sejumlah
kecil SO3 yang dihasilkan dimasukkan ke dalam air untuk membentuk asam
menghasilkan SO3:
menjadi NO2 melalui reaksi dengan oksigen. Tepatnya dalam menara Gay-
nitrat atau kalium nitrat, yang hanya sekarang diperlukan untuk menggantikan
34
asam sulfat yang lebih pekat—75 sampai 85% H2SO4 berdasar massa
(Oxtoby, 2003.)
b. Proses Kontak
Selain proses kamar timbal, metode lain yang lebih modern dan lebih
efsien untuk pembuatan asam sulfat adalah proses kontak. Pada proses ini
campuran gas sulfur dioksida (SO2) dan Oksigen (O2) dilewatkan melalui
berkisar antara 4000C - 5000C. Pembuatan asam sulfat dengan proses kontak,
yaitu terjadinya kontak antara campuran gas-gas dengan katalis. Reaksi yang
sulfat.
(Chang, 1988)
sebagai berikut:
Udara
Belerang SO2
Reaksi 2SO2 Oleum
Sulfur
+ O2 Cooler
Tower
Burner
Udara 2SO3
98%
H2SO4
Asam Sulfat merupakan zat kimia yang sangat aktif, paling banyak
dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan garam – garam sulfat dan untuk sulfonasi.
Bahan ini dipakai dalam berbagai macam industri pupuk, kulit, plat timah,
a. Sifat fisika
b. Sifat kimia
(Patnaik, 2003)
2.3.2.1 Steam
37
Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang disebut
penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah air
bersih. Steam yang dihasilkan dari proses pembuatan asam sulfat pada Pabrik
Asam Sulfat II Departemen Produksi III B PT. Petrokimia Gresik adalah jenis
asam sulfat pada abad 18 sampai abad 19 masih menggunakan proses kamar
timbal, dimana oksidasi nitrogen sebagai katalis homogen untuk oksidasi sulfur
dioksida. Produk yang dihasilkan dari poses ini mempunyai kadar konsentrasi
rendah, yaitu 78% asam sulfat dan kurang bisa digunakan untuk proses industri
pada umumnya.
Sebelum abad 20, proses kamar timbal diganti dengan proses kontak
kontak dilakukan karena banyak proses industri yang memerlukan asam sulfat
platinum. Tahun 1915, ditemukan katalis yang efektif untuk proses kontak, yang
dan menggunakan absorbsi ganda, sehingga hasilnya lebih tinggi dan emisi SO 2
yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang (Austin, 1996). Di PT.
38
contact double absorption dilakukan sejak tahun 1984 pada Pabrik Asam Sulfat I
yang ditangani oleh kontraktor Hitachi Zosen dan untuk pengoperasian Pabrik
Asam Sulfat II mulai tahun 2015 yang ditangani oleh kontraktor Wuhuan
dalam burner melalui pipa-pipa panas yang bertujuan agar sulfur tetap dalam
melalui sebuah nozzle yang bertekanan tinggi akibat dari tekanan udara yang
berasal dari sebuah kompresor. Sulfur dan udara akan bercampur lalu terbakar
di dalam burner.
Belerang cair dibakar pada suhu sekitar 500⁰C, sehingga menjadi gas
mendadak melalui sebuah waste heat boiler, sampai suhu 425-440⁰C, dengan
harapan didapat konversi yang maksimal saat akan diubah menjadi gas SO3.
dioksidasi lebih lanjut dengan udara menjadi gas belerang trioksida (SO3(g)).
Pada tahap ini diharapkan gas sulfur trioksida memiliki konversi yang tinggi.
oksigen terhadap sulfur dioksida, laju reaksi merupakan fungsi suhu. Komposisi
gas dan banyaknya katalis akan mempengaruhi laju, konversi dan kinetika
reaksi.
Reaksi ini berlangsung pada suhu sekitar 450⁰C, tekanan 1 atm dengan
katalis V2O5. Kemudian gas SO3(g) dilarutkan ke dalam menara absorber untuk
dikontakkan secara langsung dengan asam sulfat pekat hingga menjadi asam
sulfat pekat berasap (oleum dengan rumus kimia H2SO4.SO3 atau H2S2O7)
Oleum akan diencerkan dengan air sehingga kelebihan SO3 akan terlarut di
dalam air, dan didapat asam sulfat pekat yang tidak berasap.
Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dengan
kadar 98-99%. Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini
sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi
pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga suhu gas harus
dijaga konstan.
memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar
Ada aturan umum yang membantu kita untuk memprediksi ke arah mana
tekanan, volume, atau suhu terjadi. Aturan, yang dikenal sebagai prinsip Le
kearah yang berlawan dari komponen tersebut. Jika salah satu komponen pada
bergeser ke arah komponen tersebut. Pengaruh suhu yaitu jika suhu dinaikan,
kesetimbangan bergeser dari arah kanan ke kiri. Jika suhu diturunkan, reaksi
arah kiri ke kanan. Pengaruh tekanan dan volum, yakni apabila tekanan
diperbesar dan volum diperkecil, reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih kecil. Jika tekanan diperkecil dan volum diperbesar, reaksi akan
bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih besar (Chang, 2010).
2.6 Absorbsi
kontak antara fasa gas ke fasa cair dimana gas tersebut dapat larut dalam fasa
cairnya. Absorbsi gas merupakan salah satu proses dimana suatu campuran gas
dikontakan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih
komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Misalnya, gas dari oven kokas
41
produk dicuci dengan air untuk menghilangkan amonia dan pada minyak untuk
pemisahan zat terlarut dibutuhkan. Pada kasus tertentu pelarut dan zat
terlarut dapat bereaksi tetapi zat kimia yang terbentuk juga mudah
oksigen, nitrogen, dan gas inert lainnya dalam air. Absorbsi Cl2 dalam air
dan SO2 dalam air dianggap sebagai kasus absorbsi fisika yang ditunjukan
dengan analisa yang teliti dari data lengkap eksperimen laju hidrolisis dari
Pabrik asam sulfat absorbsi tunggal terdiri dari satu atau lebih bed katalis
disusun dalam seri yang dilanjutkan dengan menara absorpsi untuk menyerap
SO3 yang terbentuk. Konversi SO2 ke SO3 dapat berlangsung dari satu atau lebih
42
bed katalis tergantung pada konsentrasi SO2 dan O2 dalam gas dan tingkat
diperlakukan dalam konverter yang hanya berisi satu atau dua bed katalis dan
mencapai tingkat konversi yang wajar. Untuk konsentrasi SO2 yang lebih tinggi,
tiga atau empat bed katalis diperlukan. Lima bed absorbsi tunggal tidak
bed. Efisiensi konversi SO2 ke SO3 untuk absorpsi tunggal berkisar dari 95 -
98%, tergantung pada jumlah bed katalis, konsentrasi SO2 dan O2 (Douglas,
2005)
absorber akhir. Menara absorber pertama terletak setelah gas telah melewati
set pertama bed katalis (kontak pertama), biasanya terdiri atas dua atau tiga
bed. Gas kemudian didinginkan dan SO3 yang terbentuk kemudian dihilangkan
dari komposisi gas dengan proses absorbsi menjadi asam sulfat. Gas yang
masih mengandung SO2 dipanaskan dengan suhu reaksi katalis dimana gas
tersebut akan mengalami konversi lebih lanjut menjadi SO3 di bed katalis yang
tersisa (kontak kedua). Setelah semua konversi telah terjadi, SO3 yang
terbentuk lagi dihilangkan dari komposisi gas dengan proses absorbsi menjadi
asam sulfat.
Salah satu pokok dalam prinsip Le Chatelier yang dibahas adalah reaksi
dalam sistem) dari reaksi akan mendorong reaksi untuk menghasilkan lebih
dalam hal ini, menghapus SO3 dari gas akan menghasilkan lebih banyak
Metode yang umum dalam menamai jenis absorbsi ganda adalah dengan
demikian maksud dari absorbsi ganda 3/1 ialah memiliki tiga bed katalis
sebelum absorber menengah diikuti oleh satu bed katalis setelah absorber
Proses pembuatan asam sulfat yang digunakan pada Pabrik Asam Sulfat II
Departemen Produksi III B pada PT. Petrokimia Gresik adalah Proses Double
2. Jumlah gas SO3 yang yang terserap atau terabsorbsi lebih banyak
5. Mengurangi emisi gas SO2, sehingga gas SO2 yang dibuang ke udara
bebas melalui stack sebesar (maks.) 392,638 mg/Nm3 atau 150 ppm dan
ulangkan. Asam bekas pakai (spent acid) biasa disebut sebagai asam limbah
(waste acid). Asam sulfat yang bekas pakai dapat dipulihkan dan digunakan
kembali dengan biaya yang lebih murah dari asam perawatan (baru). Sebagian
asam sulfat yang dipakai, dipulihkan karena ketentuan lingkungan atau untuk
bekas sebanyak 2 x 106 liter yang digunakan kembali setiap tahunnya. Asam
1. Asam bekas katalis berwarna hitam, namun masih pekat dan tidak terlalu
asam sulfat dan 20% atau lebih hidrokarbon, sedang sisanya adalah air.
sebagai produk sampingan, tetapi proses ini mahal. Asam – asam bekas lainnya,
Dalam industri – industri logam misalnya dalam industri baja, asam sulfat
plat untuk sepuh timah atau Galvanisasi. Oleh karena peluapan cairan bekas
pakai ke badan air tidak diperbolehkan dan karena biaya untuk mengolahnya