Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INSTRUMENTASI

VOLTMETER

Disusun oleh :
Kelas 2016-A kelompok 6
1. Yogi Trio N 21030116060006
2. Agner Pratama 21030116060043
3. Latifah Hanum 21030116060030
4. Vania Gita 21030116060041
5. Helen Yulianty 21030116060004
6. Riska Andriani 21030116060013
7. Cindy Ferdiwinata S 21030116060017

DEPARTEMEN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI DIPLOMA – III TEKNIK KIMIA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya,makalah INSTRUMENTASI yang berjudul Penguat Audio (Audio Amplifier) ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Terima kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Heny Kusumayanti, ST, MT ,selaku dosen pembimbing mata kuliah Instrumentasi.
2. Pihak-pihak yang membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang sekiranya ingin tahu lebih
luas mengenai Instrumentasi. Kritik dan saran dari pembaca tetap penyusun harapkan agar
makalah ini lebih sempurna.

Semarang, 17 November 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Voltmeter, amperemeter dan ohmmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan
rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan besaran yang diukur.
Selajutnya arus ini akan menggerakkan sebuah mekanisme alat ukur konvensional. Banyak
voltmeter elektronik yang menggunakan gerak suspense ban kencang (tautband) sebagai
pengganti mekanisme pivot dan jewel yang lebih konvensional. Instrument-instrumen yang
menggunakan mekanisme alat ukur untuk menunjukkan kebesaran dari kuantitas yang akan
diukur pada sebuah skala yang kontiny kadang-kadang disebut instrument-instrumen analog.
Instrumen – instrumen pengukur tahanan, arus dan tegangan adalah multimeter. Dalam
penggunaannya, kita perlu tahu rangkaian dasar dan rangkuman tahanan dari multimeter.
Disamping itu, voltmeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan ac maupun dc. Oleh
karena itulah, perlu untuk mengetahui prinsip kerja dari voltmeter dan multimeter.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana voltmeter sebagai pengukur tegangan ac ?
2. Bagaimana voltmeter sebagai pengukur tegangan dc ?
3. Bagaimana rangkaian dasar multimeter ?
4. Bagaimana rangkuman tahanan multimeter ?
5. Bagaimana pertimbangan dalam pemilihan sebuah voltmeter analog?

1.3 TUJUAN
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan Mengetahui:
prinsip kerja voltmeter sebagai pengukur tegangan ac, pengukur tegangan dc, rangkaian dasar
multimeter, dan rangkuman tahanan multimeter danpertimbangan dalam pemilihan sebuah
voltmeter analog
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 VOLTMETER ELEKTRONIK


a. Voltmeter Arus Searah (DC) dengan Penguat Tergandeng Langsung
Voltmeter elektronik DC memperlihatkan suatu pemakaian langsung dari elektronika
terhadap instrument-instrumen ukur. Instrumen ini biasanya terdiri dari sebuah alat ukur DC
yang lazim, didahului oleh sebuah penguat DC dari satu tingkatan atau lebih. Penguat-penguat
DC yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Penguat DC tergandeng langsung (Direct couple CD Amplifier)
b. Penguat DC jenis pencincang (Chopper type DC Amplifier)
Penguat DC tergandeng langsung lebih ekonomis dan biasanya ditemukan dalam
voltmeter DC yang harganya lebih murah. gambar dibawah menunjukkan skema sebuah
penguat DC tergandeng langsung dengan masukan FET bersama sebuah alat pencatat.
Tegangan masukan DC dihubungkan ke pelemah masukan yakni alat control terkalibrasi pada
panel depan yang ditandai oleh RANGE. Pembagi tegangan masukan memungkinkan
pemasukan tegangan maksimal sebesar 0,5 volt ke gerbang FET n saluran tanpa mengakibatkan
cacat (distorsi) gelombang. FET dihubungkan sebagai sebuah “source follower” dan
digandengkan langsung ke transistor npn Q2, yaitu sebuah “emitter follower”. Q2 merupakan
salah satu lengan sebuah rangkaian jembatan yang lengan-lengan lainnya terdiri dari tahanan
emitter Q2 sebesar 10 kΩ dan potensiometer 2,5 kΩ yang seri dengan tahanan 2,2 kΩ.
Kesetimbangan jembatan atau arus nol pada alat pencatat diperoleh dengan mengatur
potensiometer pengatur nol (ZERO ZET potentiometer). Kalibrasi pada skala penuh diatur oleh
potensiometer 10 kΩ yang ditandai dengan CALIBRATION, seri dengan mekanisme alat ukur
50 μA. Impedansi masukan voltmeter ini adalah 10 MΩ, angka ini cukup tinggi untuk
menghilangkan setiap efek pembebanan yang mungkin terjadi pada rangkaian yang diukur.

b. Voltmeter Arus Searah dengan Penguat Jenis Pencincang


Instrument dalam daerah pengukuran microvolt memerlukan sebuah penguat arus
searah berpenguat tinggi guna menyalurkan arus yang cukup untuk menggerakkan mekanisme
alat pencatat.Untuk mencegah masalah pergeseran fasa yang biasanya bersatu dengan penguat
DC tergandeng langsung, voltmeter bersensitivitas tinggi sering menggunakan penguat DC
jenis pencincang.dalam penguat pencincang, tegangan masukan searah (DC) diubah menjadi
sebuah tegangan bolak-balik AC, diperkuat oleh sebuah penguat AC dan kemudian diubah
kembali menjadi tegangan DC yang sebanding dengan sinyal masukan semula.
Diagram balok dibawah menggambarkan bekerjanya penguat jenis pencincang. Diode-
dioda cahaya (photodiodes) digunakan sebagai pencincang yang bukan mekanis untuk
modulasi (pengubahan dari DC ke AC) dan demodulasi (pengubahan kembali dari AC ke DC).
Sebuah fotokonduktor, bila diterangi oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai suatu
tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus sampai beberapa ribu ohm. Bila tidak diterangi,
tahanan fotokonduktor ini bertambah secara tajam, biasanya sampai beberapa mega ohm.
Dalam rangkaian tersebut sebuah osilator mengemidikan dua lampu neon agar bercahaya
secara bergantian selang setengah perioda osilasi. Masing-masing lampu neon menerangi satu
foto konduktor dalam rangkaian masukan penguat dan satu dalam rangkaian keluaran. Kedua
foto dioda dalam rangkaian masukan membentuk sebuah modulator atau chopper setengah
gelombang seri parallel. Secara bersama-sama mereka bekerja sebagai sebuah sakelar terhadap
masukan penguat, yang secara bergantian membuka dan menutup pada suatu laju kecepatan
yang ditentukan oleh frekuensi osilator neon.
Masukan ke penguat adalah sebuah tegangan dengan amplitude yang sebanding dengan
level tegangan masukan dan dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi osilator. Frekuensi
ini dibatasi pada beberapa ratus Hertz sebab waktu transisi antara keadaan tahanan tinggi dan
keadaan tahanan rendah dari dioda foto membatasi laju pencincang. Penguat AC
menyampaikan sebuah gelombang persegi yang diperkuat pada terminal-terminal keluarannya.
Kedua foto-dioda dalam rangkaian keluaran penguat yang bekerja tidak sinkron dengan
pencincangan masukan, memperoleh kembali sinyal DC melalui tindakan demodulasinya dan
kapasitor keluaran akan dimuati pada nilai maksimum tegangan keluaran AC. Kemudian
tegangan keluaran DC ini dilewatkan melalui sebuah tepis pelewat rendah (low pass filter)
guna mengeluarkan setiap komponen AC yang tertinggal dan akhirnya dimasukkan ke
mekanisme alat ukur.
Impedansi masukan dari voltmeter arus searah dengan penguat pencincang (chopper
amplifier DC voltmeter) biasanya adalah dalam orde 10 Mῼ atau lebih, keciali pada
rangkuman-rangkuman masukan yang sangat rendah. Untuk menghilangkan kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh impedansi sumber yang tinggi, kadang-kadang di dalam
rangkaian alat ukur dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling feature). Penambahan yang
sangat bermanfaat ini menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri dengan masukan.
Sebuah alat control di panel depan memungkinkan pemakai untuk me-nol-kan tegangan
masukan melalui tegangan “bucking”. Bila nol telah ditunjukkan pada alat ukur, tegangan
“bucking” sama dengan tegangan masukan dan tidak ada arus yang dialirkan dari sumber.
Dengan demikian alat ukur menyatakan suatu impedansi masukan yang tidak berhingga dan
menghilagkan setiap efek pembebanan. Selanjutnya sakelar fungsi memungkinkan masukan
diputuskan dari rangkaian alat ukur, dan tegangan “bucking” (yang sama dengan tegangan
masukan) diperagakan pada alat ukur.

c. Voltmeter AC dengan Menggunakan Penyearah


Voltmeter elektronik arus bolak-balik (AC) pada dasarnya identik dengan voltmeter
arus searah (DC) kecuali bahwa tegangan masukan harus disearahkan (diratakan) sebelum
dimasukkan ke rangkaian alat pencatat arus searah. Dalam beberapa hal penyearahan
terjadi sebelum penguatan; dalam hal mana sebuah rangkaian dioda sederhana mendahului
penguat dan alat pencatat. Idealnya pendekatan ini membutuhkan suatu karakteristik
pergeseran nol dan penguatan tegangan sebesar satu, dan sebuah alat pencatat DC dengan
sensitivitas yang sesuai.
Dalam pendekatan lain, sinyal AC disearahkan sesudah penguatan seperti pada gambar;
dimana penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian alat ukur yang dihubungkan
ke terminal-terminal keluaran dari penguat AC dengan penguatan lup terbuka yang tinggi dan
umpan-balik negatif yang besar guna mengatasi ketidaklinearan dioda-dioda penyerah.
a). Sinyal masukan ac mula – mula di searahkan dan dihubungkan ke penguat dc dan alat
pencatat. b). Sinyal masukan acmula –mula diperkuat dan kemudian dihubungkan ke sebuah
penyearah gelombang penuh dalam rangkaian alat pencatat.
Biasanya voltmeter AC adalah dari jenis yang memberi tenggapan terhadap nilai rata-
rata (Average responding type) dengan skala alat pencatat yang terkalibrasi dengan nolai rms
sebuah gelombang sinus. Karena bentuk gelombang yang begitu banyak dalam elektronika
adalah sinusoida, ini merupakan suatu solusi yang betul-betul memuaskan dan jelas jauh lebih
murah dari sebuah voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rms sebenarnya. Akan
tetapi, bentuk-bentuk gelombang yang bukan sinus akan menyebabkan alat pencata jenis ini
membaca tinggi atau rendah bergantung pada factor bentuk gelombang.
Beberapa rangkaian penyearah dasar ditunjukkan pada gambar. Dioda yang
dihubungkan secara seri memberi penyearahan setengan gelombang dan nilai rata-rata dari
tegangan setengah gelombang dibangkitkan pada tahanan dan dimasukkan ke terminal-
terminal masukan penguat DC. Penyearahan gelombang penuh dapat diperoleh dengan
\rangkaian jembatan pada gambar, dimana nilai rata-rata gelombang sinus dimasukkan ke
penguat dan rangkaian alat pencatat. Dalam beberapa hal, mungkin terdapat persyaratan untuk
mengukur nilai puncak sebuah bentuk gelombang sebagai pengganti nilai rata-rata maka
rangkaian pada gambar dapat digunakan. Dalam rangkaian ini dioda penyearah mengisi
kapasitor kecil ke puncak tegangan masukan yang dimasukkan dan dengan demikian alat
pencatat akan menunjukkan tegangan puncak. Dalam kebanyakan hal, skala alat pencatat
dikalibrasi dalam nilai rms dan puncak gelombang masukan sinus.
Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang mempunyai penyimpangan positif dan
negatif yang sama dikaitkan ke nilai rata-rata oleh faktor bentuk. Factor bentuk, sebagai
perbandingan nilai rms terhadap nilai rata-rata gelombang.
Berarti bila sebuah voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rata-rata
mempunyai tanda skala yang berhubungan dengan nilai rms gelombang masukan sinus yang
dimasukkan, tanda-tanda tersebut secara actual dikoreksi oleh sebuah factor 1,11 dari nilai
tegangan masuk sebenarnya (rata-rata).
Bentuk-bentuk gelombang yang bukan sinusoida bila dimasukkan ke voltmeter ini
akan menyebabkan alat pencatat membaca tinggi ataupun randah bergantung pada factor
bentuk gelombang.
d. Voltmeter yang Memberi Tanggapan Terhadap rms Sebenarnya
Bentuk-bentuk gelombang yangkompleks paling tepat diukur dengan sebuah voltmeter
yang memberi tanggapan terhadap nilai rms. Instrument inni menghasilkan penunjukan alat
pencata melalui penginderaan daya pemanasan (heating power)gelombang yang sebanding
dengan kuadrat nilai rms dari tegangan. Daya pemanasan ini dapat diukur dangan
memasukkan suatu jenis bentuk gelombang yang diperkuat ke elemen pemanas dari sebuah
termokopel yang kemudian tegangan keluarannya sebanding dengan E2rms.
Salah satu kesulitan dengan cara ini adalah bahwa sifat termokopel sering tidak linear.
Dalam beberapa instrument kesulitan ini diatasi dengan menempatkan dua termokopel di dalam
lingkungan termal yang sama. Seperti yang ditunjukkan pada diagram dari voltmeter yang
memberi tanggapan terhadap rms sebenarnya pada gambar. Efek kelakuan termokopel yang
tidak linear dalam rangkaian masukan (termokopel pengukur) dihilangkan oleh efek
termokopel yang tidak linear yang serupa di dalam rangkaian umpan balik (termokopel
pembuatan setimbang). Kedua elemen termokopel membentuk bagian dari sebuah jembatan di
dalam rangkaian masukan sebuah penguat DC. Tegangan masukan AC yang tidak diketahui
diperkuat dan dimasukkan ke elemen pemanas termokopel pengukur. Pemakaian panas
menghasilkan suatu tegangan keluaran yang mengganggu kesetimbangan jembatan. Tegangan
yang tidak setimbang ini diperkuat dengan penguat DC dan diumpanbalikkan ke elemen
pemanas termokopel pembuat setimbang. Kesetimbangan jembatan akan didapat kembali bila
arus umpan balik menyampaikan panas yang cukup ke termokopel pembuat setimbang,
sehingga keluaran tegangan kedu termokopel tersebut adalah sama. Pada titik ini arus DC di
dalam elemen pemanas termokopel umpannbalik sama dengan arus AC di dalam termokopel
masukan. Dengan demikian, arus DC ini berbanding langsung dengan nilai efektif atau nilai
rms tegangan masukan dan ditunjukkan pada alat pencatat di dalam rangkaian keluaran penguat
DC. Nilai rms yang sebenarnya diukur secara terpisah dari bentuk gelombang sinyal AC
asalkan penyimpangan puncak bentuk gelombang tidak melebihi rangkuman dinamik dari
penguat AC. Termokopel ukur dan termokopel pembuat setimbang di tempatkan dalam
lingkungan termal yang sama.

Sebuah voltmeter laboratorium khas dari jenis yang memberi tanggapan terhadap nilai
rms yang memberikan pembacaan rms yang tepat dari bentuk-bentuk gelombang kompleks
mempunyai factor puncak (crest factor, yaitu perbandingan nilai puncak terhadap nilai rms)
sebesar 10/1. Pada 10 %dari defleksi penuh alat pencatat dimana terdapat kesempatan saturasi
pencatat yang lebih kecil, bentuk-bentuk gelombang dengan factor puncak sebesar 100/1 dapat
tertampung. Semua tegangan di dalam suatu rangkuman sebesar 100μV sampai 300 V dalam
rangkuman frekuensi 10 Hz sampai 10 MHz dapat diukur oleh kebanyakan instrument yang
baik.
Disamping voltmeter-voltmeter tabung hampa jenis P terdapat pula voltmeter-
voltmeter elektronik yang dibuat dengan elemen-elemen semi konduktor. Dibandingkan
dengan tabung-tabung hampa maka penggunaan jenis semikonduktor-semi konduktor
(transistor-transistor serta diode-dioda) jauh lebih unggul, misalnya bebas dari penunjukan-
penunjukan yang berubah-ubah disebabkan berubah-ubahnya arus pemanas, bentuk rangkaian
yang kecil dan daerah kerja frekwensi yang lebar.
Kebanyakan voltmeter-voltmeter elektronik dapat pula dipakai untuk pengukuran
tahanan disamping untuk pengukuran tegangan DC atau AC. Terdapat pula voltmeter-
voltmeter elektronik yang keseluruhannya dibuat dengan transistor-transistor dan bekerja
dengan suatu batere sehingga dapat dipakai di tempat dimana tidak terdapat sumber daya AC.
a. Volt-Ammeter DC
Pada Volt-Ammeter DC dipakai pengubah DC-AC seperti chopper mekanis atau
chopper transistor untuk mengubah signal DC menjadi signal AC, kemudian signal AC yang
diperoleh diperkuat, lalu output penguat disearahkan untuk menggerakkan suatu alat ukur
DC. Metoda ini mempunyai sifat “drift” kecil, low noise, penguatan besar, dan sensitivitas
yang tinggi. Kebaikan dari penguat yang tinggi adalah sebagian output bias dikembalikan ke
input untuk menjamin kestabilan penguatan. Macam-macam chopper antara lain:
1. Chopper mekanis
Bentuk dari chopper mekanis terlihat pada gambar. Arus AC mengalir melalui suatu
kumparan penggerak yang menggerakkan suatu kontak bergetar untuk mengubah signal DC ke
AC. Karena sifat kerjanya yang sangat baik, maka biasanya dipakai chopper mekanis, tapi
frekwensi modulasi terbatas dibawah beberapa ratus Hz dan daya tahannya maksimum kira-
kira 20.000 jam.

2. Chopper transistor
Chopper semikonduktor yang menggunakan transistor-transistor menunjukkan
frekwensi modulasi sampai setinggi 10 kHz. Kerugiannya dibandingkan dengan chopper
mekanis adalah efisiensi yang agak rendah dari pengubahan karena harga yang rendah dari
perbandingan on-off (perbandingan keadaan output chopper “on” dan “off”) dan adanya
koefisien temperature. Dengan menggabungkan dua transistor yang mempunyai kerekteristik
seperti pada gambar dibawah, “drift” temperatur dapat dikurangi sampai sekitar 0,1μV/°C.

b. Voltmeter Jenis Penguat AC


Voltmeter ini hanya dipakai untuk tegangan-tegangan AC. Tegangan input diperbesar
oleh suatu penguat denga daerah kerja frekwensi lebar (wide-band amplifier) lalu disearahkan
untuk menggerakkan suatu indicator untuk pengukuran yang bisa langsung dibaca. Daerah
kerja frekwensi sampai sekitar 10 MHz. Sensitivitas tinggi karena adanya unit penguat.
Dalam beberapa meter, input frekwensi tinggi diubah oleh suatu “probe” ke DC. Signal
DC diubah lagi menjadi AC oleh suatu pengubah DC-AC signal akhir diperkuat dengan stabil
oleh penguat dengan “gain” tinggi dan kemudian disearahkan untuk menggerakkan suatu alat
ukur DC. Cara ini memberi keuntungan gabungan dari meter jenis probe dan jenis penguat AC.
Ini disebut voltmeter jenis P dengan sensitivitas tinggi (P type high sensitivity
voltmeter) dan dapat dipakai pada frekwensi sampai 1 GHz atau lebih.

c. Voltmeter Puncak Pulsa (Peak Impulse Voltmeter)


Puncak amplitude-amplitudo dari pulsa-pulsa dengan latar beberapa mikro detik tidak
dapat dibaca dengan voltmeter-voltmeter biasa, maka dipergunakan suatu metoda standar
untuk pengukuran-pengukuran pulsa tersebut. Yaitu dengan mengatur elektroda-elektroda bola
dalam posisi berlawanan dan menggunaka gejala “flash-over” yang terjadi antara elektroda-
elektroda apabila diberi tegangan impuls. Tetapi karena harus ditentukan harga kritis untuk
terjadinya “flash-over” antara elektroda-elektroda, maka tegangan yang akan diukur hanya
dapat merupakan signal pulsa berulang sedangkan tegangan puncak tunggal tidak bisa diukur.
Metoda ini juga mengganggu bentuk gelombang pulsa dan tidak bida mengukur tegangan pulsa
tanpa mempengaruhi bentuk gelombangnya.
Metoda lain yang dipergunakan ialah berdasarkan penimbunan muatan pada
kondensator. Ini disebut voltmeter impuls. Suatu kondensator yang memiliki kebocoran kecil
dimuati dengan tegangan impuls yang akan diukur dan kemudian tegangan kondensator diukur
dengan voltmeter yang mempunyai impedansi input tinggi untuk mendapatkan tegangan
puncaknya.
Untuk metoda ini konstanta waktu dari pemuatan kondensator harus cukup kecil agar
kondensator dapat dimuati sampai harga puncak sebelum turunnya tegangan impuls yang akan
diukur dan konstanta waktu dari pelepasan muatan harus cukup besar sehingga keadaan
bermuatan dipertahankan sampai selesai pengukuran tegangan.
Untuk memudahkan pembacaan voltmeter maka diperlukan waktu sampai 1 detik pada
titik dimana amplitodo berkurang 1% atau dinyatakan dalam konstanta waktu harus sekurang-
kurangnya 100 detik. Pemuatan dari kondensator dilakukan melalui sebuah dioda dan jika
tahanan majunya adalah sekitar 1.000Ὼ maka kapasitas kondensator yang diperlukan adalah
10-100pF agar waktu pemuatannya kecil. Jadi walaupun dengan suatu voltmeter yang
mempunyai input inpedansi tinggi, konstanta waktu pelepasan muatan tidak bisa dibuat besar.
Selanjutnya dapat dipergunakan pula suatu metoda yang disebut metoda perpanjangan pulsa.
Pada metoda ini suatu kondensator yang mempunyai kapasitas yang lebih besar dimuati
melalui sebuah ”cathode follower” dan tegangan terminal dari kondensator diukur untuk
mendapatkan tegangan masuk impulsnya.

d. Voltmeter “Slide-back”
Prinsip dari voltmeter ini dimana tegangan yang tidak diketahui dibandingkan dengan
suatu tegangan variable yang ketelitiannya diketahui. Disini dianggap bahwa pulsa input hanya
berjalan dalam satu arah, yaitu tegangan pulsa mempunyai harga positif. Diode dalam gambar
berguna untuk mencegah arus dari sumber DC (Sumber Slide-back) mengalir ke input pada
saat tegangan input pulsa menjadi nol. Jika tidak ada pulsa input dan tegangan DC adalah nol,
pada rangkaian tidak ada arus yang mengalir dan defleksi galvanometer adalah nol. Jika diberi
pulsa input, diode menjadi penghantar dan galvanometerberdefleksi. Jika tegangan DC diatur
sedemikian sehingga defleksi galvanometer menjadi nol, maka tegangan puncak pulsa input
dapat ditentukan dengan mengukur secara teliti tegangan DC pada saat itu. Metoda ini
mempunyai ketelitian yang tinggi dan dipakai sebagai standard.

2.2 MULTIMETER ELEKTRONIK


a. Rangkaian Dasar
Salah satu instrument bengkel untuk pemakaian umum yang paling terandalkan yang
mampu untuk mengukur tegangan DC dan AC seperti halnya arus dan tahana adalah
multimeter semikonduktor atau VOM. Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu
instrument ke yang lain, umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen
berikut:
a. Penguat DC jembatan setimbang (Balanced bridge DC amplifier) dan alat pencatat;
b. Pelemah masukan atau sakelar rangkuman (RANGE) guna membatasi besarnya tegangan
masukan pada nilai yang diinginkan;
c. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukan AC ke nilai DC yang sebanding;
d. Batere internal dan rangkaian tambahan guna melengkapi kemapuan pengukuran tahanan;
e. Sakelar fungsi (FUNCTION) untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument
tersebut.
Disamping itu instrument umumnya mempunyai sebuah sumber daya yang telah
terpasang unutk operasi jala-jala AC dan dalam kebanyakan hal, satu atau lebih batere yang
telah terpasang untuk dipakai sebagai instrument uji yang portable.
Gambar menunjukkan diagram skema sebuah penguat DC yang menggunakan
transistor efek medan (field effect transistor, FET). Rangkaian ini juga terdapat di dalam sebuah
penguat jembatan yang menggunakan traknsistor bipolar yang biasa (BJT, bipolar junction
transistor). Rangkaian yang ditunjukkan disini terdiri dari dua FET yang cukup sesuai bagi
penguatan arus guna menjamin stabilitas termal dari rangkaian. Kedua FET membentuk
lengan-lengan atas sebuah rangkaian jembatan. Tahanan-tahanan sumber R1 dan R2 bersama
dengan tahanan pengatur nol R3 membentuk lengan-lengan jembatan bagian bawah.
Mekanisme alat ukur yang dihubungkan diantara terminal-terminal sumber dari FET
menyatakan dua pojok jembatan yang berhadapan.
Tanpa adanya sinyal masukan, terminal-terminal gerbang dari FET berada pada
potensial tanah dan dan transistor bekerja pada kondisi titik-titik kerja yang identic. Dalam hal
ini jembatan disetimbangkan dan penunjukan alat ukur adalah nol. Akan tetapi dalam praktek
perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik kerja kedua transistor dan beda toleransi yang
kecil dalam berbagai tahanan, menyebabakan ketidakseimbangan tertentu di dalam arus drain
(drain current), sehingga alat pencatat menunjukkan suatu penyimpangan kecil dari nol. Untuk
mengembalikan penunjukan ke nol yang sebenarnya rangkaian disetimbangkan oleh pengatur
nol R3 (Zero Adjust).
Bila sebuah tegangan positif dimasukkan ke gerbang transistor masukan Q1, arus drain
bertambah dan menyebabkan kenaikan tegangan pada terminal sumber. Hasil ketidak
setimbangan antara sumber Q1 dan Q2 ditunjukkan oleh penyimpangan jarum alat ukur yang
skalanya dikalibrasi agar sesuai dengan besarnya tegangan masukan yang diketahui.
Tegangan paling besar yang dapat dimasukkan ke gerbang Q1 ditentukan oleh
rangkuman kerja FET dan biasanya adalah dalam orde beberapa volt. Rangkuman tegangan
masukan dapat mudah diperbesar melalui sebuah pelemah masukan atau sakelar rangkuman
(RANGE Switch) seperti ditunjukkan pada gambar. Tegangan masukan Dc yang tidak
diketahui dihubungkan melalui sebuah tahanan besar didalam tubuh jarum penduga ke suatu
pembagi tegangan resesif. Jadi dengan sakelar RANGE pada posisi 3 V seperti diperlihatkan,
tegangan pada gerbang FET masukan dibangkitkan pada 8Mῼ dari keseluruhan tahanan
sebesar 11,3 Mῼ dan rangkaian disusun sedemikian sehingga voltmeter menyimpang penuh
dengan memasukkan 3V di ujung jarum penduga. Dengan sakelar RANGE pada kedudukan
12V, tegangan gerbang dibangkitkan pada 11,3 Mῼ dan diperlukan sebuah tegangan masukan
sebesar 12V guna menghasilkan defleksi penuh yang sama pada voltmeter.

b. Rangkuman Tahanan
Bila sakelar fungsi dari multimeter ditempatkan pada posisi OHM, tahanan yang tidak
diketahui terhubung seri dengan sebuah batere internal dan alat pencatat semata-mata
mengukur penurunan tegangan pada tahanan yang tidak diketahui tersebut. Sebuah rangkaian
khas ditunjukkan pada gambar, dimana sebuah jaringan tegangan pembagi terpisah, yang hanya
digunakan untuk pengukuran tahanan, menyediakan sejumlah rangkuman yang berlainan. Bila
Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke terminal-terminal OHM dari multimeter, batere 1,5
volt menyalurkan arus melalui salahsatu rangkuman tahanan yang tidak diketahui menuju
tanah. Penurunan tahanan Vx pada Rx dimasukkan ke masukan penguat jembatan dan
menyebabkan suatu penyimpangan pada alat pencatat. Karena pengurangan tegangan pada Rx
berbanding langsung dengan tahanannya, skala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam tahanan.

c. Multimeter Komersial
Rangkaian pengukuran yang disederhanakan pada sebuah VOM semikonduktor
komersial ditunjukkan pada gambar. Tegangan Dc dari pembagi tengangan masukan
dimasukkan ke basis transistor pra penguat jembaran Q3 dan basis Q4. “Emitter Follower” ini
memberikan impedansi masukan yang mendekati titik terhingga dan demikian memberikan
beban paling kecil bagi pembagi tegangan masukan bertahanan tinggi. Transistor pra penguat
Q3 dan Q4 mengemudikan basis dari transitor penguat jembatan berturut-turut Q1 dan Q2.
Panel depan pengatur nol (ZERO control) menyetimbangkan keluaran penguat alat pencatat
dengan sinyal masukan nol. Pengaturan internal memperbolehkan pengkalibrasian alat
pencatat menggunakan dua tegangan uji yang teliti yaitu berturut-turut sebesar 0,5 V dan 1.5
Tegangan AC yangdiukur dimasukkan ke sebuah penyearah gelombang penuh
(puncak-ke-puncak) yang memuati sebuah kepasitor ke nilai puncak-ke-puncak dari sinyal AC.
Rangkaian jenis ini juga dikenal sebagai pen-dobel tegangan (voltage doubler) dan ditunjukkan
pada gambar. Selanjutnya tegangan AC yang disearahkan diumpankan ke penguat melalui
pembagi tagangan RANGE yang biasa.
Untuk pengukuran tahanan, tegangan sebesar 1,5 Vdc dihubungkan ke tahanan yang
tidak diketahui melalui salah satu tahanan rangkuman seperti ditunjukkan pada gambar.
Tahanan yang diketahui dan yang tidak diketahui membentuk sebuah pembagi tegangan yang
keluarannya diumpankan ke penguat dan memberi penunjukan pada alat pencatat dalam bentuk
tahanan.

2.3 PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN SEBUAH VOLTMETER ANALOG


Instrumen yang paling sesuai untuk suatu pengukuran tegangan tertentu bergantung pada
prestasi yang diinginkan dalam suatu keadaan. Beberapa pertimbangan penting dalam
pemilihan sebuah voltmeter antara lain :
a. Impedansi Masukan
Untuk menghindari efek pembebanan, tahanan masukan atau impedansi voltmeter
sebaiknya paling sedikit dalam orde kebesaran yang lebih tinggi dari impedansi rangkaian yang
diukur. Sebagai contoh, bila sebuah voltmeter dengan tahanan masukan sebesar 10 M ῼ
digunakan untuk mengukur tegangan pada tahanan 100 k ῼ, rangkaian hamper tidak
tergangggu dan efek pembebanan alat ukur terhadap rangkaian dapat diabaikan. Akan
tetapi,dengan menempatkan alat ukur yang sama antara ujung-ujung tahanan 10 M ῼ tersebut
secara serius akan membebani rangkaian dan menyebabkan kesalahan pengukuran sebesar 50
persen.
Impedansi masukan voltmeter adalah fingsi dari kapasitansi shunt yang pasti terjadi ada
terminal-terminal masukan. Efek pembebanan voltmeter tersebut khususnya lebih nyata pada
frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi bila kapasitansi shunt masukan sangat mengurangi
impedansi masukan.
Dalam beberapa pemakaian, sebuah jarum penduga pembagi tegangan pasif dapat
digunakan untuk menurunkan kapasitansi masukan pada titik pengukuran dengan kerugian
yang diharapkan sebesar 20 dB dari sensitivitas. Dengan jerum penduga sedemikian ini
pengukuran dapat mudah dilakukan pada sembarang titik tanpa mengganggu rangkaian yang
diuji.

b. Rangkuman tegangan
Rangkuman tegangan pada skala alat pencatat boleh jadi dalam urutan 1-3-10 dengan
pemisahan sebesar 10 dB atau urutan 1,5-5-15atau dalam satu skala yang terkalibrasi dalam
desibel. Dalam segala hal pembagian skala haruslah sesuai dengan ketelitian instrument.
Sebagai contoh sebuah alat pencatat linear dengan ketelitian sebesar 1% skala penuh akan
mempunyai 100 bagian skala pada skala 1,0 volt sehinggaa 1% dapat dipisahkan dengan
mudah. Sebuah instrument dengan ketelitian 1% atau kurang juga seharusnya mempunyai skala
yang ditopang dengan cermin guana mengurangi peralaksisi dan memperbaiki ketelitian.

c. Desibel
Pemakaian skala desibel bias sangat efektif dalam pengukuran yang mencakup rangkuman
tegangan yang lebar. Sebagai contoh, pengukuran jenis ini, ditemukan pada kurva respons
frekuensi sebuah penguat atau filter, dimana tegangan keluaran diukur sebagai fungsi dari
frekuensi tegangan masukan yang dimasukkan. Hamper semua voltmeter yang memiliki skala
dB dikalibrasi dalam dBm yang diacu terhadap suatu impedansi tertentu. Rreferensi 0
dBm untuk sistem 600 ῼ adalah 0,7746 V; untuk semua sistem 50 ῼ adalah 0,2236 V. dalam
banyak pemakaian yang diperlukan hanya referensi 0 dB. Dalam hal ini, 0 dBv(relative
terhadap 1 V) dapat digunakan unutk setiap sistem impedansi.

d. Sensitivvitas Versus Lebar Bidang Frekuensi


Derau (noise) adalah fungsi lebar bidangn frekuensi. Sebuah voltmeter dengan bidang yang
lebar akan mengambil dan membangkitkan lebih banyak derau daripada voltmeter yang
beroperasi pada rangkuman frekuensi yang sempit. Umumnya, sebuah instrument dengan lebar
bidang sebesar 10 Hz samoai 10 MHz mempunyai sensitivitas sebesar 1 mV. Sebuah voltmeter
dengan cakupan lebar bidang hanya sampai 5 MHz dapat mempunyai sensitivitas sebesar 100μ
ῼ.

e. Operasi dengan Batere


Untuk pemakaian di lapangan, sebuah voltmeter yang dijalankan oleh sebuah batere
internal adalah penting. Jika suatu tempat mengalami gangguan simpal hubungan ke
tanah (ground loops), maka untuk menghilangkan lintasan tanah(ground path) tersebut, lebih
diingnkan instrument yang dijalankanoleh batere daripada sebuah voltmeter yang dijalankan
oleh jala-jala listrik.

f. Pengukuran Arus Bolak-Balik


Pengukuran arus dapat dilakukan oleh sebuah voltmeter Ac yang sensitive bersama sebuah
tahanan seri. Akan tetapi dalam hal yang lazim, digunakan sebuah jarum penduga Ac yang
memungkinkan operator mengukur arus bolak-balik tanpa mengganggu rangkaian yang diuji.
Jarum penduga arus cukup menjepit mengelilingi kawat pembawa arus yang tidak diketahui
dan sebenarnya membuat kawat tersebut menjadi kumparan primer satu gulungan dari sebuauh
transformator yang dibentuk oleh inti ferrit dan kumparan sekundernya dengan gulungan yang
banyak berada di dalam tubuh jarum penduga arus. Sinyal yang diindusir di dalam gulungan
sekunder siperkuat dan tegangan yang keluar dari penguat dimasukkan ke sebuah voltmeter
AC yang sesuai bagi pengukuran. Biasanya, penguat dirancang sedemikian sehingga arus
sebesar 1 mA d dalam kawat yang diukur menghasilkan 1 mV pada keluaran penguat.
Selanjutnya arus membaca langsung pada voltmeter dengan menggunakan skala yang sama
seperti pada pengukuran tegangan.
Dalam meringkaskan pertimbsngan-pertibangan terdahulu, petunjuk-petunjuk umum
berikut dapat dinyatakan :
1. Untuk pengukuran termasuk pengukuran DC, pilih alat ukur yang memiliki kemampuan
paling banyak memenuhi persyaratan rangkaian;
2. Unutk pengukuran AC termasuk gelombangsinus dengan jumlah distorsi yang sedang
(<10%), voltmeter dari jenis yang memberi tanggapan terhadap nilai rata-rata memberikan
ketelitian yang paling baik dan paling sensitive untuk setiap investasi biaya;
3. Untuk pengukuran frekuensi tinggi (>10 MHz), voltmeter yang memberikantanggapan
terhadap nilai puncak bersama sebuah masukan jarum penduga dari dioda (diode-diode input)
merupakan pilihan yang paling ekonomis. Rangkaian-rangkaian yang memberi tanggapan
terhadap nilai puncak dapat diterima jika ketidaktelitian yang disebabkan oleh distorsi dalam
bentuk gelombang masukan dapat ditolerir;
4. Untuk pengukuran diamana penting untuk menentukan daya efektif dari gelombang yang
menyimpang dari bentuk sinus yang sebenarnya, voltmeter yang memberi tanggapan terhadap
nilai rms merupakan pilihan yang tepat.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Rangkaian-rangkaian dasar voltmeter AC sinyal masukan AC mula-mula disearahkan
dan dihubungkan ke penguat DC dan alat pencatat. Sinyal masukan AC mula-mula diperkuat
dan kemudian dihubungkan ke sebuah penyearah gelombang penuh dalam rangkaian alat
pencatat.
Voltmeter elektronik DC memperlihatkan suatu pemakaian langsung dari elektronika
terhadap instrumen-instrumen ukur. Instrumen ini biasanya terdiri dari sebuah alat ukur DC
yang lazim, didahului oleh sebuah penguat DC dari satu tingkatan atau lebih. Penguat-penguat
DC yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu
: (a) penguat DC tergandeng langsung (b) penguat DC jenis pencincang.. Bila saklar fungsi
dari multimeter di tempatkan pada posisi OHM, tahanan yang tidak diketahui terhubung seri
dengan sebuah baterai internal, dan alat pencatat semata-mata mengukur penurunan tegangan
pada tahanan yang tidak diketahui tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, William David. 1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta: Erlangga

Sapiie, Soejana dkk. 2005. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur Listrik.Jakarta: PT Pradnya
Paramita

Anda mungkin juga menyukai