VOLTMETER ELEKTRONIK
Voltmeter adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara paralel
pada elemen yang hendak diukur (Daryanto, 2008). Untuk mengukur beda potensial antara
dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan
kedua buah titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan
komponen tersebut.Voltmeter digital memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac
dalam bentuk angka diskrit, sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala
kontinu seperti dalam alat ukur analog. Pada alat ukur yang dibuat dalam pengukuran
tegangan dan arus dilakukan dengan proses transformasi besaran yang diukur menjadi
bentuk besaran tegangan dan arus yang lebih rendah menggunakan transformator penurun
tegangan (Pakpahan, Sahat. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta: Erlangga).
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
1. VOLTMETER ELEKTRONIK
1. VOLTMETER ELEKTRONIK
A. Voltmeter arus searah (dc) dengan penguat
tergandeng langsung
Voltmeter elektronik dc memperlihatkan suatu pemakaian
langsung dari elektronika terhadap instrumen-instrumen ukur.
Instrumen ini biasanya terdiri dari sebuah alat ukur dc yang
lazim, didahului oleh sebuah penguat dc dari satu tingkatan atau
lebih. Penguat-penguat dc yang digunakan dalam voltmeter
elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu : (a)
penguat dc tergandeng langsung (direct coupled cd amplifier);
(b) penguat de jenis pencincang (chopper type dc amplifier).
VOLTMETER ARUS SEARAH (DC) DENGAN
PENGUAT TERGANDENG LANGSUNG
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial
tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep
yang digunakan dalam sebuah voltmeter DC hampir sama dengan konsep pada
amperemeter. Pada voltmeter arus searah atau DC voltmeter tahanan shunt atau shunt
resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet
moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier). Penguat-penguat dc
yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok
yaitu : (a) penguat dc tergandeng langsung (direct coupled cd amplifier); (b) penguat jenis
pencincang (chopper type dc amplifier). (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-
alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita)
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Instrumen dalam daerah pengukuran microvolt
memerlukan sebuah penguat arus searah
berpenguat tinggi untuk menyalurkan arus yang
cukup agar dapat menggerakkan alat
pencatat.Pada voltmeter yang bersensitivitas
tinggi sering menggunakan penguat DC jenis
pencincang. Dalam hal ini, tegangan masukan
searah (DC) akan diubah menjadi sebuah
tegangan bolak-balik AC, diperkuat oleh sebuah
penguat AC dan kemudian diubah kembali
menjadi tegangan DC yang sebanding dengan
sinyal masukan semula (Sapiie, Soedjana. 2000.
Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita)
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Impedansi masukan dari voltmeter arus searah dengan penguat pencincang (chopper amplifier DC
voltmeter) biasanya adalah dalam orde 10 M atau lebih, kecuali pada ῼ rangkuman-rangkuman masukan
yang sangat rendah. Untuk menghilangkan kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh impedansi sumber
yang tinggi, kadang-kadang di dalam rangkaian alat ukur dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling
feature). Penambahan yang sangat bermanfaat ini menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri
dengan masukan (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
B. VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Diagram balok Gambar 10-2 menggambarkan bekerjanya penguat
jenis pencincang. Dioda-dioda cahaya (photodiodes) digunakan sebagai
pencincang yang bukan mekanis untuk memodulasi (pengubahan dari dc
ke ac) dan demodulasi (pengubahan kembali dari ac ke dc). Sebuah
fotokonduktor, bila diterangi oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai
suatu tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus sampai beberapa
ribu ohm. Bala tidak diterangi, tahanan foto konduktor ini bertambah
secara tajam, biasanya sampai beberapa mega ohm.
VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Dapat diketahui bahwa pada dasarnya voltmeter elektronik AC (arus bolak balik) identik dengan
voltmeter DC kecuali pada tegangan yang harus dibuat searah (diratakan) terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke rangkaian alat pencacah arus searah. Dalam beberapa hal penyearahan terjadi
sebelum penguatan. Pada sebuah rangkaian dioda sederhana mendahului penguat dan alat
pencatat, seperti pada gambar dibawah ini:
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Kemudian, dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan sesudah
penguatan dimana penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam
rangkaian alat ukur yang 'dihubungkan ke terminal-terminal keluaran
dari penguat ac- umumnya, pendekatan ini memerlukan sebuah
penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang tinggi dan umpan
balik negatif yang besar guna mengatasi ketidaklinearan dioda-dioda
penyearah. (Rahman, Anugrah.2011. Pengukuran Besaran Elektrik.
Bandung: ITT) Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
C. VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Dalam beberapa hal penyearahan terjadi sebelum
penguatan; dalam hal mana sebuah rangkaian dioda
sederhana mendahului penguat dan alat pencatat,
seperti pada Gambar 10-3(a). Idealnya pendekatan ini
membutultkan suatu karakteristik pergeseran nol dan
penguatan tegangan sebesar satu, dan sebuah alat
pencatat dc dengan sensitivitas yang sesuai.
Dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan
sesudah penguatan seperti pada Gambar 10-3(b); di mana
penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian
alat ukur yang 'dihubungkan ke terminal-terminal keluaran
dari penguat ac- umumnya, pendekatan ini memerlukan
sebuah penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang
tinggi dan umpan balik negatif yang besar guna mengatasi
ketidaklinearan dioda-dioda penyearah.
Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang
mempunyai per-yirnpangan positif loii negatif yang sama
dikaitkan ke nilai rata-rata oleh faktor bentuk. Faktor
bentuk, obagai perbandingan nilai rms terhadap nilai rata-
rata gelombang dapat dinyatakan sebagai
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
Bila sebuah tegangan positif dimasukkan ke gerbang
transistor masukan Q1, arus "drain" bertambah dan
menyebabkan kenaikan tegangan pada terminal sumber. Hasil
ketidaksetimbangan antara tegangan sumber Q1 dan Q2
ditunjukkan oleh penyimpangan jarum alat ukur yang skalanya
dikalibrasi agar sesuai dengan besarnya tegangan masukan
yang diketahui.
Gambar diatas menunjukan diagram skema sebuah penguat dc yang menggunakan
transistor efek medan (field effect transistor, FET). Rangkaian ini juga terdapat di dalam
sebuah pendiri dari dua FET yang akan cukup sesuai bagi penguatan arus guna menjamin
stabilitas termal dari rangkaian. Kedua FET membentuk lengan-lengan atas sebuah jembatan
tahanan-tahanan bersumber R1 dan R2 bersama tahanan pengatur nol R3 membentuk
lenganlengan jembatan jembatan bagian bawah. Mekanisme alat ukur yang dihubungkan di
antara terminal-terminal sumber dari FET menyatakan dua pojok jembatan yang saling
berhadapan. (Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta: Erlangga)
B. Rangkuman tahanan
Voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam bentuk angka diskrit
angka sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti dalam alat-alat
analog. Dalam banyak pemakaian penunjukan dengan angka adalah menguntungkan sebab mengurangi
kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi, menghilangkan kesalahan paralaksis,
memperbesar kecepatan pembacaan, dan kerap kali melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang
sesuai bagi pengelolaan dan pencatatan selanjutnya.
DVM merupakan suatu instrumen yang terandalkan dan teliti yang dapat digunakan dalam banyak
pemakaian pengukuran di laboratorium. Karena perkembangan dan penyempurnaan modul-modul
rangkaian terpadu (integrated circuit IC), ukuran, kebutuhan daya dan harga DVM telah berkurang
secara drastis sehingga DVM secara aktif dapat bersaing terhadap instrumen-instrumen analog
konvensional, baik dalam portabilitas maupun harga (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat
Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita).
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER DIGITAL
Kualitas DVM yang menonjol dapat digambarkan dengan menemukan sebagian karakteristik
operasi dan karakteristik prestasi yang khas. Spesifikasi berikut tidak semua berlaku pada
suatu instrumen tertentu, tetapi mereka betul-betul menyatakan informasi yang absah
mengenai keadaan sekarang ini :
a. Rangkuman masukan : dari ± 1,000000 V sampai ± 1000,000 V, dengan pemilihan
rangkuman secara otomatis dan indikasi beban lebih.
b. Ketelitian mutlak sebesar ± 0,005 % dari pembacaan.
c. Stabilitas : jangka pendek 0,002 % dari pembacaan untuk periode 24 jam ; jangka
panjang 0,008 % pembacaan untuk periode 6 bulan.
d. Resolusi : 1 bagian dalam 106 (1 V dapat dibaca pada rangkuman masukkan 1 V)
e. Karakteristik masukan : tahanan masukan khas adalah 10 ; kapasitas masukan khas
adalah 40 PF.
f. Kalibrasi : standar kalibrasi internal yang memungkinkan kalibrasi tidak bergantung
pada rangkaian ukur diperoleh dari sumber referensi yang distabilkan.
g. Sinyal – sinyal keluaran : perintah mencetak memungkinkan keluaran menuju unit
pencetak ( printer ) keluaran BCD ( Binary Coded Decimal = bilangan desimal yang
masing-masing angka dinyatakan oleh empat bit ) untuk pengolahan atau pencatatan
digital.
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER DIGITAL
A. Karakteristik umum
Di mana :
E = tegangan yang dimasukkan
I = arus rangkaian
Ec = tegangan pada kapasitor
Xc=reaktansi kapasitif
Xl=reaktansi induktif
R=tahanan kumparan
Menurut definisi, penguatan rangkaian adalah Q, dimana
a) Hubungan langsung
Kebanyakan kumparan dapat dihubungkan langsung ke lerminai uji,
persis seperti yang ditunjukkan dalam rangkaian dasar alat ukur Q
pada t;ambar 10-25. Rangkaian dibuat beresonansi dengan
mengatur salah satu frekuensi osilator atau kapasitor penggetar Q
yang ditunjukkan, dibaca langsung pada alat ukur "Q rangkaian",
dimodifikasi dengan menyetel "Kalikan Q dengan" pada alat ukur.
Bila terakhir alat ukur disetel pada tanda kesatuan, alat ukur "Q
rangkaian" membaca langsung nilai Q yang tepat.
b) Sambungan seri
Komponen-komponen impedansi rendah seperti
tahanan bernilai rendah, kumparan kecil dan kapasitor
besar, diukur secara seri dengan rangkaian
pengukuran.
Gambar 10-26 menunjukkan sambungan tersebut. Di sini, komponen
yang akan diukur ditunjukkan oleh [Z] , dihubungkan seri dengan sebuah
kumparan kerja vang stabil pada terminal uji (kumparan kerja biasanya
disuplai bersama instrumen). Dua pengukuran dilakukan : Dalam
pengukuran pertama, yang tidak diketahui dihuhungsingkatkan oleh
sebuah sabuk hubung singkat (shorting strap) kecil dan rangkaian dibuat
resonansi guna menetapkan suatu kondisi referensi. Nilai kapasitor
penyetelan (C1) dan Q yang ditunjukkan (Q1) dicatat. dalam pengukuran
kedua sabuk hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakar, kembali,
memberikan suatu nilai baru bagi kapasitor penyetelan (C2) dan
perubahan nilai Q dari Q1 menjadi Q2.
c) Sambungan paralel
Komponen-komponen berimpedansi tinggi seperti tahanan
tahanan benilai tinggi, induktor tertentu, dan kapasitor
kecil, diukur dengan menghubungkannya secara paralel
terhadap rangkaian pengukuran.
Gambar 10-27 menunjukkan sambungan tersebut.
Sebelum dihubungkan ke komponen yang tidak diketahui
rangkaian dibuat resonansi dengan menggunakan sebuah
kumparan kerja yang sesuai, guna menetapkan nilai-nilai
referensibagi Q dan C (Q1 dan C1). Selanjutnya bila
komponen yang diuji dihubungkan ke rangkaian, kapasitor
diatur kembali agar ber-resonansi, sehingga diperoleh suatu
nilai baru bagi kapasitor penyetalaan (C2) dan perubahan
nilai Q rangkaian (∆Q) dari Q1 menjadi Q2.
ALAT UKUR Q METER
5. ALAT UKUR IMPEDANSI
VEKTOR
ALAT UKUR IMPEDANSI VEKTOR
Alat ukur impedansi vektor melakukan pengukuran impedansi dan sudut fasa secara
bersamaan pada rangkuman frekuensi dari 5 Hz sampai 500 KHz. Komponen yang tidak
diketahui cukup dihubungkan di antara terminal-terminal masukan instrument, frekuensi
yang diinginkan dipilih dengan mengatur alat-alat kontrol panel depan, dan kedua alat
pencatat pada panel depan akan menunjukkan besarnya impedansi dan sudut fasa.
Bekerjanya alat ukur impedansi vektor dapat memperhatikan hal dibawah ini:
1.Besarnya impedansi ditentukan dengan mengukur arus melalui komponen yang tidak
diketahui bila tegangan yang diketahui dihubungkan kepadanya atau dengan mengukur
tegangan komponen bila arus yang diketahui dilewatkan melaluinya.
2.Sudut fasa diperoleh dengan menentukan beda fasa antara tegangan komponen dan arus
melalui komponen tersebut.
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta :
Erlangga).
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.