Anda di halaman 1dari 53

1.

VOLTMETER ELEKTRONIK
Voltmeter adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara paralel
pada elemen yang hendak diukur (Daryanto, 2008). Untuk mengukur beda potensial antara
dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan
kedua buah titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan
komponen tersebut.Voltmeter digital memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac
dalam bentuk angka diskrit, sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala
kontinu seperti dalam alat ukur analog. Pada alat ukur yang dibuat dalam pengukuran
tegangan dan arus dilakukan dengan proses transformasi besaran yang diukur menjadi
bentuk besaran tegangan dan arus yang lebih rendah menggunakan transformator penurun
tegangan (Pakpahan, Sahat. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta: Erlangga).

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
1. VOLTMETER ELEKTRONIK
1. VOLTMETER ELEKTRONIK
A. Voltmeter arus searah (dc) dengan penguat
tergandeng langsung
Voltmeter elektronik dc memperlihatkan suatu pemakaian
langsung dari elektronika terhadap instrumen-instrumen ukur.
Instrumen ini biasanya terdiri dari sebuah alat ukur dc yang
lazim, didahului oleh sebuah penguat dc dari satu tingkatan atau
lebih. Penguat-penguat dc yang digunakan dalam voltmeter
elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu : (a)
penguat dc tergandeng langsung (direct coupled cd amplifier);
(b) penguat de jenis pencincang (chopper type dc amplifier).
VOLTMETER ARUS SEARAH (DC) DENGAN
PENGUAT TERGANDENG LANGSUNG
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial
tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep
yang digunakan dalam sebuah voltmeter DC hampir sama dengan konsep pada
amperemeter. Pada voltmeter arus searah atau DC voltmeter tahanan shunt atau shunt
resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet
moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier). Penguat-penguat dc
yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok
yaitu : (a) penguat dc tergandeng langsung (direct coupled cd amplifier); (b) penguat jenis
pencincang (chopper type dc amplifier). (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-
alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita)

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Instrumen dalam daerah pengukuran microvolt
memerlukan sebuah penguat arus searah
berpenguat tinggi untuk menyalurkan arus yang
cukup agar dapat menggerakkan alat
pencatat.Pada voltmeter yang bersensitivitas
tinggi sering menggunakan penguat DC jenis
pencincang. Dalam hal ini, tegangan masukan
searah (DC) akan diubah menjadi sebuah
tegangan bolak-balik AC, diperkuat oleh sebuah
penguat AC dan kemudian diubah kembali
menjadi tegangan DC yang sebanding dengan
sinyal masukan semula (Sapiie, Soedjana. 2000.
Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita)
Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Impedansi masukan dari voltmeter arus searah dengan penguat pencincang (chopper amplifier DC
voltmeter) biasanya adalah dalam orde 10 M atau lebih, kecuali pada ῼ rangkuman-rangkuman masukan
yang sangat rendah. Untuk menghilangkan kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh impedansi sumber
yang tinggi, kadang-kadang di dalam rangkaian alat ukur dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling
feature). Penambahan yang sangat bermanfaat ini menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri
dengan masukan (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
B. VOLTMETER ARUS SEARAH DENGAN
PENGUAT JENIS PENCINCANG (CHOPPER
TYPE DC VOLTMETER)
Diagram balok Gambar 10-2 menggambarkan bekerjanya penguat
jenis pencincang. Dioda-dioda cahaya (photodiodes) digunakan sebagai
pencincang yang bukan mekanis untuk memodulasi (pengubahan dari dc
ke ac) dan demodulasi (pengubahan kembali dari ac ke dc). Sebuah
fotokonduktor, bila diterangi oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai
suatu tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus sampai beberapa
ribu ohm. Bala tidak diterangi, tahanan foto konduktor ini bertambah
secara tajam, biasanya sampai beberapa mega ohm.
VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Dapat diketahui bahwa pada dasarnya voltmeter elektronik AC (arus bolak balik) identik dengan
voltmeter DC kecuali pada tegangan yang harus dibuat searah (diratakan) terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke rangkaian alat pencacah arus searah. Dalam beberapa hal penyearahan terjadi
sebelum penguatan. Pada sebuah rangkaian dioda sederhana mendahului penguat dan alat
pencatat, seperti pada gambar dibawah ini:

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Kemudian, dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan sesudah
penguatan dimana penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam
rangkaian alat ukur yang 'dihubungkan ke terminal-terminal keluaran
dari penguat ac- umumnya, pendekatan ini memerlukan sebuah
penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang tinggi dan umpan
balik negatif yang besar guna mengatasi ketidaklinearan dioda-dioda
penyearah. (Rahman, Anugrah.2011. Pengukuran Besaran Elektrik.
Bandung: ITT) Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
C. VOLTMETER AC DENGAN MENGGUNAKAN
PENYEARAH
Dalam beberapa hal penyearahan terjadi sebelum
penguatan; dalam hal mana sebuah rangkaian dioda
sederhana mendahului penguat dan alat pencatat,
seperti pada Gambar 10-3(a). Idealnya pendekatan ini
membutultkan suatu karakteristik pergeseran nol dan
penguatan tegangan sebesar satu, dan sebuah alat
pencatat dc dengan sensitivitas yang sesuai.
Dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan
sesudah penguatan seperti pada Gambar 10-3(b); di mana
penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian
alat ukur yang 'dihubungkan ke terminal-terminal keluaran
dari penguat ac- umumnya, pendekatan ini memerlukan
sebuah penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang
tinggi dan umpan balik negatif yang besar guna mengatasi
ketidaklinearan dioda-dioda penyearah.
Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang
mempunyai per-yirnpangan positif loii negatif yang sama
dikaitkan ke nilai rata-rata oleh faktor bentuk. Faktor
bentuk, obagai perbandingan nilai rms terhadap nilai rata-
rata gelombang dapat dinyatakan sebagai

Jika bentuk gelombang adalah sinusoida, faktor bentuk sama


dengan
2. MULTIMETER ELEKTRONIK
A. Rangkaian dasar

Salah satu instrumen bengkel untuk pemakaian


umum yang paling terandalkan yang mampu untuk
mengukur tegangan dc dan ac seperti halnya arus dan
tahanan adalah multimeter semikonduktor atau VOM.
Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu
instrumen ke yang lain.
MULTIMETER ELEKTRONIK
Salah satu instrumen yang paling terandalkan yang mampu untuk mengukur tegangan
DC dan AC seperti halnya arus dan tahanan adalah multimeter semikonduktor atau VOM.
Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu instrumen ke yang lain. Umumnya, sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut ini:
1. Penguat DC jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.
2. Pelemah masukan atau sakelar rangkuman (RANGE), guna membatasi besarnya
tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
3. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukan ac ke nilai dc yang sebanding.
4. Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran
tahanan.
5. Saklar fungsi (FUNCTION), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari
instrumen tersebut.
(Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta:
Erlangga).

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
Bila sebuah tegangan positif dimasukkan ke gerbang
transistor masukan Q1, arus "drain" bertambah dan
menyebabkan kenaikan tegangan pada terminal sumber. Hasil
ketidaksetimbangan antara tegangan sumber Q1 dan Q2
ditunjukkan oleh penyimpangan jarum alat ukur yang skalanya
dikalibrasi agar sesuai dengan besarnya tegangan masukan
yang diketahui.
Gambar diatas menunjukan diagram skema sebuah penguat dc yang menggunakan
transistor efek medan (field effect transistor, FET). Rangkaian ini juga terdapat di dalam
sebuah pendiri dari dua FET yang akan cukup sesuai bagi penguatan arus guna menjamin
stabilitas termal dari rangkaian. Kedua FET membentuk lengan-lengan atas sebuah jembatan
tahanan-tahanan bersumber R1 dan R2 bersama tahanan pengatur nol R3 membentuk
lenganlengan jembatan jembatan bagian bawah. Mekanisme alat ukur yang dihubungkan di
antara terminal-terminal sumber dari FET menyatakan dua pojok jembatan yang saling
berhadapan. (Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta: Erlangga)
B. Rangkuman tahanan

Bila sakelar fungsi dari multimeter ditempatkan pada posisi OHM,


tahanan yang tidak diketahui terhubung seri dengan sebuah batere
internal, dan alat pencatat semata-mata mengukur penurunan tegangan
pada tahanan yang tidak diketahui tersebut.

Bila Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke terminal-terminal OHM


dari multimeter, batere 1,5 V menyalurkan arus melalui salah satu
tahanan rangkuman dan tahanan yang tidak diketahui menuju tanah.
Penurunan tahanan V, pada R, dimasukkan ke masukan penguat
jembatan dan menyebabkan suatu penyimpangan pada alat pencatat.
Karena penurunan tegangan pada R, berbanding langsung dengan
tahanannya, skala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam tahanan.
MULTIMETER ELEKTRONIK
3. VOLTMETER DIGITAL

Voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam bentuk angka diskrit
angka sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti dalam alat-alat
analog. Dalam banyak pemakaian penunjukan dengan angka adalah menguntungkan sebab mengurangi
kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi, menghilangkan kesalahan paralaksis,
memperbesar kecepatan pembacaan, dan kerap kali melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang
sesuai bagi pengelolaan dan pencatatan selanjutnya.

DVM merupakan suatu instrumen yang terandalkan dan teliti yang dapat digunakan dalam banyak
pemakaian pengukuran di laboratorium. Karena perkembangan dan penyempurnaan modul-modul
rangkaian terpadu (integrated circuit IC), ukuran, kebutuhan daya dan harga DVM telah berkurang
secara drastis sehingga DVM secara aktif dapat bersaing terhadap instrumen-instrumen analog
konvensional, baik dalam portabilitas maupun harga (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat
Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita).

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER DIGITAL

Kualitas DVM yang menonjol dapat digambarkan dengan menemukan sebagian karakteristik
operasi dan karakteristik prestasi yang khas. Spesifikasi berikut tidak semua berlaku pada
suatu instrumen tertentu, tetapi mereka betul-betul menyatakan informasi yang absah
mengenai keadaan sekarang ini :
a. Rangkuman masukan : dari ± 1,000000 V sampai ± 1000,000 V, dengan pemilihan
rangkuman secara otomatis dan indikasi beban lebih.
b. Ketelitian mutlak sebesar ± 0,005 % dari pembacaan.
c. Stabilitas : jangka pendek 0,002 % dari pembacaan untuk periode 24 jam ; jangka
panjang 0,008 % pembacaan untuk periode 6 bulan.
d. Resolusi : 1 bagian dalam 106 (1 V dapat dibaca pada rangkuman masukkan 1 V)
e. Karakteristik masukan : tahanan masukan khas adalah 10 ; kapasitas masukan khas
adalah 40 PF.
f. Kalibrasi : standar kalibrasi internal yang memungkinkan kalibrasi tidak bergantung
pada rangkaian ukur diperoleh dari sumber referensi yang distabilkan.
g. Sinyal – sinyal keluaran : perintah mencetak memungkinkan keluaran menuju unit
pencetak ( printer ) keluaran BCD ( Binary Coded Decimal = bilangan desimal yang
masing-masing angka dinyatakan oleh empat bit ) untuk pengolahan atau pencatatan
digital.

(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta : Erlangga).


VOLTMETER DIGITAL

Voltmeter digital dapat dikelompokan sesuai dengan kategori berikut :


a. Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM)
b. Voltmeter digital jenis penggabungan / integritas (integrating DVM)
c. Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM )
d. Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive approximation DVM)
(Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.
VOLTMETER DIGITAL
A. Karakteristik umum

voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan


dc atau ac dalam bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi
jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti dalam alat-alat
analog. Dalam banyak pemakaian penunjukan dengan angka
adalah menguntungkan sebab mengurangi kesalahan pembacaan
manusia dan kesalahan interpolasi, menghilangkan kesalahan
paralaksis, memperbesar kecepatan pernbacaan, dan kerapkali
melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi
pengolahan dan pencatatan selanjutnya.
Ciri pilihan biasa mencakup rangkaian tambahan untuk
mengukur arus, tahanan dan perbandingan tegangan. Variabel-
variabel fisis lainnya dapat diukur dengan menggunakan
transducer yang sesuai.
Voltmeter digital dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori
berikut:

a)Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM).


b)Voltmeter digital jenis penggabungan/integrasi (integrating
DVM).
c)Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM).
d)Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive
approximation DVM)
B. DVM tipe tanjak

Prinsip operasi DVM tipe tanjak (ramp type) didasarkan


pada pengukuran waktu yang diperkirakan oleh sebuah
tegangan Lanjak linear agar naik dari level 0 V ke level
tegangan masukan, atau agar berkurang dari level tegangan
masukan ke nol. Selang waktu ini diukur dengan sebuah
pencacah selang waktu elektronik, dan pencacahan
diperagakan dalam sejumlah angka pada tabung penunjuk
elektronik.
Pengubahan dari sebuah tegangan ke suatu selang
waktu digambarkan oleh diagram bentuk gelombang pada
Gambar 10-16. Pada permulaan siklus pengukuran, sebuah
tegangan tanjak dimulai; tegangan ini bisa menuju positif
atau negatif.
Tanjakan yang menuju negatif ditunjukkan pada
Gambar 10-16, dibandingkan secara kontinu terhadap
tegangan masukan yang tidak diketahui. Pada saat di
mana tegangan tanjak sama dengan tegangan yang tidak
diketahui, sebuah rangkaian pembanding atau
komparator membangkitkan sebuah pulsa yang membuka
sebuah gerbang.
C. DVM tanjak tipe anak tangga (staircase-ramp
DVM)

DVM ini melakukan pengukuran tegangan dengan


membandingkan tegangan masukannya terhadap sebuah
tegangan tanjak anak tangga yang dibangkitkan secara internal.
Instrumen yang ditunjukkan pada Gambar 10-18 mengandung
pelemah masukan 10 MΩ, memberikan lima rangkuman
masukan dari 100 mV sampai 100 V skala penuh. Penguat arus
searah, dengan penguatan tetap sebesar 100, memberikan 10 V
ke pembanding pada setiap penyetelan tegangan skala penuh
dari pembagi tegangan masukan. Pembanding mengindera
ksamaan antara tegangan masukan yang diperkuat dan
tegangan tanjak anak tangga yang dibangkitkan sebagai
pengukuran yang berjalan meneruskan siklusnya.
D. Multimeter digital tipe penggabungan (Integrating
DVM)
Diagram balok yang disederhanakan untuk sebuah voltmeter
digital jenis integral.
Penguat integrasi menghasilkan suatu tegangan keluaran
yang sebanding dengan tegangan masukan yang dikaitkan ke
elemen masukan dan elemen umpan balik oleh persamaan:

Jika tegangan masukan adalah konstan, keluaran adalah


sebuah tegangan tanjak linear yang memenuhi persamaan:
E. DVM setimbang kontinue

Diagram balok dari sebuah DVM setimbang kontinu yang


dikemudikan oleh servo ditunjukkan pada Gambar 10-20. Tegangan
masukan dc dimasukkan ke sebuah pelemah masukan yang
memberikan penyakelaran rangkuman yang tepat. Pelemah
masukan berupa alai kontrol pada panel depan yang juga
menyebabkan sebuah penunjuk titik decimal bergerak pada
permukaan peraga sesuai dengan rangkuman masukan, yang
dipilih.
F. Voltmeter digital dengan pendekatan secara
berturut-turut(successive approximation DVM)
Sekarang ini voltmeter digital dengan kemampuan
1000 pembacaan setiap sekon atau lebih tersedia
secara komersial. Umumnya, instrumen ini
menggunakan konvertor dari jenis pendekatan berturut-
turut guna melakukan digitasi (digitization, pengubahan
analog menjadi digital). Diagram yang disederhanakan
untuk voltmeter ini ditunjukkan pada Gambar 10-21.
VOLTMETER DIGITAL
4. ALAT UKUR Q (Q-METER)
A. Rangkaian dasar alai ukur Q

Alat ukur Q adalah sebuah instrumen yang dirancang guna


mengukur beberapa sifat listrik dari kumparan dan kapasitor.
Bekerjanya instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat ini
didasarkan pada karakteristik sebuah rangkaian resonansi seri
yang telah dikenal, yakni bahwa tegangan pada kumparan atau
kapasitor sama dengan tegangan yang dimasukkan dikalikan
dengan Q rangkaian. Jika sebuah tegangan yang nilainya tetap
dimasukkan ke rangkaian, sebuah voltmeter yang dihubungkan
ke kapasitor dapat dikalibrasi agar langsung menunjukkan Q.
Hubungan tegangan dan arus dari sebuah rangkaian
resonansi seri ditunjukkan pada Gambar 10-24. Pada
resonansi, ersyaratan-persyaratan berikut adalah sah.

Di mana :
E = tegangan yang dimasukkan
I = arus rangkaian
Ec = tegangan pada kapasitor
Xc=reaktansi kapasitif
Xl=reaktansi induktif
R=tahanan kumparan
Menurut definisi, penguatan rangkaian adalah Q, dimana

Berarti jika E dipertahankan konstan dan levelnya


diketahui, sebuah voltmeter yang dihubungkan pada
kapasitor dapat dikalibrasi langsung dalam Q rangkaian.
ALAT UKUR Q METER

(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta : Erlangga).


Sebuah rangkaian praktis untuk mengukur Q ditunjukkan pada
Gambar 10-25. Osilator rangkuman lebar dengan rangkuman
frekuensi dari 10 kHz sampai 50 MHz menyalurkan arus ke sebuah
tahanan shunt RSH yang nilainya rendah. Nilai shunt ini sangat
rendah, khasnya dalam orde 0;02 &1. Dia memberikan tahanan yang
hampir sama dengan nol ke dalam rangkaian osilator dan berarti dia
menyatakan sebuah sumber tegangan yang besarnya E dengan
tahanan dalam yang sangat kecil (dalam kebanyakan hal diabaikan):
Tegangan E pada shunt, berhubungan dengan E pada Gambar 10-
24, diukur dengan alat ukur termokopel yang diberi tanda. "kalikan Q
dengan" ("Multiply Q by"). Tegangan pada kapasitor variabel
berkaitan dengan Ec pada gambar 10-24, diukur dengan sebuah
lvoltmeter elektronik yang skalanya dikalibrasi langsung dalam nilai-
nilai Q.
B. Metoda pengukuran

Untuk menghubungkan komponen-komponen yang tidak diketahui ke


terminal-terminai uji sebuah alat ukur Q, terdapat tiga metoda yaitu :
a)Hubungan langsung
b)Sambungan Seri
c)Sambungan Paralel

a) Hubungan langsung
Kebanyakan kumparan dapat dihubungkan langsung ke lerminai uji,
persis seperti yang ditunjukkan dalam rangkaian dasar alat ukur Q
pada t;ambar 10-25. Rangkaian dibuat beresonansi dengan
mengatur salah satu frekuensi osilator atau kapasitor penggetar Q
yang ditunjukkan, dibaca langsung pada alat ukur "Q rangkaian",
dimodifikasi dengan menyetel "Kalikan Q dengan" pada alat ukur.
Bila terakhir alat ukur disetel pada tanda kesatuan, alat ukur "Q
rangkaian" membaca langsung nilai Q yang tepat.
b) Sambungan seri
Komponen-komponen impedansi rendah seperti
tahanan bernilai rendah, kumparan kecil dan kapasitor
besar, diukur secara seri dengan rangkaian
pengukuran.
Gambar 10-26 menunjukkan sambungan tersebut. Di sini, komponen
yang akan diukur ditunjukkan oleh [Z] , dihubungkan seri dengan sebuah
kumparan kerja vang stabil pada terminal uji (kumparan kerja biasanya
disuplai bersama instrumen). Dua pengukuran dilakukan : Dalam
pengukuran pertama, yang tidak diketahui dihuhungsingkatkan oleh
sebuah sabuk hubung singkat (shorting strap) kecil dan rangkaian dibuat
resonansi guna menetapkan suatu kondisi referensi. Nilai kapasitor
penyetelan (C1) dan Q yang ditunjukkan (Q1) dicatat. dalam pengukuran
kedua sabuk hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakar, kembali,
memberikan suatu nilai baru bagi kapasitor penyetelan (C2) dan
perubahan nilai Q dari Q1 menjadi Q2.
c) Sambungan paralel
Komponen-komponen berimpedansi tinggi seperti tahanan
tahanan benilai tinggi, induktor tertentu, dan kapasitor
kecil, diukur dengan menghubungkannya secara paralel
terhadap rangkaian pengukuran.
Gambar 10-27 menunjukkan sambungan tersebut.
Sebelum dihubungkan ke komponen yang tidak diketahui
rangkaian dibuat resonansi dengan menggunakan sebuah
kumparan kerja yang sesuai, guna menetapkan nilai-nilai
referensibagi Q dan C (Q1 dan C1). Selanjutnya bila
komponen yang diuji dihubungkan ke rangkaian, kapasitor
diatur kembali agar ber-resonansi, sehingga diperoleh suatu
nilai baru bagi kapasitor penyetalaan (C2) dan perubahan
nilai Q rangkaian (∆Q) dari Q1 menjadi Q2.
ALAT UKUR Q METER
5. ALAT UKUR IMPEDANSI
VEKTOR
ALAT UKUR IMPEDANSI VEKTOR

Alat ukur impedansi vektor melakukan pengukuran impedansi dan sudut fasa secara
bersamaan pada rangkuman frekuensi dari 5 Hz sampai 500 KHz. Komponen yang tidak
diketahui cukup dihubungkan di antara terminal-terminal masukan instrument, frekuensi
yang diinginkan dipilih dengan mengatur alat-alat kontrol panel depan, dan kedua alat
pencatat pada panel depan akan menunjukkan besarnya impedansi dan sudut fasa.
Bekerjanya alat ukur impedansi vektor dapat memperhatikan hal dibawah ini:
1.Besarnya impedansi ditentukan dengan mengukur arus melalui komponen yang tidak
diketahui bila tegangan yang diketahui dihubungkan kepadanya atau dengan mengukur
tegangan komponen bila arus yang diketahui dilewatkan melaluinya.
2.Sudut fasa diperoleh dengan menentukan beda fasa antara tegangan komponen dan arus
melalui komponen tersebut.
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta :
Erlangga).

(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta : Erlangga).


6. VOLTMETER VEKTOR
Voltmeter vektor mengukur amplitudo sebuah sinyal pada suatu
titik didalam sebuah rangkaian dan secara bersamaan mengukur
beda fasa antara bentuk-bentuk gelombang tegangan pada kedua
titik tersebut. Voltmeter vektor sangat bermanfaat dalam pemakaian
VHF (Very High Frequency) dan dapat digunakan secara sukses
dalam pengukuran-pengukuran seperti :

a)Penguatan penguat dan pergeseran fasa

b)Kerugian sisipan yang kompleks (complex insertion loss)

c)Fungsi alih penapis (filter transfer function)

d)Parameter jaringan dengan dua titik singgah (two port network)


Pada dasarnya voltmeter vektor mengubah dua sinyal frekuensi
radio (RF radio frequency) dan frekuensi dasar yang sama (dari 1 MHz
sampai 20 GHz) menjadi dua sinya IF (Intermediate Frequency) degan
frekuensi dasar sebesar 20 kHz. Sinyal IF ini memiliki amplitudo,
bentuk gelombang dan hubungan fasa yang sama seperti sinyal RF
yang asli. Sebagai akibatnya, komponen dasar dari sinyal IF
mempunyai hubungan amplitudo dan fasa yang sama seperti
komponen dasar dari sinyal RF. Komponen dasar ini disaring dari
sinyal IF dan diukur oleh sebuah voltmeter dan sebuah alat ukur fasa.
VOLTMETER VEKTOR
Untuk menentukan beda fasa antara kedua sinyal IF, penguat yang disetarakan disusul oleh rangkaian
pengukur fasa. Pertama-tama masing-masing saluran yang diperkuat dan kemudian dibatasi,
memperlihatkan gelombang sinyal persegi pada masukan menuju rangkaian penggeser fasa IF. Rangkaian
di dalam saluran A menggeser fasa sinyal gelombang persegi sebesar +60 derajat. Rangkaian di dalam
saluran B menggeser fasa sinyalnya sebesar -120 derajat. Kedua pergeseran fasa dilakukan oleh suatu
gabungan jaringan kapasitif bersama penguat pembalik fasa (inverting amplifier) dan bukan pembalik fasa
(non inverting amplifier) yang keluaran penjumlahan vektornya menyediakan pergeseran fasa yang
diinginkan. Keluaran rangkaian penggeser fasa diperkuat dan dijepit, menghasilkan bentuk gelombang
persegi dan dihubungkan ke penguat pemicu. Rangkaian ini mengubah sinyal masukan gelombang persegi
menjadi “spike-spike” positif dengan kenaikan waktu yang sangat cepat. Multivibrator dengan dua kondisi
stabil dipicu oleh pulsa-pulsa dari kedua saluran. Saluran A dihubungkan ke masukan “reset”. Jika
pergeseran fasa mula-mula antara sinyal RF pada jarum penduga adalah 0 derajat, pulsa pemicu terhadap
multivibrator berbeda fasa 180 derajat disebabkan oleh tindakan rangkaian penggeser fasa. Maka, MV
menghasilkan sebuah keluaran gelombang persegi yang simetri terhadap nol. Setiap pergeseran fasa pada
jarum penduga RF membantu keseluruhan system dan mengubah pulsa pemicu dari hubungan 180 derajat
nya, menghasilkan suatu gelombang yang tidak simetri (
Sapiie, Soedjana.2005.Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita)

Sudjana Sapiie, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1976.

Anda mungkin juga menyukai