Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

KALORIMETER DAN TITRASI ASAM DAN BASA

Nama Kelompok :

1. Andika Dwi Setyawan (02)


2. Finda Listiyani (09)
3. Muhammad Anshori (20)
4. Zumrotul Istifadah (32)
KELAS XI IPA 1

SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG


2015/2016
PERCOBAAN I

KALORIMETER

 Tujuan
- Menentukaan entalpi (ΔH) pada suatu reaksi
- Mengukur dan membuktikan adanya kalor atau energi panas pada suatu reaksi
 Hari/tanggal : Kamis, 04 Februari 2016
 Tempat : Laboratorium Kimia
 Alat dan Bahan
- Kalorimeter dan Pengaduknya
- Termometer
- Gelas Kimia
- Gelas ukur
- NaOH
- HCl

 Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih
2. Memasukkan larutan NaOH dan HCl masing-masing 15 ml ke dalam gelas kimia
3. Mengukur suhu dari masing-masing larutan
4. Kemudian, memasukkan kedua larutan tersebut ke dalam kalorimeter
5. Menutup kalori meter
6. Setelah itu,mengaduk larutan dengan pengaduk kalorimeter dan mengukur suhu
larutan tersebut
7. Mencatat perubahan suhu
8. Menghitung ΔH reaksi

 Dasar Teori

Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau energi panas.
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri,
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.

Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter.


Kalorimeter ada dua jenis yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Yang
mendasari percobaan kalorimeter ini adalah teori asas Black.
Oleh karena itu dilakukan percobaan tentang tetapan kalorimetri agar dapat
mempelajari tentang kalor atau pengukuran energi panas serta mengetahui sifat-sifat dari
kalorimeter.
Rumus :
Q = m.c. ΔT
ΔH = -q/mol
ket :
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam calorimeter
c = kalor jenis air(larutan) di dalam calorimeter
ΔT = kenaikan suhu larutan (calorimeter)

 Hasil Dan Pembahasan


Pada pembuktian adanya energi panas pada percobaan kalorimeter yang kami
lakukan dengan mencampurkan HCl dan NaOH, terbukti bahwa pada reaksi HCl
dengan NaOH terdapat energi/kalor yang dihasilkan dengan adanya bukti berupa suhu
akhir sesudah kedua larutan tersebut dicampurkan lebih besar dari suhu awal sebelum
kedua larutan tersebut dicampurkan.

 Tabel Hasil Pengamatan


Larutan Massa T1 T2
NaCl 15 ml 26 28
HCl 15 ml 26

Perhitungan
Q = m.c. ΔT
= 30.4,2.( 28-26)
= 30.4,2.2
= 252 Joule

ΔH = -q/mol
= -252/15mmol
= -252/0,015
= -16.800 Joule
 Kesimpulan

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda dapat diketahui dengan mengukur suhu benda tersebut(suhu akhir > suhu
awal) dan besar entalpi (ΔH) pada reaksi :

HCl + NaOH NaCl + H2O adalah -16.800 Joule


PERCOBAAN II

TITRASI ASAM-BASA

 Tujuan
Menentukan kadar suatu larutan pada suatu reaksi dan menentukan konsentrasi larutan
asam/basa.
 Hari/tanggal : Kamis, 04 Februari 2016
 Tempat : Laboratorium Kimia
 Alat dan Bahan
- Buret
- Statif
- Klem Buret
- Labu Erlenmeyer
- Corong
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Kalorimeter
- Termometer
- Gelas Kimia
- NaOH
- HCl
- Indikator Fenolftalein
- Air

 Cara kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan yang bersih


2. Masukkan 10 mL HCl ke dalam gelas kimia, lalu memindahkannya ke dalam labu
erlemeyer
3. Menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer tersebut.
4. Memasang Buret, Statif, dan Klem
5. Memasukkan air pada buret untuk mengetahui apakah buret bocor atau tidak,
sebelum mengisi Buret dengan larutan NaOH
6. Mengisi Buret dengan larutan NaOH sebesar 30 ml pada percobaan titrasi asam-basa
I dan II dengan bantuan corong
7. Membuka kran Buret secara perlahan sehingga NaOH mengalir tepat ke dalam labu
erlemeyer. Selama menambahan NaOH,kita menggoyang-goyangkan labu erlemeyer
agar NaOH tercampur dengan larutan sampai larutan berwarna pink/merah muda
 Dasar Teori
1. Titrasi
- Merupakan metode analisis kuantitaf untuk menentukan kadar suatu larutan
- Jika zat yang akan ditentukan kadarnya adalah larutan asam maka harus dititrasi
oleh larutan basa, begitu pula sebaliknya.
2. Perhitungan
- Perhitungan titrasi berguna menentukan konsentrasi larutan asam/basa yang
diperoleh dari hasil titrasi pada keadaan titik ekuivalen.
- Titik ekuivalen terjadi pada saat asam tepat bereaksi dengan basa, dan sebaliknya.
o Sehingga berlaku hubungan :
 Va × Na = Vb × Nb
- Hubungan normalitas dan molaritas
 Na = Ma × a
 Nb = Mb × b
- Sehingga berlaku hubungan :
Va x Ma x a = Vb x Mb x b
Dengan :
Ma = Molaritas Asam
a = valensi asam/jumlah ion H+
Mb = Molaritas basa
B = valensi basa/jumlah ion OH-

 Hasil Dan Pembahasan


Pada percobaan titrasi asam-basa I & II, larutan HCl akan berubah warna dari
bening menjadi merah muda/pink ketika tercampur dengan larutan NaCl.

 Tabel Data Pengamatan


Titrasi 1dan II
Larutan HCl
Volume 10 ml
Molaritas asam ?

Larutan NaOH
Volume awal 30 ml
Volume akhir -Titrasi I = 37
-Titrasi II = 39
Molaritas basa 0,1 M
Perhitungan
Titrasi 1: Titrasi 2:
a.Va.Ma = b.Vb.Mb a.Va.Ma = b.Vb.Mb
1.10.Ma = 1.7.0,1 1.10.Ma = 1.9.0,1
Ma = 0,7 / 10 Ma = 0,07 Ma = 0,9 / 10
Ma = 0,09

 KESIMPULAN

Dari percobaan yang kami lakukan, kami dapat menentukan kadar suatu larutan dan
konsentrasi larutan asam/basa pada suatu reaksi. Semakin banyak larutan HCl yang
tercampur dengan NaCl maka larutan HCl akan berwarna pink/ungu. Semakin besar
volume basa yang tersisa maka konsentrasi asam semakin besar dan begitu sebaliknya.
LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/mobile/doc/31392319/Rangkuman-Titrasi-Asam-Basa-zie-way

http://www.mysearch.com/web?mgctd=ds&o=APNII808&q=materi+kalorimeter

http://www.mysearch.com/web?mgctd=ds&o=APNII808&q=gambar+sampul+titrasi+asam+basa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai