Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MINYAK ATSIRI
Dosen pengampu: Apt. Almahera S.Farm., M. Farm

ANGGOTA KELOMPOK 7:
1. Muslimah (2008060022)
2. Hima Shafarotul Khasana(2008060015)

3. Baiq Rina Susmayunita (2008060005)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Fitokimia.
Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menguraikan tentang minyak atsiri. Makalah
yang berjudul ‘Minyak Atsiri” ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi
minyak atsiri. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Mataram, Oktober 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Minyak Atsiri...................................................................... 3
2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Minyak Atsiri .................................................................. 5
2.4 Cara Memperoleh Minyak Atsiri...................................................... 7
2.5 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri................................................... 9
2.6 Sumber Minyak Atsiri....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2 Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman rempah-rempah.
Kekayaan alam akan berbagai tanaman hayati, telah menempatkan Indonesia
sebagai salah satu negara pengekspor rempah-rempah terbesar di dunia sampai
sekarang disamping India dan Cina. Pemerintah mengakui rempah-rempah
merupakan salah satu bahan ekspor non migas yang paling stabil dan sebagai
salah satu penyumbang devisa negara cukup besar. Hal ini teruji pada saat krisis
moneter tahun 1998 rempah-rempah merupakan komoditas ekspor Indonesia
yang paling menguntungkan. Berdasarkan data tersebut Indonesia menjadikan
rempah-rempah sebagai salah satu topik penelitian unggulan saat ini.
Minyak atsiri merupakan salah satu produk bahan rempah-rempah.
Minyak atsiri lazim disebut minyak yang mudah menguap (volatil oils). Minyak
atsiri umumnya berwujud cair, diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit batang,
daun, buah, biji atau bunga dengan cara destilasi uap, ekstaksi atau dipres
(ditekan). Minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak akar wangi, minyak
nilam, minyak kenanga, minyak kayu cendana merupakan beberapa bahan ekspor
minyak atsiri Indonesia. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan
pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan
sekarang hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai
feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun
screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Kemampuan untuk melakukan
konversi komponen minyak atsiri menjadi menjadi senyawa-senyawa yang lebih
berguna merupakan suatu hal penting yang mendesak sekarang. Hal ini
disebabkan senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia harganya
jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor oleh
Indonesia .Oleh sebab itu,makalah ini akan mempelajari tentang minyak atsiri
agar lebih banyak diketahui oleh masyarakat luas.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisi dari minyak atsiri ?
2. Bagaimana sifat-sifat minyak atsiri ?
3. Apa saja klasifikasi minyak atsiri ?
4. Bagaimana cara memperoleh minyak atsiri ?
5. Apa manfaat dan fungsi minyak atsiri ?
6. Apa sumber-sumber minyak atsiri ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui tentang minyak atsiri
2. Mengetahui sifat-sifat minyak atsiri
3. Mengetahui klasifikasi minyak atsiri
4. Mengetahui cara memperoleh minyak atsiri
5. Mengetahui manfaat dan fungsi minyak atsiri
6. Mengetahui sumber-sumber minyak atsiri

1.4 Manfaat Penulisan


Agar pembaca dapat menambah pengetahuan yang lebih mendalam
tentang minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Minyak Atsiri


Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami
(Rusli,2010).
Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap
dari bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan
atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan
campuran yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya.
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian
penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini
ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan
(misalnya rempah-rempah, daun-daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara
teknis untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil
yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat
dilepaskan dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan
mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat didalam bahan bakunya.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman
tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini
bersifat mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi
dan berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut
dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain
itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama

3
dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap
senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri
merupakan komponen penting dalam aromaterapi.

2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri


a. Sifat Fisika
1. Bau yang Karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman
tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang.
Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa
mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak
larut dalam air (Gunther, 1990).
2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 0C
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot
jenis menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya
berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria
penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther,
1987).
3. Kelarutan dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya
minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak
atsiri mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga
sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak
atsiri.

b. Sifat Kimia
1. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan
asam organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri

4
bisa terdapat secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk
menentukan kualitas minyak (Kataren, 1985)
2. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan
untuk penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat
menandakan bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik.
Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan
perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan
sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
a. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran
bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya
penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara
yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara
kering bersuhu rendah.
b. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dibagi menjadi beberapa proses, yaitu:
a. Proses ekstraksi: perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena
suhu ekstraksi terlalu tinggi.
b. Proses distilasi: perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
c. Proses pengepresan: perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara.

2.3 Klasifikasi Minyak Atsiri


Minyak atsiri diklasifikan berdasarkan komponen utama yang terdapat
dalam prosentasi yang paling tinggi dan merupakan isi yang penting untuk
penggunaan m.a. dalam farmasi. Klasifikasi minyak atsiri antara lain:
Minyak atsiri hidrokarbon, alkohol, fenol, eter fenolik, oksida, dan ester.

5
1. Minyak Atsiri Hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar
terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin
diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili Pinaceae).
Komponen Hidrokarbon dalam minyak atsiri :
a. Hidrokarbon alifatik (asiklik), misal : mirsan
b. Hidrokarbon aromatic, misal : Naftalen
c. Seskuiterpen monosiklik, misal : Zingiberen
2. Minyak Atsiri Alkohol
Alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri digolongkan menjadi :
a. Alkohol asiklik, misal : geraniol, linolol dan sitronelol
b. Alkohol terpen, misal : mentol, borneol
c. Alkohol seskuiterpen, misal: Santalol (minyak sandalwood) dan
gingerol.
3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh
dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata
atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang dimanfaatkan
bunga dan daun.
4. Minyak Atsiri Eter Fenolik
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal
dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare
(famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama
tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena
dan felandrena.
5. Minyak Atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari
isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen
penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).

6
6. Minyak Atsiri Ester
Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh
dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae).
Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan
bentuk ester.

2.4 Cara Memperoleh Minyak Atsiri


Komponen minyak atsiri dalam tumbuhan terdapat dalam jumlah yang
sangat kecil, sehingga diperlukan bahan awal yang besar jumlahnya untuk
memperoleh minyak atsiri yang memadai jumlahnya untuk diteliti.
Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak atsiri antara lain :
1. Metode Penyulingan ( Destilasi )
Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan
metode penyulingan (Guenther, 1987). Bahan untuk penyulingan biasanya
diambil pada pagi hari secepat mungkin setelah embun menghilang. Ada tiga
metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu :
Penyulingan dengan air (hydrodistillation), Penyulingan dengan air dan uap
(hydro and steam distillation), dan Penyulingan dengan uap langsung (steam
distillation)
Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan
penyulingan air, penyulingan air dan uap atau penyulingan uap minyak atsiri
hanya dapat diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas. Minyak dalam
jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar tanaman dan
selanjutnya terserap pada permukaan bahan melalui peristiwa osmosis
(Guenther, 1987). Lamanya penyulingan yang dilakukan pada setiap
tumbuhan tidak sama satu dengan yang lain tergantung pada mudah atau
tidaknya minyak atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam tersebut
secara maksimal.
2. Maserasi dengan Lemak/Minyak
Kebanyakan bahan flavon bersifat larut dalam lemak atau minyak,
tetapi mempunyai range polaritas yang lebar. Minyak dapat bertindak sebagai
pelarut dan merupakan medium yang dapat melindungi bahan yang mudah

7
menguap. Lemak/minyak mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika
dicampur dan kontak dengan bunga yang beraroma wangi, maka lemak akan
mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga tersebut. Pada akhir
proses, minyak dari bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan
menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan (Guenther, 1987).
3. Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu

pada suhu 40º - 50ºC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk

simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan

akan diperoleh keuntungan antara lain :

a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya

lapisan-lapisan batas.

b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan

tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.

c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding

terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada

kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu

dinaikkan.

4. Maserasi dengan mesin pengaduk

Dengan penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu

proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

5. Remaserasi

Cairan penyari dibagi dua, seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan

penyari pertama, sesudah diendap, dituangkan dan diperas, ampas dimaserasi

lagi dengan cairan penyari yang kedua.

8
6. Maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu

bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali

secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat

aktifnya. Keuntungan cara ini :

a. Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas.

b. Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam, sehingga akan

memperkecil kepekatan setempat.

c. Waktu yang diperlukan lebih pendek.

7. Maserasi melingkar bertingkat

Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara

sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah

terjadi. Masalah ini dapat diatas dengan maserasi melingkar bertingkat.

8. Ekstraksi dengan pelarut menguap


Metode lain yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri
adalah dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap (Mondello,
dkk, 1997). Contoh pelarut yang digunakan adalah dietil eter untuk
mengekstraksi daun Citrus aurantium. (Juchelka, dkk, 1996).
Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil penyulingan,
maka minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut lebih mendekati
aroma bunga alamiah, namun demikian metode ini juga mempunyai
kelemahan yaitu kesulitan penghilang residu pelarut dari ekstrak (Pino, dkk,
1997).
9. Ekstraksi dengan Karbon Dioksida ( CO2 ) Superkritis
Ekstraksi dengan karbon dioksida superkritis pada prinsipnya
didasarkan pada kelarutan senyawa-senyawa aromatik dari bahan nabati
dalam CO2. Bahan nabati dan CO2 dimasukkan kedalam ekstraktor berupa

9
labu yang diberi tekanan dan temperatur yang telah diatur, kemudian CO2
dipompa kedalam separator pada tekanan dan temperatur yang rendah, yang
kemudian masuk kedalam tangki ekstraksi. Kelebihan CO2 dimurnikan

kembali didalam bejana terisi arang (charcoal trap). Keuntungan dari metode
ini adalah tidak menggunakan pelarut yang beracun, biaya murah, mampu
mengisolasi senyawa termolabil tanpa diikuti denaturasi karena dilakukan
pada temperatur rendah, juga kemungkinan untuk memperoleh produk baru
dengan komposisi yang biasanya diperoleh dengan teknik distilasi (Pino,
dkk, 1997). Namun demikian metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu
dalam hal penentuan kondisi untuk ekstraksi dari minyak atsiri dari
tumbuhan tertentu (Boelens dan Boelens, 1997).

2.5 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri


Minyak atsiri biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu campuran pada
bahan baku pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk
makanan dan minuman dan masih banyak produk lainnya. Minyak atsiri
digunakan sebagai pengikat aroma pada industri kosmetik dan farmasi serta
sebagai pemberi rasa pada industri makanan.
Beberapa fungsi dari minyak atsiri adalah:
a. Membantu proses penyerbukan
b. Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
c. Sebagai cadangan makanan dalam tanaman

2.6 Sumber Minyak Atsiri


Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200
spesies tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak  atsiri dapat bersumber
pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit
dan akar atau rhizome.
Nama Minyak Tanaman Penghasil Bagian Negara Asal

10
Tanaman
Sereh wangi Cymbopogon nardus Daun Srilanka
R
Nilam Pogostemon cablin Daun Malaysia,
(patchouli) Benth Indonesia
Kayu Putih Melaleuca Daun Indonesia
(cajuput) Leucadenron
Sereh dapur Cymbopogon citrates Daun Madagaskar,
(lemon grass) Guetemala
Kenanga Cananga odorata Bunga Indonesia
(cananga) Hook
Cengkeh Caryophyllus Bunga Zanzibar,
(clove) Indonesia,
Madagaskar
Lavender Lavandula offcinalis Bunga Perancis, Rusia
Chaix
Mawar (rose) Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki
Kapolaga Elettaria cardamomun Biji India, amerika
(cardamom) L
Adas (fennel) foeniculum fulgares Buah/Kulit Eropah,
Mill Buah tengah, Rusia
Akar wangi Vetiveria zizanioides Akar/rhizoma Indonesia,
(Vetiver) Stap Lousiana
Kunyit Curcuma longa Akar/rhizoma Amerika
(Turmeric) selatan
Jahe (ginger) Zingiber officinale Akar/rhizoma Jamaika
Roscoe
“Camphor” Cinnamomun Batang/kulit Formosa,
Camphora L buah Jepang

Contoh Sumber Minyak Atsiri

11
Cengkeh
Nama simplisia: Caryophylli Flos
Nama Tanaman asal: Eugenia caryophyllus ( spreng )
Famili: Myrtaceae
Zat berkhasiat utama: Minyak
atsiri yang mengandung eugenol.
Zat serupa damar, tidak berasa,
Kegunaan: Stimulansia, obat mulas,
antiemetikum.

Kenanga
Nama simplisia: Canangae odoratae Flos
Nama Tanaman asal: Cananga odorata (Lamk.)
Hook.
Famili: Annonaceae
Zat Berkhasiat utama: Kenanga mengandung
minyak yang khas kenanga.
Kegunaan: Malaria, asma, sesak nafas, bronkhitis.

Melati
Nama simplisia: Jasmini Flos
Nama Tanaman asal: Jasminum sambae (L)
Famili: Oleaceae
Zat Berkhasiat : Minyak atsiri, asam format,
asam banzoat, seskuiterpen.
Kegunaan:penurun panas (antipiretik), penghenti
ASI.

12
Tanaman Kayu Putih
Nama simplisia: Melaleuca Folium
Nama Tanaman asal: Melaleuca leucadendra (L)
Famili: Myrtaceae
Zat berkhasiat: Minyak atsiri ,sineol.
Kegunaan: Perdaraham stomachichum, spasmolika.

Tanaman Jahe
Nama simplisia: Zingiberis Rhizoma
Nama Tanaman Asal: Zingiber officinnale
( Roscoe )
Famili: Zingiberaceae
Zat berkhasiat: minyak atsiri yang mengandung
zingeron, zingiberol, zingiberin,
Kegunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang
berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain
itu susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama
di hidung)sehingga sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.

13
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar
wewangian alat dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam
industri makanan. Pada industri minuman beralkohol bermanfaat dalam
pembuatan butter, cordials, rums, vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.

3.2 Saran
Kami merasa dalam penyajian makalah ini masih banyak sangat
kekurangan dan kelemahan maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan
kritikan atau saran, yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil
makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua dimasa ynag akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah Ketaren S. Universitas


Indonesia Press : Jakarta.
Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta
Surahman dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Widyastuti, kiki dkk. 2001. Farmakognosi jilid I. Jakarta : Departemen kesehatan

14

Anda mungkin juga menyukai