Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Definisi Minyak Atsiri..................................................................................................3
2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri...............................................................................................3
2.3 Penggolongan Minyak Atsiri .......................................................................................4
2.4 Minyak Atsiri Hidrokarbon...........................................................................................5
2.5 Minyak Atsiri Alkohol..................................................................................................7
2.6 Minyak Atsiri Aldehid..................................................................................................8
2.7 Minyak Atsiri Keton.....................................................................................................11
2.8 Minyak Atsiri Fenol......................................................................................................12
2.9 Minyak Atsiri Fenol-Eter..............................................................................................12
2.10 Minyak Atsiri Oksida..................................................................................................14
2.11 Minyak Atsiri Ester.....................................................................................................14
BAB III PENUTUP....................................................................................................................16
3.3 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.4 Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki kaya akan rempah-rempah.
Indonesia ditempatkan sebagai salah atu negara pengekspor rempah-rempah terbesar di dunia
sampai sekarang disamping India dan China karena kekayaan alam akan berbagai hayati.
Salah satu penyumbang devisa negara cukup besar. Pemerintah mengakui bahwa rempah-
rempah merupakan salah satu bahan ekspor nonmigas yang paling stabil.
Minyak atsiri adalah ekstrak dari berbagai macam tumbuhan yang dipercaya memiliki
manfaat kesehatan. Dikenal juga dengan istilah essential oil, minyak atsiri adalah salah satu
bahan utama dalam pengobatan alternatif. Dalam dunia medis, minyak atsiri sering
diperlakukan sebagai bahan utama dalam metode pengobatan aromaterapi maupun naturopati.
Minyak atsiri adalah cairan yang terbuat dari ekstrak berbagai macam tumbuhan.
Umumnya, minyak atsiri memiliki aroma yang lebih wangi, dibandingkan tumbuhan
dasarnya, karena memiliki bahan aktif yang lebih banyak. Ada dua metode pembuatan
minyak atsiri yang populer, yakni melalui penguapan dan cold pressing.
Dalam metode pengobatan aromaterapi, minyak atsiri dan aromanya yang wangi akan
dihirup oleh pasien, melalui berbagai macam metode. Dalam pengobatan aromaterapi,
menghirup aroma minyak atsiri dipercaya dapat memberikan dampak baik bagi sistem limbik
(bagian otak yang penting untuk mengingat, hingga mengatur emosi). Tidak hanya itu, sistem
limbik juga dipercaya memiliki peran penting pada sistem pernapasan, detak jantung, sampai
tekanan darah. Karena alasan inilah banyak orang yang peracaya kalau minyak atsiri
bermanfaat untuk kesehatan fisik. Selain dihirup, minyak atsiri juga dapat dioleskan ke kulit.
Sebab, beberapa komponen tumbuhan yang dikandung dalam minyak atsiri dapat diserap
dengan baik oleh kulit. Namun sayang, berbagai klaim tentang minyak atsiri ini belum
didukung dengan penelitian yang kuat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan minyak atsiri?
2. Bagaimanakah sifat-sifat minyak atsiri?
3. Apa sajakah penggolongan minyak atsiri?
4. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri hidrokarbon?
5. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri alkohol?
6. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri aldehid?

1
7. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri keton?
8. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri fenol?
9. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri fenol-eter?
10. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri oksida?
11. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri ester?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan definisi minyak atsiri
2. Menjelaskan sifat-sifat minyak atsiri
3. Menjelaskan penggolongan minyak atsiri
4. Menjelaskan minyak atsiri hidrokarbon
5. Menjelaskan minyak atsiri alkohol
6. Menjelaskan minyak atsiri aldehid
7. Menjelaskan minyak atsiri keton
8. Menjelaskan minyak atsiri fenol
9. Menjelaskan minyak atsiri fenol-eter
10. Menjelaskan minyak atsiri oksida
11. Menjelaskan minyak atsiri ester

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan definisi minyak atsiri
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat minyak atsiri
3. Agar mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan minyak atsiri
4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri hidrokarbon
5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri alkohol
6. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri aldehid
7. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri keton
8. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri fenol
9. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri fenol-eter
10. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri oksida
11. Agar mahasiswa dapat menjelaskan minyak atsiri ester

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Minyak Atsiri


Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial = volatile oil)
adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu
kamar tanpa mengalami peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar
(baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena
terjadi proses oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut
antara lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat. Minyak atsiri didefinisikan
sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian bagian suatu tumbuhan. Minyak
atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap
(volatile) dan bahan campuran yang tidak menguap (non-volatile) yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya (Mac Tavish dan D. Haris, 2002).
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yaitu berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau
essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun daunan
dan bunga. Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahanya dengan
bantuan didihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melaui minyak yang terdapat di
dalam bahan bakunya (Green, 2002).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah sebagaimana
minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya.
Minyak atsiri sebagian besar termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid (Guenther, 1987).
Minyak atsiri dibentuk oleh tanaman aromatik sebagai metabolit sekunder, dikenal
dengan sifat antiseptik, bakterisida, virisida, fungisida. Minyak atsiri ini digunakan sebagai
pengawet makanan dan sebagai obat analgesik, sedatif, antiinflamasi, spasmolitik dan sebagai
anestesi lokal. (Bakkali et al., 2008).

2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri


1. Sifat Fisik

3
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi manusia (terutama di hidung),
sehingga sering memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri dan campurannya dapat menghasilkan warna yang
berbeda.
2. Sifat Kimia
Secara kimiawi minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma
tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena
dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lifopil Secara kimia, minyak atsiri bukan
merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara
garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
3. Sifat Biologi
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun
dalam penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak
atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat,
serta disimpan di tempat yang sejuk.

2.3 Penggolongan Minyak Atsiri


Komponen minyak atsiri adalah senyawa penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri dibagi
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Minyak Atsiri Hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari
senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya: Minyak terpentin diperoleh dari tanaman-
tanaman bermarga pinus (Gunawan dan Mulyani, 2004).
2. Minyak Atsiri Alkohol
Minyak pipermin merupakan minyak atsiri alkohol yang penting diantara minyak
atsiri alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman Mentha piperita Linn.
(nama daerah: poko, famili Labiatae). Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada
bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat.
Pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi (Gunawan dan Mulyani, 2004).
3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman
Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang

4
dimanfaatkan bunga dan daun. Minyak cengkeh, terutama tersusun oleh eugenol, yaitu
sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. (Gunawan dan Mulyani, 2004).
4. Minyak Atsiri Eter Fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare. Minyak yang
dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol,
pinena dan felandrena. (Gunawan dan Mulyani, 2004).
5. Minyak Atsiri Oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun
Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu
putih paling utama adalah sineol (85%) (Gunawan dan Mulyani, 2004).
6. Minyak Atsiri Ester
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun
dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun minyak
ini adalah metil salisilat. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum,
dalam industri permen (Gunawan dan Mulyani, 2004).

2.4 Minyak Atsiri Hidrokarbon


1. Golongan Hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan
Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyqak atsiri sebagian besar terdiri
dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit isopren),
dan politerpen.
 Klasifikasi Minyak Atsiri Hidrokarbon
Hidrokarbon memiliki unsur-unsur Hidrogen (H) dan Karbon (C).
Hidrokarbon terdiri atas senyawa terpene. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam
minyak atsiri sebagian besar terdiri atas:
- Monoterpen (2 unit isoprene)
- Sesquiterpen (3 unit isoprese)
- Diterpen (4 unit isoprene)
- Politerpen
- Parafin
- Olefin
- Hidrokarbon aromatik

5
Komponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari
setiap jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen.
Oxygeneted Hydrocarbon mengandung unsur-unsur Karbon (C), Hidrokarbon (H),
dan Oksigen (O). Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah persenyawaan
alkohol, aldehida, keton, oksida, ester, dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted
hydrocarbon ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh.
Minyak terpentin merupakan salah satu minyak atsiri golongan hidrokarbon
yang dihasilkan di Indonesia dan diekspor sebagai salah satu sumber devisa. Salah
satu komponen utama penyusun minyak terpentin adalah α-pinena sehingga dapat
lebih bermandaat dan bernilai ekonomi lebih tinggi, misalnya sebagai bahan baku
obat-obatan dan parfum. Pada umumnya minyak terpentin tersusun oleh campuran
isomer tidak jenuh, hidrokarbon monoterpena bisiklis (C10H16) yaitu (a) α-pinena, (b)
β-pinena, (c) ∆-karena, dan (d) d-longifolena. Minyak terpentin dapat digunakan
dalam berbagai macam bidang industri. Kegunaan minyak terpentin dapat dijelaskan
sebagai berikut:
- Minyak terpentin dalam industri kimia dan farmasi seperti dalam sintesis kamfer,
terpineol, dan terpinil asetat.
- Minyak terpentin dapat digunakan sebagai thiner (pengencer) dalam industri cat
dan pernis.
- Minyak terpentin juga digunakan dalam industri perekat dan pelarut lilin.
 Biosintesis Minyak Atsiri Hidrokarbon
Secara umum, biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu:
- Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
- Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, sesqui-,
di-, sester-, dan poli-terpenoid.
- Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid
dan steroid.
2. Golongan Hidrokarbon Teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon
(C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini
adalah persenyawaan alkohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang
terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan
ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua.
Senyawa terpen memiliki aroma kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer
dan jika disimpan dalam waktu lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon

6
teroksigenasi merupakan senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya
aroma yang lebih wangi. Fraksi terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya
untuk pembuatan parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen.

2.5 Minyak Atsiri Alkohol


Alkohol-alkohol yang sering terdapat di dalamnya menguap dapat digolongkan dalam
alkohol asiklik, alkohol terpen dan alkohol seskuiterpen. Alkohol-alkohol terpen terpenting
adalah mentol dari olewung (menthae pipirites) dan borneol (suatu terpen alkohol disiklik dari
borneo champor) sedangkan dari seskuiterpen alkohol adalah santalol (minyak sandalwood
dan ginger roll) (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri
digolongkan menjadi:
a. Alkohol asiklik, contohnya: geraniol, linolol, dan sitronelol.
b. Alkohol terpen, contohnya: mentol, dan borneol.
c. Alkohol seskuiterpen, contohnya: santalol (minyak sandalwood dan ginger roll).

Minyak pipermin merupakan minyka atsiri alkohol yang penting diantara minyak
atsiri alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman mentha piperita linn. (Nama
daerah: Poko, famili labiatae). Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang
farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi, dan pelega hidung tersumbat. Pada
industry digunakan sebagai pewangi pasta gigi (Gunawan dan Mulyani 2004).
Simplisia yang mengandung minyak menguap alkohol.
1. Zingiberis rhizome
Tanaman asal: Zingiberis rhizoma R
Suku: Ziberaceae
Kegunaan: Karminativa, stimulansia, aromatika dan kondiman.
2. Galangae rhizome
Tanaman asal: Alpinia officinarum
Suku: Zingiberaceae
Kegunaan: Stimulansia, karminativa, dan rampah-rampah, sedangkan minyaknya
digunakan sebagai bahan aromatika.

7
3. Curcuma domesticae rhizome
Tanaman asal: Curcuma domestica
Suku: Zingiberaceae
Kegunaan: Sebagai stimulansian dan zat warna.
4. Santali lignum
Tanaman asal: Santalum album L
Suku: Santalaceae
Kegunaan: Sebagai bahan untuk parfum, desinfektansia untuk saluran air kencing dan
sebagai ekspektoransia pada obat batuk.

2.6 Minyak Atsiri Aldehid


Aldehida-aldehida yang terdapat di dalam minyak menguap/minyak atsiri terdiri dari
aldehida asiklik dan siklik. Aldehida asiklik misalnya sitral (geranial), dan sintrinelal.
Aldehida aromatik meliputi benzaldehida (Oleum Amygdalarum), sinamil aldehida (Oleum
Cassiae), vanillin (Vanilla, Benzoin, Tolusasem) dan kuminil aldehida (p-
isopropilbenzaldehida).
Simplisis yang mengandung minyak menguap aldehida:
1. Citri Fructus Cortex (Sweet Orange Peel) USP 1820-1960
Citri Fruktus Cortex adalah kulit bagian luar yang berwarna asli dari buah yang
masih segar dari tanaman Citrus Sinensis Linne (suku Rutaceae). Bagian dalam dari kulit
buah yang berwarna putih harus dihilangkan. Daging buahnya biasanya dimakan untuk
buah dan jusnya sebagai minuman segar, kedua-duanya banyak mengandung vitamin C
dan asam sitrat serta asam-asam buah lainnya dan gula. Lapisan kulit buah bagian luar
yang berwarna kuning jingga dipisahkan dengan mengupasnya, terdiri dari sel-sel
epidermal, sel-sel parenkim yang berdinding tebal dari sarkokarpium dimana terdapat
khloroplastida dan kadang-kadang kristal-kristal prismatis kalsium oksalat, ruang-ruang
minyak skhizoligen dengan tetes-tetes minyak menguap. Simpleks berbau keras, rasanya
menggigit, dan aromatis.
 Isi
Minyak menguap, biasanya tidak mengandung zat pahit.
 Penggunaan
Sebagai aromatikum.
2. Aurantii Amari Cortex, Biitter Orange Peel, USP, 1881-1955, NF
Aurantii amari cortex adalah kulit buah yang dikeringkan yang diambil dari buah
yang belum masak tetapi cukup tua dari tanaman citrus aurantium linne (suku rutaceae).

8
Kulit buah jeruk yang pahit ini diperoleh dari jenis jeruk yang pahit. Tanamannya
tidak banyak berbeda dari yang menghasilkan kulit yang manis, oleh karena jenis yang
manis ini merupakan subspecies atau varietas dari citrus aurantium linne. Citrussinensis
sebenarnya adalah citrus aurantium var. sinensis linne (yang dipelihara di Tiongkok),
sedang yang pahit adalah citruss aurantium var. amars linne. Meskipun terutama
tanamannya berasal dari India tetapi diperkebunan banyak terdapat di daerah-daerah
tropis. Kulit jeruk harus banyak dipisahkan dari bagian kulit yang putih (bagian albedo),
cara mengirisnya ialah dengan membagi 4 kulitnya secara membujur atau secara spiral.
Pengirisan ini dengan sendirinya akan menyebabkan sebagian kelenjar minyak teriris,
pecah dan kehilangan sebagian aromanya. Warna kulit yang sudah dikeringkan bervariasi,
tetapi kebanyakan berwarna coklat kemerah-merahan pada yang berbentuk spiral dan
coklat kehijau-hijauan pada yang berbentuk irisan quarter. Permukaan sebelah luar kasar,
tidak rata, benjol-benjol yang bawahnya terdapat kelenjar-kelenjar minyak yang nyata
dapat dilihat pada irisan.
Sisi sebelah dalam masih mengandung sedikit bagian albendo. Baunya harum,
aromatis, dan rasanya pahit. Pada irisan melintang dari bagian luar dari buah yang belum
masak terlihat lapisan epikardium yang terdiri dari sel-sel epidermis yang kecil-kecil
dengan stomata yang karakteristik, kemudian jaringan parenkim yang mengandung
kristal-kristal kalsium oksalat prismatis dan juga kristal-kristal kesperdin, berkas
pengangkutan dan ruam-ruam minyak yang tersusun dalam 2 baris yang tidak teratur.
 Isi
Minyak menguap menyerupai minyak menguap dari jenis yang manis tetapi
baunya lebih intensif dan rasanya pahit, beberapa zat pahit.
Beberapa zat pahit:
a. Aurantiamarin (1,5–2,5%), suatu glikosida pahit dan amorf rasanya pahit
kebanyakan disebabkan oleh zat ini.
b. Asam eurantiamarat (0,1%) suatu zat seperti resin sangat pahit, berbentuk amorf
warna hijau.
c. Naringin (aurantiin), suatu glikosida, kristal kekuning-kuningan, pahit.
d. Isohesperidin (0,4-3%), glikosida yang sedikit pahit.
3. Limonis Cortex, Lemon Peel, USP
Limonis cortex adalah kulit bagian albedo flavedo dari buah yang masak dan segar
dari tanaman citrus lemon (linne) Burmann filius (citrus medica va. Lemonum L, citrus
limonum risco) suku rutaceae, suatu tanaman yang berasal dari India tetapi banyak
dipelihara di daerah-daerah subtropis. Juga ditanam varietas dan hibrida-hibridanya

9
terutama dengan citrus medica risco. Buah-buah dikumpulkan sebelum warna hijau
berubah menjadi kuning. Buah-buah yang kecil yang tidak dapat dijual digunakan untuk
diambil minyak menguapnya. Kulit buah diambil dengan menggunakan pisau yang tajam,
dikupas dalam bentuk spiral seperti pita dan dikeringkan. Pita-pita ini biasanya lebarnya 2
cm dan tebalnya 2-3 cm. Sisi sebelah luar kasar dan berwarna kuning, sisi sebelah dalam
berdaging dan putih warnanya. Buahnya sangat harum dan karakteristik, rasanya pahit
aromatis. Susunan anatominya menyerupai dengan aurantii amari cortex.
 Isi
Tidak kurang dari 2,5% inyak, vitamin C, hesperidin dan glikosida-glikosida
yang lain, lendir, kalsium oksalat, zat serupa tannin.
 Kegunaan
Terutama untuk flavoring agent, kadang-kadang juga sebagai stimulansia dan
stomakthikum.
4. Oleum Amygdalae Amarae, Bitter Almond Oil (USP, NF)
Oleum amygdalae amarae adalah minyak menguap yang diperoleh dari biji-biji
dari buah yang masak yang dikeringkan (yang telah diambil minyak lemaknya), dari
tanaman Prunes Amydalaus Batsch. Var Amarae (De Candolle) Focks (suku Mosaceae)
atau biji-biji lain yang mengandung amigdalin, dengan cara maserasi dengan air dan
penyulingan dengan uap air. Biji yang masak dari Prunus amygdalus var. amara ini
mengandung minyak lemak 45%, protein 5-80%, glikosida amigdalin 1-3%dan enzym
emulsin yang kalau ada air akan menghidrolisa amigdalin menjadi minyak menguap
(benzaldehida dan asam sianida). Kecuali amulsin, ada lain seperti kasein yaitu amandin.
Keduanya berfungsi sebagai emulgator. Biji almond yang manis tidak mengandung
amindalin, maka dari itu tidak menghasilkan minyak menguap. Tetapi baik yang manis
yang pahit mengandung minyak lemak, yang harus diperas lebih dahulu sebelum minyak
menguiapnya disuling. Standard oleum amygdalae amarae mengandung tidak kurang dari
80% benzaldehida dan 2-40% HCN. Minyak yang mengkristal tidak boleh digunakan lagi.
Kristal-kristal tersebut adalah terdiri dari asam benzoat sebagai hasil oksidasi dan
benzaldehid.
 Penggunaan
Sebagai sedatif dan digunakan sebagai obat batuk
5. Cinnanomi Cortex
Dahulu dalam USP memasukkan simpleks ini berasal dari Laurus Cinnamon (suku
Lauraceae) Linne memberikan tanaman ini kepada tanaman kayu manis dari Sailan. Pada
tahun 1820 juga dikenal kayu manis Tiongkok dengan nama tanaman Laurus cassia.

10
Setalah mengalami penyelidikan, maka beberapa Farmakope mendifinisikan simplisia ini
sebagai berikut:
- Cinnamoni cortex, kayu manis manis FI; adalah kulit yang manis yang terdiri dari
lapisan-lapisan sebelah dalam kulit cabang tanaman peliharaan Cinnamomi
zeylanicum Nees, mengandung tidak kurang dari 1% minyak atsiri.
- Caylon Cinnamon atau Cinnamonum zeylanicum Nees (USP, NF, BP) adalah bagian
dalam cabang tanaman Cinnamonmum Zeylanicum Nees.
- Cinnamom atau Saigon Cinnamon (USP, NF) adalah kulit yang dikeringkan dari
Cinnamomum laureiril Nees (suku Lauraceae).
- Cinnamom tidak resmi adalah dari Cinnamomum burmanii Blume yaitu Batavia Fagot
atau Java Cinnamom.
 Pemerian
Susunan anatomis dan serbuk lihat di FI dan praktikum
 Isi
- Saigon Cinnamom 2-6% minyak menguap
- Cassie Cinnamom 0,5-1,5% minyak menguap
- Ceylon Cinnamom 0,5-1% minyak menguap
Isi lain: mannisol, lendir (banyak terdapat pada Batavia Cinnamom dan tanni (banyak
terdapat pada cassie Cinnamom).
 Penggunaan
Karminatifa, aromatikum dan flavoring agent

2.7 Minyak Atsiri Keton


Senyawa-senyawa keton yang terdapat di dalam minyak menguap yaitu terdiri dari:
1. Keton terpen monosiklik seperti menton, karvo, piperito, pulegon dan diosfenol.
2. Keton bisiklik seperti kamfenon dan thuion.
3. Keton non terpen seperti iron
Simplisia minyak menguap yang mengandung Keton:
1. Camphora (camfer)
 Tanaman asal: Cinnamomum camphora L
 Suku: lauraceae
 Kegunaan: Sebagai obat luar rubefacient, obat dalam untuk antiseptik ringan
karminativa dan antiplasmodik.
2. Borneo camphor
 Tanaman asal: Oryobalanops camphora

11
 Suku: Dipterocarpaceae
 Kegunaan: Karminativa dan antiplasmodik.

2.8 Minyak Atsiri Fenol


Golongan fenol dalam minyak atsiri merupakan golongan yang paling antiseptik
dalam tanaman. Golongan ini dapat merangsang tubuh dan dapat bermanfaat dalam dosis
kecil, tetapi dosis yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf dan iritasi pada kulit
serta ketidaknyamanan dalam pencernaan. Minyak menguap fenol dibagi dalam dua jenis
senyawa fenol yaitu terdapat di alam dan yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destkruktif
dari bagian tanaman.
Simplisia minyak menguap yang mengandung Fenol:
1. Thymi herba
 Tanaman asal: Thymus Vulgaris L
 Suku: Labiatae
 Kegunaan: Antispasmodikum, karminativa, stimulansi dan kardiment.
2. Sarpilli herba
 Tanaman asal: Thymus surpyllum L
 Suku: Labiatae
 Kegunaan: Sebagai antispasmodikum dalam campuran obat batuk, obat asma, dan
infeksi tenggorokan, baik sebagai infus atau sirup.
3. Monarda
 Tanaman asal: Monarda punctata L
 Suku: Labiatae
 Kegunaan: Sebagai karminativa, diaforetika dan obat luar untuk stimulansia.
4. Anisi fruktus
 Tanaman asal: Pimpinella chisum
 Suku: Umballiferae
 Kegunaan: Arimatika, stimulansia, karminativa, dan juga sebagai diuretik dan
diaforetika.

2.9 Minyak Atsiri Fenol – Eter


Di alam, minyak menguap yang termasuk eter fenolik mengandung senyawa –
senyawa seperti anetol dan safrol dapat juga ditemukan turunan safrol dalam minyak

12
menguap seperti miristin dan apriol. Tanaman yang mengandung eter fenolik, contohnya
adalah tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill).
a. Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau
Umbelliferae). Minyak adas dikenal sebagai salah satu penyedap yang cukup penting,
digunakan sebagai obat, bumbu masak, pewangi sabun, deterjen, krim dan pafim.
Komposisi kimia minyak adas bervariasi, tergantung pada varietas dan tempat tumbuhnya,
dengan komponen utama adalah anetol, sineol, pinena dan felandrena. Minyak adas
digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup
bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum. Adanya anetol menimbulkan rasa
khas dan menyegarkan, sehingga kadar anetol merupakan penentu kualitas minyak adas.
Di bidang farmasi minyak atsiri adas dimanfaatkan sebagai bahan baku industry minyak
telon. Contoh: Pimpinella anisum, Foeniculum vulgare Tanaman Adas
Tanaman Adas

Klasifikasi Tanaman Adas


Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiacae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill

13
Struktur Anetol

2.10 Minyak Atsiri Oksida


Senyawa minyak atsiri oksida salah satu contohnya adalah Eukaliptol (sineol) terdapat
dalam tanaman eucalyptus dan juga disebut kayu putol oleh karena terdapat juga dalam
tanaman kayu putih. Senyawa oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari
semen, yang merupakan isi aktif dari oleum chenopodii. Tanaman yag mengandung oksida,
misalnya: eucaliptii folium, oleum cayuputi, dan chenopodii ambrosioidis herba.
Minyak katu putih memiliki aktivitas stimulant dan relaksan serta memiliki fungsi
sebagai antiseptik, astringen dan sedatif (penenang). Minyak kayu putih digunakan baik
secara internal maupun eksternal. Secara tradisional minyak kayu putih digunakan untuk
mengobati bronchitis, sinus dan radang tenggorokan, selai itu beberapa penyakit yang dapat
diobati dengan minyak atsiri kayu putih adalah jerawat, memar, diare, sakit telingan, eksim,
sakit kepala, cegukan peradangan, malaria, psoriasis, rematik, sakit gigi, kelainan tulang dan
pesendian, luka bakar serta kram .Minyak kayu putih sering dikombinasikan dengan minyak
herbal lainnya untuk mengobati bronchitis, batuk, pneumonia dan flu.

2.11 Minyak Atsiri Ester


Minyak atsiri ester yang tedapat dalam minyak atsiri sangat banyak jenisnya, tetapi
yang umum terdapat adalah ester asetat dari terpineol, borneol dan geraniol. Senyawa lain
yang terdapat dalam minyak atsiri adalah senyawa alil-isotiolsianat di dalam minyak mosterd
metil salisilat di dalam oleum gaultheriae (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Minyak Gondopuro merupakan minyak atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari
isolasi daun dan batang Gaultheria Procumbens L ( Famili Erycaceae). Komponen penyusun

14
minyak ini adalah metil salisilat. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan parfum,
dan dalam industri permen (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Simplisia minyak menguap yang mengandung Ester:
1. Rosmarini folium
Tanaman asal: Rosmarinus officinalis L
Suku: Labiatae
Kegunaan: Sebagai parfum, sebagai tambahan mempunyai daya karminativa di dalam
linimantum rubifasient.
2. Lavadulas flos
Tanaman asal: Lavandula officinalis L
Suku: Labiatae
Kegunaan: Terutama sebagai parfum.
3. Valerinae rhizoma
Tanaman asal : Valerianae officinalis L
Suku : Valerianaceae
Kegunaan : Sebagai karminativa, antispasmodika pada hestiria sering kali diberikan
bersama-sama bromida dan zat-zat sedatif yang lain.
4. Lavender oil
Tanaman asal : Lavendulae officinalis L
Suku : Valerianaceae
Kegunaan : Stimulansia, karminativa dan parfum.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial = volatile oil)
adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu
kamar tanpa mengalami peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas). Sifat-sifat minyak atsiri, yaitu terdapat sifat fisik, sifat kimia, dan
sifat biologi. Penggolongan minyak atsiri terdiri dari minyak atsiri hidrokarbon, minyak atsiri
alkohol, minyak atsiri aldehid, minyak atsiri keton, minyak atsiri fenol, minyak atsiri fenol-
eter, minyak atsiri oksida, dan minyak atsiri ester.

3.2 Saran
Setiap hal pasti ada kekurangan begitupun dengan pembuatan makalah tidak ada yang
sempurna. Maka penulis sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
karena penulis memiliki keterbatasan-keterbastasan yang tidak dapat penulis pungkiri, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bakkali, F. S. Averbeck, D. Averbeck, M. Idaomar. 2008. Biological Effects of Essential


Oils-A Review. Food and Chemical Toxikology. 46: 446-475.
Green, C.2002 Export Development of Essential Oil and Spices by Cambodia C. L. Green
Consulta Nty Services.
Guenther. E. 1987. Minyak Atsiri I, diterjemahkan S. Ketaren, Jilid I. Jakarta: Penerbit UI
Press
Gunawan, D dan Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam. Jakarta: Penebar Swadaya
Mac Tavish, Hazel and Harris, David. (2002). An Economic Study of Essential Oil
Production in the UK: A Case Study Comparing Non-UK Lavender/Lavandin
Production and Pepper mint/Spearmint Production with UK Production Techniques
and Cost. ADAS Consulting Ltd. Report to Government-industry Forum on Nonfood
Uses of Crops DEFRA, London.

iv

Anda mungkin juga menyukai