MINYAK ATSRI
Nama: Kelompok
PENDAHULUAN
1) Apakah minyak atsiri ?
2) Bagaimana sifat-sifat minyak atsiri ?
3) Apa saja penggolongan minyak atsiri ?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok
besarminyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan
dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam
perdagangan, sulingan Minyak Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang dapat
ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai karena
minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Dalam keadaan murni tanpa pencemar,
minyak atsiri tidak berwarna.Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri
dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua
(gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi
dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap
.Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan hubungan
langsung dengan udara, ditutup rapat serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi
sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik
tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap
(flavoring), antiseptic internal, bahan analgesic, sedative serta stimulan. Terus
berkembangnya penggunaan minyak atsiri di dunia maka minyak atsiri di Indonesia
merupakan penyumbang devisa negara yang cukup signifikan setelah Cina
(Sastrohamidjoyo, 2004).
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya
peruraian lapisan resin dari dinding sel. Minyak atsiri terkandung dalam berbagai
organ tanaman, seperti didalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-
sel parenkim (pada famili Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen
(pada famili Pinaceae dan Rutaceae).
Minyak atsiri secara umum di bagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak
atsiri yang komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan, seperti minyak nilam dan
minyak akar wangi. Minyak atsiri kelompok ini lazimnya langsung digunakan tanpa
diisolasi komponen-komponen penyusunnya sebagai pewangi berbagai produk.
Kedua, minyak atsiri yang komponen-komponen senyawa penyusunnya dapat dengan
mudah dipisahkan menjadi senyawa murni, seperti minyak sereh wangi, minyak daun
cengkeh, minyak permen dan minyak terpentin. Senyawa murni hasil pemisahan
biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk diproses menjadi produk yang lebih
berguna.
Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses
penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan
tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman.
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya
industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavouring agent) dalam
industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985).
Ciri-ciri minyak atsiri :
Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis,
indeks bias yang tinggi, bersifat optis aktif.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi
sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik
tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan
alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180.
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan
kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran
bahan dan lama penyulingan yang di lakukan. berikut adalah grafik yang di peroleh
dari pengujian bobot jenis pada minyak atsiri kayu manis.
f. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda
hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah
warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther (1990) mengatakan bahwa
minyak akan berwarna gelap oleh aging, bau dan flavornya tipikal rempah, aromatik
tinggi, kuat dan tahan lama.
2.3 SIFAT KIMIA MINYAK ATSIRI
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam
terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga
membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan
bau yang tidak dikehendaki (Ketaren, 1985).
b. Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga
terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan
adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi)
minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan
(Ketaren, 1985).
Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan
mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun
kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
1. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan
mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara
bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh
karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah.
A. Golongan hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C)
dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian
besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen
(4 unit isopren) dan politerpen.
Komponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap
jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen. Oxygeneted
Hydrocarbon mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah persenyawaan alkohol, aldehida,
keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted hydrocarbon ada yang
jenuh dan ada yang tidak jenuh.
Minyak terpentin merupakan salah satu minyak atsiri golongan hidrokarbon yang
dihasilkan diIndonesia dan diekspor sebagai salah satu sumber devisa. Salah satu
komponen utama penyusun minyak terpentin adalah α -pinena yang bervariasi dari
70-85%. Perlu dilakukan derivatisasi α -pinena sehingga dapat lebih bermanfaat dan
bernilai ekonomi lebih tinggi, misalnya sebagai bahan baku obat-obatan dan parfum.
Pada umumnya minyak terpentin tersusun oleh campuran isomer tidak jenuh,
hidrokarbon monoterpena bisiklis (C10H16) yaitu (a) α-pinena, (b) β-pinena, (c) Δ –
karena, dan (d) d-longifolena.
Minyak terpentin dapat digunakan dalam berbagai macam bidang industri.
Kegunaan minyak terpentin dapat dijelaskan sebagai berikut :
Minyak terpentin dalam industri kimia dan farmasi seperti dalam sintesis
kamfer, terpineol dan terpinil asetat. Minyak terpentin dapat digunakan
sebagai thiner (pengencer) dalam industry cat dan pernis. Minyak terpentin juga
digunakan dalam industri perekat dan pelarut lilin.
1. α-Pinena
α-Pinena atau 2,6,6-trimetil bisiklo [3.1.1]-2-heptena dengan rumus molekul
C10H16 adalah cairan yang tidak berwarna dengan bau karakteristik seperti terpentin.
Rumus strukturnya terdiri atas dua cincin yaitu siklobutana dan sikloheksena, maka
dari itu α-pinena termasuk bisiklis. α-Pinena merupakan senyawa monoterpena, yaitu
senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai 10 atom karbon dimana satuan
terkecil dalam molekulnya disebut isoprena. α-Pinena mempunyai kegunaan yang
penting sebagai pembuat lilin, sintesis kamfer, pembuatan geraniol dan sebagainya.
1. Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, sesqui,
di-, sester-, dan poli-terpenoid.
· Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid.
a. Perajangan
Sebelum bahan obat tersebut di suling, sebaiknya dirajang terlebih dahulu
menjadi potongan-potongan kecil. Proses perajangn ini bertujuan untuk memudahkan
penguapan minyak atsiri dri bahan, dan untuk mengurangi sifat kamba bahan oral.
Besar ukuran partikel hasil rajangan bervariasai, tergantung dari jenis bahan itu
sendiri. Selama proses perajangan akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik
didih rendah, dan jika dibiarkan beberapa menit akan terjadi penyusutan bahan sekitar
0,5 % akibat penguapan minyak. Oleh karena itu, jika di inginkan rendemen dan
mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus di masukkan dalam ketel suling.
Kelemahan bahan yang di rajang karena :
1. PENYULINGAN
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau
padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya
dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentuka oleh 3 faktor,
yaitu :
a. Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami
kerusakan oleh adanya panas dan air
b. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya
air dan panas
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya fiksasi terhadap bau sebagian tidak ikut tersuling dan tetap
tertinggal dalam bahan.
e. Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah.
2. PENGEPRESAN ( pressing )
Ekstrak minyak atsiri dengan pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan
beruba biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili
citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika
diekstraksi dengan penyulingan. Akibat tekanan pengepresan, maka sel – sel yang
mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan.
Beberapa jenis minyak yang dapat diekstraksi dengan cara pengepresan adalah
minyak almond, apricot, lemon , minyak kulit jeruk, mandarin, grape fruit dan
beberapa jenis minyak lainnya.
Berdasarkan tipe, maka alat pengepresan ada 2 macam tipe , yaitu hydraulic pressing
dan expeller pressing.
1. Pemilihan pelarut
Salah satu proses yang menentukan keberhasilan proses ekstraksi adalah jenis dan
mutu pelarut yang digunakan. Pelarut yang baik harus memenuhi persyarata sebagai
berikut :
a. Harus dapat melarutkan semua zat wangi dalam bunga secara sempurna, dan
tidak dapat melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, senyawa albumin.
b. Mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan, namun
titik didih pelarut tersebut tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini akan
mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut pada waktu pemisahan pelarut.
c. Pelarut tidak boleh larut dalam air.
d. Pelarut haru bersifat “ inert “, sehingga tidak bereaksi dengan komponen
minyak bunga.
e. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, sehingga jika diuapkan
tidak tertinggal dalam minyak.
f. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar
1. Sifat bunga
Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun
bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan
minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan
bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jiak kena panas, kontak
atau terendam dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya dapat
mengekstraksi minyak yang terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat bahan
tersebut kontak dengan pelarut.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih
baik, maka selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi
dalam bunga tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap
dapat memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi
minyak bunga menggunakan lemak hewani atau nabati.
a. Enfleurasi ( enfleurage )
Pada proses ini, absorbs minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah
( keadaan dingin ) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh
panas. Proses enfleurasi menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode lainnya. Kelemahan proses ini adalah karena
memerlukan waktu yang lebih lama, dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil
dan berpengalaman.
Akhir dari Proses ekstraksi ini ditandai dengan, jika lemak telah jenuh dengan
minyak bunga, dan selanjutnya minyak bunga dalam pomade diekstraksi dengan
menggunakan alcohol. Hasil ekstraksi minyak bunga dari pomade, menggunakan
alcohol menghasilkan campuran minyak bunga dengan alcohol. Jika alcohol tersebut
dipisahkan, maka akan diperoleh minyak bunga yang larut dalam sejumlah kecil
alcohol, disebut ekstrait.
Lemak mempunyai sifat dapat mengabsorbsi bau disekitarnya dan prinsip ini
digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak dari tanaman bunga.
Keuntungan :
Kerugian :
Tanaman
(cajuput) Leucadenron
Sereh dapur Cymbopogon citrates Daun Madagaskar,
Guetemala
(lemon grass)
Lada (pepper) Piper nigrum L Daun/buah India Timur, Cina,
Srilanka
Kenanga Cananga odorata Bunga Indonesia
(cananga) Hook
Cengkeh Caryophyllus Bunga Zanzibar, Indonesia,
(clove) Madagaskar
Lavender Lavandula offcinalis Bunga Perancis, Rusia
Chaix
Mawar (rose) Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki
Melati Jasminumofficinale L Bunga Perancis selatan
(jasmine)
Kapolaga Elettaria cardamomun Biji India, amerika
(cardamom)
L
Seledri (celery Apium graveolen L Biji Inggris, India
seed)
Sitrun (lemon) Citrus medica Buah/Kulit Kalifornia
Buah
Adas (fennel) foeniculum fulgares Buah/Kulit Eropah, tengah,
Buah Rusia
Mill
Akar wangi Vetiveria zizanioides Akar/rhizoma Indonesia, Lousiana
(Vetiver)
Stap
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari bunga
Cengkeh
Famili : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung eugenol. Zat serupa damar,
tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang disebut kariofilin,
zat penyamak dan Gom.
Famili : Myrtaceae
Famili : Apiaceae
Tanaman Jahe
Famili : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Pati, damar,oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung
zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer,sineol, dan
felandren.
Famili : Lauraceae
Tanaman Seledri
Famili : Apiaceae
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang
berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti tanaman
asalnya (khas).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung)sehingga sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar wewangian alat
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada
industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan butter, cordials, rums,
vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.
3.2 Saran
Kami merasa dalam penyajian makalah ini masih banyak sangat kekurangan
dan kelemahan maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritikan atau
saran, yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan
bermanfaat bagi kita semua dimasa ynag akan datang.
DAFTAR PUSTAKA