Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MERANCANG USAHA “APOTEK DAISY”

Khofia Lutvifa Permatasari 16013010

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, definisi


apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan lahan bisnis yang sangat
menguntungkan, mengingat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan kesehatan menyebabkan permintaan obat dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang


Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi
kepada masyarakat. Untuk dapat memenuhi peraturan tersebut, studi kelayakan dilakukan
sebelum apotek didirikan.

Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur, merupakan salah


satu wilayah dengan pekembangan yang pesat. Wilayah ini berada di Kawasan berdekatan
dengan perguruan tinggi, perumahan, sekolah dan objek pariwisata. Jumlah penduduk yang
sangat padat banyaknya pemukiman kost mahasiswa semakin meramaikan daerah ini.
Kecamatan Rogojampi dilengkapi dengan adanya Rumah sakit Umum Daerah, Rumah Sakit
PKU Muhammadyah, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama, Rumah Sakit Yasmin dan Puskesmas
Rogojampi dan Gitik sehingga Apotek Daisy mudah dijangkau oleh masyarakat. Di daerah
tersebut sendiri tidak terdapat apotek yang berdiri. Oleh karena itu Apotek Daisy memang
layak untuk dibangun di daerah Rogojampi karena daerahnya merupakan lokasi yang
strategis dan memiliki peluang bisnis yang cukup baik.
1.2 Nama dan Alamat Perusahaan

“APOTEK DAISY”

Jalan Raya Rogojampi No.10 Banyuwangi


Telp.(0335) 884751
Kelurahan Lincing – Kecamatan Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi
Propinsi Jawa Timur – INDONESIA

Visi :
“KESEHATAN ANDA ADALAH PRIORITAS UTAMA”
Misi :
a. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi pasien

b. Melaksanakan sistem manjemen yang efektif dan efisien.

c. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat dan informatif dengan


menerapkan konsep Pharmaceutical Care dan Patient Savety.

d. Penyampaian informasi seputar obat, konsultasi dan perbekalan farmasi secara


informatif.

1.3 Bidang Usaha

Apotek merupakan bidang usaha farmasi (apotek) yang meliputi obat-obatan, obat
keras tertentu (OKT), Narkotik, obat wajib apotek (OWA), pelayanan kefarmasian dan
konseling.
1.4 Bentuk Perusahaan

Persero (PT) untuk memperoleh perhatian dari kalangan konsumen, investor, kreditor
tertentu, tetapi dalam mengurus izin dikenakan biaya yang relatif mahal dibandingkan dengan
koperasi.
Apotek Daisy dibuat dengan bentuk badan usaha PT dengan keanggotaan 1 orang PSA
apotek tersebut dengan saham 50% dan 1 orang pengusaha dengan saham 50%. Karyawan
apotek tersebut berjumlah 9 orang, yaitu apoteker 3 orang, tenaga teknis kefarmasian 3 orang,
juru racik 2 orang dan administrasi serta kasir 1 orang.
1.5 Gambaran Perkembangan Perusahaan
Apotek Daisy yang akan didirikan di jalan Raya Rogojampi No. merupakan badan
usaha yang semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi apotek yang mempunyai
fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang
bermutu baik dan terjamin keabsahannya. Apotek ini dibuat untuk memperluas akses obat
terjamin kepada masyarakat. Selain memperluas akses, apotek ini juga bertujuan untuk
menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada
apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Apotek juga dilengkapi dengan
pelayanan pemeriksaan kesehatan untuk menunjang penyakit apa yang diderita pasien,
sehingga obat yang diberikan tepat indikasi.
Pelayanan kefarmasian yang akan diberikan oleh apotek Daisy ini antara lain pelayanan
konsultasi, informasi, edukasi dan monitoring dalam hal penggunaan obat, penyediaan obat-
obatan, delivery service dan penyediaan pemeriksaan kesehatan. Apotek Daisy melayani
permintaan obat resep dan obat bebas bagi semua kelompok masyarakat. Dalam rangka
mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi khusus dengan
menambahan inovasi-inovasi dalam pelayanan, sehingga nantinya diharapkan mampu
mempertahankan eksistensi apotek Daisy dan mampu memajukan apotek dengan membuka
cabang-cabang baru di daerah lain.
BAB II
PROYEK YANG DIUSULKAN
2.1 Proyek yang Diusulkan
a. Sifat investasi
Sifat investasi pada apotek Daisy yaitu Baru yang merupakan investasi yang merupakan
pembuatan usaha baru yang berupa membeli sejumlah barang inventaris apotek.
b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
Produk yang akan diberikan oleh Apotek Daisy adalah produk farmasi dan jasa
pelayanan kefarmasian. Kedua produk tersebut dikemas dalam sistem pelayanan yang
terpadu dan professional. Produk farmasi yang disediakan berupa obat yang termasuk ke
dalam obat resep dokter yang telah diajak kerjasama, obat bebas terbatas dan obat bebas, obat
keras tertentu (OKT), narkotik dan obat wajib apotek (OWA). Jasa pelayanan kefarmasian
Apotek Daisy berupa konsultasi, informasi, edukasi dan monitoring dalam hal penggunaan
obat, penyediaan obat-obatan, dan delivery service. Sistem pelayanan di Apotek Daisy
merupakan sistem pelayanan yang berorientasi pada kepuasan konsumen dengan cara
memberikan fasilitas dan pelayanan yang ramah dan cepat, serta berusaha menjaga hubungan
baik yang berkelanjutan dengan konsumen.

2.2. Aspek Teknis


a. Sifat Proyek
Sifat proyek dalam pembuatan Apotek Daisy bersifat proyek Investasi
b. Jenis dan jumlah Produksi

Produk yang akan diberikan oleh Apotek Daisy adalah produk farmasi dan jasa
pelayanan kefarmasian. Kedua produk tersebut dikemas dalam sistem pelayanan yang
terpadu dan professional.

c. Lokasi

Lokasi Apotek Daisy berada di Jalan Wijaya Kusuma No.47 Kelurahan Jogotrunan,
Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, merupakan salah satu
wilayah dengan pekembangan yang pesat. Wilayah ini berada di Kawasan berdekatan dengan
perguruan tinggi, perumahan dan sekolah. Jumlah penduduk yang sangat padat banyaknya
pemukiman kost mahasiswa semakin meramaikan daerah ini. Kelurahan Jogotrunan
dilengkapi dengan adanya Rumah sakit Umum Daerah Kota Lumajang, Rumah Sakit Wijaya
Kusuma dan Laboratorium Kesehatan Teratai sehingga Apotek Daisy mudah dijangkau oleh
masyarakat. Di daerah tersebut sendiri tidak terdapat apotek yang berdiri. Oleh karena itu
Apotek Daisy memang layak untuk dibangun di daerah Jogotrunan karena daerahnya
merupakan lokasi yang strategis dan memiliki peluang bisnis yang cukup baik.

d. Bangunan

Bangunan Apotek Daisy merupakan bangunan baru yang berdiri diatas lahan seluas 150
m2 dengan luas bangunan 120 m2

e. Mesin dan Peralatan

1. Bangunan milik sendiri, Luas bangunan 12x10 m terdiri atas:

a. Ruang tunggu, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang pelayanan
resep, tempat penyimpanan obat, ruang peracikan, ruang pencucian alat, dapur,
toilet dan tempat parkir.

b. Bangunan dilengkapi dengan telepon, komputer, penerangan, televisi, sumber


air, alat pemadam kebakaran, ventilasi dan sanitasi yang mendukung, kipas
angin dan tempat sampah

2. Papan nama

Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 50 cm dengan tulisan putih di atas
dasar putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box.
Papan nama apotek diletakkan di depan bangunan yang merupakan identitas apotek, berisi
logo, nama apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang jelas.

3. Perlengkapan :
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan adalah :
a. Gelas ukur

b. Labu erlenmeyer

c. Beker glass

d. Literan plastik 1 dan 2 liter

e. Corong glass
f. Timbangan dan anak timbangan (g/mg)

g. Timbangan analitik

h. Termometer

i. Mortir dan stamper

j. Spatel logam/tanduk plastik atau porselen

k. Batang pengaduk

l. Penangas air

m. Kompor atau alat pemanas yang sesuai

n. Panci rak tempat pengeringan alat

o. Cawan porselin

p. Spatula porselin

q. Botol timbang

Alat perbekalan farmasi :


a. Botol berbagai ukuran

b. Tensimeter

c. Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)

d. Pot plastik berbagai ukuran

e. Lemari pendingin

f. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat

g. Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika dan bahan obat yang
berbahaya lainnya.

Wadah pembungkus dan pengemas :


a. Etiket (biru dan putih)

b. Kertas puyer
c. Streples

d. Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat (tas plastik)

Alat administrasi:

a. Blanko pesanan obat

b. Blanko kartu stock obat

c. Blanko salinan resep

d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan

e. Buku defecta

f. Buku ed

g. Buku farmakope

h. Buku iso atau mims

i. Buku pembelian

j. Buku penerimaan

k. Buku pembukuan keuangan

l. Buku pencatatan narkotik

m. Buku pesanan obat narkotik

n. Buku laporan obat narkotik

o. Buku pencatan penyerahan resep

p. Buku resep jika dokter akan beli obat

q. Kwitansi

r. Alat-alat tulis dan kertas

s. Lay out Proses: Lay-out Apotek Daisy berupa tata ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi sehingga prosesnya praktis dan efisien pada lampiran 1.

f. Proses Produksi

1. Pelayanan Resep
a. Pengelolaan Resep

1. Skrining Resep.

2. Penyiapan Obat.

a. Peracikan.

b. Pemberian Etiket.

c. Pengemasan Obat Yang Diserahkan.

d. Penyerahan Obat.

e. Informasi Obat.

f. Konseling.

g. Monitoring Penggunaan Obat.

h. Salinan Resep

i. Penyimpanan dan Pemusnahan Resep

2. Pelayanan Obat Wajib Apotek (OWA)


3. Pelayanan Obat Bebas (OB) Dan Obat Bebas Terbatas (OBT)
4. Pelayanan Psikotropika
5. Pengelolaan Narkotika

h. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dari Apotek Daisy adalah 3 pasien yang melakukan konseling, 3
pasien pelayanan resep dan 2 pasien pelayanan resep racikan.

i. Bahan Baku dan Bahan Penolong


Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA), Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas, alat
kesehatan (master, perban, termometer, sarung tangan, perban, alkes steril, perbekalan rumah
sakit), bahan baku racikan dan perlengkapan bayi.
j. Tenaga Kerja.
Karyawan apotek tersebut berjumlah 9 orang, yaitu apoteker 3 orang, tenaga teknis
kefarmasian 3 orang, juru racik 2 orang dan administrasi serta kasir 1 orang.

2.3. Aspek Pemasaran


a. Peluang Pasar
Peluang pasar dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
terhadap apotek baru yang akan didirikan (SWOT ANALISIS).
1. Kekuatan / Strength
a. Apotek berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care.
b. Letak apotek berada di Jalan Wijaya Kusuma No.47 dipinggir jalan yang ramai
dilalui arus kendaraan.
c. Pelayanan sepenuh hati dengan keramahan dan senyum
d. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan terbaiknya dan
konsultasi seputar obat.
e. Pelayanan cepat dengan konsep untuk obat racikan maksimal 20 menit.
f. Obat disesuaikan dengan tingkat perekonomian warga sehingga dapat terjangkau
g. Fasilitas apotek yang nyaman

2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan dalam usaha ini yaitu apotek baru yang belum dikenal oleh masyarakat dan
belum mempunyai pelanggan. Untuk menutupi kelemahan tersebut maka promosi apotek
harus dibuat besar seperti melalui social media karena kebanyakan lingkungan mahasiswa.

2. Peluang / Opportunity
a. Jumlah Penduduk disekitar apotek cukup padat, sehingga menjadi sumber
pelanggan apotek yang potensial.
b. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi khususnya dari kalangan
mahasiswa. Golongan masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran
logis, dan mungkin lebih peduli dengan pola hidup sehat.
c. Banyak penduduk yang tua cukup banyak dengan permasalahan penyakit
degeneratif.
3. Ancaman / Threaths
Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek sekitar lokasi. Berikut
diuraikan fasilitas apotek pesaing: Apotek Aviesiena Thieb Mempunyai dokter spesialis paru,
sudah lama berdiri dan memiliki banyak pelanggan.
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
Segmen dari usaha Apotek Daisy adalah masyarakat menengah ke bawah sampai
menengah ke atas.

c. Pasar Sasaran (Market Targeting)


Penduduk pemukiman sekitar lokasi, pasien dari Rumah sakit Umum Daerah, Rumah
Sakit PKU Muhammadyah, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama, Rumah Sakit Yasmin dan
Puskesmas Rogojampi dan Gitik, pasien dari sarana kesehatan umum seperti dokter yang
berpraktek di sekitar lokasi, masyarakat non penduduk yang melintas disekitar lokasi,
mahasiswa maupun wisatawan.

d. Volume dan Harga Penjualan


Harga penjualan di Apotek Daisy adalah berdasarkan pada ketentuan :
Harga Jual = Netto – Diskon + Pajak + Mark up 30%

e. Masa Hidup Produk


Masa hidup produk di Apotek Daisy berdasarkan tanggal expired date pada masing-
masing produk obat, sedangkan untuk alat kesehatan ± 5 tahun.

f. Struktur Pasar
Struktur pasar di Apotek Daisy yaitu struktur pasar yang kompetitif karena merupakan
usaha yang tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga dan jumlah barang di
pasar

g. Persaingan dan Strategi Bersaing


Apotek Daisy mempunyai rencana strategi yang dilakukan untuk memberikan kualitas
pelayanan yang prima agar dapat menarik banyak konsumen untuk menjadi pelanggan tetap
dan bersaing dengan apotek saingan. Aspek-aspek yang menjadi prioritas utama dalam
peningkatan pelayanan, meliputi:
a. Ruang tunggu yang nyaman
b. Konsultasi dan Pelayanan informasi Obat (PIO)

c. Pelayanan penimbangan BB dan tinggi badan gratis.

d. Delivery drug System

e. Keramahan dalam pelayanan (Sistem ”5S” Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

f. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya

Ukuran pasar untuk usaha apotek sangat besar, karena semakin banyaknya penyakit
baru yang muncul dengan seiring kebiasaan masyarakat yang sering makan junk food dan
makanan instan lainnya. Serta semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai
peningkatan kesehatan.
i. Pangsa Pasar
Pangsa pasar usaha Apotek Daisy adalah masyarakat menengah ke bawah sampai
menengah ke atas.

j. Gross Profit Margin


Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan usaha untuk berproduksi secara
efisien.
Gross profit margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2.4 Aspek Manajemen

a. Kepemilikan

Nama apotek yang didirikan adalah Apotek “DAISY” yang terletak di Jalan Wijaya
Kusuma No.10 Lumajang.
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang juga bertindak sebagai Pemilik Sarana Apotek I
(PSA I)
Nama : Khofia Lutvifa Permatasari, S.Farm., Apt.
Alamat : Jalan Cawang no 2

b. Pemilik Sarana Apotek II (PSA II)


Nama : Cicik Patria Praja Sisiana, S.Pi.
Alamat : Jalan Cawang no 7

b. Struktur Organisasi

c. Tim Manajemen
Apotek akan dikelola sendiri oleh Pemilik Sarana Apotek (PSA) dengan karyawan
sejumlah 9 orang.

d. Tenaga Kerja/Karyawan

Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA) :1


Apoteker Pendamping :2
Tenaga Teknis Kefarmasian :3
Juru racik :2
Administrasi dan Kasir :1

2.5. Aspek Keuangan


a. Kebutuhan Dana
Modal Tetap
Bangunan + Tanah 80.000.000
Perlengkapan 29.000.000
Modal Operasional 90.000.000
Modal Cadangan 1.000.000
Total 200.000.000
b. Sumber dana
Sumber dana berasal modal sendiri Rp 100.000.000,- dengan pembagian saham PSA I
50% dan PSA II 50%, seta pinjaman ke bank dengan lama pinjaman 5 tahun dan bunga
15%.
c. Prediksi pendapatan
d. Prediksi Biaya
Modal tetap
Bangunan + Tanah 80.000.000
Perlengkapan 29.000.000
Modal operasional 90.000.000
Modal cadangan 1.000.000
Total 200.000.000
Modal operasional
Biaya Rutin per bulan Tahun 1
Tenaga kerja
APA 1.200.000
APING 2 orang 1.800.000
TTK 3 1.800.000
Juru Racik 2 orang 800.000
Kasir dan administrasi 400.000
total 6.000.000
Biaya lain-lain
Biaya pemeliharaan 300.000
Listrik,air, telepon, koran 700.000
total 1.000.000
Total per bulan 7.000.000

Biaya rutin 1 tahun


Biaya rutin bulanan 84.000.000
THR (1 BULAN GAJI) 6.000.000
Total per tahun 90.000.000

No Perlengkapan (Rp)
1 Penerangan (listrik) 250.000
2 Telepon + pasang 200.000
3 Pompa air 200.000
4 AC 1.000.000
5 TV 21” Plasma 1.000.000
6 Alat pemadam kebakaran 360.000
7 Almari pendingin sanyo 1.000.000
8 Dispenser + galon 300.000
9 Komputer + printer 2.000.000
10 Papan nama APA 300.000
11 Papan informasi 100.000
12 Biaya perijinan 1.000.000
13 Papan nama Apotek 300.000
14 Neon box 400.000
15 Literatur (mims, ISO, FI, dll) 250.000
16 Stempel apotek 100.000
17 Software apotek 2.500.000
18 Tempat sampah dan alat kebersihan 100.000
19 Jam dinding 2 buah 100.000
20 kalkulator 100.000
21 Rak majalah dan koran 50.000
22 Etalase 4m x 1m x 0,3m 4.000.000
23 Meja: a. Racikan 1.500.000
24 b. konsultasi 1.000.000
25 c. kasir 2.000.000
26 d. administrasi 1.000.000
27 Lemari kayu obat 1.500.000
28 Lemari khusus narkotika dan psikotropika 200.000
29 Alat ukur gula darah, kolesterl, asam urat (easy touch 3 in 1) 265.000
30 Lemari atau rak buku 150.000
31 Kursi duduk dan tunggu 25 buah 2.000.000
32 Timbangan miligram 900.000
33 Timbangan gram 800.000
34 Timbangan analitik 1.500.000
35 Timbangan badan 65.000
36 Erlenmeyer 500 ml pyrex 41.000
37 Erlenmeyer 250 ml pyrex 38.000
38 Erlenmeyer 100 ml pyrex 32.000
39 Cawan porselen 100 ml 85.000
40 Spatula porselen 15 cm (4) 50.000
41 Gelas ukur 5 ml 10.500
42 Gelas ukur 10 ml 12.700
43 Gelas ukur 25 ml 14.500
44 Gelas ukur 50 ml 18.500
45 Gelas ukur 500 ml 61.000
46 Mortir stamper (4 buah) 250.000
47 Beaker glass 250 ml 29.000
48 Batang pengaduk (2 buah) 12.000
49 Corong glass 19.500
50 sofa 1.000.000
51 Botol timbang 4.000
52 Seragam karyawan 450.000
53 Tensimeter 500.000

g. prediksi Rugi Laba


Perkiraan Laba Rugi tahun ke 1
1. pemasukan Tahun ke 1 435.000.000
2. pemasukan Tahun ke 1 348.000.000
LABA KOTOR 87.000.000
Pajak PTKP 3% 2.610.000
LABA BERSIH 84.390.000

h. kriteria Investasi
Tahun Aliran Kas Masuk Present Value
0 -200.000.000 -200.000.000 (NVP2)
1 84.390.000 73.382.609
2 84.390.000 63.810.964
3 84.390.000 55.487.795
4 84.390.000 48.250.256
5 84.390.000 41.956.745
Suku bunga 15%
NPV 2 282.888.369
NPV 82.888.369
IRR 31%

1. Payback Periode (PBP)


Total investasi
PBP = x 1tahun
Laba bersih
200.000.000
PBP = x 1 tahun
84.390.000
PBP = 2,37 tahun
Jadi, dalam waktu 2,37 tahun Apotk Daisy dapat mengembalikan ivestasinya

2. NVP
NVP = NVP2 – NVP1
= 282.888.369 – 200.000.000
= 82.888.369
Kriteria penilaian NPV adalah : Jika NPV > 0, maka investasi diterima. Jika NPV <
0, maka investasi ditolak. Didapatkan nilai NPV 82.888.369, Karena NPV diketahui
hasilnya positif maka usaha Apotek Daisy ini dapat dinyatakan “layak” untuk dijalankan.

3. IRR
Kriteria penilaian IRR adalah : Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan,
maka investasi diterima. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka
investasi ditolak. Didapatkan nilai IRR 31% > 15% suku bunga maka investasi diterima.

2.6 Perijinan Yang Di Perlukan

SURAT IZIN APOTEK (SIA)

Dalam rangka mendirikan apotek, Apoteker harus memiliki Surat Izin Apotek
(SIA) yaitu surat yang diberikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia kepada
Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek untuk
mendirikan apotek di suatu tempat tertentu. Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh
Menteri Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin,
pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada
Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi;

Alur Permohonan SIA

Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9


tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:

a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota.
b. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari setelah
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM
untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan.
c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya
6 hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.
d. Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apoteker
pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
e.   Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana ayat
(3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan setempat mengeluarkan surat
izin apotek.
f. Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai POM
dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat
dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.
g. Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan kesempatan
untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam
waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan.
h. Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai pasal (5)
dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala
Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari
kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya.

Untuk Apotek Baru, surat permohonan izin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus
dilampiri persyaratan sebagai berikut :

1. Fotokopi SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker);


2. Fotokopi KTP Apoteker;
3. Surat Pernyataan bahwa APA tidak merangkap/bekerja di Apotek lain/ Industri lain
dan sanggup sebagai APA di Apotek dimaksud;
4. Fotokopi perjanjian kerjasama antara APA dan Pemilik Sarana Apotek (PSA) (di
depan Notaris);
5. Surat pernyataan PSA bahwa tidak pernah terlibat pelanggaran perundang-undangan
dibidang Farmasi;
6. Peta Lokasi dan Denah Bangunan Apotek;
7. Status Bangunan dan kaitannya dengan PSA (Hak Milik/Sewa/Kotrak);
8. Daftar Asisten Apoteker dilampiri Fotokopi Ijasah dan SIKTTK;
9. Surat izin Atasan untuk APA yang bekerja sebagai PNS/BUMN;
10. Surat Izin Tempat Usaha (SITU).

Contoh Form Surat Permohonan


Berikut Syarat-syarat Pengajuan Izin Apotek dengan Berbagai Kondisi:

Perpanjangan Izin Apotek


1. Surat Permohonan Perpanjangan Izin Apotek yang ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan
2. SIA lama (asli)
3. Foto copy Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA).
4. Foto copy Kartu Tanda Penduduk.
5. Rekomendasi organisasi profesi.
Pergantian Apoteker
1. Surat permohonan izin Apotek karena pergantian APA yang dituju kepada kepala
Dinas Kesehatan
2. Foto copy SIPA Apoteker Baru/ Pengganti
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Apoteker pengganti.
4. Berita Acara serah terima obat dari apoteker lama kepada apoteker baru
5. Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek pengganti bahwa tidak bekerja
tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi apoteker pengelola apotek di
apotek lain
6. Asli dan foto copy surat izin atasan bagi pemohon PNS , ABRI.
7. Akte Perjanjian Kerja Sama APA dengan PSA.
8. Rekomendasi dari organisasi profesi.
9. SIA lama asli.
Pergantian Pemilik
1. Surat Permohonan Izin Apotek karena Pergantian PSA kepada Kepala Dinas
Kesehatan
2. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk Akte Hak Milik/
Sewa/Kontrak.
3. Akte perjanjian kerja sama APA dan PSA
4. Surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan
bidang obat (bermaterai)
5. Menyerahkan SIA lama asli.
Apotek Pindah Lokasi
1. Surat permohonan pindah lokasi ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten
2. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk Akte Hak Milik/Sewa/Kontrak.
3. Asli dan foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotek
4. Menyerahkan SIA lama asli.
5. Menyerahkan SIPA lama
6. Foto copy denah bangunan Apotek dan denah situasi apotek terhadap apotek lain.
Apotek Ganti Nama
1. Surat permohonan ganti nama Apotek ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten
2. Akte perjanjian kerja sama APA dan PSA
3. Menyerahkan SIA lama
4. Menyerahkan SIPA lama

Berikut contoh lampiran Surat Permonan Izin Apotek:


Surat Pernyataan APA

Surat Pernyataan PSA

Pernyataan Status Bangunan


NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak
(PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya
sebagai wajib pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan
dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X
Tahun 2000, yaitu sebagai berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak
mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak
NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-tingginya
empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar."
BAB III

KESIMPULAN

Apotek Daisy didirikan dengan investasi sebanyak Rp.200.000 dengan biaya investasi
berasal dari modal pribadi masing-masing sebesar Rp. 50.000.000 dari Khofia Lutvifa
Permatasari, S.Farm., Apt. dan Cicik Patria Praja Sisiana, S.Pi. serta pinjaman modal dari
pihak bank Rp. 100.000.000,- dengan lama pinjaman 5 tahun dan bunga 15%.

Biaya tetap mencakup biaya gaji dan administrasi umum. Biaya gaji selama satu tahun
mencakup gaji 12 bulan. Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) dan Apotek
Pendamping Asisten Apoteker dan Tenaga Tenaga Teknis Kefarmasian dan Administrasi
mendapat gaji sebagaimana mestinya.

Lokasi Apotek Daisy berada di Jalan Raya Rogojampi No. 10 Kecamatan Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah dengan
pekembangan yang pesat. Wilayah ini berada di Kawasan berdekatan dengan perguruan
tinggi, perumahan, sekolah dan tempat wisata. Jumlah penduduk yang sangat padat
banyaknya pemukiman kost mahasiswa semakin meramaikan daerah ini. Kecamatan
Rogojampi dilengkapi dengan adanya Rumah sakit Umum Daerah, Rumah Sakit PKU
Muhammadyah, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama, Rumah Sakit Yasmin dan Puskesmas
Rogojampi dan Gitik ,sehingga Apotek Daisy mudah dijangkau oleh masyarakat. Di daerah
tersebut sendiri tidak terdapat apotek yang berdiri. Oleh karena itu Apotek Daisy memang
layak untuk dibangun di daerah Rogojampi karena daerahnya merupakan lokasi yang
strategis dan memiliki peluang bisnis yang cukup baik.

Payback periode menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi


total. Pay Back Period dicapai pada 2,37 tahun. IRR dari hasil aliran kas 15% (df1) dan
diperoleh IRR 31%. NPV yang diperoleh dengan tingkat suku bunga pinjaman bank sebesar
15%, hasilnya positif sebesar Rp 82.888.369. Berdasarkan analisa situasi dan dengan
memperhatikan studi kelayakannya, maka pendirian Apotek Daisy di Jalan Raya Rogojampi
No.10 kecamatan Rogojampi mempunyai prospek baik, baik ditinjau dari segi pelayanan
maupun usaha.
LAMPIRAN

Keterangan :

1. Teras

2. Kursi tunggu

3. Waserba

4. Kasir dan tempat penyerahan


resep

5. Obat bebas/bebas terbatas

6. Gudang obat

7. Obat keras

8. Stok obat paten resep

9. Obat generik dan sirup keras

10. Tempat meracik obat

11. Lemari narkotika dan


psikotropika

12. Lemari pendingin

13. Ruang administrasi

14. Ruang konsultasi

15. Gudang sirup dan alat


kesehatan

16. Mushollah

17. Tempat wudhu

18. Kamar mandi


SURAT SURAT YANG DIPERLUKAN

Contoh SIPA Contoh SIA

Contoh STRTTK

Anda mungkin juga menyukai