Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“MATERIAL SAFETY DATA SHEET”

Nama Penyusun Laporan:


Diah Ajeng T. Rahayu
Nim 16013007

Nama Kelompok:
Adelia Channa F Nim 16013001
Adhi Suprayitno Nim 16013002
Aprila Ayu Dwi N Nim 16013004
Diah Ajeng Tri R Nim 16013007
Dwi Suwarni Nim 16013008
Khofia Lutfiva P Nim 16013010
Lia Fitriana Dewi Nim 16013011
M. Taufik Nim 16013012
Ravelya Samponu Nim 16013014
Toni Erfandi Nim 16013015
Topan Firdaus Nim 16013016

Tanggal/Tempat Praktikum: 26/Februari/2016/ Laboratorium Sekolah Tinggi


Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan kimia berbahaya dengan mudah dapat kita temui di pabrik kimia
bahkan laboratorium. Kecelakaan yang terjadi karena bahan kimia berbahaya pun
sering terjadi. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia
berbahaya tersebut tidak membahayakan kita sebagai pekerja, peralatan dan
terutama lingkungan sekitar. Yaitu perlunya pengetahuan tentang sifat dan
karakter bahan kimia mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk
menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini
dikarenakan bahan kimia memiliki tipe reaktivitas kmia tertentu dan juga dapat
memiliki sifat mudah terbakar.
Pengetahuan akan sifat dan karakter bahan kimia tersebut dapat dipahami di
dalam MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Data Lembar Keselamatan Bahan
pada bahan kimia tersebut.  Seperti bahaya pada tingkat kesehatannya, kebakaran
dan reaktivitas.
Pada kesempatan ini akan dibahas pentingnya pengenalan MSDS khususnya
pada bahan bersifat karsinogen. Dengan mengetahui sifat dan karakter dari
masing-masing bahan tersebut, kita dapat mengetahui tingkat bahaya yang
mungkin timbul jika terjadi kecelakaan, dan dapat meminimalisasi akan terjadinya
bahaya kecelakaan.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui sifat dan karakteristik masing-masing bahan kimia.
2. Mengetahui dan mengenal tingkat bahaya dari bahan kimia.
3. Mengetahui cara mencegah bahaya kecelakaan yang akan timbul dari bahan 
tersebut.
1.3 Dasar Teori
MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet memuat
informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang
berbahaya.
Sebuah Material Safety Data Sheet (MSDS) atau di Indonesia disebut
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi
mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan
cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini adalah titik awal yang penting
untuk pengembangan program keselamatan dan kesehatan yang lengkap. MSDS
juga berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan, penanganan dan prosedur
darurat semua yang terkait dengan material. MSDS berisi lebih banyak informasi
tentang materi daripada label. MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen
bahan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya dari produk, cara
menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika rekomendasi tidak
diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan, bagaimana mengenali
gejala overexposure, dan apa yang harus dilakukan jika insiden terjadi.
MSDS dimaksudkan untuk dibaca oleh hygienists dan profesional K3.
Sekarang MSDS dibaca juga oleh pengusaha, pekerja, supervisor, perawat, dokter,
petugas darurat. Untuk memastikan bahwa pengguna MSDS dapat dengan cepat
menemukan informasi yang mereka butuhkan, informasi dalam MSDS harus
mudah dibaca dan ditulis dalam format yang jelas, tepat dan dapat dimengerti.
Persyaratan MSDS berdasarkan peraturan pemerintah no.74 tahun 2001
tentang pengelolaan B3 pasal 11 yang berbunyi setiap orang yang memproduksi
B3 wajib menyediakan MSDS. Pada pasal 12 menyatakan setiap penanggung
jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet).
Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?. Pada prinsipnya
agar kita tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja
menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS adalah agar :
1.        Mengetahui potensi bahan kimia
2.        Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3.        Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4.        Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia
berada di dalam :

Meliputi bahan-bahan: Bahan baku (starting material), Bahan baku (starting


material),
Bahan baku (starting material), Bahan produk utama, Bahan produk samping,
Bahan untuk analisis, Bahan buangan.
Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara
lain:
1.         Produsen bahan 
2.         Pihak pengangkut bahan 
3.         Penyimpan dan supplier bahan 
4.         Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik) 
5.         Pengolah bahan buangan
MSDS sendiri memuat informasi tentang beberapa hal yaitu:
1. Informasi umum tentang bahan.
2. Informasi Komponen Berbahaya.
3. Reaktivitas Bahan.
4. Sifat Mudah terbakarnya bahan.
5. Sifat Fisika Bahan.
6. Sifat Kimia Bahan.
7. Dampak Kesehatan.
8. Pertolongan Pertama.
9. Penyimpanan.
Secara Umum, MSDS mengandung BAB sebagai berikut, yang kesemuanya
menjelaskan tentang bahan yang bersangkutan.
1. Product and Company Identification / Produk dan Identitas Perusahaan
(Menerangkan identitas produk, serta perusahaan yang memproduksi produk)
2. Composition/Information on ingredients / Komposisi /Informasi kandungan
bahan.(Menjelaskan komposisi bahan yang bersangkutan, konsentrasi,
campuran)
3. Hazards Identification / Identifikasi Bahaya
Meliputi Sifat-sifat bahaya :
Bahaya Kesehatan :
  Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh pengguna
dengan beberapa cara misalnya penyerapan melalui kulit, pernafasan dan
lainnya. Informasi tentang gejala dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh
terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti kejadian setelah :
a. Efek terkena paparan yang berlebihan
b. Kontak pada mata
c. Kontak pada kulit
d. Terhirup pada pernafasan
Bahaya kebakaran :
Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah
terbakar, dapat dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain.
Kemudahan zat untuk terbakar ditentukan oleh :
a. Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.
b. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat
dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut
LFL (low flammable limit) dan konsentrasi        tertinggi yang masih dapat
dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan
membakar bahan lain ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
c. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
Bahaya reaktivitas :
Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi
dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik (menghasilkan
panas) sehingga eksplosif atau reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga
menghasilkan gas beracun.
Sifat- sifat bahaya tersebut digambarkan dalam skala bahaya seperti berikut :
 

a. Gambar yang berwarna biru menunjukkan skala bahaya


kesehatan (Toksisitas)
b. Gambar yang berwarna merah menunjukkan skala
bahaya kebakaran
c. Gambar berwarna kuning menunjukkan skala bahaya
reaktivitas
d. Gambar berwarna putih menunjukkan skala bahaya
khusus lainnya
Gambar Skala Bahaya
 
Sedangkan, tingkat skalanya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Nilai Bahaya Terhadap Bahaya Kemudahan Bahaya Reaktivitas
Kesehatan Terbakar
Bahan kimia yang akan
Bahan kimia yang
teruapkan dengan cepat
secara sendirian
Bahan kimia yang atau sempurna pada
memiliki kemungkinan
dengan sangat sedikit tekanan atmosfer dan
meledak atau
paparan (exposure) temperatur kamar atau
4 terdekomposisi dan
dapat menyebabkan bahan kimia yang
menimbulkan ledakan
kematian atau sakit segera terdispersi di
atau bereaksi pada
parah. udara dan bahan kimia
tekanan dan
tersebut akan terbakar
temperatur normal.
dengan cepat.
Bahan kimia yang
secara sendirian
memiliki kemungkinan
meledak atau
terdekomposisi dan
Bahan kimia yang
Bahan kimia berupa menimbulkan ledakan
dengan sangat sedikit
cairan atau padatan atau bereaksi tetapi
paparan (exposure)
3 yang dapat menyala membutuhkan bahan
dapat menyebabkan
pada semua temperatur inisiator atau harus
kematian atau sakit
kamar. dipanaskan pada
parah.
kondisi tertentu
sebelum inisiasi atau
bahan yang bereaksi
dengan air dan
menimbulkan ledakan.
2 Bahan kimia yang Bahan kimia yang Bahan kimia yang
dengan paparan cukup harus dipanaskan atau segera menunjukkan
intens atau dikondisikan pada perubahan kimia drastis
berkelanjutan dapat temperatur tinggi akibat kenaikan
temperatur atau tekanan
menyebabkan atau reaksi secara cepat
kemungkinan sakit tertentu sehingga dapat dengan air dan
parah atau penyakit menyala. mungkin membentuk
menahun. campuran bahan
peledak dengan air.
Bahan kimia yang
Bahan kimia yang Bahan kimia yang
secara sendirian stabil
dengan terjadinya harus dipanaskan
tetapi dapat menjadi
1 paparan dapat terlebih dahulu
tidak stabil akibat
menyebabkan iritasi sebelum nyala dapat
kenaikan temperatur
atau sakit. terjadi.
atau tekanan.
Bahan kimia yang
akibat paparan Bahan kimia yang
termasuk dalam secara sendirian stabil
Bahan kimia yang
0 kondisi terbakar tidak kecuali pada kondisi
tidak dapat terbakar.
mengakibatkan sakit nyala api dan bahan
atau bahaya tidak reaktif dengan air.
kesehatan.

4. First Aid Measures / Tindakan Pertolongan Pertama


(Menjelaskan tentang langkah pertolongan pertama jika terpapar atau keracunan
bahan kimia)
5. Fire fighting measures / Penanganan Penanggulangan Kebakaran
  (Tindakan Penanggulangan jika terjadi kebakaran yang disebabkan oleh
bahan)
 6. Accidential Release measures / Penanggulangan kondisi darurat Tumpahan dan
Kebocoran. (Menjelaskan langkah- langkah yang dilakukan jika bahan tumpah
dari tempat penyimpanan)
7. Handling and storage / Penanganan dan Penyimpanan
(Tata cara penyimpanan, serta penanganan bahan)
8. Exposure control / personal protection / Pengendalian Pemaparan /
Perlindungan Diri. Proteksi diri atau, penggunaan APD yang diperlukan jika
akan menangani bahan. Meliputi :
a. Perlindungan pernafasan
b. Ventilasi
c. Sarung tangan pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung lainnya
f. Pengawasan perlindungan
9. Physical and Chemical Properties / Spesifikasi Fisika dan Kimiawi
Bab ini menjelaskan informasi secara fisika dan kimia. pengaruhnya
terhadap kondisi sekitarnya dan menunjukkan batas atau saat material tersebut
bisa berubah bentuk (mencair, menyublim atau membeku) Penjelasan sifat-sifat
fisikan dan kimia antara lain : titik didih, massa jenis, tekanan uap, kerapatan
uap, titik beku atau titik cair, kerapatan cairan, pH, kelarutan, penampakan fisik
dan bau, dan sebagainya.
10. Stability and Reactivity / Stabilitas dan Reaktivitas
Mencantumkan sifat stabilitas dan reaktivitas. Berisi tentang kondisi yang
harus dihindari, reaksi bahan apabila tercampur dengan bahan lain seperti air,
minyak, udara, produk dekomposisi yang berbahaya, produk polimerisasi yang
berbahaya atau bahan kimia lain. Selain itu bab ini menjelaskan situasi dan
kondisi yang harus dihindari untuk mencegah resiko reaksi bahan tersebut.
11. Toxicological Information / Data Toksikologi
Bab ini menjelaskan sifat racun terhadap tubuh berdasarkan analisis
kimiawi medis. Sifat-sifat racun yang mungkin pada tubuh berdasarkan hasil
pengujian secara medis dan maupun hasil laporan yang pernah diterima.
Keterangan sifat racun seperti: efek lokal, pemaparan akut, dan kronik,
termasuk efek karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat, alcohol.
12. Ecological Information and Consideration / Informasi Ekologi Lingkungan
Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan, dampak lingkungan, degradasi,
dan bioakumulasi dan bagaimana menangani limbah atau buangan bahan baik
berupa padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara penanganan.

Contoh MSDS seperti ini :


BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 ALAT
a. Alat Pelindung Diri (Masker, Sarung Tangan, Kaca Mata, Topi, Sepatu
b. Alat Tulis
2.1 BAHAN
Acetonitril Hydrochlortiazid
Ammonium Chloride Kalium Cianid
Ammonium Hydroxida Kalium Karbonat
Amonium Persulfat Potasium Dichromate
Buffer Sitrat Potasium Hydroxida
Potasium Iodate Potasium Nitrat
Sodium Bikarbonat Sodium Nitrit
BAB III
METODE KERJA

1. Gunakan alat pelindung diri sebelum memasuki ruang laboratorium


2. Siapkan alat tulis
3. Identifikasi sifat bahaya bahan kimia berdasarkan label MSDS (Material Safety
Data Sheet) pada tiap bahan kimia laboratorium
4. Amati dan catat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tabel Hasil Pengamatan MSDS Bahan Kimia


No Bahan Rumus Kimia Sifat Bahaya
Kes Keb Rea PPE
k
1 Acetonitril CH3CN 2 3 0 H
2 Ammonium Chloride NH4Cl 2 0 0 E
3 Ammonium Hydroxida NH4OH 3 0 0 -
4 Amonium Persulfat (NH4)2S2O8 2 1 3 E
5 Buffer Sitrat - 3 0 0 -
6 Potasium Iodate KIO3 2 0 1 E
7 Sodium Bikarbonat NaHCO3 1 0 0 E
8 Hydrochlortiazid C7H8ClN3O4S2 1 1 0 A
9 Kalium Cianid KCN 3 0 0 J
10 Kalium Karbonat CaCO3 2 0 0 E
11 Potasium Dichromate K2Cr2O7 4 0 0 E
12 Potasium Hydroxida KOH 3 0 2 J
13 Potasium Nitrat KNO3 2 0 0 E
14 Sodium Nitrit NaNO2 3 0 0 C
Ket : Kes : Kesehatan Reak : Reaktivitas
Keb : Kebakaran PPE : Personal Protective Equipment
Karsinogen adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat
karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam
deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-
proses biologis. Karsinogen kimiawi yang pertama kali diidentifikasi adalah
senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik.
Karsinogen Bahan Pemicu Kanker. Beberapa contoh dari bahan kimia yang
kerjanya langsung memicu terjadinya kanker (Direct-Acting Carcinogenesis)
adalah sebagai berikut:
1.      Alkylating Agents
a)      dimethyl sulfate,
b)      B-Propiolactotte,
c)      ethylmethane sulfonate (EMS).
2.      Polycyclic dan Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons
a)      benz(a)anthracene,
b)      benzo(a)pyrene,
c)      dibenz(a,h)anthracerie.
3.      Aromatic Amines
a)      2-Naphtylamine (p-naphthylanzine),
b)      benzidine,
c)      dimethylarninoazobenzene.
Dalam pembahasan ini, bahan kimia yang akan kami bahas diantaranya :
1. Acetonitril (Rumus Molekul: CH3CN)
Acetonitril berdasarkan label MSDS tingkat skala bahaya berada pada nilai
2 untuk kesehatan yang dimaksudkan dengan bahan kimia yang dengan paparan
cukup intens atau berkelanjutan dapat menyebabkan kemungkinan sakit parah
atau penyakit menahun. Untuk tingkat skala bahaya kebakaran acetonitril
dengan nilai 3 merupakan bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat
menyala pada semua temperatur kamar. Sedangkan tingkat skala reaktivitas
bahan kimia acetonitril dengan nilai 0 merupakan bahan kimia yang secara
sendiri stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif dengan air.
Personal protection dengan abjad H menyatakan bahwa penggunaan APD
meliputi splash goggles, sarung tangan, protective apron, vapor respirator.

2. Ammonium Hydroxida (Rumus Molekul : NH4OH)


Ammonium Hydroxida berdasarkan label MSDS tingkat skala bahaya
berada pada nilai 3 untuk kesehatan yang dimaksudkan bahan kimia yang
sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan kematian atau sakit
parah. Untuk tingkat skala bahaya kebakaran amonium hydroxida dengan nilai
0 merupakan bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar
tidak mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan. Sedangkan tingkat skala
reaktivitas bahan kimia ammonium hydroxida dengan nilai 0 merupakan bahan
kimia yang secara sendiri stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan tidak
reaktif dengan air. Personal protection tidak ada abjad menyatakan bahwa
gunakan alat pelindung diri jas lab, sarung tangan dan masker.

3. Kalium Cianid (Rumus Molekul : KCN)


Kalium Cianid pada nilai 3 untuk kesehatan yang dimaksudkan bahan
kimia yang sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan kematian
atau sakit parah. Untuk tingkat skala bahaya kebakaran kalium cianid dengan
nilai 0 merupakan bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi
terbakar tidak mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan. Sedangkan tingkat
skala reaktivitas bahan kimia kalium cianid dengan nilai 0 merupakan bahan
kimia yang secara sendiri stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan tidak
reaktif dengan air. Personal protection dinyatakan dengan abjad J bahwa
penggunaan APD meliputi splash goggles, sarung tangan, protective apron,
vapor respirator, dust respirator.

4. Amonium Persulfat (Rumus Molekul : (NH4)2S2O8)


Amonium Persulfat pada nilai 2 untuk kesehatan yang dimaksudkan bahan
kimia yang dengan paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat
menyebabkan kemungkinan sakit parah atau penyakit menahun. Untuk tingkat
skala bahaya kebakaran amonium persulfat dengan nilai 1 merupakan bahan
kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat terjadi.
Sedangkan tingkat skala reaktivitas bahan kimia amonium persulfat dengan
nilai 3 merupakan bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan
meledak atau terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi
membutuhkan bahan insiator atau harus dipanaskan pada konsidi tertentu
sebelum inisiasi atau bahan bereaksi dengan air menimbulkan ledakan. Personal
protection dinyatakan dengan abjad E bahwa penggunaan APD meliputi safety
glasses, gloves, dan dust respirator.

5. Hydrochlortiazid (Rumus Molekul : C7H8ClN3O4S2)


Hydrochlortiazid pada nilai 1 untuk kesehatan yang dimaksudkan bahan
kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau sakit.
Untuk tingkat skala bahaya kebakaran Hydrochlortiazid dengan nilai 1
merupakan bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala
dapat terjadi. Sedangkan tingkat skala reaktivitas bahan kimia Hydrochlortiazid
dengan nilai 0 merupakan bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada
kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif dengan air. Personal protection
dinyatakan dengan abjad A bahwa penggunaan APD meliputi safety glasses.

6. Sodium Nitrit (Rumus Molekul : NaNO2)


Sodium Nitrit pada nilai 3 untuk kesehatan yang dimaksudkan bahan
kimia yang dengan sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan
kematian atau sakit parah. Untuk tingkat skala bahaya kebakaran Sodium Nitrit
dengan nilai 0 merupakan bahan kimia yang tidak dapat terbakar, Sedangkan
tingkat skala reaktivitas bahan kimia Sodium Nitrit dengan nilai 0 merupakan
bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan
bahan tidak reaktif dengan air. Personal protection dinyatakan dengan abjad C
bahwa penggunaan APD meliputi safety glasses, gloves, protective apron.
BAB V
KESIMPULAN

1. Dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi


bekal pengetahuan mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya
dan pencegahannya.
2. Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari
MSDS sehingga dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di
laboratorium.
3. Dengan implementasi MSDS pada riset tugas akhir, budaya kesehatan dan
keselamatan kerja sudah dimiliki oleh mahasiswa dan merupakan bekal
berharga di dalam menempuh dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Chemical Data Sheet – Working Safety With Hazardous Chemicals –


Samson Chemical Publisher, 1991
Safety at Work – John Ridley – Butterwoth – Heinemann Ltd (1990)
 MSDS – Lembar Data Keselamatan Bahan – PE/Enj&Ban
Online: http://www.kelair.bppt.go.id/sib3popv25/Iptek/MSDS/msdsinfo.htm
Diakses Rabu, 1 Maret 2017
Dimas Satya Lesmana, "MSDS dan Implementasinya berdasarkan GHS",
Chemwatch / Chemcare Asia

Anda mungkin juga menyukai