Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM K3

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA

Nama : CITRA NADIA SALSABILA


NIM : 2111050121
Kelas : TLM 1B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
PURWOKERTO
DESEMBER 2021
Selasa, 21 Desember 2021
JUDUL PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Pertolongan Pertama Pada Kerja
2. Mahasiwa dapat mengetahui apa saja kecelakaan kerja di laboratorium
3. Mahasiswa dapat mengetahui 7 golongan warna pada obat

1
II. DASAR TEORI
Pertolongan pertama adalah bagian dari pelayanan kesehatan
tenaga kerja. Pertolongan pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakat
umum, karyawan, tenaga kerja, dan semua individu sehubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja pada tingkat perusahaan. Pertolongan pertama
ini bertujuan menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan
dan mencegah agar tidak lebih parah serta mempertahankan jiwa penderita
hingga pertolongan lebih lanjut diberikan. (Afif, 2020).

Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan segera pada orang


yang cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak menggantikan
perawatan medis yang tepat. Pertolongan pertama hanya memberi bantuan
sementara sampai mendapatkan perawatan medis yang kompeten, jika perlu, atau
sampai kesempatan pulih tanpa perawatan medis terpenuhi. Pertolongan pertama
yang diterapkan secara tepat dapat memberikan perbedaan antara hidup dan mati,
antara pemulihan yang cepat dan rawat inap di rumah sakit yang lama, atau antara
kecacatan temporer dan kecacatan permanen. Tempat kerja merupakam tempat
atau ruangan, dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja serta adanya bahaya
kerja dari sumber bahaya, yang memiliki risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu adanya pelaksanaan P3K yang di dukung oleh petugas yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan P3K (Fadhilatul dkk, 2020).

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha


untuk menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis
mengambil alih penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan dalam
pertolongan pertama, seperti memindahkan korban pada tempat yang aman dan
lapang untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu
mengalami kecelakaan. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan
P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan
bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian (Endiyono dan Sinta, 2020)

2
Perilaku P3K merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyelamatkan korban kecelakaan dengan prinsip pemberian pertolongan
diantaranya menilai situasi, mengamankan tempat kejadian dan memberikan
pertolongan pada korban dengan didasari pengetahuan P3K yang baik serta sikap
mereka dalam melakukan tindakan P3K dengan sikap postif. Apabila tindakan
P3K yang dilakukan oleh seseorang yang tidak pernah ikut pelatihan/tidak
berlisensi, maka akan berakibat fatal pada korban yang ditolongnya. Hal itu
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan seseorang tentang P3K yang kurang serta
sikap mereka dalam mengambil keputusan untuk bertindak menolong sangatlah
berbahaya (negatif). Dengan bekal pengetahuan tentang P3K yang baik oleh para
pekerja diharapkan memiliki sikap positif terhadap P3K dan dapat melakukan
tindakan P3K secara tepat dan benar. Sebagaimana teori skinner perilaku tersebut
dapat dibagi dalam tiga domain yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
tindakan/keterampilan (psikomotor) (Herlinawati dan Taufan, 2018).

Menurut Buntarto, 2015 P3K (first aid) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Adapun tujuan dari Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sebagai berikut :
1. Mencegah kematian
2. Mencegah cacat yang lebih berat
3. Mencegah infeksi
4. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau
penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan
P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan
membunuh korban. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana
dan prasarana yang ada di tempat kejadian, untuk menghidari dampak terburuknya
yaitu kematian (Merry dkk, 2017).

3
Prinsip-prinsip P3K adalah tindakan yang dilakukan segera,
mempertahankan hidup korban, mengurangi penderitaan, mencegah pengotoran
luka dan penderitaan lanjutan serta merujuk korban ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat. Prinsip-prinsip P3K ini sangat dianggap perlu bagi semua
lapisan masyarakat, karena dengan P3K kita dapat membantu orang atau korban
sampai benar-benar mendapat perawatan medis professional. P3K bisa dilakukan
oleh baik itu masyarakat umum ataupun siswa, sampai pertolongan medis
professional tiba untuk menangani korban. Beberapa pengetahuan dan
keterampilan yang diberikan pada saat pelatihan P3K adalah bagaimana kita
menangani korban dengan cedera kepala, penanganan korban kecelakaan,
memindahkan korban dengan cara yang baik dan benar, penanganan penyakit
jantung, penanganan luka bakar, penanganan fraktur tulang, penanganan
tenggelam, sampai tentang penanganan jalan nafas (Putu dkk, 2019.)

4
III. MATERI DAN METODE
III.1. Materi (Alat dan Bahan)
a. Alat
1. Pensil
2. Bolpoint
3. Tip
4. Penggaris
5. Kertas folio
6. Buku
b. Bahan
1. Procold Flu
2. Panadol Paracetamol
3. Ultraflu
4. Becom-zet
5. Decolgen
6. Tolak Angin Sidomuncul
7. Kasa steril
8. Betadine
9. Vitamin B1 IPI
10. Rivanol
11. Vitamin C IPI
12. Molagit
13. Salep OXYTETRACYCLINE HCL

III.2. Metode Kerja


1. Dilihat bahan kimia yang ada, bagaimana cara yang aman saat kita
menggunakan bahan kimia tersebut.
2. Diperhatikan Langkah apa saja yang harus kita lakukan jika
terkena bahan kimia tersebut (P3K) bagaimana?
3. Dilihat jenis-jenis mikroorganisme yang ada, Tindakan P3K apa
yang dapat kita lakukan jika kita terkena mikroorganisme tersebut.

5
4. Dilihat petunjuk pertolongan pertama pada poster keselamatan
kerja dan dipahami Langkah-langkah yang harus dilakukan
5. Dilihat petunjuk atau pedoman dalam bekerja di laboratorium.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Gambar simbol Contoh Obat Keterangan
1. Tolak Angin, Antangin Obat yang memiliki simbol berwarna
Mint, Antangin Jahe hijau dengan gambar pohon itu
merah, Buyung upik, tergolong pada obat yang berbahan
Herbakof, Curmino. dasar herbal atau tanaman tradisional
yang biasa disebut dengan jamu.
Bahkan, biasanya di bawah simbol
tersebut sudah tertuliskan kata
‘jamu’.
2. Antangin JRG, OB Obat dengan simbol tiga bintang
Herbal, Mastin, Lelap, berwarna hijau ini disebut dengan
Diapet, Kiranti. Obat Herbal Terstandar atau OHT.
Namun, OHT berbeda dengan jamu.
Perbedaannya terdapat pada proses
pengolahannya. Obat dengan bahan
dasar alami ini diolah dengan
teknologi tinggi dan higienis yang
sudah diuji toksisitas dan kronisnya.
Sebelum diproduksi, OHT sudah
melalui penelitian pre-klinik untuk
mengetahui standar kesehatannya.
3. Stimuno, Tensigard, Simbol yang mirip seperti serpihan
Xgra, Nodiar, Inlacin, salju berwarna hijau ini disebut
VipAlbumin plus, dengan fitofarmaka. Mirip dengan
Rheumaneer OHT, fitofarmaka juga berbahan
dasar alami yang diolah dengan
teknologi tinggi. Namun, fitofarmaka
ini sudah disetarakan dengan obat-
obatan modern. Proses
pengolahannya lebih sulit
dibandingkan OHT.

7
4. Parasetamol, Panadol, Obat ini tergolong obat-obatan yang
paramex, vitamin, beredar bebas. Artinya, obat ini dapat
multivitamin, dan kamu jual atau beli tanpa batasan.
antasida. Namun, kamu tak perlu khawatir,
karena biasanya dalam kemasan obat
ini sudah terdapat petunjuk
penggunaan dan penyimpanan.
5. Parasetamol, Vitamin- Obat dengan simbol biru yang
Vitamin, Ferrosulfat dilingkari warna hitam ini adalah
(penambah darah), obat bebas terbatas. Untuk
Influenza, Antasid (ex : membelinya kamu tak memerlukan
promag, mylanta). resep dokter. Namun, obat ini juga
tergolong obat keras karena
kandungannya. Untuk
menggunakannya kamu perlu
berhati-hati dan memperhatikan
petunjuk penggunaan pada
kemasannya.
6. Asam mefenamat, Obat dengan simbol 'K' dalam
spasminal, neuralgin, lingkaran merah di kemasannya
alprazolam, clobazam, tergolong obat keras dan
pseudoefedrin. psikotropika. Untuk memperolehnya,
kamu memerlukan resep dokter.
Biasanya, obat ini tak bisa dibeli
dengan bebas.
7. Ganja, shabu, ekstasi, Obat-obatan yang tergolong paling
Methamphetamine, berbahaya adalah golongan narkotika
heroin. dengan simbolnya seperti tanda plus
berwarna merah atau dikenal dengan
lambang 'Palang Medali Merah'.
Narkotika adalah obat-obatan yang
berasal dari tanaman ataupun tidak,
baik berupa sintesis maupun semi

8
sintetis.

4.2 Pembahasan
1. Luka akibat benda tajam.
Benda tajam dapat menimbulkan luka kecil dengan sedikit pendarahan.
Luka akibat benda tajam ada 2. Yaitu :
a. Luka sayat adalah daerah kulit yang terpotong akibat sebuah pinggiran
yang tajam, seperti pisau, perkakas kecil, atau pinggiran kertas (luka sayat akibat
kertas juga sakit). Luka tersebut sering berdarah dan pinggiran lukanya sedikit
pecah.
b. Luka lecet yang umumnya tak berbahaya yang terjadi setelah jatuh pada
lutut, tangan, atau siku, atau tergesek permukaan yang kasar dengan akibat ada
kulit yang lepas. Luka lecet dapat menyakitkan karena cedera tersebut sering
menjangkau banyak ujung-ujung syaraf yang terletak di bawah kulit.
Untuk cara penanganannya yaitu sebagai berikut :
1. Mencuci tangan dan peralatan
Langkah ini sangat penting dilakukan karena salah satu tujuan menangani
luka adalah untuk menghindari risiko infeksi. Maka dari itu, Anda harus mencuci
tangan terlebih dulu sebelum menyentuh luka. Pastikan juga alat-alat yang akan
digunakan sudah dalam keadaan bersih.
2. Menghentikan perdarahan dan bersihkan luka
Tekan area yang terkena luka tusuk untuk menghentikan perdarahan, lalu
bersihkan luka dengan air dingin dan sabun berbahan ringan. Cuci luka di bawah
air mengalir selama 5-10 menit. Bila ada sisa-sisa kotoran di pinggir luka, usap
lembut dengan handuk. Jangan menggunakan alkohol untuk luka, hidrogen
peroksida, atau garam sebagai upaya pembersihan karena malah akan merusak
jaringan serta memperlambat penyembuhan.
3. Mengoleskan antibiotik jika perlu
Jika luka tusuknya dalam dan berisiko terkontaminasi bakteri, oleskan
krim atau salep antibiotik tipis-tipis di atas luka tusuk dan tutup menggunakan
perban.
Namun, penggunaan antibiotik haruslah dengan resep dari dokter. Oleh karena itu,
Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memilih untuk

9
menggunakannya. Biasanya, salep antibiotik yang kerap dipilih adalah bacitracin.
Salep ini berfungsi untuk mencegah luka dari infeksi. Untuk luka ringan,
penggunaan plester tidaklah wajib, Anda bisa membiarkan luka tetap terbuka.
Meski demikian, Anda tetap boleh menggunakan plester untuk menghindari luka
terpapar debu dan kotoran.
 Perawatan sehari-hari untuk penyembuhan luka tusuk :
1. Luka tusuk kecil biasanya tidak memerlukan perawatan khusus karena bisa
membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari.
2. Jika kondisinya semakin parah, ada beberapa hal yang harus dilakukan setelah
penanganan pertama untuk membantu penyembuhan luka. Perhatikan selalu
perban yang menempel pada luka. Anda bisa menggantinya setiap hari atau saat
perban telah kotor dan basah.
3. Saat mengganti perban, bersihkan luka lalu oleskan kembali krim antibiotik. Krim
antibiotik tidak digunakan untuk jangka panjang. Anda hanya perlu
menggunakannya pada dua hari pertama setelah terluka. Terkadang, luka tusuk
dapat meninggalkan rasa perih dan tak nyaman.
4. Untuk mengatasinya, Anda bisa minum obat-obatan tanpa resep seperti
acetaminophen, obat NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) seperti
ibuprofen dan naproxen, atau aspirin.

2. Luka bakar
Kebanyakan luka bakar adalah luka bakar ringan yang terjadi di rumah
ataupun tempat kerja. Hampir semua orang pernah terkena luka bakar ringan
akibat terkena air panas, setrika panas, atau menyentuh wajan yang panas.
Ada banyak jenis luka bakar, seperti :
 Luka bakar termal: luka bakar yang disebabkan oleh api, uap, ataupun
cairan mendidih. Luka bakar melepuh adalah luka bakar yang paling umum
pada anak-anak dan orang dewasa.
 Luka bakar setrum: luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung
dengan sumber listrik atau kilat.

10
 Luka bakar akibat zat kimia: luka bakar yang disebabkan oleh kontak
langsung dengan zat kimia rumahan atau industri, baik dalam bentuk
cairan, padat, ataupun gas.
 Luka bakar radiasi: luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari,
alat tanning (menggelapkan) kulit, x-ray, atau terapi radiasi untuk
pengobatan kanker.
 Luka bakar gesekan: luka bakar yang diakibatkan oleh kontak dengan
permukaan keras, seperti ketika kulit terseret di aspal atau karpet.
Biasanya, luka bakar jenis ini dampaknya adalah goresan ataupun lecet
pada kulit. Luka bakar jenis ini paling sering terjadi pada atlet.
Cara penanganannya :
1. Pertama, jauhkan bahan kimia yang menyebabkan luka bakar.

2. Bilas bagian yang kena luka bakar di bawah air mengalir selama 10-20
menit (jangan terlalu sebentar). Jika bahan kimia bersentuhan dengan mata,
bilas mata terus-terusan selama minimal 20 menit sebelum mencari perawatan
darurat selanjutnya. Segera membilas area yang terluka dengan banyak air
sangat penting untuk melarutkan zat kimia yang menempel.

3. Lepaskan pakaian atau perhiasan atau kain yang terkontaminasi bahan


kimia di tubuh. Lepaskan dengan hati-hati, jangan sampai bahan kimia ini
menempel area tubuh lainnya yang tidak terpapar zat kimia, atau pada orang
lain.

4. Untuk menjaga kondisi luka agar tidak semakin parah, bungkus area yang
terbakar dengan perban atau lap bersih secara longgar.

5. Jika luka bakar tidak terlalu dalam, Anda bisa menggunakan pereda nyeri
seperti ibuprofen atau paracetamol (acetaminophen). Jika luka tersebut sangat
berat, tunggu petugas medis datang untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Atau segera ke IGD terdekat.
Perawatan yang diberikan saat kena luka bakar akan bervariasi pada tiap kasus.
Tergantung tingkat keparahan jaringan yang rusak.
 Antibiotik
 Obat antigatal

11
 Debridemen (tindakan perawatan luka), dilakukan pembersihan atau
pembuangan jaringan yang mati
 Cangkok kulit, dengan melekatkan kulit yang sehat dari bagian tubuh lain
ke kulit yang terkena luka bakar
 Infus

3. Keracunan
1. Keracunan zat melalui pernapasan.
Keracunan akibat menghirup bahan kimia bukan kecelakaan yang mustahil
terjadi di kehidupan sehari-hari. Anak-anak maupun orang berusia lanjut,
khususnya, mungkin menjangkau dan menggunakan produk-produk kimia ini di
rumah tanpa menyadari bahayanya. Pertolongan pertama bila keracunan zat kimia
melalui hidung. Ada banyak zat kimia berbahaya yang sebetulnya umum
ditemukan dan sering digunakan dalam rumah. Ambil contoh seperti obat nyamuk
semprot, pestisida, cairan pemutih, cairan karbol, deterjen, cat tembok, hingga
parfum penyegar udara.
Cara penanganannya yaitu :
1. Sadari gejalanya
Gejala keracunan zat kimia melalui hidung pada awalnya mungkin tidak
selalu cepat disadari, baik oleh korban sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Tanda-tanda keracunan bisa menyerupai gejala mabuk minuman keras, gula darah
rendah (hipoglikemia), hingga kelelahan atau mengantuk karena kurang tidur.
2. Cari udara segar
Buka pintu dan jendela lebar-lebar untuk membiarkan udara luar masuk ke
dalam. Baik hanya sebentar maupun sudah berlangsung lama, keracunan akibat
menghirup bahan kimia dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Hendaknya
cepat-cepat keluar ruangan untuk menghirup udara segar dan bersih. Apabila
memungkinkan, mengungsilah ke ruang terbuka yang banyak pohon atau
tumbuhan hijaunya. Lakukan hal yang sama jika korban hampir kehilangan
kesadaran. Segera bopong dirinya ke luar dan baringkan di ruang terbuka dengan
sirkulasi udara yang baik. Penelitian American Lung Association menunjukkan,
menghirup udara segar bantu membersihkan paru-paru dan saluran udara dari

12
racun. Menghirup udara segar juga bantu menstabilkan tekanan darah, detak
jantung, dan membantu Anda sembuh lebih cepat. Sementara menghirup udara
segar
3. Bawa ke rumah sakit
Apabila memungkinkan, segera larikan korban langsung ke IGD rumah sakit
terdekat ketimbang menunggu pertolongan. Terutama jika korban keracunan
mengalami salah satu atau lebih dari hal ini:
•Tidak sadarkan diri.
•Berhenti bernapas.
•Nyeri parah berkelanjutan.
•Gelisah yang tidak terkendali.
•Kejang
•Diketahui menghirup obat-obatan atau zat kimia lainnya dalam jumlah besar
secara sengaja ataupun tidak.

2. Keracunan zat melalui mata


Mata yang terkena bahan kimia berbahaya diperlukan untuk segera
melakukan pembilasan air mengalir selama 15-20 menit. Tidak semua bahan
kimia memiliki efek yang sama pada mata (beberapa bahan kimia tidak
menimbukan iritasi, namun beberapa bahan kimia lain dapat menimbulkan
cedera parah). Berikut periode waktu yang diperlukan untuk membilas mata
dengan air :
 5 menit untuk bahan kimia non iritan atau iritan sedang.
 15-20 menit untuk bahan kimia iritan sedang hingga iritan berat dan bahan
kimia yang dapat menyebabkan toksis jika terserap pada kulit.
 30 menit untuk bahan kimia bersifat korosif.
 60 menit untuk basa kuat seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.
Pembilasan air perlu segera dilakukan setelah bahan kimia mengenai mata
atau kulit. Jika kondisi yang terjadi parah maka memerlukan perawatan
darurat di rumah sakit terlebih jika saluran pernafasan terganggu. Jika
diperlukan pembilasan dengan air harus terus dilakukan selama perjalanan
menuju rumah sakit.
3. Keracunan zat melalui pencernaan

13
Muntah tidak bisa menjadi selalu pertolongan pertama ketika bahan kimia
tertelan secara sengaja atau tidak sengaja. Berikut beberapa alasan mengapa
muntah tidak dapat menjadi pertolongan pertama jika menelan bahan kimia :
 Jumlah bahan kimia yang tertelan oleh orang dewasa memiliki jumlah
yang kecil yaitu sekitar 14-21 ml.
 Tidak ada bukti yang pasti jika memuntahkan bahan kimia yang tertelan
memberikan hasil yang lebih baik dari pada jika mendiamkan.
 Memuntahkan bahan kimia dapat menimbulkan resiko yang lebih besar
terutama dalam kondisi darurat. Misalnya seperti ketika muntah kemudian
mengalami tersedak dapat menyebabkan bahan kimia masuk kedalam saluran
nafas.
 Perawatan medis di rumah sakit merupakan jalan terbaik untuk menangani
kejadian tertelannya bahan kimia karena dokter dan tenaga medis lainnya dapat
memberikan tindakan terbaik.
Sering kali kita mendengar ketika menelan bahan kimia atau racun perlu
segera mengkonsumsi susu untuk penetral racun. Namun menurun evaluasi dari
The American Heart Association dan American Red Cross bahwa seseorang yang
menelan bahan kimia atau racun tidak perlu mengkonsumsi apapun melalui mulut.
Mempersiapkan penetral racun merupakan upaya pertolongan pertama yang
dapat dilakukan. Direkomendasikan pada klinik atau rumah sakit terdekat
lingkungan kerja mengetahui bahan kimia yang digunakan agar dapat memiliki
persediaan penetral racun.
4. Percikan dan tumpahan zat
Tumpahan larutan reagen kimia merupakan insiden paling umum terjadi di
laboratorium kimia. Maka dari itu diperlukan keterampilan bekerja (good house
keeping habits) yang baik untuk bekerja di laboratorium. Jauhkan botol reagen
kimia dari pinggir meja kerja dan simpan di lemari reagen yang sudah disiapkan.
Praktikan dianjurkan untuk mengambil kuantitas bahan yang hanya diperlukan
sesuai prosedur praktikum dan tidak mengambil reagen berlebihan, selalu berjalan
pelan dan teliti ketika sedang berkerja dilaboratorium agar tidak menyenggol
reagen dan praktikan lain yang sedang bekerja.
Cara penanganannya yaitu :

14
 Jika seorang praktikan menumpahkan larutan kimia di dekat anda, jauhkan
praktikan lainnya dari tumpahan reagen. Jika larutan
tersebut flammable (mudah terbakar), maka peringatkan praktikan lainnya
untuk mematikan alat-alat elektronik dan memadamkan api jika terjadi
percikan.
 Jika terjadi tumpahan dilemari asam, tutup jendela lemari agar uap larutan
tertarik keluar ruangan. Apabila jumlah zat toksik, flammable dan material
yang volatil sangat banyak disarankan untuk mengosongkan ruangan dan
menunggu penanganan oleh ahlinya.
 Untuk mengambil pecahan kaca gelas jangan memakai tangan,
gunakan tongs atau penjepit cawan agar tangan tidak terkena kontaminasi
zat yang mengisi wadah yang pecah sebelumnya.
 Jika larutan asam atau basa yang tumpah biasanya digunakan larutan
penetral, tetapi tetap harus berhati hati karena reaksi netralisasi sangatlah
reaktif dan eksotermis apalagi jika larutan yang tumpah sangat banyak,
netralkan asam dengan sodium bikarbonat atau soda ash dan larutan basa
dengan asam sitrat dan askorbat. Gunakan pH indikator untuk melihat
apakah larutan sudah ternetralkan.
5. Kebakaran
Dalam kegiatan praktikum atau penelitian Lab, perlu pengendalian
penggunaan panas dari terbentuknya api. Pengelola Laboratorium yang
dimaksud adalah Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) bertanggungjawab
dalam pengelolaan Laboratorium. Pranata Lab harus memahami prinsip dasar
api untuk menata penggunaan pemanasan dilab agar tercipta rasa aman bagi
pengguna laboratorium. Penyebab kebakaran di laboratorium diantaranya
sebagai berikut :
 Kebakaran disebabkan oleh bahan kimia yang mudah terbakar.
PLP wajib memperhatikan label pada botol bahan kimia serta
Peringatan mudah terbakar dicantumkan pada bahan kimia dengan titik nyala
antara 22ºC - 66ºC minyak tanah (kerosin). Bahan sangat mudah terbakar, titik
nyala dibawah 22ºC. petroleum benzena, aseton, hexane dll
 Kebakaran listrik

15
Sebagian besar kebakaran listrik disebabkan oleh pemanasan yang
berlebihan akibat kesalahan komponen pada instalasi listrik atau pada
peralatan, seringkali bunga api timbul pada saklar atau saat menaikkan suhu
dari potensiometer. Dalam operasional alat laboratorium, bahaya yang
diakibatkan dari listrik yaitu hubungan pendek yang menimbulkan loncatan
bunga api.
Adapun cara untuk menghindari bahaya kebakaran listrik, yaitu :
a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak
b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar
c. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan
yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa perempuan yang
berambut panjang untuk diikat
d. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran Diitinjau dari aspek
kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang berlangsung “hebat” sambil
melepaskan energi yang cukup besar sehingga gas yang bereaksi tersebut
memancarkan cahaya.

Apabila terjadi kebakaran di laboratorium, jangan panik, berikut cara


penanggulangannya :
1. Ketika api masih kecil nyalanya sebatas nyala lilin, isolir udara
Oksigen, tutup api dengan telapak sepatu atau ditepuk dengan benda datar,
seperti papan, buku dan lain-lain, jangan ditiup karena bisa menyebabkan
percikan api yang dapat menyambar bahan yang mudah terbakar.
2. Kalau api sedikit membesar seperti nyala kompor, ambil karung goni
yang sudah dibasahi, letakkan punggung telapak tangan di kedua ujung
karung, jepit dengan ibu jari, lalu tekuk ke dalam, selanjutnya tutup api
dengan karung.
3. Bila api membesar dan sulit dikendalikan maka segera padamkan
dengan pemadam kebakaran berikut:
 Air mudah didapat, berfungsi menurunkan suhu dan mengisolir
Oksigen, cocok untuk memadamkan api dari bahan bakar kayu, kertas,
tekstil dan sejenisnya, tapi tidak diperkenankan untuk memadamkan api

16
listrik atau bahan kimia  arus pendek pada listrik, bahkan kimia 
mempercepat reaksi kebakaran.
 Busa merupakan dispersi gas dalam cairan yang mampu mengisolir
bahan dan oksigen pada api. Tidak digunakan untuk api listrik dan
bahan kimia, akibatnya seperti penggunaan pemadam dengan dengan
air diatas.
 Bubuk Kering berupa bubuk halus dari Natrium Karbonat, Potasium
Karbonat, Potasium Klorida, Ammonium Pospat disemprotkan pada
saat pemadaman api, bubuk ini berfungsi untuk mengisolir oksigen dan
menurunkan panas. Jangan lakukan pemadaman ditempat terbuka yang
berangin.
 Gas Karbon dioksida, CO 2 bertekanan tinggi dalam tabung pemadam
digunakan memadamkan semua kelas Api, mampu mengisolasi Oksigen
dari bahan yang terbakar.
 Uap zat cair berupa senyawa hidrokarbon yang terhalogenisasi
membentuk Bromochlorodifluoromethane atau disingkat BCF.
Pemadam ini berfungsi untuk menyelimuti bahan agar tidak
terkontaminasai dengan O 2
4. Adapun cara menggunakan tabung pemadam dan ketersediaan pemadam
di laboratorium :
 Lepas Pin pengunci tuas Tabung Pemadam, lalu arahkan selang ke titik
pusat api, kemudian tekan tuas untuk mengeluarkan isi Tabung
Pemadam, Sapukan secara merata sampai api padam.
 Selain ketersediaan tabung pemadam kebakaran, pemadam kebakaran
yang ada di Lab dapat diberdayagunakan, seperti batu kapur yang sudah
dihaluskan dapat difungsikan dengan cara menaburkan bubuk ini pada
sumber api, juga karung goni dan selimut tahan api yang dapat
diproduksi sendiri dalam skala kecil.
 Selimut tahan api dibuat dari bahan kain tebal yang dicelupkan hingga
rata ke dalam campuran larutan (NH4)3PO4 0.5kg dan NH 4Cl 1kg dalam
air 1,9L, setelah dikeringkan selimut api siap digunakan untuk
mengantisipasi kebakaran.

17
6. Terkena mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan substansi biologi. Di laboratorium
mikrobiologi, substansi ini meliputi virus, bakteri, dan jamur. Mikroorganisme
berukuran sangat kecil, tidak dapat dilihat, dan dapat bersifat aerosol (mudah
terhirup). Salah satu jenis jamur memiliki struktur berupa spora. Struktur ini
mudah terbawa udara dan jika tanpa sengaja terhirup dapat menyebabkan infeksi
jamur (mikosis). Mikroorganisme hanya dapat ditangani pada area-area yang
ditetapkan. Semua wadah yang berisi mikroorganisme harus diberi label dengan
(a) nama organisme yang berada di dalam wadah, (b) nama pekerja, dan (c)
tanggal inokulasi.
Hal yang harus dilakukan adalah membersihkan area kerja yang terkena
mikroorganisme tersebut dengan desinfektan (misalnya 2% hipoklorit), atau bisa
juga dengan menggunakan alcohol 70%. Orang yang menangani mikroorganisme
harus mencuci tangan mereka dengan seksama sebelum meninggalkan
laboratorium.

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha
untuk menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis
mengambil alih penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan dalam
pertolongan pertama, seperti memindahkan korban pada tempat yang aman dan
lapang untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu
mengalami kecelakaan.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan
dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan
korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa
memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
Untuk memudahkan melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
maka perlu disediakan kotak P3K beserta isinya berupa obat-obatan dan
perlengkapan lainnya. Adapun isi dari kotak P3K sebagai berikut :

18
1. Procold flu. Gunanya untuk meringankan gejala flu seperti sakit kepala,
demam, dan hidung tersumbat. Namun obat ini sebaiknya tidak digunakan
oleh pasien dengan kondisi hipersensitif terhadap salah satu atau beberapa
kandungan procold.
2. Ultraflu. Gunanya untuk mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin. Mengandung bahan aktif paracetamol
yang dikenal sejak lama. Efektif untuk menurunkan panas tubuh. Dibantu
dengan phenylpropanolamine HCL yang berperan sebagai dekongestan
(Pereda hidung tersumbat) dan Chlorpeniramine maleate untuk mengatasi
bersin-bersin akibat alergi.
3. Becom-zet. Dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan setelah
sakit dan memelihara daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
4. Decolgen. Membantu meredakan gejala flu, seperti sakit kepala, demam,
bersin-bersin dan hidung tersumbat
5. Tolak angin SIDOMUNCUL. Untuk mengobati gejala masuk angin seperti
mual, perut kembung, sakit perut, pusing, meriang dan tenggorokan kering.
6. Kasa steril. Berfungsi untuk menutupi luka yang telah dibersihkan
7. Betadine. Berfungsi untuk mecegah pertumbuhan dan membunuh kuman
penyebab infeksi pada kulit seperti infeksi akibat luka gores atau luka bakar
ringan.
8. Vitamin B1 IPI. Untuk mencegah timbulnya penyakit beri-beri, memperbaiki
fungsi otak khususnya pada penderita Alzheimer.
9. Rivanol. Yaitu cairan desinfektan yang digunakan untuk membersihkan luka
10. Vitamin C IPI. Unuk membantu kebutuhan Vitamin C
11. Panadol Paracetamol. Dapat digunakan untuk menurunkan demam serta
mengatasi nyeri ringan hingga sedang, seperti nyeri haid, sakit gigi, nyeri
sendi dan otot, nyeri akibat flu, dan sakit kepala.
12. Molagit. Obat antidiare yang mengandung Attapulgite dan Pektin. Obat ini
digunakan untuk mengatasi diare yang tidak diketahui penyebabnya secara
spesifik.

19
13. Salep OXYTETRACYCLINE HCL. Obat antibiotik untuk mengatasi berbagai
penyakit akibat infeksi bakteri, jerawat, dan rosacea. Obat ini termasuk ke
dalam golongan antibiotik tetrasiklin.

Ada 7 warna golongan pada obat. Yaitu :


1. Hijau.
Obat ini tergolong obat-obatan yang beredar bebas. Artinya, obat ini dapat
kamu jual atau beli tanpa batasan. Namun, kamu tak perlu khawatir, karena
biasanya dalam kemasan obat ini sudah terdapat petunjuk penggunaan dan
penyimpanan. Contoh obat ini adalah paracetamol seperti Panadol, Paramex,
dan sebagainya.
2. Biru.
Obat dengan simbol biru yang dilingkari warna hitam ini adalah obat
bebas terbatas. Untuk membelinya kamu tak memerlukan resep dokter.
Namun, obat ini juga tergolong obat keras karena kandungannya. Untuk
menggunakannya kamu perlu berhati-hati dan memperhatikan petunjuk
penggunaan pada kemasannya. Contoh obat bebas terbatas ini adalah obat-
obatan untuk influenza. Biasanya, obat influenza dapat menyebabkan kantuk,
maka dari itu kamu harus berhati-hati dalam mengonsumsinya terutama bagi
kamu yang sedang sibuk dengan aktivitasmu.
3. Symbol huruf K dalam lingkaran merah
Obat dengan simbol 'K' dalam lingkaran merah di kemasannya tergolong
obat keras dan psikotropika. Untuk memperolehnya, kamu memerlukan resep
dokter. Biasanya, obat ini tak bisa dibeli dengan bebas. Contoh obat keras
adalah pereda nyeri seperti asam mefenamat, spasminal, neuralgin, dan
sebagainya.
4. Symbol tiga bintang
Obat dengan simbol tiga bintang berwarna hijau ini disebut dengan Obat
Herbal Terstandar atau OHT. Obat dengan bahan dasar alami ini diolah
dengan teknologi tinggi dan higienis yang sudah diuji toksisitas dan
kronisnya. Sebelum diproduksi, OHT sudah melalui penelitian pre-klinik
untuk mengetahui standar kesehatannya. Contoh obat yang tergolong OHT

20
adalah Kiranti yang biasanya dikonsumsi wanita ketika mengalami nyeri haid
atau Diapet yang biasa dikonsumsi untuk menyembuhkan diare.

V. KESIMPULAN

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha untuk


menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis
mengambil alih penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan dalam
pertolongan pertama, seperti memindahkan korban pada tempat yang aman dan
lapang untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu
mengalami kecelakaan.
2. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium yaitu diantaranya ada : Luka
bakar, luka karena benda tajam, keracunan, percikan dan tumpahan zat,
kebakaran, terkena mikroorganisme.

3. A. Obat bebas.

B. Obat bebas terbatas.

C. Obat keras

D. Obat golongan narkotika

E. Obat fitofarmaka

F. Obat herbal terstandar (OHT)

G. Obat herbal (jamu)

21
VI. DAFTAR PUSTAKA

Sa’roni. A. 2020. Penerapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat

Kerja. HIGEIA 4 (Special 1)(2020).

Sunaryo. M, Ayu. F, Afridah. W. 2017. GAMBARAN PENGETAHUAN


PEKERJA TERHADAP PENERAPAN P3K DI TEMPAT KERJA
PADA GEDUNG CBO PT. ABC, KOTA SURABAYA TAHUN
2017. SURABAYA : FAKULTAS KESEHATAN PROGAM
STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA SURABAYA.
Herlinawati, Azhari. T. 2018. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
DENGAN PERILAKU PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K) PADA KARYAWAN GEDUNG E
BAGIAN BENANG. JURNAL KESEHATAN Vol. 9 No. 1
Suputra. P,A. Arsani, N,L,K,A, Lestari, N,M,S,D. 2019. PENDAMPINGAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PADA
SISWA SMA WISATA DARMA DI DESA LEMBONGAN.
Jurnal Widya Laksana, Vol. 8, No. 1.
Tambipi. F,J, Multazam. A, Ikhtiar, M. 2020. Penerapan Pertolongan Pertama
Pada
Kecelakaan (P3K) Kontruksi Kapal Di Kota Makassar. Journal of
Muslim Community Health (JMCH) Published by Postgraduate
Program in Public health Muslim University of Indonesia
Endiyono, Aprianingsih. A. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Terhadap Tingkat Pengetahuan
Anggota Saka Bakti Husada. Medika Respati : Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 15 No 2, Mei 2020 : 83-92

22
LAMPIRAN

23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai