Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 1

BAHAN BERACUN BERBAHAYA

DISUSUN OLEH:

RATNA YUNITA

1711050047

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
BAHAN BERACUN BERBAHAYA

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menjaga higiene dan sanitasi orang yang
bekerja di laboratorium, serta higiene dan sanitasi laboratorium.
2. Mencegah penyakit bagi orang yang bekerja di laboratorium atau yang
berada di lingkungan laboratorium.
3. Menjamin keamanan umum maupun personal dari kemungkinan-
kemungkinan akibat yang disebabkan oleh tidak terpeliharanya higiene
dan sanitasi.
4. Mengetahui alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
pemeliharaan higiene dan sanitasi.

B. DASAR TEORI
Menurut Sri Mulyanti (2012), beberapa pengertian sanitasi ialah:
1) Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. 2) Upaya
menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan
oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. 3) Sanitasi adalah cara
pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. 4) Sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan. 11 5)
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Di dalam buku The Theory of Cathering yang dikutip oleh
Suwantini (2004) disebut bahwa ”hygiene is the study of health and the
preventation of the deases” ini berarti hygiene adalah ilmu kesehatan dan
pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene sangat erat hubungannya 17
dengan makanan dan minuman serta individu. Makanan dan minuman
yang di masak oleh penjamah makanan/individu yang sehat maka akan
mempengaruhi hasil makanan dan minuman dapat terhindar dari penyakit.
Kesehatan penjamah makanan saat pengolahan makanan sangat perlu
diperhatikan, bila terjadi sakit akibatnya adalah makanan yang diolah
memungkinkan terdapat suatu penyakit.
Bahan saniter adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk
membunuh, meng-inaktifkan mikroorganisme yang merugikan. Jenisjenis
bahan pembersih menurut Suwantini (2004) meliputi: 1) Bahan pembersih
kimia a) Sabun; dipergunakan untuk membersihkan kain, karet, dan bulu
b) Pengkilap (polishes); dipergunakan untuk mengkilapkan permukaan
kayu dan logam c) Abrasif; dipergunakan untuk keramik dan permukaan
enamel d) Asam; dipergunakan untuk kotoran yang susag di bersihkan
diperalatan dari logam seperti karat 13 e) Basa; dipergunakana untuk
kotoran kerak cair yang lengket seperi lantai kamar mandi f) Pelarut
(solvent) digunakan untukm melarutkan lemak dan minyak (bensin dan
thinner) g) Detergent; dari tumbuh-tumbuhan.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.715/MENKES/SK/V/2003, beberapa perilaku tenaga/karyawan
yang seharusnya selama bekerja antara lain : 1) Tidak merokok. 2) Tidak
makan atau mengunyah. 3) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin
kawin yang tidak berhias (polos). 22 4) Tidak menggunakan peralatan dan
fasilitas yang bukan untuk keperluannya. 5) Selalu mencuci tangan
sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil. 6) Selalu memakai
pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar. 7) Selalu memakai
pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga
(Depkes RI, 2003).
Selain hal-hal tersebut diatas, berikut ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan,
sebagai berikut: 1) Tidak merokok, makan atau mengunyah selama
melakukan aktivitas penanganan makanan. 2) Tidak meludah atau
membuang ingus di dalam daerah pengolahan. 3) Selalu menutup mulut
dan hidung pada waktu batuk atau bersin. Sedapat mungkin batuk dan
bersin tidak di dekat makanan. 4) Tidak mencicipi atau menyentuh
makanan dengan tangan atau jari. Tetapi menggunakan sendok bersih,
spatula, penjepit atau peralatan lain yang sesuai. 5) Sedapat mungkin tidak
sering menyentuh bagian tubuh misalnya mulut, hidung, telinga atau
menggaruk bagian-bagian tubuh pada waktu menangani makanan. 6) Pada
waktu memegang gelas minum pun dilarang untuk menyentuh bibir gelas.
7) Jangan sekali-kali duduk diatas meja kerja (Purnawijayanti, 2001).
Agar tujuan kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan perlu dipahami unsur-unsur dan prinsipprinsip
kesehatan dan keselamatan kerja oleh semua orang yang berada 24
ditempat kerja. Adapun unsur–unsur keselamatandan kesehatan kerja
menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007: 5) antara lain adalah:
1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) ditempat kerja
2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya
3. Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat–syarat
lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran,
asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan,
tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memedai,
ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan
keprilakuan.
5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja
6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja
7. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Adapun prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja menurut
Enny Zuhni (2010) yaitu:
1. Setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja,
agar terhindar dari kecelakaan.
2. Setiap orang yang berada ditempat kerja harus dijamin
keselamatannya.
3. Tempat pekerjaan dijamin selalu dalam keadaan aman.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Kaca mata
b. Masker biasa
c. Masker pellindung
d. Jas laboratorium
e. Sarung tangan
f. Sepatu
2. Bahan
a. Dettol/handwash
b. Hand sanitaiser
c. Alkohol 70%
D. CARA KERJA
1. Melakukan hal-hal yang bertujuan untuk menjaga higiene diri saat
bekerja di laboratorium.
2. Melakukan hal-hal yang bertujuan untuk menjaga higiene laboratorium
3. Memperhatikan berbagai bahan yang dapat digunakan sebagai
disinfektan dan antiseptis serta menyebutkan fungsi dan cara
menggunakan masing-masing bahan yang digunakan.
4. melakukan sanitasi yang dilakukan untuk menjaga kebersihan
laboratorium.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Fungsi sanitasi dan disinfeksi
 Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air dari pembuangan
limbah
 Untuk mengelola limbah laboratorium
 Membunuh kuman pathogen dan apathogen
 Mencegah terjadinya infeksi
 Membersihkan alat-alat laboratorium agar terhindar dari
mikroorganisasi yang tidak diinginkan.
 Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

No. Nama Disinfektan/Antiseptik Kegunaan


Menyeterilkan alat
1. Alkohol 70% Disinfektan atau benda dari
mikroorganisme
Hand and Melindungi tangan
2. Antiseptik
sanitaiser dari kuman
Melindungi tangan
3. Hand wash Antiseptik
dari kuman

2. APD (Alat Perlindungan Diri)

No. Nama Kegunaan


1. Masker biasa Untuk melindungi
saluran pernafasan
dari kontaminasi
mikroorganisme

2. Handscoen Untuk
menghindari
tangan dari
percikan zat
berbahaya
3. Kaca mata Untuk melindungi
mata dari radiasi
atau terkena zat
berbahaya
4. Jas Melindungi tubuh
Laboratorium dari tumpahan
bahan atau zat
berbahaya

5. Masker Melindungi
pelindung saluran pernafasan
dari zat yang
mudah menguap

6. Sepatu Melindungi kaki


laboratorium dari tumpahan zat
berbahaya dan dari
benda tajam
lainnya.
F. PEMBAHASAN
1. Higiene (kebersihan)
Definisi
Kata “kebersihan”/”higiene” berasal dari bahasa Yunani yang
berarti ilmu untuk membuat dan menjaga kesehatan (Streeth, JA dan
Southgate, HA, 1986). Dalam sejarah Yunani, Kebersihan berasal dari
nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain
dari kebersihan ada beberapa yang intinya sama yaitu:
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk menjaga kesehatan
jasmani, rohani, dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan
yang lebih tinggi.
2. Suatu penyakit yang menitikberatkan pada suaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang
tersebut berada.
3. Keadaan di mana seseorang, makanan, tempat, atau peralatan yang
sehat dan bebas digunakan oleh bakteri, serangga atau binatang
lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah cara yang tepat untuk menjaga
kesehatan.
5. Menurut Gosh, kebersihan adalah perilaku kesehatan yang
mendorong seluruh faktor yang membantu / mendorong terjadinya
kehidupan yang sehat baik perorangan maupun masyarakat.
6. Menurut Prescott, kebersihan terkait 2 aspek yaitu:
 Yang terkait individu (personal hygiene)
 Yang mengunci lingkungan (lingkungan)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
pengertian higiene adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang
menitikberatkan usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung
kebersihan, kesehatan, dan keselamatan jasmani maupun rohani
manusia dan juga lingkungan hidup sekitarnya.
Ruang lingkup higiene
1. Higiene personal
Higiene perorangan atau yang lebih dikenal dengan istilah
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal hygiene atau
kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk
memelihara kesehatannya. Higiene perorangan yaitu suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Perry, 2005). Higiene perorangan
dapat dilihat dari cara seseorang makan, mandi, mengenakan
pakaian sehari-hari, serta kebersihan badan meliputi rambut, kuku,
badan, telinga, gigi, dan sebagainya.
Maria (2009) juga mengatakan bahwa higiene perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Sebaliknya, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu
higiene perorangan diartikan sebagai kebersihan pribadi yang
mencakup semua aktivitas serta bertujuan untuk mencapai
kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut,
kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang
sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Manfaat
dari higiene perorangan antara lain : meningkatkan derajat
kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang,
memperbaiki kebersihan seseorang yang kurang baik, menciptakan
keindahan, serta meningkatkan rasa percaya diri. (Maria, 2009).
Prinsip higiene perorangan dalam penerapannya adalah
sebagai berikut :
a. Mengetahui apakah ada sumber cemaran yang berasal dari
tubuh.
Sumber cemaran yang penting diketahui adalah : hidung,
mulut, telinga, isi perut, dan kulit. Sumber cemaran yang
berasal dari tubuh harus selalu dijaga kebersihannya agar tidak
menambah potensi pencemaran.
b. Mengetahui sumber cemaran yang berasal dari perilaku.
Sumber cemaran yang berasal dari perilaku biasanya tercipta
karena pola hidup maupun kebiasaan seseorang dalam
menjalani aktifitasnya sehari-hari.
c. Sumber cemaran karena ketidak tahuan.
Sumber cemaran ini biasanya terjadi karena belum mengetahui
apa saja yang bisa mengakibatkan cemaran dalam kebersihan
pribadi serta tidak menyadari bahwa hal tersebut menimbulkan
penyakit.
Higiene perorangan dapat dikategorikan dalam beberapa
jenis perawatan antara lain seperti (Agus, 2009):
a. Higiene Perorangan Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang
dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma.
Perawatan kulit dapat dilakukan dengan mandi minimal dua
kali sehari yang bermanfaat untuk menghilangkan atau
membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati,
merangsang sirkulasi darah, serta membuat rasa nyaman.
b. Higiene Perorangan Kuku Tangan dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting
dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat
masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Perawatan memotong
kuku jari tangan dan jari kaki dapat mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam kuku yang panjang.
c. Higiene Perorangan Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
sebagai proteksi serta pengatur suhu. Melalui rambut
perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah kepala. Untuk
menjaga supaya rambut kelihatan bersih dan tidak berketombe
dianjurkan minimal dua hari sekali keramas (cuci rambut)
dengan memakai samphoo. Samphoo berfungsi membersihkan
rambut juga memberikan beberapa vitamin bagi rambut
sehingga rambut subur dan berkilau.
d. Higiene Perorangan Gigi dan Mulut.
Gigi dan mulut harus dipertahankan kebersihannya sebab
melalui organ ini kuman dapat masuk. Menyikat gigi bertujuan
untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi
berlubang dan menyebabkan sakit gigi. Sebagaimana kita
ketahui gigi berfungsi disamping untuk keindahan juga untuk
mengunyah makanan. Oleh karena itu, makanan yang tidak
dibersihkan dan menempel di gigi dapat menjadi sarang
penyakit. Dianjurkan untuk menyikat gigi minimal dua kali
dalam sehari.
e. Higiene Perorangan Lingkungan Sekitar.
Lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan seseorang seperti tempat penyimpanan pakaian atau
lemari, tempat tidur, alat-alat mandi dan sebagainya.
Kebersihan pribadi apabila tidak ditunjang dengan
kebersihan di lingkungan sekitarnya tetap akan
berpotensi dalam menularkan penyakit. Oleh karena itu higiene
perorangan lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan cara
membersihkan lemari pakaian, menjemur kasur atau tempat
tidur, memperhatikan kebersihan alat-alat mandi, dan
sebagainya.

Tindakan higiene perorangan di laboratorium

Contoh tindakan higiene personal dilaboratorium :

a. Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) saat melakukan


penelitian, contohnya : sarung tangan, masker, jas laboratorium,
alas kaki tertutup, dll.

b. Tidak makan atau minum di dalam laboratorium.


c. Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang tempat.

d. Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat


tangan basah.

e. Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering


mungkin,setelah bekerja dan sebelum makan.

f. Mensterilkan ohse atau alat-alat yang digunakan setelah selesai


bekerja.

g. Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan


karena akan menimbulkan kontaminasi mikrobiologis
secara tidak langsung atau kontaminasi fisik

Alat pelindung diri (APD)

Berdasarkan kriteria hygiene perorangan, yang berisiko


tinggi adalah yang tidak mencuci tangan sesudah bekerja sehingga
faktor yang paling berpengaruh disini adalah perilaku dari petugas
dalam membiasakan diri untuk mencuci tangan sesudah bekerja.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman
petugas akan bahaya dari sampel yang ditangani atau tidak
dipatuhinya prosedur kerja yang ada. Khusus di laboratorium
hematologi, proporsi petugas yang berisiko tinggi
berdasarkan penggunaan APD sampai 75%;
padahallaboratorium ini lebih banyak menangani sample yang
bersifat infeksius bila dibandingkan dengan laboratorium
lainnya. Risiko akan semakin tinggi apabila petugas selain
mempunyai kebiasaan menggunakan APD juga tidak mencuci
tangan sesudah menangani sampel. Hal ini terjadi di
laboratorium hematologi karena berdasarkan hygiene perorangan,
75% petugas di laboratorium ini juga berisiko terinfeksi penyakit
berbahaya 2.6 Alat Pelindung Diri (APD).
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung
yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya
dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris
dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE).
Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap
peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si
pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection)
yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan,
masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi
udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan
pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.

APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap,


seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi
dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan
dikala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya.
APD yang sering dipakai a.I., proteksi kepala (mis., helm), proteksi
mata dan wajah (mis., pelindung muka, kacamata pelindung),
respirator (mis., masker dengan filter), pakaian pelindung (mis.,
baju atau jas yang tahan terhadap bahan kimia), dan proteksi kaki
(mis., sepatu tahan bahan kimia yang menutupi kaki hingga mata
kaki).

1. Perlindungan mata dan wajah

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang


mutlak yang harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja
dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata
dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan
kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata
terdiri dari:

a. Kaca mata pelindung


b. Goggle

c. Pelindung wajah

d. Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan


masker yang melindunhi mata dan wajah dari bahay laser).
Walaupun telah banyak model, jenis, dan bahan dari
perlindungan mata tersebar di pasaran hingga saat ini,
Anda tetap harus berhati-hati dalam memilihnya, karena
bisa saja tidak cocok dan tidak cukup aman melindungi
mata dan wajah Anda dari kontaminasi bahan kimia yang
berbahaya.

2. Perlindungan Badan

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang


dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu
perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh
masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan
bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
Anda menggunakan jas laboratorium, kancing jas laboratorium
tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan
ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan
Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai
kulit pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi
oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah


Apron dan Jumpsuits. Apron sering kali digunakan untuk
memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini
biasanya terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang
terbuat dari plastik, perlu digarisbawahi, bahwa tidak dikenakan
pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia
yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena
apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.

Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini


direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi
(mis., ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik
dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari
material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan
perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan
kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas,
dingin, uap lembab, dan radiasi.

3. Pelindungan Tangan

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan


yang sangat penting apabila Anda terpapar bahan kimia yang
korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda.
Tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya
bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak,
permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang
panas atau dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan


yang Anda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar
berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria
yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya
tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan
harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian
dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung
tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat
dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk
temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung
tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene,
nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan
tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani.
Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik
apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak
baik bila bekerja dengan Dietil eter.

4. Perlindungan Pernafasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke


dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali
partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah
satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek
kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang
sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan
dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki
masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang
terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.

Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap


pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai
APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. Selain
itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan
kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai
dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
2. Higiene Umum

Higiene umum adalah usaha kesehatan pencegahan yang


menitikberatkan pada usaha kesehatan perorangan di lingkungan
umum, seperti di pasar atau supermarket, lingkungan kerja (kantor,
rumah sakit, dan laboratorium).

a. Dilarang merokok

b. Setelah melakukan pemeriksaan, meja praktikum dibersihkan


menggunakan disinfektan (kreolin), peralatan disterilkan.

c. Menggunakan enkas ketika melakukan pemeriksaan


bakteriologi, agar mencegah percikan dorplet.

d. Meletakkan sampel pada tempatnya, sehingga tidak


membahayakan petugas laboratorium lainnya.

e. Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi


kesehatan maupun keamanan laboratorium pada tempatnya.

Higiene Tempat Bekerja

Tempat-tempat kesehatan kerja adalah kesehatan


masyarakat yang menggunakan kondisi lingkungan untuk
kesehatan manusia yang diperlukan untuk mencegah timbulnya
penyakit karena perubahan lingkungan. Selain itu, kebersihan
tempat kerja dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari usaha
kesehatan yang ditayangkan kepada masyarakat kerja.

Menururt Thomas J. Smith "industri kebersihan dipandang


sebagai ilmu dan seni yang mampu mengantisipas, mengenal, dan
mengendalikan faktor-faktor yang timbul di dalam lingkungan
kerja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan
kesejahteraan atau ketidaknyamanan bagi masyarakat yang berada
di lingkungan kerja itu juga bagi masyarakat yang berada di luar
industri ”.

1. Ruang Lingkup
2. Ruang Lingkup Kebersihan

Higiene tempat bekerja adalah spesialisasi dalam ilmu


higienis dengan praktek yang mana merupakan faktor untuk faktor-
faktor yang ada dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang dipergunakan untuk tindakan yang diperlukan
untuk perbaikan yang diperlukan untuk pekerjaan dan pekerjaan
yang diperlukan. terhindar dari bahaya akibat dan juga
mengecualikan kesehatan setinggi-tinggi.

Jenis sifat-sifat tempat kerja:

1. Sasaran adalah lingkungan kerja

2. Bersifat teknik

Kebersihan masalah tidak dapat ditentukan dari masalah,


dan pada saat-saat memproses masalah kebersihan dan kebersihan
Bersama bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja sangat
membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.

Ruang lingkup kebersihannya meliputi:


1. Kebersihan perorangan
2. Hygiene makanan dan minuman

3. Ruang Lingkup Sanitasi

Berdasarkan pengertiannya yang berhubungan dengan


kebersihan adalah upaya-upaya pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Di dalam UU kesehatan No.23 Thn
1992 pasal 22bahasa kesehatan lingkungan dilaksanakan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
dengan memulai peningkatan lingkungan, baik yang terkait tempat
atau terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,
kimia, atau biologis tanggung jawab prabayar.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan
yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan hidup manusia, through pemukminan antara lain
rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, through
lingkungan kerja antara perkantoran industri kawasan dan atau
sejenis.sedangkan upaya yang harus dilakukan harus menjaga dan
lupa kesehatan lingkungan adalah obyek yang mencakup seluruh
tempat tinggal / bekerja seperti: dapur, restoran, taman, area umum,
ruang kantor, rumah dsb.
Lingkungan kerja adalah lingkungan tempat bekerja
menggunakan kegiatan yang menambah kegiatan dengan kegiatan
perusahaan. Ada beberapa golongan lingkungan kerja, antara lain:
 Lingkungan fisik, seperti kualitas cahaya, pertukaran udara,
tekana, suhu dan kelembaban udara, dan berbagai perangkat
kerja (mesin dan bukan mesin)
 Lingkungan kimia, misalnya bahan baku, bahan jadi dan bahan
yang ada dengan kegiatan perusahaan, terutama sekali bahan
kimia yang memiliki sifat fisiko-kimia radiasi dan sebagainya.

 Lingkungan biologis, misalnya flora dan fauna yang ada


dengan kegiatan perusahaan.

 Lingkungan sosial, misalnya untuk pekerja, masyarakat sekitar


perusahaan, keluarga tenaga kerja, dan lain-lain.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan


dengan praktek yang bertujuan, agar pekerja / masyarakat dapat
meningkatkan kesehatan setinggi-tinggi, baik fisik maupun mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuaratif,
terhadap penyakit-penyakit / gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, juga terhadap
penyakit-penyakit umum.
Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu:
1. Sasaran adalah manusia
2. Bersifat medis
3. Tujuan
Tujuan dari kebersihan tempat bekerja adalah menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Manfaat higiene tempat kerja
Beberapa manfaat yang diperoleh dari penerapan
kebersihan tempat kerja yaitu:

1. Mencegah dan memberantaskan penyakit-penyakit darn


kecelakaan-kecelakaan akibat kerja
2. Dapat meningkatkan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja

3. Peningkatan dan peningkatan produktifitas tenaga manusia.

4. Memelihara dan meningkatkan kebersihan dan sanitasi pada


kondisi seperti ruangan di luar ruangan, cara pembuangan
sampah, atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.

5. Memberi perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan


agar terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari
perusahaan yang bersangkutan.

6. Memberi tahu masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya


yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi
perusahaan.

2. Sanitasi
Beberapa pengertian sanitasi yaitu:
1. Sanitasi adalah bagian dari upaya pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia.
2. Upaya menjaga agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan agar higienis (sehat) dan bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3. Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH, keadilan adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan untuk pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi
kesehatan masyarakat.
4. Menurut Ehler dan Steel, sanitasi adalah pencegahan penyakit
dengan menghilangkan atau mengendalikan faktor lingkungan yang
dari llink dalam rantai penularan.
5. Menurut Hopkins, keadilan adalah cara pengawasan terhadap
faktor-faktor lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap
lingkungan.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disentrifikasi yang
berhubungan dengan ketidakseriusan yang berarti usaha yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah cara orang
memelihara juga menjaga diri.
1. Sanitasi: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan-
kegiatan untuk usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2. Kebersihan: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha
kesehatan pribadi manusia.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


yang dimaksud dengan sanitasi adalah usaha pecegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya pada usaha-usaha kesehatan lingkungan
hidup.
a. Di Laboratorium
Usaha pencegahan atau pengawasan terhadap lingkungan
laboratorium yang mungkin dapat memberikan akibat yang
merugikan kesehatan jasmani dan kelangsungan hidupnya. Di
Laboratorium, ruang lingkup dari sanitasi adalah sanitasi air, yaitu
upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air dari
pembuangan limbah manusia untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Di Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah perilaku disengaja dalam
pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia
bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan berbahaya lainnya
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatan
kesehatan manusia.
Ruang lingkup sanitasi
Ruang Lingkup Sanitasi berdasarkan pengertiannya yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan
No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan,
baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud
substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk
perubahan perilaku. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan
lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah
tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja
antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya
yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan
lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita
tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang
kantor, rumah dsb.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan
sanitasi di hotel meliputi aspek sebagai berikut:
1. Penyediaan air bersih/ air minum (water supply) meliputi hal-hal
sebagai berikut:
 Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pemanfaatan air
 Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
 Cara pengolahan
 Cara pemeliharaan
2. Pengolahan sampah (refuse disposal) meliputi hal-hal berikut:
 Cara/system pembuangan
 Peralatan pembuangan dan cara penggunaannya serta cara
pemeliharaannya.
3. Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation) meliputi hal-
hal sebagai berikut:
 Pengadaan bahan makanan/bahan baku
 Penyimpanan bahan makanan/bahan baku
 Pengolahan makanan
 Pengangkutan makanan
 Penyimpanan makanan
 Penyajian makanan
4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect
and rodent control) meliputi cara pengendalian vector
5. Kesehatan dan keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Tempat/ruang kerja
 Pekerjaan
 Cara kerja
 Tenaga kerja/pekerja

3. Higiene dan sanitasi


Ruang Lingkup Hygiene
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dari masalah sanitasi, dan
pada kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene
dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih
sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.

Manfaat Higiene dan Sanitasi

1. Mencegah penyakit menular


2. Mencegah kecelakaan
3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap
4. Menghindari pencemaran
5. Mengurangi jumlah (presentase sakit)
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.
G. KESIMPULAN
Higiene adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitik
beratkan usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan,
kesehatan, dan keselamatan jasmani maupun rohani manusia dan juga
lingkungan hidup sekitarnya. Ruang lingkup higiene meliputi higiene
personal dan higiene umum.
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya pada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup. Upaya
pemeliharaan yang dilakukan bertujuan agar seseorang, makanan, tempat
kerja, atau peralatan hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Ruang lingkup
sanitasi meliputi sanitasi air, sanitasi makanan, sanitasi lingkungan,
pengolahan sampah, pengendalian serangga, dan kesehatan serta
keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Enny Zuhni Khayati, M.Kes dan M.Adam Yerussalem, M.Si. (2010). Modul K3.
Tanpa tempat dan penerbit
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/
Menkes/Sk/V/2003 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. (2007). Modul Keamanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja SMK. Jakarta: Depdikbud
Suwantini dan Purwiyatun. (2004). Modul Melaksanakan Prosedur Hygiene di
Tempat Kerja. Yogyakarta: Dinas Pendidikan
YayanSri Mulyanti.(2012). Modul K3 sanitasi hygiene. Wonosari: SMK N 3
Wonosari
Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta
Lampiran

Masker Biasa

Jas Laboratorium

Hand scoen

Masker Pelindung

Kaca mata (goggle)


Sepatu Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai