LAPORAN BAKTERIOLOGI I
TEKNIK TRANSFER KULTUR BAKTERI
Disusun Oleh :
Neneng Siti Nurngaisah
(1711050062)
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993).
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural,
morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu
macam mikroorganisme saja.Sebelum mengisolasi, harus diketahui mikroba apa yang akan
diisolasi dan habitatnya menentukan sampel dan media apa yang akan digunakan. Pemilihan
mikroba sebagai sumber enzim mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan yang
diisolasi dari tanaman ataupun hewan. Antara lain adalah sel mikroba relatif lebih mudah
ditumbuhkan, kecepatan pertumbuhan relatif lebih cepat, skala produksi sel lebih mudah
ditingkatkan bila dikehendaki produksi yang lebih besar, biaya produksinya relatif rendah,
kondisi selama produksi tidak tergantung oleh adanya pergantian musim dan waktu yang
dibutuhkan dalam proses produksi lebih pendek (Torben,2007).
1.2 TUJUAN
1. Menguasai teknik kerja aseptis dalam memindahkan bakteri dari satu medium ke medium
lainnya.
2. Melakukan sterilisasi jarum inokulasi dan peralatam lainnya dengan api bunsen secara
benar.
3. Melakukan aktivitas tangan yang benar dan aman memegang, membuka dan menutup
tabung reaksi dan peralatan lainya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara
(nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.
Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih
dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk
tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi
mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Lud Waluyo,
2008).
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993).
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal
serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat
pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni
pada lempeng pembiakan (plate count) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung
secara mikroskopis (Burrows, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.II METODE
a. Cara Kerja
1. Semua tabung dan cawan di label yang telah berisi media steril
2. Inokulasi bakteri dari medium NB ke medium NA cair, medium NA tegak, medium NA
cawan dan Medium NB
3. Inokulasi bakteri dari medium NA miring ke medium NA cair, medium NA tegak,
medium NA cawan dan Medium NB
4. Inokulasi bakteri dari medium NA cawan ke medium NA cair, medium NA tegak,
medium NA cawan dan Medium NB
5. Inkubasi semua kultur 25 derajat celcius selama 24 jam sampai 48 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.I HASIL
KE
JENIS KEL KEL KEL KEL KEL KEL KEL
NO L GAMBAR
MEDIUM 2 3 4 5 6 7 8
1
1 -Medium cair (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
steril
-Medium cair (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
inokulasi
2 -Medium (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
miring steril
-Medium (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
miring
inokulasi
3 -Medium tegak (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
steril
- Medium tegak (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
inokulasi
4 -Medium cawan (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
steril
-Medium cawan (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
Inokulasi
Keterangan :
1. + : inokulasi
2. - : Bening
IV.II PEMBAHASAN
Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk
melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap steril, hal
ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)
Teknik aseptik merupakan salah satu keahlian dasar bagi mereka yang ingin menekuni
teknologi pangan. Terutama dalam melakukan analisa mikrobiologi. Salah satu teknik dasar
dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis
agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial
dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak
melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar
tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama
pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril.
Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu,
sendok atau penjepit yang steril (John, 1990).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi
kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial
dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak
melakukan analisis mikrobiologi. Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan
mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus
selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di
alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya
menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan
kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang
dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Rachmawati,2008).
Ada beberapa aturan umum yang harus diperhatikan dalam teknik aseptis, yaitu:
a. Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara,
misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu
dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang.
b. Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan
digunakan. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
c. Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan.
Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk
membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah
selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.
d. Semua peralatan yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah
disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi
masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus
peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan.
f. Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme
yang menempel.
g. Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan
alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai
meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal.
Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.
h. Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu
melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan
sarung tangan dirasa tidak bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan
tidak berbahaya.
i. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau
sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang
ada di tangan.
Pemindahan kultur bakteri biasanya dengan alat kawat inokulasi dan ujung kawat
inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom. Ujung kawat boleh lurus, boleh juga
kolongan yang berdiameter 1- 3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang
sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung
kawat itu disentukan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah
sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (sampel bakteri) selesai, mulut tabung
dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum
tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda.
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. Saunders
Company, Philadelphia.
John F. Anderson, et. al. 1990. Infectious but Nonpathogenic Isolate of Borrelia burgdorferi.
Journal of Clinical Microbiology. Vol. 28 (12). 2693-2699.
Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr.2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan
Company. Waterville.
Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Rachmawati, 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan
Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengabdian. Vol. 1 (2). 23-24.
Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar. 2007. Microbiologi. Forfattern Og.Systime : England.