Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

(TEKNIK KULTIVASI BAKTERI ANAEROB)

Disusun oleh:
Nama : Ratna Yunita
NIM : 1711050047
Kelas : IV B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI
Cover i
Daftar Isi ii
I. LATAR BELAKANG 1
II. TUJUAN 2
III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN 2
IV. TINJAUAN PUSTAKA 3
V. METODE 5
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 7
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 10
Daftar Pustaka 11
Lampiran 12

ii
TEKNIK KULTIVASI BAKTERI ANAEROB

I. LATAR BELAKANG
Terkait mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh
faktor Lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengubah sifat morfologi
dan fisiologi. Karena ini, mikroba selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk
kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan
optimumnya. Mikroba tidak hanya berbeda dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga
menunjukkan respons yang berbeda. Untuk berhasil kultivasi berbagai jenis mikroba,
diperlukan kombinasi nutrisi dan faktor lingkungan yang sesuai (Hafsah, 2009).
Selain menyediakan nutrisi yang sesuai dengan kultivitas, mikroba jugaperlu
disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum mikroba
khususnya bakteri yang sangat bervariasi persyaratan nutrisinya, tetapi juga
menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam
lingkungannya. Untuk berhasil kultivasi berbagai variasi mikroorganisme, diperlukan
kombinasi nutrisi dan lingkungan fisik yang sesuai. Selain itu, juga memengaruhi
laju pertumbuhan dan jumlah total.
Salah satu kelompok bakteri patogen pada manusia adalah kelompok bakteri
anaerob. Bakteri anaerob adalah mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen
sebagai elektron akseptor dalam proses respirasinya, tetapi menggunakan bahan
anorganik lain (Madigan et al, 1997). Kebanyakan mikroorganisme anaerob sangat
sensitif terhadap oksigen. Keberadaan sedikit oksigen saja dalam lingkungannya
dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme
anaerob mulai diteliti pada tahun 1877 dengan ditemukannya bakteri Vibrion
septique oleh Louis Pasteur.
Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk membiakan
mikroorganisme anaerob, salah satunya oleh Brewer pada tahun 1940 yang
menambahkan sodium tioglikolat (C2H3NaO2S) pada media biakan sebagai reagen
pereduksi oksigen (Margaret, 2009). Perkembangan teknik anaerob juga didukung
oleh Hungate pada tahun 1950 yang mengembangkan metode pergantian gas yang
berada di ruang kosong (head space) suatu wadah biakan. Gas yang berada di ruang
tersebut dikeluarkan dan diganti dengan gas nitrogen, hidrogen dan karbondioksida.
Metode ini dituliskan pada buku The Rumen and Its Microbes (Chung et al., 1997).
GasPak sistem merupakan metode kontenporer untuk kultivasi bakteri
anaerob yang dilakukan dengan cara menghilangkan kandungan oksigen dari dalam
sebuah wadah berpenutup rapat yang digunakan sebagai tempat inkkubasi untuk
bakteri anaerob yang ditumbuhkan pada medium pereduksi. Teknik ini menggunakan
suatu generator berupa gaspak yang terdiri dari material yang dibungkus alumunium
foil yang apabila terkena air akan menghasilkan hidrogen dan karbondioksida.
Pada saat ini, laboratorium mikrobiologi banyak menggunakan anaerob jar
bebas oksigen dan teknik Hungate untuk isolasi mikroorganisme anaerob. Selain itu,
masih banyak digunkan pula desikator untuk inkubasi bakteri anaerobik. Kultivasi
bakteri anaerob relatif lebih sulit dan rumit jika dibandingkan dengan kultivasi
bakteri aerob. Hal ini disebabkan karena kebutuhan metode kultivasi untuk
menciptakan lingkungan yang anaerob dan terbebas dari oksigen dan hal ini
memerlukan alat dan bahan yang spesifik. Oleh karena itu, praktikum kali ini
dilakukan untuk mengetahui efektivitas kultivasi bakteri pada GasPak sistem dan
desikator.

II. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum teknik kultivasi bakteri anaerob, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Melakukan kultivasi bakteri anaerob.
2. Mengetahui cara menggunakan alat GasPak sistem dan desikator.
3. Mengetahui jenis-jenis bakteri yang dapat tumbuh dalam lingkungan anaerob.

III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Hari/tanggal : Rabu, 24 April 2019
2. Waktu : 15.30 – 17.30
3. Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai 3

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan fisiologi karena, mikroba selain menyediakan nutrient
yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang
memungkinkan pertumbuhan mikroba secara optimum. Mikroba tidak hanya
bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukkan respon yang berbeda-

2
beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi
nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar & Chan, 1986).
Menurut (Kurniawan, 2019), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk kultivasi (menumbuhkan) bakteri anaerob, diantaranya:
Prinsip Metode Teknik
Brewer Jar
Evacuation and
GasPak System
Replecement of Oxygen
Chromium Sulfuric Acid
Atmosphere in Sealed Jar
Methods
Specialized Methods not Shake Culture Technique
Solid Medium
Pyrogallic Acid Technique
Requiring the Use of
Parafin Plugg Technique
Sealed Jar Broth Medium
Fluid Thioglycollate
Anaerob jar adalah suatu wadah yang kedap udara dan rendah oksigen dan
digunakan sebagai inkubator mikroorganisme anaerob. Reduksi oksigen pada
anaerob jar dilakukan dengan sitem GasPak yaitu menambahkan paladium sehingga
oksigen (O2) dapat bereaksi dengan hidrogen (H2) dari GasPak menjadi air (H2O)
(Harley and Prescott, 2002). Paladium sangat efektif untuk mereduksi oksigen, tetapi
disisi lain paladium mahal harganya (Shahin et al, 2002).
Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya
dari kelembaban udara (Daintith 1994). Desikator sederhana laboratorium adalah
wadah yang pada bagian dasarnya berisi silika gel atau bahan kimia pengering
lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin.
Vaselin atau petroleum jelly merupakan hidrokarbon golongan alkana dengan 20
hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak bumi (Oxtoby, 2002). Vaselin
berfungsi sebagai penutup celah antara penutup dan wadah desikator sehingga tidak
ada aliran udara masuk atau keluar dari desikator. Vaselin juga berfungsi sebagai zat
anti mikroorganisme (Fitriana, 2009). Berdasarkan kondisinya, desikator berpotensi
untuk dikembangkan menjadi anaerob jar dengan menghilangkan gas yang berada di
head space desikator.
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan
karbon dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon
terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi
mereka menjadi empat kelompok yaitu aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan
mikroanaerob, dan kelompok ini dapat dibedakan menurut pola pertumbuhan
didalam tabung-tabung reaksi (Pelczar, 1986). Bakteri anaerob akan terbunuh jika
terpapar dengan oksigen. Inkubasi bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus

3
yang mencegah kondisi lingkungan yang kaya oksigen, yaitu alat yang
disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe, salah satunya adalah
yang memanfaatkan teknik GasPak system (Cappuccino, 2001).
Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak
system adalah dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan
bantuan GasPak Generator dan katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia
(GasPak Generator) yang terdiri dari sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang
nantinya akan bereaksi dengan air sehingga menghasilkan karbon dioksida dan
hidrogen. Proses penambahan air dilakukan sebelum botol ditutup, dengan cara
dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol,
mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu.
Akhirnya, kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida
semakin meningkat, sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
pertumbuhan bakteri anaerob (Tortora dkk., 2010).
Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak,
dapat menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat
digunakan seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator
biologi dapat digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi
pada alat anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan
waktu yang lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya
bergantung juga pada medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu,
indikator kimia yang sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan
menjadi berkurang warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen (Tortora dkk.,
2010).
V. METODE
1. Alat
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Jarum ose
- Boks es
- Inkubator
- Spidol transparansi
- Korek api
- Plastik wrapp
- Pipet ukur 1 ml
- Hot plate
- Sprayer alkohol 70%.
- Beaker glass

4
2. Bahan
- Medium BHIA 10 ml
- Medium TSB 10 ml
- Kultur 24 jam
- Kultur 24 jam
- Kultur 24 jam
- Alkohol 70%
- Medium Thioglycolate
- Kertas label
- Air dingin/es batu
- Tisu
3. Cara Kerja
Prosedur Kerja Medium Thioglycollate
- Menyediakan medium thioglycollalesegar yang ditunjukkan dergian tidak
adanya warna merah muda di sepertiga bagian atas medium. Jika terdapat
warna merah, maka tutup tabung dikendurkan kenudian tabung isi medium
dimasukkan ke dalam air meniddih selama 10 menit sehingga oksigen (O 2)
yang terlarut di dalam medium akan keluar dari dalam tabung. Setelah itu
mendinginkan medium hingga 45 oC dan menginokulasi dengan bakteri uji.
- Menginokulasikan setiap bakteri uji pada medium thioglycollate dengan cara
menusuk bagian tengah medium menggunakan jarum inokulasi (jarum lurus)
sampai mendekati bagían bawah medium (fidak sampa menembus bagian
dasar medium)
- Menginkubasi medium thioglycollate yang telah dinokulasikan pada suhu 37
o
C selama 24-48 jam.
- Setelah inkubasi selesai, melakukan pengamatan dan mencatat hasil
praktikum yang diperoleh pada buku logbook
- Menentukan dan mengklasifikasikan termasuk ke dalam kelompok mana
bakteri-bakteri uji tersebut berdasarkan kebutuhan oksigennya.
Prosedur Kerja Teknik Anaerobik GasPak Sistem
- Menyiapkan 2 buah medium NA cawan untuk masing-masing kelompok dan
setelah itu memberi garis pada bagian dasar kedua cawan tersebut
menggunakan spidol transparansi sehingga diperoleh 3 bagian yang sama
besar. Memberi nama masing-masing bagian kemudian memberi nama
bakteri uji yang akan diinokulasikan.
- Menginokulasikan semua bakteri uji secara streak plate lurus pada bagian
medium cawan yang sesuai dengan identitas nama bakteri ujinya.

5
- Mengambil 1 bungkus generator GasPak dan memotong salah satu sudut
bagian atas dari generator tersebut kemudian segera memasukkan ke dalam
wadah (stoples) inkubasi dalam posisi menggantung (menggunakan penjepit).
- Memasukkan 1 buah medium NA cawan yang telah dinokulasikan dengan
posisi terbalik ke dalam wadah (stoples) inkubasi.
- Memasukkan strip indikator ke dalam wadah (stoples) inkubasi dan mengatur
posisinya agar tetap dapat terlihat jelas dari luar.
- Meneteskan sebanyak 10 ml akuades steril tepat mengenai generator GasPak
dan segera menutup rapat wadah (stoples) inkubasi.
- Menempatkan wadah (stoples) inkubasi pada suhu 37 oC selama 24-48 jam.
- Mengamati strip indikator yang terdapat di dalam wadah (stopies) inkubasi
beberapa jam setelah inkubasi, apakah sudah berubah warna dari biru menjadi
tidak berwarna. Apabila strip indikator sudah tidak berwana berarti kondisi
anaerob sudah terbentuk di dalam wadah (stoples) inkubasi.
- Sebagai pembanding, menginkubasi 1 cawan petri kedua yang telah
dinokulasi dengan bakteri uji pada posisi terbalik pada suhu 37 oC dalam
kondisi aerobik selama 24-48 jam.
- Setelah waktu inkubasi selesai, mengamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri
uji pada medium thioglycollate, medium NA cawan di dalam wadah (stoples)
inkubasi, dan medium NA cawan yang dinkubasi secara aerobik. Mencatat
hasil pengamatan pada logbook masing-masng sesuai dengan tabel
pengamatan yang telah ada.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM


1. Hasil Praktikum
Gaspak
Bakteri Uji Anaerobik Jar Inkubator Klasifikasi
Anaerobik
S. aureus di permukaan di permukaan di permukaan Aerobik
E. coli di permukaan di permukaan di permukaan Aerobik

2. Pembahasan
Setiap kehidupan di alam selalu melakukan aktivitas metabolisme dasar
untuk menjaga kelangsungan hidup. Begitu pula dengan mikroba. Hal tersebut
merupakan proses yang spontan yang dapat mempertahankan tingkat organisasi
tertentu karena harus mendapatkan dukungan dari metabolisme dari lingkungan.

6
Setiap jasad hidup memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok kegiatan, yaitu metabolisme dan pelestarian diri. Di dalam arti luas
metabolisme diartikan dengan fungsi-fungsi nutrisi, tesis, dan respirasi. Oksigen
bebas penting bagi bakteri untuk sel respirasi, namun bakteri perlu bebas untuk
itu, tergantung pada keberadaan sistem, biooksidatif yang ada pada setiap spesies,
sehingga dikenal sebagai respirasi aerob dan anaerob. Respirasi yang
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi aerob,
dan yang menggunakan komposisi anorganik sebagai penerima elektron disebut
respirasi anaerob.
Prinsip kerja dari gaspak sistem mengeluarkan oksigen dari botol yang
tertutup dengan bantuan GasPak Generator dan katalis. Sistem tersebut
menggunakan bungkus kimia (GasPak Generator) yang terdiri dari sodium
bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya akan bereaksi dengan air
sehingga menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Proses penambahan air
dilakukan sebelum botol ditutup, dengan cara dipipet ke dalamnya. Setelah itu,
paladium, yang terletak di tutup botol, mengkatalisis pembentukan air yang
berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya, kandungan oksigen semakin
berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat, sehingga
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri
anaerob (Tortora dkk., 2010).
Prinsip kerja dari desikator yaitu desikator dilengkapi dengan penutup kaca
yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly merupakan hidrokarbon
golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak
bumi (Oxtoby, 2002). Vaselin berfungsi sebagai penutup celah antara penutup
dan wadah desikator sehingga tidak ada aliran udara masuk atau keluar dari
desikator. Vaselin juga berfungsi sebagai zat anti mikroorganisme (Fitriana,
2009).
Regaen anaerob yang baik akan langsung bereaksi dengan menghasilkan
embun. Dihasilkannya embun merupakan salah satu ciri dari reaksi yang bersifat
eksoterm dan melepaskan energi dan menghasilkan panas. Cawan petri yang
akan diinkubasi pada keadaan anaerob ini dimasukkan dalam stoples dalam
keadaan tidak terbalik. Hal ini berlawanan dengan inkubasi pada umumnya yang
mengharuskan cawan dalam keadaan terbalik. Cawan petri diletakkan dengan
keadaan tidak terbalik dengan tujuan untuk menghindari jatuhnya medium agar

7
nutrisi yang disebabkan karena tekanan dalam anaerobic jar tersebut. Jika
medium rusak, maka pertumbuhan mikroorganisme akan terganggu pula. Pada
tutup anaerobic jar terdapat katup. Pada saat pengikatan oksigen oleh reagen,
udara dalam jar akan berkurang sedikit demi sedikit sehingga menyebabkan
tekanan didalam jar akan meningkat secara perlahan. Dalam beberapa hari, untuk
membuka anaerobic jar kita perlu membuka katup ini sebelum membuka tutup
secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk menyamakan tekanan pada dalam jar
dengan tekanan pada lingkungan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa S. aureus
dan E. coli merupakan kelompok bakteri aerobik. Kondisi ini diketahui dengan
melihat pertumbuhan bakteri pada anaerobik jar, gaspak anaerobik dan inkubator
yang semuanya memperlihatkan pertumbuhan di atas permukaan medium cawan.
Hal ini selaras dengan pernyataan menurut (Jawetz, et al., 2001) bahwa
Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah
suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 20-
35ºC. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan mengkilat.
(Merchant dan Parker, 1961) juga menyatakan bahwa E. coli bersifat aerob atau
kualitatif anaerob, dapat tumbuh pada media buatan. Beberapa sifat E. coli antara
lain pertumbuhan optimum pada suhu 37ºC, dapat tumbuh pada suhu 15ºC -
45ºC, 11 tumbuh baik pada pH 7,0 tapi tumbuh juga pada pH yang lebih tinggi.
Terjadi beberapa kemungkinan kesalahan dalam praktikum menggunakan
gaspak. Indikator pada gaspak menunjukkan tidak adanya perubahan warna.
Artinya, telah tercipta lingkungan anaerobik, namun, bakteri aerob masih dapat
tumbuh di dalamnya. Begitu pula pada desikator. Kondisi anaerob pada desikator
yang ditunjukkan dengan perubahan warna silica gel tap dapat ditumbuhi bakteri
aerob. Namun demikian perlakuan pada masing-masing alat menunjukkan
perbandingan yang berbeda. Pertumbuhan bakteri pada gaspak terlihat lebih
sedikit karena lingkungan anaerob yang menghambat pertumbuhannya
dibandingkan dengan desikator. Bakteri yang tumbuh pada desikator terlihat
lebih banyak dari seharusnya karena terhalang oleh kondisi anaerob. Hal ini
dapat disebabkan karena kondisi alat yang kurang baik sehingga lingkungan
dalam desikator tidak kedap udara. Pertumbuhan bakteri yang paling banyak
yaitu dalam inkubator karena tidak terhambat oleh suasana anaerob.

8
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Bakteri anaerob adalah mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen
sebagai elektron akseptor dalam proses respirasinya, tetapi menggunakan bahan
anorganik lain. Metode yang dapat digunakan untuk kultivasi bakteri anaerob
diantaranya menggunakan Anaerobik jar/desikator dan GasPak sistem. Anaerob
jar adalah suatu wadah yang kedap udara dan rendah oksigen dan digunakan
sebagai inkubator mikroorganisme anaerob. Desikator adalah wadah untuk
mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara dan
berpotensi untuk dikembangkan menjadi anaerob jar dengan menghilangkan gas
yang berada di head space desikator.

2. Saran
Sehubungan dengan praktikum ini, praktikan memberikan saran bagi
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk menambah kelengkapan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan mahasiswa serta terus melakukan pemantauan
mengenai keadaan baik/tidaknya peralatan yang tersedia di laboratorium.
Kemudian saran khusus yang ditujukan bagi mahasiswa yaitu:
- Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, mahasiswa harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
- Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan praktikum
ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam
melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino & Sherman, 2001. Mikrobiologi pangan. Media Puustaka . Jakarta

9
Chung, King-Thom dan M. P. Bryant. 1997. Robert E. Hungate: Pioneer of
Anaerobic Microbial Ecology. Department of Microbiology and Molecular
Cell Sciences, The University of Memphis, Memphis, TN 38152 Department of
Animal Science, University of Illinois, Urbana, IL 61801, U.S.A. Anaerobe (3):
213– 217.
Fitriana, M. 2009. Skripsi: Formulasi dan Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro
Salep Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana val.) dengan
Basis Vaselin. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Harley and Prescott. 2002. Laboratory Exercise In Microbiology. 5th Edition. Mc
Graw Hill.
Madigan, M.T dan J.M. Martinko. 1997. Brock; Biology of Microorganisms. 8th
edition. Pearson Prentice Hall: USA.
Margaret. 2009. Artikel: The Recognition of Anaerobic Growth and the Development
of the Anaerobic Jar. www.cmpt.ca/pdf_archived.../anaerob
es_jar_mswift_03_7_4.pdf. Didownload pada 29 November 2009 pukul 08.00
WIB.
Oxtoby, D.W. 2002. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Edisi keempat. Erlangga:
Jakarta.
Shahin, May., W. Jamal, T. Verghese, dan V.O. Rotimi. 2002. Comparative
Evaluation of Anoxomat and Conventional Anaerobic GasPak Jar Systems for
the Isolation of Anaerobic Bacteria. Departments of Microbiology, Faculty of
Medicine, Kuwait University and Mubarak AlKabeer Teaching Hospital,
Kuwait. Med Princ Pract. Vol 12: 81–86.
Tortora, dkk. 2010. Microbiology an Introduction. Addison Wesley: Canada
Watt.1976. Dasar-dasar Mikrobiologi. Gajah tunggal: Malang

LAMPIRAN

Lampiran 1

10
A B

Keterangan: A (pertumbuhan bakteri S. aureus pada GasPak Anaerobik), B


(pertumbuhan bakteri S. aureus pada Anaerobik Jar), C (pertumbuhan bakteri S.
aureus pada inkubator)

11

Anda mungkin juga menyukai