Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 10

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasikan kebutuhan oksigen bebas (atmosfer) dalam pertumbuhan
mikroorganisme
2. Melakukan metode menumbuhkan bakteri pada kondisi anaerob menggunakan
anaerob jar
II. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip pada percobaan 10 ini yaitu dengan menginokulasi dan menumbuhkan
bakteri pada cawan petri yang mengandung agar nutrisi dan akan diuji karakteristik
kebutuhan akan oksigennya. Percobaan ini akan dilakukan dalam dua kondisi yaitu
ada oksigen dan tidak ada oksigen, dimana pada kondisi tidak ada oksigen akan
menggunakan alat yaitu anaerob jar.
III. TEORI DASAR
Setiap organisme di alam selalu melakukan aktivitas metabolisme dasar untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Begitu pula dengan mikroba. Hal tersebut
merupakan proses yang spontan yang dapat mempertahankan tingkatan organisasi
tertentu karena selalu mendapatkan suplai energi dari lingkungan. Setiap jasad hidup
memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok kegiatan, yaitu
metabolisme dan pelestarian diri. Di dalam arti luas metabolismediartikan dengan
fungsi-fungsi nutrisi, sntesis, dan respirasi (Utami, 2004).
Respirasi adalah penggunaan rantai angkut elektron untuk mengantarkan elektron
ke penerima elektron anorganik akhir. Energi dapat diperoleh melalui fosforilasi
oksidatif, tetapi prosesnya dapat menggunakan oksigen sebagai penerima elektron
terakhir (respirasi aerob) atau senyawa anorganik lainnya (respirasi anaerob) (Volk
dan Wheeler, 1988).
Kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat
berbeda, tergantung pada adanya system enzim biooksidatif yang ada pada tiap
spesies sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob.respirasi yang
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima electron disebut respirasi aerob,
sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima electron disebut
respirasi anaerob (Utami, 2004).
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat
respirasi dapat dilakukan pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun
media cair, untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya
menggunakan media cair. Medium cair merupakan medium yang tidak mengandung
bahan pemadat (misalnya serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk
menumbuhkan bakteri yang akan dipelajari sifat respirasinya. Sifat respirasi bakteri
tersebut dapat diketahui dari tempat terkumpulnya sel-sel bakteri yang ditandai dari
letak zona yang tampak keruh pada medium cair itu (Hastuti, 2012).
Berdasarkan pengaruh kebutuhan O2, mikroorganisme diklasifikasikan menjadi 5
yaitu:
1. Mikroorganisme aerob obligat/aerob : mikroorganisme yang hanya dapat
tumbuh jika terdapat persediaan oksigen yang banyak. Contohnya adalah
Nitrobacter, Hydrogenomonas, Micrococcus luteus, Pseudomonas
fluorescens dan Mycobacterium phlei.
2. Mikroorganisme aerob fakulatif : mikroorganisme yang dapat tumbuh
dengan baik jika tersedia oksigen yang cukup, tetapi juga dapat tumbuh
secara anaerob.
3. Mikroorganisme anaerob obligat/anaerob : mikroorganisme yang hanya
dapat tumbuh jika tidak ada oksigen. Mikroorganisme anaerob tidak dapat
hidup dalam lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari
0,4%. Di dalam lingkungan dengan kandungan oksigen sekitar 0,1% dapat
diperoleh dengan menggunakan tabung anaerobik GasPak (GasPak
anaerobic jar) dan agar kocok atau sistem asam pirogallol-NaOH. Contohnya
adalah Clostridium tetani. Streptococcus lactis, dan Bacteroides fragilis.
4. Mikroorganisme mikroaerofil : mikroorganisme yang memerlukan oksigen,
akan tetapi hanya dapat tumbuh apabila kadar oksigen diturunkan menjadi
15% atau kurang dari 15%. Pada umumnya, mikroorganisme ini dapat
tumbuh subur dengan kadar oksigen sekitar 5-10%. Lingkungan mikroaerofil
dapat diperoleh pada biakan agar kocok dan amplop GasPak khusus, yang
menghasilkan 5-12% CO2 dan 5-15% O2 yang ditempatkan pada tabung
anaerob. Contohnya adalah Campylobacter jejuni yang menyebabkan
diarhea akut dan gastroenteritis (Bibiana, 1994).
5. Mikroorganisme anaerob fakulatif : mikroorganisme yang dapat tumbuh
dengan sangat baik jika terdapat oksigen ataupun tanpa oksigen. Contohnya
adalah Escherichia coli, Salmonella thypose, Staphylococcus aureus dan
Shigella (P. M. Gaman & K. B. Sehrrington, 1994, 249:317).
Sumber : https://www.slideshare.net/ekoittihad/nutrisi-dan-medium-kultur-mikroba
Gambar 3.1 Distribusi bakteri dalam media cair

Berdasarkan pengaruh oksigen terhadap pertumbuhan mikroorganisme, terdapat


beberapa metode untuk membiakan mikroorganisme, salah satunya dengan
menggunakan Anaerobic Jar. Anaerobic jar merupakan suatu wadah berpenutup
kedap udara untuk mengkultur atau menumbuhkan mikroorganisme anaerob.
Anaerobic jars dapat terbuat dari metal atau polikarbonat transparan dan pada
beberapa tipe dilengkapi dengan pengukur tekanan. Sesuai dengan namanya maka
anaerobic jar akan menghilangkan kandungan oksigen dalam wadah yang berbentuk
semacam tabung. Dalam tabung tersebut terdapat gas generating kit yang terdiri dari
sodium bikarbonat dan sodium borohidrat. Gas generating kit tersebut akan
menyerap oksigen dan mengubahnya menjadi CO2 dan H2O, sehingga pada
akhirnya tercapai kondisi anaerob (Collins 2004: 83).

Sumber : http://www.scientificlabs.co.uk/product/ANA1040
Gambar 3.2 Anaerobic Jar

Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system
adalah dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan
GasPak Generator dan katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia
(GasPak Generator) yang terdiri dari sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang
nantinya akan bereaksi dengan air sehingga menghasilkan karbon dioksida dan
hidrogen. Proses penambahan air dilakukan sebelum botol ditutup, dengan cara
dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol,
mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu.
Akhirnya, kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida
semakin meningkat, sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
pertumbuhan bakteri anaerob (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003;
Tortora dkk., 2010).
Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat
menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan
seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi dapat
digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat anaerob
jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang lama
(harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga pada
medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang
sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang
warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001;
Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).

Sumber : http://www.medical-labs.net/gaspak-system-the-anaerobic-jar-2914/
Gambar 3.3 Sistem dan reaksi yang terjadi didalam Anaerobic Jar
Senyawa-senyawa kimia yang berperan dalam tercapainya keadaan anaerob akan
saling bergabung membentuk reaksi sebagai berikut :

NaBH4 + 2H2O NaBO2 + 4H2O


C3H5O(COOH)3 + 3NaHCO3 + COCl3 C3H5O(COONa)3 + 3CO2 +
3H2 + COCl2
2H2 + O2 + COCl2 2H2O +COCl2
Fungsi COCl2 yaitu sebagai katalis untuk membantu terjadinya reaksi kimia.
Hidrogen yang dihasilkan pada reaksi 2 akan bereaksi dengan oksigen yang ada dalam
stoples dan reaksi akan berlangsung di palladium catalyst pellete. Keadaan tidak ada
oksigen atau anaerob akan tercapai apabila oksigen yang ada di dalam stoples sudah habis
berikatan dengan hidrogen dan indikator juga terjadi perubahan warna.

Anda mungkin juga menyukai