Anda di halaman 1dari 12

RESPIRASI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Mikrobiologi
Yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si

Oleh kelompok 5 / OFF H :


1.
2.
3.
4.

Monika N. Kuruwop
Nurul Hikmah
Yanis Kurnia Basitoh
Yunita Nur Agustiningsih

( 140342602548 )
( 140342601418 )
( 140342604027 )
( 140342601774 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016

BAB I
PENDAHULUAN
Topik

: Respirasi Bakteri

Waktu dan Tempat :


Praktikum uji respirasi bakteri dilakukan pada hari Kamis, 18 Februari 2016 di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1. Untuk memperoleh keterampilan membuat medium cair
2. Untuk mengetahui sifat respirasi bakteri
Dasar Teori
Respirasi merupakan penggunaan rantai angkut electron untuk
menghantarkan electron ke penerima electron anorganik akhir. Selain itu,
respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energy.
Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik tumbuhan,
bakteri, protista, cendawan, hewan, maupun manusia. Respirasi dilakukan baik
siang hari maupun malam hari (Jasin, 1989). Energy diperoleh melalui fosfolilasi
oksidatif tetapi prosesnya dapat menggunakan oksigen sebagai penerima electron
terakhir (respirasi aerob) atau senyawa anorganik lainnya (respirasi anaerob)
(Pelczar, 1986).
Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal merespon
terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi
menjadi empat kelompok yaitu aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan
mikroaerofil. Makanan yang tersedia sehari-hari, terkadang jika disimpan terlalu
lama atau dibiarkan begitu saja lama kelamaan akan menjadi busuk. Salah satu
penyebab busuk itu adalah adanya mikroba yang hidup pada makanan tersebut.
Pada respirasi bakteri, gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri adalah oksigen dan karbondioksida. Kebutuhan akan oksigen bebas
dariudara bagi mikroba untuk respirasi sel sangat berbeda, tergantung pada adanya
sistem enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal
adanyarespirasi aerob dan anaerob. Respirasi yang menggunakan oksigen bebas

sebagai penerima electron disebut respirasi aerob, sebagai yang menggunakan


senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi anaerob (Utami,
2004).
Menurut Darmawan (2010) dalam pemanfaatan oksigen (O2) untuk
respirasinya, bakteri dibagi menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Respirasi Aerob
Yaitu kelompok bakteri yang membutuhkan O2 yang sangat banyak
sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob. (Pelczar,
1986).
2. Respirasi Anaerob
Yaitu kelompok bakteri yang tidak membutuhkan O2 bebas, bahkan jika
kontak dengan oksigen akan mematikan organisme tersebut. Organisme
anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk tumbuh. Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen
dengan kadar atmosfer (Suriawiria, 1986).
3. Respirasi Mikroaerofilik
Yaitu bakteri pada kelompok ini akan terhambat pertumbuhannya oleh
oksigen yang jenuh. Pertumbuhan terbaik bagi kelompok organisme ini adalah
konsentrasi oksigen terbatas. Mikroaerofilik respirasi bagi organisme yang
dapat menggunakan oksigen, tetapi hanya pada konsentrasi yang rendah,
pertumbuhannya dihambat oleh level oksigen yang normal (Volk & Wheeler,
1993).
4. Respirasi Anaerob Fakultatif
Yaitu bakteri yang dapat menggunakan O2 yang sebagai akseptor
electron atau sebagai penggantinya, diambil oksigen dari garam-garam seperti
NaNO3. Penggunaan pengganti ini kadang-kadang disebut juga respirasi
anaerob. Bakteri yang memiliki tipe respirasi anerob fakultatif dapat
menggunakan oksigen jika tersedia (Volk & Wheeler, 1993).
Medium cair merupakan medium yang tidak mengandung bahan pemadat
(misalnya serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri

yang akan dipelajari sifat respirasinya. Sifat respirasi bakteri tersebut


dapatdiketahui dari tempat terkumpulnya sel-sel bakteri yang ditandai dari letak
zonayang tampak keruh pada medium cair itu (Hastuti, 2012). Pada media
cair pertumbuhan bakteri dapat diamati dengan mengamati
akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Bakteri aerob akan
berada dipermukaan atas karena bakteri akan mengambil
oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar
jauh dari permukaan, bakteri yang anaerob fakultatif akan
tumbuh tersebar pada medium cair tersebut, dan bakteri
mikroaerofil akan tumbuh sedikit dibawah permukaan (Suriawiria,
1986). Selain itu, ada beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri yaitu: temperatur, kelembaban, sinar matahari dan zat kimia. Sehingga
factor temperature, kelembapan sinar matahari dan zat kimia harus berjalan
dengan seimbang agar suatu bakteri dapat melakukan respirasi dengan baik.

Gambar. Distribusi mikroba dalam medium cair


Pada proses respirasi

BAB II
METODE
Alat dan Bahan
- Alat
1. Timbangan
2. Sendok
3. Jarum inoculum berkolong
4. Kaca pengaduk
5. Labu Enlenmeyer
6. Incubator
7. Gelas ukur 10 ml
8. Otoklaf
9. Kompor gas
10. Rak tabung reaksi
11. Gunting
12. Tabung reaksi
13. LAF
14. Lap
15. Stirrer
16. Lampu spiritus
- Bahan
1. Beef extract
2. Bacto peptone
3. Aquades
4. Kapas
5. Kain kasa
6. Alcohol 70%
7. Lisol
8. Vaseline
9. Sabun cuci
10. Lap
11. Benang kasur
12. Biakan bakteri

Cara Kerja
1. Pembuatan Medium NA Cair
Alat dan bahan yang akan digunakan pembuatan medium cair dipersiapkan

Bahan pembuatan medium NA cair dihitung untuk ukuran pembuatan 100 ml

Bahan-bahan ditimbang seperti beef extract =0,3 gram, amilum = 0,2 gram,
dan aquades 100 ml
Bahan-bahan yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas piala
kemudian dipanaskan diatas kawat kasa pada kompor gas
Medium NA cair diaduk hingga homogen

Medium yang sudah mendidih diangkat dan ditunggu hingga medium agak
dingin (hangat)

Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diberi label sebanyak
5 ml menggunakan makropipet

Tabung reaksi yang telah diisi medium NA cair ditutup dengan kapas dan
dimasukkan ke dalam beaker glass

Memilih 2 macam koloni bakteri yang akan diperiksa

Secara aseptic, menginokulasikan kedua macam suspense bakteri tersebut ke


dalam medium cair.

Menginokulasi setiap macam suspense ke dalam tabung medium cair sebanyak


1 kolong jarum inokulasi berkolong
Memutar-mutar tabung reaksi tersebut diantara kedua belah tangan sehingga
diperoleh suspense yang merata

Beaker glass yang beriisi tabung dimasukkan ke dalam otoklaf untuk


disterilisasi selama 15 menit

Medium ditunggu hingga 1x24 jam atau 2x24 jam. Jika medium tetap jernih
maka medium steril dan dapat digunakan

2. Inokulasi Bakteri
Secara aseptic, kedua macam suspense bakteri yang akan diamati
diinokulasikan ke dalam medium cair sebanyak 1 kolong jarum inokulasi
berkolong dengan cara diputar-putar dalam tabung reaksi agar bakteri merata
pada medium
Bakteri yang telah diinokulasikan kemudian dimasukkan ke dalam incubator
pada suhu 370C

Hasil inokulasi diamati pertumbuhan bakteri setelah 1x24 jam atau 2x24 jam

Hasil dicatat pada data

BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
Tabel Pengamatan Respirasi Pada Bakteri
Koloni

Letak Distribusi

Tipe Respirasi

Bakteri

Sel Bakteri

Bakteri

K1

Dalam Tabung
Permukaan

Aerob

K2

Permukaan

Aerob

Gambar

Keterangan:
K1: Sampel bakteri dari Masjid
K2: Sampel bakteri dari selokan
Analisis Data
Berdasarkan hasil percobaan terdiri atas dua sample koloni yang berasal
dari masing-masing tempat yang berbeda. Pada sample koloni pertama (K1) yaitu
koloni yang diambil dari biakan bakteri yang ditangkap di tempat wudhu Masjid
UM. Pada koloni pertama hasil percobaan respirasi menunjukan distribusi sel
bakteri berada di permukaan medium. Dengan demikian tipe respirasi dari K1
adalah respirasi aerob.

Pengamatan kedua yaitu menggunakan sample koloni bakteri yang


ditangkap di sekitar selokan FMIPA UM (K2). Pada koloni kedua hasilnya sama
dengan koloni pertama yaitu distribusi sel bakteri berada pada permukaan
medium, sehingga termasuk bakteri aerob. Jadi. Kesimpulan sementara dari
praktikum ini adalah semua bakteri (K1 dan K2) pada pengamatan memiliki tipe
respirasi aerob.
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil praktikum, kedua koloni memiliki tipe respirasi
aerob karena sel bakteri berada dipermukaan medium. Aerob dalam praktikum ini
adalah aerob obligat yaitu membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel
aerobik. Dengan demikian Menurut Utami (2004), bakteri aerob akan berada
dipermukaan atas karena ia akan mengambil oksigen bebas dari udara. Dalam
media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan
mengamati akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Pada pengamatan yang
telah dilakukan yaitu terdapat bahwa respirasi bakteri secara aerob, bakteri
terdapat pada tabung reaksi pada daerah atas permukaan medium cair.
Pada tipe respirasi lain seperti bakteri anaerob, dimana bakteri tidak
melakukan respirasi dengan oksigen sehingga bakteri ada di dasar medium. Selain
itu pada bakteri anaerob biasanya oksigen akan merusak sel bakteri tersebut,
seperti Streptococcus lactis dengan demikian bakteri cenderung ada di bagian
bawah (Darmawan, 2010). Pada tipe respirasi anaerob fakultatif, bakteri masih
membutuhkan gas oksigen, namun masih dapat hidup tanpanya seperti
Escherichia coli
medium cair.

sehingga jika dalam praktikum bakteri akan merata pada


Pada tipe bakteri mikroaerofilik, yaitu jenis bakteri yang

menggunakan oksigen untuk respirasi, tapi hanya dapat hidup dengan konsentrasi
oksigen yang rendah seperti Campylobacter fetus, sehingga sel bakteri akan
berkumpul di tengah-tengah medium (Wheeler dan volk, 1993).
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat
respirasi dapat dilakukan pada media pertumbuhan bakteri baik media padat
maupun media cair, untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi
bakteri biasanya menggunakan media cair. Dalam media cair pertumbuhan bakteri

tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari sel-sel bakteri
yang tumbuh. Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat bahwa
respirasi bakteri secara aerob, bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah atas
permukaan tabung reaksi. Menurut (Utami, 2004), bakteri aerob akan berada
dipermukaan atas karena ia akan mengambil oksigen bebas dari udara.
Menurut Dwidjoseputro (1998), Terjadinya perbedaan tempat akumulasi
sel-sel bakteri yaitu untuk mempermudah identifikasi bakteri, memudahkan
pengelompokan bakteri berdasarkan pola pertumbuhannya bakteri, Pemanfaatan
pada tehnologi pengawetan bahan makanan, terutama yang menggunakan
mikroorganisme, mengetahui faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan
bakteri,karena bakteri memperlihat keragaman yang luas dalam hal respon
terhadap oksigen bebas.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Mahasiswa terampil dalam pembuatan medium NA cair. Medium cair
digunakan

dalam

praktikum

respirasi

karena

untuk

mempermudah

pengamatan distribusi sel bakteri. Pembuatan medium cair sama dengan


pembuatan Nutrien Agar, akan tetapi pada Nutrien
2. Respirasi bakteri berbeda-beda. Tipe-tipe respirasi tersebut antara lain, tipe
aerob, anaerob, anerob fakultatif, dan mikroaerofil. Pada hasil praktikum

didapatkan data bahwa bakteri amatan memiliki tipe respirasi aerob karena
sel bakteri berada di permukaan medium
.

DAFTAR RUJUKAN
Darmawan, Ericka. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. Jakarta: Java
Aurora.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hastuti, U.S. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Jasin, M. 1989. Biologi Umum untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Bina Pustaka
Utama.
Pelczar, M.C. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press .
Suriawiria, U. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Penerbit Angkasa

Utami, U. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam


Negeri Malang.
Volk, W.A. & Wheeler, M.F. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Wheeler dan volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Hlm 30-31

LAMPIRAN

Sampel bakteri dari koloni 1

Sampel bakteri dari koloni 2

Anda mungkin juga menyukai